50
Dari grafik Scatterplot diatas menunjukkan bahwa garis menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Setelah diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada pelanggaran dalam pengujian asumsi klasik dan model sudah dapat digunakan untuk melakukan
analisis regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.
4.2.3.1 Uji Parsial uji t
Uji ini dilakukan untuk menguji signifikansi dari setiap variabel independennya yaitu komite audit, laba perusahaan, kepemilikan manajerial, dan
independensi dewan komisaris terhadap harga saham. Adapun kriteria pengambilan keputusan pada uji ini adalah sebagai berikut:
1. Jika prob. 0,05 atau t hitung t tabel maka variabel X secara individu
parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. 2.
Jika prob. 0,05 atau t hitung t tabel maka variabel X secara individu parsial tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Y.
Berdasarkan hasil pengolahaan SPSS Versi 21 diperoleh hasil seperti pada tabel 4.5.
Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 4.5 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
Constant 2.685
.187 14.38
9 .000
Komisaris_Independen -.427
.158 -.501
- 2.699
.012 Ukuran_Perusahaan
-.003 .006
-.118 -.488 .630
Umur_Perusahaan .001
.001 .248
.965 .344
Reputasi_Auditor .059
.063 .164
.932 .360
LAG_1 -.232
.205 -.193
- 1.130
.269
a. Dependent Variable: ICD Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016
Model regresi yang dibentuk dalam penelitian ini ialah : Y = 2,685 – 427X
1
– 003X
2
+ 0,001X
3
+ 0,059X
4
+ e Berdasarkan tabel 4.5 diatas, uji t menunjukkan interpretasi sebagai
berikut : H
1
: Komisaris Independen terhadap ICD Dari tabel 4.5 dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel komisaris independen sebesar -2,699 dengan nilai signifikansi 0,012, sedangkan dengan
derajat kebebasan df = n-k atau 32-5 dan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai t
tabel
sebesar 2,052. Hasil ini menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
- 2,699 2,052 dan signfikansi penelitian ini juga menunjukkan angka yang lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
52
dari 0,05 0,012 0,05. Maka , dapat disimpulkan bahwa H
1
diterima artinya variabel komisaris independen berpengaruh terhadap ICD.
H
2 :
Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap ICD Dari tabel 4.5 dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel ukuran perusahaan sebesar -0,0488 dengan nilai signifikansi 0,630, sedangkan dengan
derajat kebebasan df = n-k atau 32-5 dan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai t
tabel
sebesar 2,052. Hasil ini menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
-0,0488 2,052 dan signifikansi penelitian ini juga menunjukkan angka yang lebih besar
dari 0,05 0,630 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa H
2
ditolak yang artinya variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ICD.
H
3 :
Umur Perusahaan terhadap ICD Dari tabel 4.5 dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel umur perusahaan sebesar 0,965 dengan nilai signifikansi 0,344, sedangkan dengan derajat
kebebasan df = n-k atau 32-5 dan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai t
tabel
sebesar 2,052. Hasil ini menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
0,965 2,052 dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,344 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa H
3
ditolak yang artinya variabel umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ICD.
H
4
: Reputasi Auditor terhadap ICD Dari tabel 4.5 dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel reputasi auditor sebesar 0,932 dan nilai signifiikansi 0,360, sedangkan derajat kebebasan df =
Universitas Sumatera Utara
53
n-k atau 32-5 dan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai t
tabel
sebesar 2,052. Hasil ini menunjukkkan bahwa t
hitung
t
tabel
0,932 2,052 dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,360 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa H
4
ditolak yang artinya variabel reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap ICD.
4.2.3.2 Uji Simultan Uji F