dari produk, maka konsumen akan tetap konsisten dan setia membeli produk dengan merek tersebut. Bahkan pada tingkat yang lebih jauh, konsumen akan
merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain untuk ikut membeli Soderlund Ohman, 2003.
Berdasarkan berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa intensi membeli adalah suatu niat atau keinginan seseorang untuk membeli sesuatu baik
itu berupa barang maupun jasa yang akan segera diwujudkan dalam perilakunya membeli.
B. Teori Perilaku Terencana Theory of Planned Behavior
Theory of Reasoned Action Fishbein, 1967; Fishbein Ajzen, 1975 merupakan salah satu teori yang paling berpengaruh dalam memprediksi perilaku
manusia dan pengaturan perilaku. Teori ini menjelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh intensi berperilaku yang mana intensi berperilaku ini
dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku dan norma subjektif. Komponen pertama, sikap terhadap perilaku, adalah fungsi dari
konsekuensi yang dirasakan orang diasosiasikan dengan perilakunya. Komponen kedua, norma subjektif, merupakan fungsi keyakinan mengenai harapan
pentingnya rujukan dari orang lain dan motivasi individu mengikuti rujukan tersebut. Teori ini sangat didukung oleh penelitian empiris mengenai perilaku
konsumen dan literatur yang berhubungan dengan psikologi sosial Ryan, 1982; Sheppard, Hartwick, Warshaw, 1988. Namun teori ini memiliki keterbatasan
memprediksi intensi berperilaku dan perilaku individu ketika konsumen tidak
Universitas Sumatera Utara
memiliki kontrol kehendak vocational control atas perilaku mereka Ajzen, 1991; Taylor Todd, 1995. Teori Perilaku Terencana Theory Planned Behavior
dibuat untuk menutupi kekurangan ini Ajzen, 1991. Teori ini menambahkan 1 komponen yang dapat mempengaruhi intensi berperilaku dan perilaku individu,
yaitu persepsi kontrol perilaku Perceived Behavioral Control. Ajzen 2005 menjelaskan bahwa perilaku seseorang tidak hanya dikendalikan oleh dirinya
sendiri, tetapi juga membutuhkan kontrol berupa ketersediaan sumber daya dan kesempatan bahkan keterampilan tertentu. Dengan demikian, banyaknya dan
besarnya kontrol ini akan menentukan tampilnya perilaku tertentu. Persepsi
kontrol perilaku ini lebih penting dalam mempengaruhi intensi berperilaku seseorang khususnya ketika perilaku tersebut tidak sepenuhnya dibawah kontrol
kehendak. Misalnya ketika seseorang hendak membeli sebuah produk yang inovatif, konsumen tidak hanya memerlukan sumber daya yang cukup waktu,
informasi, uang, dll tetapi lebih kepada keyakinan diri dalam membuat keputusan yang benar. Oleh karenanya, persepsi kontrol perilaku menjadi faktor penting
dalam memprediksi intensi berperilaku seseorang dalam kondisi tersebut. Teori perilaku terencana telah mendapat banyak dukungan pada studi-studi empiris
mengenai konsumsi dan literatur yang berhubungan dengan psikologi sosial Ajzen, 1991; Ajzen Driver, 1992; Ajzen Madden, 1986; Taylor Todd,
1995.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior Sumber: http:www.cancer.govcancertopicscancerlibrarytheory.pdf Croyle, 2005 dan
Theory of Planned Behavior Ajzen , 2005
B.1 Sikap terhadap Perilaku Attitude Toward the Act B.1.1 Definisi Sikap terhadap Perilaku
Sikap terhadap perilaku merupakan salah satu dari konsep atau konstruk dalam psikologi yang melibatkan proses dasar psikologis seseorang tentang suatu
objek maupun suatu kejadian yang ada dalam pengalaman hidupnya. Sikap atau attitude berasal dari Bahasa Latin, yaitu aptus yang berarti sesuai atau cocok dan
siap untuk bertindak atau berbuat sesuatu. Pengertian sikap menurut bahasa asalnya ini diartikan sebagai sesuatu yang dapat diamati secara langsung. Hogg
Vougham, 2002, menganggap bahwa sikap merupakan suatu konstruk yang tidak dapat diamati atau dilihat secara langsung. Akan tetapi sikap dapat dijadikan
sebagai salah satu determinan dalam memprediksi perilaku dan sebagai arahan dalam mengambil suatu keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Fishbein Ajzen 1975 mengartikan attitude atau sikap sebagai suatu faktor predisposisi atau faktor yang ada dalam diri seseorang yang dipelajari untuk
memberikan respon dengan cara yang konsisten, yaitu suka atau tidak suka pada penilaian terhadap suatu objek yang diberikan.
Untuk memahami dan mengamati seseorang terhadap objek tertentu maka keyakinan seseorang terhadap objek tersebut adalah salah satu bagian penting
yang tidak boleh ditinggalkan. Fishbein Ajzen 1975 menyatakan bahwa keyakinan mewakili informasi-informasi yang melekat pada objek sikap.
Keyakinan ini mewakili atribut-atribut yang terdapat pada suatu objek. B.1.2
Komponen Sikap terhadap Perilaku
Berdasarkan teori perilaku terencana Theory of Planned Behavior oleh Ajzen 2005, sikap terdiri dari 2 komponen yaitu evaluasi terhadap konsekuensi
perilaku outcome evaluation dan keyakinan akan perilaku tersebut behavioral beliefs.
Sikap adalah keyakinan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Keyakinan-keyakinan atau beliefs ini disebut dengan behavorial
beliefs. Seseorang individu akan berniat untuk membeli smart TV ketika ia menilainya secara positif. Sikap ditentukan oleh keyakinan-keyakinan individu
mengenai konsekuensi dari menampilkan suatu perilaku behavioral beliefs, ditimbang berdasarkan hasil evaluasi terhadap konsekuensinya outcome
evaluation. Contoh : Seseorang percaya bahwa smart TV akan memberinya informasi yang up-to-date setiap harinya. Sikap-sikap tersebut dipercaya memiliki
Universitas Sumatera Utara
pengaruh langsung terhadap intensi pembelian smart TV dan dihubungkan dengan norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku.
B.2 Norma Subjektif Subjective Norm
B.2.1 Definisi Norma Subjektif
Norma subjektif merupakan determinan kedua terbesar akan intensi dalam teori perilaku terencana, disebut juga sebagai fungsi dari keyakinan. Keyakinan
individu bahwa individu atau kelompok lain setuju atau tidak setuju untuk menampilkan sebuah perilaku; atau refrensi sosial itu sendiri terlibat atau tidak
terlibat dalam perilaku tersebut. Norma subjektif adalah keyakinan individu mengenai harapan orang-orang
sekitar yang berpengaruh significant other baik perorangan maupun perkelompok untuk menampilkan perilaku tertentu atau tidak Ajzen, 2005.
Refrensi yang penting pada kebanyakan perilaku termasuk orang tua individu tersebut, pasangan, sahabat, teman kerja, dan tergantung pada perilaku
yang dimaksud, mungkin dokter dan akuntan pajak Ajzen, 2005. Keyakinan yang mendasari keyakinan norma subjektif ini disebut juga dengan keyakinan
normatif normative beliefs.
B.2.2 Komponen Norma Subjektif
Dalam teori perilaku terencana Ajzen,2005 dijelaskan bahwa norma subjektif memiliki 2 komponen yaitu keyakinan normatif normative beliefs dan
motivasi untuk memenuhi harapan tersebut motivation to comply. Keyakinan subjektif diasumsikan sebagai suatu keyakinan mengenai
harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan
Universitas Sumatera Utara
perilaku atau tidak Keyakinan-keyakinan yang termasuk dalam norma subjektif disebut juga keyakinan normatif normative beliefs. Seseorang individu akan
berniat membeli smart TV jika ia mempersepsikan bahwa orang lain yang penting berpikir ia seharusnya membelinya dan adanya motivasi individu untuk
memenuhi harapan tersebut motivation to comply. Orang lain yang penting tersebut bisa pasangan, sahabat, dokter, dsb. Hal ini diketahui dengan cara
menanyai responden untuk menilai apakah orang lain yang penting tersebut cenderung akan setuju atau tidak setuju jika ia membeli smart TV.
Norma subjektif dapat diukur secara langsung dengan meminta responden untuk menilai seberapa besar kemungkinan bahwa orang yang penting bagi
dirinya akan menyetujui perilaku yang akan ditunjukkannya.
B.3 Persepsi Kontrol Perilaku Perceived Behavioral Control
B.3.1 Definisi Persepsi Kontrol Perilaku
Prediktor terakhir terhadap intensi perilaku dalam teori perilaku terencana adalah persepsi kontrol perilaku. Persepsi kontrol perilaku dalam teori perilaku
terencana Ajzen, 1991 didefinisikan sebagai persepsi seseorang terhadap sulit tidaknya melaksanakan perilaku yang diinginkan, tekait dengan keyakinan akan
tersedia atau tidaknya sumber dan kesempatan yang diperlukan untuk mewujudkan perilaku tertentu. Persepsi kontrol perilaku ini juga merupakan
fungsi dari keyakinan, keyakinan tentang hadir tidaknya faktor yang mengfasilitasi atau menghambat tampilnya sebuah perilaku Ajzen, 2005.
Keyakinan ini dapat berupa bagian dari pengalaman individu terhadap perilaku tersebut, tapi biasanya juga akan dipengaruhi oleh informasi dari orang lain
Universitas Sumatera Utara
mengenai perilaku tersebut, dengan mengobservasi pengalaman teman atau kenalan, dan oleh faktor lain yang menaikkan atau menurunkan kesulitan yang
dirasakan untuk menampilkan sebuah perilaku. Semakin besar sumber daya dan kesempatan yang dirasa individu dan semakin sedikit halangan yang diharapkan
individu, semakin besar persepsi kontrol perilaku individu.
B.3.2 Komponen Persepsi Kontrol Perilaku
Persepsi kontrol perilaku dalam teori perilaku terencana Ajzen, 2005 terdiri dari 2 komponen yaitu keyakinan kontrol control beliefs dan kekuatan
dari kontrol perilaku tersebut power of control factors. Persepsi kontrol perilaku menunjuk pada suatu derajat dimana seseorang
individu merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu perilaku yang dimaksud adalah dibawah pengendaliannya. Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi
yang kuat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia
memiliki sikap positif dan ia percaya bahwa orang lain yang penting baginya akan menyetujuinya. Keyakinan pada persepsi kontrol perilaku disebut juga dengan
keyakinan kontrol control beliefs. Selain keyakinan kontrol, persepsi kontrol perilaku dipengaruhi juga oleh persepsi individu mengenai seberapa kuat kontrol
tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam memunculkan tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut power of
control beliefs. Persepsi kontrol perilaku dapat mempengaruhi pembelian smart TV secara langsung atau tidak langsung melalui intensi. Jalur langsung dari
persepsi kontrol perilaku ke perilaku diharapkan muncul ketika terdapat
Universitas Sumatera Utara
keselarasan antara persepsi mengenai kendali dan kendali yang aktual dari seseorang atas suatu perilaku.
Persepsi kontrol individu dapat diukur dengan menanyakan kepada individu apakah mereka percaya mereka mampu menampilkan sebuah perilaku
yang diinginkannya, apakah mereka percaya dengan melakukan hal itu dibawah kontrol mereka sepenuhnya, dll.
C. Produk Samsung smart TV