43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik dan regresi linier berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 21 for windows. Prosedur ini dimulai dengan
memasukkan variabel – variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output – output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dari 42 perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI diperoleh 8 perusahaan yang memenuhi
kriteria tersebut dan kemudian dijadikan sampel dalam penelitian ini yang diamati selama periode 2011 hingga 2014.
4.2 Analisis Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dan diolah kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Metode
analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistic yang menggunakan regresi berganda dengan terlebih dahulu menganalisis
deskripsi data.
Universitas Sumatera Utara
44
4.2.1 Deskripsi Statistik Penelitian Tabel 4.1
Uji Deskripsi Data Penelitian Descriptive Statistics
N Minimu
m Maximu
m Mean
Std. Deviation
Komisaris_Independen 32
.38 1.00
.6051 .14290
Ukuran_Perusahaan 32
21.97 34.32 27.1061
4.68074 Umur_Perusahaan
32 22.00
119.00 52.8750 30.89185
Reputasi_Auditor 32
.00 1.00
.8750 .33601
ICD 32
2.20 2.71
2.4509 .12555
Valid N listwise 32
Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016
Tabel diatas menunjukkan bahwa: 1.
Variabel Komisaris Independen Variabel Komisaris Independen memiliki sampel sebanyak 32 sampel
dengan nilai minimum sebesar 0,38 dan nilai maksimum sebesar 1,00. Rata-rata mean yang diperoleh pada variabel ini 0,6051 dengan standar
deviasi sebesar 0,14290. 2.
Variabel Ukuran Perusahaan Variabel Ukuran Perusahaan memiliki sampel sebanyak 32 sampel dengan
nilai minimum sebesar 21,97 dan nilai maksimum sebesar 34,32. Rata – rata mean yang diperoleh pada variabel ini adalah sebesar 27,1061
dengan standar deviasi sebesar 4,680744.
Universitas Sumatera Utara
45
3. Variabel Umur Perusahaan
Variabel Umur Perusahaan memiliki sampel sebanyak 32 sampel dengan nilai minimum sebesar 22,00 dan nilai maksimum sebesar 119,00. Rata-
rata mean yang diperoleh pada variabel ini adalah 52,8750 dengan standar deviasi sebesar 30,89185.
4. Variabel Reputasi Auditor
Variabel Reputasi Auditor memiliki sampel sebanyak 32 sampel dengan nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 1,00. Rata-rata
mean yang diperoleh pada variabel ini adalah 0,8750 dengan standar deviassi sebesar 0,33601.
5. Variabel ICD
Variabel ICD memiliki sampel sebanyak 32 sampel dengan nilai minimum sebesar 2,20 dan nilai maksimum sebesar 2,71. Rata-rata mean yang
diperoleh pada variabel ini adalah 2,4509 dengan standar deviassi sebesar 0,12555.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dalam
penelitian ini menggunakan Analisis Statistik Kolmogorov-Smirnov K-S. Pengujian statistik Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis :
H : Data residual berdistribusi normal
H
a
: Data residual tidak berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
46
Apabila nilai signifikansi 0.05 maka H diterima dan H
a
di tolak, sedangkan jika nilai signifikansi 0.05 maka H
ditolak dan H
a
di terima.
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 32
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .10180796
Most Extreme Differences Absolute
.093 Positive
.093 Negative
-.076 Kolmogorov-Smirnov Z
.527 Asymp. Sig. 2-tailed
.944 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016
Dari hasil analisis Kolmogorov-Smirnov K-S diatas menunjukkan bahwa data ini berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp.Sig 2-tailed
sebesar 0,944 lebih besar dari 0,05 yang berarti H diterima dan H
a
ditolak.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen Ghozali, 2013. Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
Universitas Sumatera Utara
47
multikoloniearitas dengan membandingkan nilai Tolerance value dan Variance Inflation Factor VIF. Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikoloniearitas adalah Tolerance 0.1 sedangkan variance inflation factor VIF 5. Nilai Tolerance dan VIF dalam penelitian ini dapat dilihat di
tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standar
dized Coeffici
ents t
Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta
Tolera nce
VIF Constant
2.673 .174
15.377 .000
Komisaris_In dependen
-.431 .150
-.490 -2.871
.008 .836
1.197 Ukuran_Perus
ahaan -.002
.006 -.091
-.388 .701
.441 2.269
Umur_Perusa haan
.001 .001
.158 .627
.536 .381
2.622 Reputasi_Aud
itor .081
.064 .216
1.271 .215
.840 1.190
a. Dependent Variable: ICD
Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikoloniearitas dalam penelitian ini. Karena, nilai tolerance dari setiap variabel independen lebih besar dari 0.1 Tolerance 0.1 dan nilai VIF lebih kecil dari
dari 10 VIF 10.
Universitas Sumatera Utara
48
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu
pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2013. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin – Watson WS Test
dengan membuat hipotesis sebagai berikut : H
: Tidak ada autokorelasi H
a
: Ada autokorelasi
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.610
a
.373 .247
.10652 1.998
a. Predictors: Constant, LAG_1, Umur_Perusahaan, Reputasi_Auditor, Komisaris_Independen, Ukuran_Perusahaan
b. Dependent Variable: ICD
Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Dari hasil analisis autokorelasi dengan pengujian Durbin Watson diatas,
diperoleh nilai d untuk persamaan regresi yang diajukan sebesar 1.998. Model yang tidak memiliki autokorelasi adalah du d 4 – du. Dengan jumlah sampel
dalam penelitian ini sebesar 32 perusahaan n=32 dan memiliki 4 variabel bebas K=4 maka du = 1,7323 dan 4 – 1,7323 = 2.2677, sehingga persamaannya
menjadi 1.7323 1,998 2.2677. Hal ini menunjukkan H diterima dan H
a
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada terjadi autokorelasi dalam
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
49
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain Ghozali,2013. Model regresi yang baik adalah model yang Homoskedastisitas dan bukan Heteroskedastisitas.
Menurut Ghozali, deteksi ada atau tidaknya heteroskedstisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar
analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengidentifikasi terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
50
Dari grafik Scatterplot diatas menunjukkan bahwa garis menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Setelah diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada pelanggaran dalam pengujian asumsi klasik dan model sudah dapat digunakan untuk melakukan
analisis regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.
4.2.3.1 Uji Parsial uji t
Uji ini dilakukan untuk menguji signifikansi dari setiap variabel independennya yaitu komite audit, laba perusahaan, kepemilikan manajerial, dan
independensi dewan komisaris terhadap harga saham. Adapun kriteria pengambilan keputusan pada uji ini adalah sebagai berikut:
1. Jika prob. 0,05 atau t hitung t tabel maka variabel X secara individu
parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. 2.
Jika prob. 0,05 atau t hitung t tabel maka variabel X secara individu parsial tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Y.
Berdasarkan hasil pengolahaan SPSS Versi 21 diperoleh hasil seperti pada tabel 4.5.
Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 4.5 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
Constant 2.685
.187 14.38
9 .000
Komisaris_Independen -.427
.158 -.501
- 2.699
.012 Ukuran_Perusahaan
-.003 .006
-.118 -.488 .630
Umur_Perusahaan .001
.001 .248
.965 .344
Reputasi_Auditor .059
.063 .164
.932 .360
LAG_1 -.232
.205 -.193
- 1.130
.269
a. Dependent Variable: ICD Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016
Model regresi yang dibentuk dalam penelitian ini ialah : Y = 2,685 – 427X
1
– 003X
2
+ 0,001X
3
+ 0,059X
4
+ e Berdasarkan tabel 4.5 diatas, uji t menunjukkan interpretasi sebagai
berikut : H
1
: Komisaris Independen terhadap ICD Dari tabel 4.5 dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel komisaris independen sebesar -2,699 dengan nilai signifikansi 0,012, sedangkan dengan
derajat kebebasan df = n-k atau 32-5 dan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai t
tabel
sebesar 2,052. Hasil ini menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
- 2,699 2,052 dan signfikansi penelitian ini juga menunjukkan angka yang lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
52
dari 0,05 0,012 0,05. Maka , dapat disimpulkan bahwa H
1
diterima artinya variabel komisaris independen berpengaruh terhadap ICD.
H
2 :
Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap ICD Dari tabel 4.5 dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel ukuran perusahaan sebesar -0,0488 dengan nilai signifikansi 0,630, sedangkan dengan
derajat kebebasan df = n-k atau 32-5 dan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai t
tabel
sebesar 2,052. Hasil ini menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
-0,0488 2,052 dan signifikansi penelitian ini juga menunjukkan angka yang lebih besar
dari 0,05 0,630 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa H
2
ditolak yang artinya variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ICD.
H
3 :
Umur Perusahaan terhadap ICD Dari tabel 4.5 dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel umur perusahaan sebesar 0,965 dengan nilai signifikansi 0,344, sedangkan dengan derajat
kebebasan df = n-k atau 32-5 dan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai t
tabel
sebesar 2,052. Hasil ini menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
0,965 2,052 dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,344 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa H
3
ditolak yang artinya variabel umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ICD.
H
4
: Reputasi Auditor terhadap ICD Dari tabel 4.5 dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel reputasi auditor sebesar 0,932 dan nilai signifiikansi 0,360, sedangkan derajat kebebasan df =
Universitas Sumatera Utara
53
n-k atau 32-5 dan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai t
tabel
sebesar 2,052. Hasil ini menunjukkkan bahwa t
hitung
t
tabel
0,932 2,052 dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,360 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa H
4
ditolak yang artinya variabel reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap ICD.
4.2.3.2 Uji Simultan Uji F
Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh komite audit, laba perusahaan, kepemilikan manajerial, dan independensi dewan komisaris terhadap harga
saham. Berdasarkan pengolahaan data dengan menggunakan SPSS versi 21, maka diperoleh hasil seperti tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
.168 5
.034 2.969
.031
b
Residual .284
25 .011
Total .452
30 a. Dependent Variable: ICD
b. Predictors: Constant, LAG_1, Umur_Perusahaan, Reputasi_Auditor,
Komisaris_Independen, Ukuran_Perusahaan Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016
Hasil uji ANOVApada tabel 4.6 menunjukkan bahwa f
hitung
sebesar 2,969 dengan tingkat signifikansi 0,031 , sedangkan f
tabel
2,73 dengan signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa f
hitung
f
tabel
2,969 0,05 maka dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
54
bahwa H
5
diterima yang artinya komisaris independen,ukuran perusahaan,umur perusahaan dan reputasi auditor berpengaruh secara simultan terhadap ICD.
4.2.3.3 Uji Koefisiean Determinasi R
2
Nilai koefisien determinasi yang baik adalah nilai koefisien determinasi yang mendekati satu. Artinya, semakin mendekati satu maka variabel – variabel
independen memberi hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien
determinasi berarti semakin terbatas informasi yang diberikan dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Pengujian koefisien variabel pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .610
a
.373 .247
.10652 a. Predictors: Constant, LAG_1, Umur_Perusahaan, Reputasi_Auditor,
Komisaris_Independen, Ukuran_Perusahaan b. Dependent Variable: ICD
Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Tampilan output SPSS pada tabel 4.7 menunjukkan Adjusted R square
sebesar 0,247 atau 24,7 Hal ini berarti 24,7 variasi ICD dapat dijelaskan oleh variasi variabel Komisaris Independen, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan
Universitas Sumatera Utara
55
Reputasi Auditor sedangkan sisanya 100 - 24,7 = 75,3 dijelaskan oleh sebab – sebab lain diluar model.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian variabel penelitian secara simultan menunjukkan bahwa komisaris independen, ukuran perusahaan, umur perusahaan
dan reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap ICD yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi F 0,05 dengan nilai F signifikansi sebesar 0.031 dan
ditunjukkan pula dengan nilai f
hitung
f
tabel
2,969 0,05. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Giani 2013 dengan hasil bahwa ukuran
perusahaan, umur perusahaan dan leverage berpengaruh signifikan terhadap ICD meskipun dalan penelitian tersebut tidak dibuat variabel komisaris insependen dan
reputtasi auditor. Berdasarkan hasil pengujian variabel penelitian secara parsial
menunjukkan bahwa variabel independen yaitu : 1.
Komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap ICD. Hal ini sesuai dari nilai signifikansi t sebesar 0,012. Nilai ini lebih kecil dari nilai
probabilitas sebesar 0,05. Hasil penelitian ini berbeda dengan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nugroho 2012 dan Gea
2013 dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap ICD.
2. Ukuran Perusahaan tidak bepengaruh signifikan terhadap ICD. Hal ini
sesuai dari nilai signifikansi t sebesar 0,630. Nilai ini lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
Universitas Sumatera Utara
56
penelitian yang dilakukan oleh Wahyu 2009, Shera 2011 dan Maharani 2013 dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap ICD. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gea 2013 bahwa dalam penelitiannya tersebut dinyatakan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifakan terhadap ICD. 3.
Umur Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ICD. Hal ini sesuai dari nilai signifikansi t sebesar 0,344. Nilai ini lebih besar dari nilai
probabilitas sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gea 2013 dalam penelitian tersebut menyatakan
bahwa umur perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ICD namun berbeda denga penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2012 dan
Giani 2013 dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ICD.
4. Reputasi Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap ICD. Hal ini
sesuai dari nilai signifikansi t sebesar 0,360. Nilai ini lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Giani 2013 dengan hasil penelitian bahwa reputasi auditor tidak berpengrauh signifikan terhadap
ICD dan hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Maharai 2013 dan Gea 2013 dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap ICD.
Universitas Sumatera Utara
57
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah komisaris independen, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan reputasi auditor memiliki pengaruh
terhadap Intellectual Capital Disclosure ICD pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonedia BEI pada tahun 2011-2014.
Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada Bab IV, Kesimpilan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komisaris independen, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan reputasi auditor memiliki pengaruh
signikan terhadap Intellectual Capital Disclosure ICD pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonedia BEI pada tahun 2011-2014.
Dengan hasil perhitungan nilai F sebesar 2,969 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031.
2. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruhh signifikan terhadap Intellectual Capital Disclosure ICD pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonedia BEI pada tahun 2011-2014. Sedangkan ukuran perusahaan, umur perusahaan dan reputasi auditor
tidak berpengaruh signifikan terhadap Intellectual Capital Disclosure ICD pada
Universitas Sumatera Utara