commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah
Menggambar motif batik merupakan langkah awal dalam membatik, termasuk dalam katagori seni rupa dua dimensional yang tidak lepas dari karakteristik bentuk,
meliputi : ornamen motif ornamen utama dan ornamen pengisi, isen motif berupa titik, garis, gabungan titik dan garis, dan warna. Menggambar motif batik harus
memperhatikan unsur-unsur pokok seni rupa yaitu garis, warna, dan bidang
space
. Unsur-unsur seni rupa tersebut harus disusun secara harmonis, agar menghasilkan
gambar motif batik yang indah dan kreatif. Sewan Susanto 1981:4 berpendapat bahwa ”Sebagai ciri umum keindahan adalah jika suatu karya seni diamati secara
utuh terjadi kelancaran pandangan, tidak terdapat suatu ganjalan atau sesuatu yang keluar dari keseimbangan maupun ritme”.
Menggambar motif batik merupakan salah satu materi yang diajarkan pada mata pelajaran Seni Budaya di kelas 8 SMPN 5 Surakarta. SMPN 5 Surakarta yang
beralamat di Jl. Diponegoro 45 Telp.0271-634930 Surakarta merupakan Sekolah Standar Nasional yang terletak di tengah kota Solo berdekatan dengan Kraton
Mangkunegaran dan di seberang jalan terdapat pasar antik Windujenar yang menjual barang-barang antik. Setiap malam minggu di depan SMPN 5 Surakarta terdapat
night market
yang menjual berbagai barang souvenir khas Kota Solo. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Supono, S.Pd.,M.Pd selaku guru Seni Budaya di
SMPN 5 Surakarta diperoleh data bahwa kelas 8 terdiri 6 kelas, setiap kelas 40 siswa yang mayoritas berasal dari Surakarta, 10 dari ekskarisedenan Sukoharjo,
Karanganyar dan Boyolali dengan keberagaman stasus sosial. Kelas 8D yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 18 perempuan dan 18 laki-laki, 25 dari keluarga
yang kurang mampu, 50 dari keluarga sedang dan 25 dari keluarga mampu.
1
commit to user 1
Berdasarkan dari observasi awal, banyak nilai siswa yang belum memenuhi standar KKM Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran Seni Budaya. Data yang
ada dilihat dari nilai rata-rata kelas menggambar motif batik siswa kelas 8D tahun pelajaran 20102011 yaitu 66 padahal standar KKM 75. Dilihat dari nilai setiap siswa
yang sudah memenuhi KKM sebanyak 9 siswa atau 25 dari jumlah siswa. Berdasarkan pengamatan di lapangan terhadap hasil gambar motif batik yang
dihasilkan siswa kelas 8D SMPN 5 Surakarta kebanyakan masih belum menerapkan unsur-unsur seni rupa warna, bidang, garis dengan maksimal. Siswa menggunakan
warna terkesan asal-asalan sesuai selera masing-masing tanpa mempertimbangkan motif batik yang digambar. Padahal warna merupakan unsur seni rupa yang sangat
dominan karena lebih cepat tertangkap oleh mata. Siswa masih belum bisa memanfaatkan bidang, banyak bidang yang dibiarkan kosong yang seharusnya bisa
digambar dengan isen motif. Sesungguhnya, semakin padat motif dalam menggambar batik maka semakin indah gambar yang dihasilkan dengan memperhatikan ritme,
variasi, titik pusat perhatian, dan dominasi sehingga gambar yang dihasilkan menarik dan tidak membosankan pandangan. Siswa menggunaan garis hanya sebagai batas
bidang motif. Siswa belum memanfaatkan garis sebagai isian pada sela-sela blok. Penggunaan garis secara propursional akan menghasilkan motif yang indah, sehingga
menentukan karakter motif secara keseluruhan. Selain itu, hasil gambar motif batik siswa kurang kreatif, siswa hanya mencontoh gambar yang diberikan guru.
a. b.
Gambar 1. Contoh Gambar Motif Batik Kelas 8D a motif batik yang meniru, b motif batik yang bidangnya masih kosong
commit to user 2
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam mengembangkan potensi dirinya untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata,
dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang berguna serta memberikan inspirasi untuk dikembangkan selanjutnya. Masih banyak siswa
kelas 8D SMPN 5 Surakarta yang masih kurang kreatif dan kurang menarik minat siswa dalam proses belajar mengajar menggambar motif batik. Salah satu
penyebabnya adalah dari 1 siswa : pola pikir siswa kurang kreatif dalam menggambar motif batik, menggambar hanya memenuhi tugas, kurang percaya diri,
kurang motivasi baik motivasi dari dalam maupun dari luar, kurang referensi, keterbatasan siswa dalam mengekspresikan idenya 2 Guru : menggunakan metode
ceramah dengan waktu penyampaian lama dan selama menyampaikan materi guru berdiri di depan kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas yang mana metode ini
kurang menarik siswa, memberikan contoh motif batik dengan cara langsung mengggambar di papan tulis tanpa memberi rangsangan kepada siswa untuk berfikir
kreatif. Dari hasil metode yang dipakai guru, ada beberapa siswa yang sudah muncul kreatifitasnya dalam stilasi gambar yaitu stilasi daun dan stilasi bunga. Gambar stilasi
dibuat dengan cara siswa mengubah gambar yaitu dengan langkah menyederhanakan bentuk aslinya menjadi bentuk gambar lain yang dikehendaki. Siswa yang memiliki
kreativitas ini adalah siswa dari keluarga yang mampu dan siswa yang dari keluarga kurang mampu cenderung belum muncul kreativitasnya dikarenakan keterbatasan
dana dalam mencari referensi dan keterbatasan bahan yang digunakan dalam menggambar.
Berdasarkan Proses Kegiatan Belajar Mengajar KBM menggambar motif batik, guru mencoba membangkitkan kreativitas siswa dalam menggambar motif
batik dengan memberikan pendekatan secara langsung yaitu memotivasi, menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran, memberi kesempatan untuk
berkonsultasi, dan memberikan contoh gambar motif batik dengan cara menggambar langsung di papan tulis sebagai bahan referensi siswa. Namun karena hanya siswa-
commit to user 3
siswa tertentu saja yang mau berkonsultasi serta keterbatasan contoh gambar motif batik yang diberikan guru membuat siswa kurang kreatif mengembangkan idenya,
sehingga kompetensi yang diharapkan kurang tercapai. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, guru harus mendalami kerangka acuan pendekatan dalam
pembelajaran, sebab di dalam penggunaannya guru harus terlebih dahulu menyakini bahwa pendekatan yang dipilih untuk menangani masalah merupakan suatu alternatif
yang terbaik. Untuk mengoptimalkan peningkatan kreatifitas siswa dalam menggambar
motif batik diperlukan pendekatan yang berpusat pada siswa yang lebih menekankan pada aktifitas belajar dan kreativitas menggambar motif batik, serta pengembangam
daya imajinasi siswa untuk berpikir lebih aktif dan kreatif. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan guru adalah pendekatan konstruktivistik. Pendekatan
konstruktivistik mendorong siswa dapat berpikir kreatif, imajinatif, refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat. Mencoba
gagasan baru, mendorong siswa untuk memperoleh kepercayaan diri. Dengan demikian pendekatan konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif
yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
konsep konstruktivistik merupakan pendekatan pembentukan pengetahuan yang tidak diterima secara pasif tetapi secara aktif dibangun dengan daya nalar subyektif.
Kelebihan pendekatan pembelajaran konstruktivistik yaitu: 1 mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan, 2 mengutamakan
proses, 3 menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial, 4 pembelajaran
dilakukan dalam
upaya mengkonstruksi
pengalaman http:www.journalpranata.net,diakses
tanggal 28 Maret 2010. Pembelajaran
konstruktivisme meliputi empat tahapan yaitu: 1 Apersepsi : menghubungkan
konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat. 2 Eksplorasi : Mengungkapkan dugaan sementara
terhadap konsep yang dipalajari, menggali menyelidiki dan menemukan konsep dapat
commit to user 4
melalui manipulasi benda langsung. 3 Diskusi dan Penjelasan Konsep : Mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan tamuannya, Guru memfasilitasi dan
memotivasi kelas. 4 Pengembangan dan Aplikasi : Pemberikan penekanan terhadap
konsep-konsep esensial, merumuskan kesimpulan dan menerapkan pemahaman konseptual melalui pengerjaan tugas atau proyek.
Adapun langkah-langkah pembelajaran menggambar motif batik dengan pendekatan konstruktvistik untuk merangsang siswa berpikir kreatif sebagai upaya
meningkatkan kreativitas siswa adalah sebagai berikut : 1 Pengenalan topik yaitu guru menerangkan bagian-bagian motif batik ornamen pokok, ornamen pengisi, dan
isen-isen, merangsang siswa untuk ikut serta dalam pembelajaran dengan memberi pertanyaan dan diminta untuk berpendapat; 2 Pembagian kelompok kecil yang terdiri
dari tiga sampai empat siswa; 3 Setiap kelompok kecil berdiskusi mengidentifikasi objek gambar untuk menemukan ide-ide kreatif dengan alternatif kegiatan
pemberikan contoh gambar motif batik, kegiatan imajinasi, dan kegiatan brainstorming; 4 Masing-masing siswa mengembangkan sumber ide untuk
menghasilkan gambar motif batik yang kreatif; 5 Masing-masing siswa menggambar motif batik sesuai dengan pengembangan sumber ide.
Oleh karena itu, melalui pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran menggambar motif batik ini, diharapkan dapat merangsang siswa berfikir kreatif dan
menumbuhkembangkan kreativitas siswa dalam menggambar motif batik serta memberi keuntungan pada anak menjadi percaya diri. Pendapat tersebut diperkuat
dengan hasil Penelitian Tindakan Kelas Edy Tri Sulistyo, 2005 bahwa dengan pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran seni lukis di TK Atraktif Widya
Putra Jaten Karanganyar menunjukkan kualitas karya anak menjadi baik dibandingkan dengan kualitas karya dari pembelajaran sebelumnya dan kreativitas
anak dalam melukis meningkat. Pendekatan konstruktivistik merupakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan penerapannya dapat dimodifikasi dengan metode
pembelajaran yang lain dengan siswa berpikir kreatif dan menumbuh kembangkan kreativitas siswa dalam menggambar motif batik.
commit to user 5
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan menyesuaikan materi yang akan dipelajari, sehingga diharapkan dapat merangsang
penelitian tentang pendekatan konstruktivistik. Maka dapat dirumuskan judul penelitian sebagai berikut :
“Penerapan Pendekatan Konstruktivistik Untuk Meningkatkan Kreativitas Menggambar Motif Batik Pada Siswa Kelas 8D SMPN 5
Surakarta Tahun Pe lajaran 20102011”.
B. Rumusan Masalah