commit to user 20
perusahaan, yang ekuivalen dengan semakin dekatnya yaitu semakin ketat perusahaan terhadap kendala-kendala dalam perjanjian utang
dan semakin besar probabilitas pelanggaran perjanjian, semakin mungkin manajer untuk menggunakan metoda-metoda akuntansi yang
meningkatkan income. Sebagian besar perjanjian utang mempunyai syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh peminjam selama masa perjanjian. Pada umumnya perusahaan peminjam berjanji untuk mempertahankan rasio-rasio
akuntansi seperti rasio utang terhadap modal, cakupan bunga, dan modal kerja pada tingkatan tertentu. Jika perjanjian tersebut dilanggar,
maka perusahaan akan dikenakan sanksi seperti pembatasan atas pembayaran dividen atau penambahan utang. Pada intinya, sanksi
tersebut akan membatasi tindakan manajer dalam mengelola perusahaannya. Karena laba yang tinggi pada umumnya akan
mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran syarat perjanjian, maka untuk menghindari terjadinya pelanggaran, manajer akan
cenderung memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba. Kecenderungan ini akan semakin meningkat dengan meningkatnya
kemungkinan perusahaan melanggar syarat perjanjian.
c. Biaya Politik Political Cost Hypothesis
Motivasi biaya politik merupakan motivasi manajemen dalam menyiasati berbagai regulasi pemerintah. Perusahaan yang terbukti
menjalankan praktik pelanggaran terhadap regulasi anti trust dan anti
commit to user 21
monopoli, manajernya
melakukan manipulasi
laba dengan
menurunkan laba yang dilaporkan. Hipotesis biaya politik ini menyatakan bahwa pada perusahaan
yang besar yang memiliki biaya politik tinggi, manajer akan lebih memilih metoda akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan
dari periode sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya politik muncul dikarenakan
profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen.
Perusahaan-perusahaan besar dengan tingkat laba yang tinggi biasanya mendapat perhatian luas dari kalangan konsumen, media,
maupun pemerintah. Apabila laba yang dihasilkan dianggap terlalu tinggi, maka pemerintah dapat mengeluarkan peraturan perpajakan
yang menetapkan tambahan pajak untuk perusahaan-perusahaan tersebut. Untuk mengurangi kemungkinan dijadikan target pemerintah,
maka perusahaan-perusahaan besar akan cenderung memilih kebijakan akuntansi yang cenderung mengurangi laba.
Walaupun manajer tidak dapat melakukan perubahan metoda akuntansi secara sering, mereka dapat melakukan dengan bentuk bentuk
perubahan akuntansi lain yang berbeda baik secara individu maupun bersama sama untuk beberapa periode. Bukti empiris menunjukkan bahwa
perusahaan perusahaaan besar cenderung memilih metoda akuntansi yang menurunkan keuntungan biasanya berbasis pada political cost
hypothesis, perusahaan perusahaan yang sedang menghadapi kesulitan
commit to user 22
hutang cenderung untuk memilih metoda akuntansi yang meningkatkan keuntungan biasanya berbasis pada debt-equity hypothesis, dan manajer
yang bekerja di perusahaan yang menerapkan aturan bonus akan memilih metoda akuntansi yang bisa meningkatkan keuntungan biasanya berbasis
bonus-plan hypothesis Gumanti, 2000.
3. Strategi Manajemen Laba