bahwa terdapat variabel di luar sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dapat
mempengaruhi intensi
yaitu variabel
personal dan
variabel lingkungansituasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat 36,8
intensi dipengaruhi oleh faktor lain, seperti variabel personal ataupun lingkungan. Adanya hasil bahwa sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku
berperan positif yang signifikan terhadap intensi membeli Samsung smart TV, maka hal ini sesuai dengan teori Ajzen 2005 yang menyatakan bahwa bahwa
intensi dapat dipengaruhi sikap individu terhadap perilaku, persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan
perilaku yang bersangkutan yang disebut dengan norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku perceived behavioral control. Sikap, norma subjektif, dan
persepsi kontrol perilaku yang memiliki peran terhadap intensi didukung juga oleh penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
2. Peranan Sikap dalam Intensi Pembelian Samsung Smart TV
Berdasarkan analisa data didapatkan hasil bahwa sikap berperan sebesar 68,7 terhadap intensi, sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian
diterima, yaitu sikap berperan dalam intensi pembelian Samsung smart TV. Peranan sikap terhadap intensi membeli Samsung smart TV dalam penelitian ini
dapat dipengaruhi oleh aitem pada skala intensi yang lebih mengarahkan pada atribut daripada intensi membeli Samsung smart TV.
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ajzen 2005 bahwa sikap seseorang yang terbentuk pada suatu objek atau perilaku dapat mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
besar tidaknya intensi seseorang untuk melakukan perilaku tersebut yang berakibat apakah orang tersebut melakukan atau tidak melakukan perilaku
tersebut. Sikap dihasilkan dari keyakinan atas baik dan buruknya suatu perilaku. Keyakinan seseorang menjadi dasar terbentuknya sikap terhadap suatu objek sikap,
dimana keyakinan tersebut dapat muncul dari adanya informasi mengenai objek yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Keyakinan juga berarti
pengetahuan seseorang terhadap suatu objek atau perilaku. Akibat yang diperoleh dari suatu objek atau perilaku akan dievaluasi baik secara positif maupun negatif.
Kemudian, akan terbentuk sikap positif atau negatif yang akan mempengaruhi intensi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tersebut Devia,
Tarjo, Herawati, 2009.
Pada penelitian ini, sikap memiliki peranan yang rendah dibanding dengan aspek norma subjektif dalam intensi pembelian Samsung smart TV. Rendahnya
peran sikap terhadap intensi juga sesuai dengan pendapat LaPiere 1934 dalam Baron, Robert A Byrne, Donn 2003 yang menyatakan bahwa seringkali ada
perbedaan cukup besar antara sikap dan apa yang mereka lakukan. Kemungkinan tidak konsistennya sikap dapat terjadi karena faktor situasi. Pada penelitiannya,
ada perbedaan antara sikap oleh agen perjalanan dengan apa yang mereka lakukan ketika berhadapan langsung dengan pelanggan beretnis China.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Trisdiarto 2012 yang meneliti niat beli konsumen untuk barang fashion palsu menunjukkan bahwa sikap konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatbeli komsumen di Denpasar. Peristian 2009 melakukan penelitian sikap pada pembelian memiliki pengaruh
Universitas Sumatera Utara
yang signifikan 54,7 dalam meningkatkan niat beli konsumen melalui e- commerce. Penelitian yang dilakukan oleh Arumsari 2014 menunjukkan bahwa
variabel sikap p0,01 berpengaruh terhadap pembelian produk daging olahan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Yuliati, Syahlani, dan Haryadi 2012
juga menunjukkan bahwa sikap mempengaruhi niat beli produk susu olahan yang dilengkapi suplemen pembentukan tubuh pada kelompok responden dengan bobot
badan normal dan overweight p0,05. Peneliti kemudian melakukan wawancara dengan beberapa subjek untuk
mengungkap sikap yang dimilikinya terhadap perilaku membeli Samsung smart TV, yang dapat mempengaruhi intensinya untuk membeli Samsung smart TV .
Subjek mengungkapkan bahwa ia memiliki keinginan untuk membeli Samsung smart TV karena fitur-fitur yang ada di smart TV mempermudah aktivitas
menonton TV dan smart TV tidak ketinggalan zaman. “Smart TV itu kan mempermudah kita, karena fitur-fiturnya itu kan
canggih. Terus kalo punya smart TV kita pengen nonton apa aja bisa, bisa sambil online juga jadi mata mandangnya sekalian ke
TV,apalagi pas film yang kita tonton lagi iklan, jadi kita bisa
internetan dulu.” Komunikasi personal, 5 Mei 2014
Berdasarkan petikan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa subjek memiliki sikap yang positif terhadap perilaku membeli Samsung smart TV.
Namun, diketahui juga bahwa subjek juga memiliki pendapat negatif mengenai Samsung smart TV itu sendiri. Smart TV lebih dibutuhkan untuk orang yang
sering nonton TV, sedangkan subjek jarang menonton TV, sehingga membeli Samsung smart TV hanya untuk pajangan dirasa tidak begitu diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
“Pengen sih beli smart TV, tapi harganya kan gak murah, apalagi yang gede. Kalau yang kecil gak gitu mahal lagi, tapi kurang sedap.
Lagian sekarang udah jarang nonton TV. Kadang-kadang aja pas liburan. Jadinya sayang juga beli untuk pajang aja. Tamu juga
jarang. Haha” Komunikasi personal, 5 Mei 2014
Melalui hasil wawancara diatas, dapat dilihat bahwa subjek tidak hanya memiliki sikap positif, namun subjek juga memiliki sikap yang negatif terhadap
perilaku membeli Samsung smart TV. Ternyata, walaupun subjek memiliki sikap yang positif terhadap Samsung smart TV, faktor pribadi dan ekonomi juga
mempengaruhi intensi membeli Samsung smart TV.
3. Peranan Norma Subjektif dalam Intensi Pembelian Samsung Smart TV