Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai variabel moderating pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011-2013

64

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pembahasan hipotesis pertama dapat diketahui bahwa secara simultan variabel PAD dan DP berpengaruh signifikan terhadap PE. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai F-hitung dengan nilai F tabel. Diketahui bahwa nilai F-hitung 316,712 lebih besar dari nilai F-tabel 3,150. Jadi dapat disimpulkan bahwa PAD dan DP secara bersama-sama berpengaruh terhadap PE. Hal ini juga didukung oleh nilai R 2 = 0,913 yang berarti hubungan antara PAD dan DP terhadap PE sebesar 91,3. Sedangkan Adjusted R Square sebesar 0,911 berarti 91,1 faktor-faktor PE dapat dijelaskan oleh PAD dan DP, sedangkan 8,9 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sumber-sumber keuangan daerah yang diperoleh melalui PAD mutlak diperlukan untuk membiayai jalannya pemerintahan dan pembangunan daerah. Upaya pemenuhan PAD ini dilakukan pemerintah daerah dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Perda tentang berbagai jenis pajak daerah dan retribusi daerah. Ditambah dengan DP yang merupakan pendapatan daerah yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah diharapkan dapat mendorong akifitas perekonomian masyarakat daerah sehingga berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Secara parsial PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap PE. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryati dan Endrawati 2010 dan Bati 2009 yaitu PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap PE. Maryati dan Endrawati 2010:69, “Adanya kenaikan PAD akan memicu dan memacu Universitas Sumatera Utara 65 pertumbuhan ekonomi daerah menjadi lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi daerah sebelumnya”. Dana yang tersedia melalui PAD ini harus memadai dan mencukupi sehingga pemerintah daerah dapat memanfaatkan dan menggunakan dana tersebut untuk menjalankan pemerintahannya dengan sebaik mungkin. Dengan demikian, pembangunan daerah akan tercapai sehingga masyarakat setempat merasakan peningkatan, baik dari aspek pelayanan publik maupun perekonomian. Secara parsial DP berpengaruh positif dan signifikan terhadap PE. Dana perimbangan terdiri dari DAU, DAK dan DBH. Dalam penelitian ini DAU, DAK dan DBH disatukan kedalam dana perimbangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginting 2013 dan Muis 2012 menyimpulkan bahwa secara parsial DAU dan DAK berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryati dan Endrawati 2010 menyimpulkan bahwa secara parsial DAK tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil penelitian ini ditemukan adanya ketidakkonsistenan diantara hasil penelitian. Kuncoro 2004:28, “dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi”. Dengan adanya dana perimbangan ini maka setiap daerah diharapkan memiliki keseimbangan kemampuan keuangan. Dana transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Universitas Sumatera Utara 66 dan pelayanan kepada masyarakat yang tercermin dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Setelah dilaksanakan pengujian hipotesis pertama, maka pengujian kembali dilakukan menggunakan variabel pemoderasi yaitu belanja modal. Situmorang dan Lufti 2014:204, “variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain”. Pengujian hipotesis kedua menggunakan uji interaksi yang dilakukan dengan mengalikan variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel moderasi dengan variabel bebas. Suliyanto, 2011:212, “jika variabel hasil perkalian antara variabel bebas dengan variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel moderasi signifikan maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel moderasi benar- benar memoderasi hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung”. Secara simultan PAD, DP, BM dan interaksinya dengan masing-masing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap BM, sehingga dapat disimpulkan variabel BM dapat memoderasi hubungan antara PAD dan DP dengan PE. Hal ini juga didukung oleh nilai R 2 adalah 0,927 yang berarti bahwa 92,7 variasi PE yang dapat dijelaskan oleh variabel independen PAD, DP, BM, moderat1 hasil perkalian variabel PAD dan BM, moderat2 hasil perkalian variabel DP dengan BM. Sisanya sebesar 7,3 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. BM berpengaruh signifikan terhadap hubungan PAD dan PE. Hal ini dapat terlihat dari variabel moderat1 yang merupakan hasil interaksi antara vaiabel PAD dan BM mempunyai tingkat signifikansi 0,003. Nilai tersebut lebih kecil daripada Universitas Sumatera Utara 67 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan BM merupakan variabel moderating serta BM memoderasi hubungan PAD dan PE. BM tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan DP dan PE. Hal ini dapat terlihat dari variabel moderat2 yang merupakan hasil interaksi antara DP dan BM mempunyai tingkat signifikansi 0,087. Nilai tersebut lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan BM bukan merupakan variabel moderating serta BM tidak memoderasi hubungan DP dan PE. Hasil penelitian ini tidak memiliki kesamaan dengan penelitian lain yang menggunakan BM sebagai variabel moderating oleh karena itu penulis tidak membandingkan dengan hasil penelitian terdahulu tentang hasil moderating namun membahas secara langsung BM sebagai variabel moderating. Lokasi penelitian ini berbeda dengan lokasi penelitian yang dilakukan oleh Maryati dan Endrawati 2010. Penelitian ini mengambil sampel pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara sementara pada penelitian Maryati dan Endrawati mengambil sampel pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Barat. Periode penelitian juga berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Periode penelitian yang digunakan lebih up to date yaitu tahun 2011-2013, dimana pada periode penelitian ini, rata-rata pertumbuhan ekonomi menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Universitas Sumatera Utara 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Propinsi Aceh dengan Dana Otonomi khusus sebagai Moderator

1 75 166

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

1 80 82

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

10 69 114

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Peningkatan Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 54 73

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 52 85

Pengaruh Dana Perimbangan Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

3 44 97

Pengaruh Dana Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Propinsi Aceh dengan Dana Otonomi khusus sebagai Moderator

0 0 71

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

0 2 11