commit to user 17
d. Income Smoothing Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang
dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
2. Motivasi Manajemen Laba
Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting Theory PAT dan Agency Theory. Tiga hipotesis PAT yang
dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen laba yang dirumuskan Watts and Zimmerman 1986:257-262 yang ditegaskan
kembali oleh Scott 2003:276-278 dalam Tarjo 2008, yaitu:
a. Rencana Bonus The Bonus Plan Hypothesis
Bonus dapat menjadi alat motivasi yang baik, bahkan bagi karyawan dari sebuah bisnis yang berukuran sangat kecil. Di samping
gaji, manajemen diberi bonus karena beberapa alasan, yaitu: 1 Bonus dapat meningkatkan kinerja manajemen.
2 Bonus merupakan sarana untuk menjaga agar manajer yang baik tidak pindah ke perusahaan lain.
3 Manajemen dapat mengatur dan menentukan kompensasinya sendiri.
Motivasi bonus merupakan dorongan manajer perusahaan dalam melaporkan laba yang diperolehnya untuk memperoleh bonus
yang dihitung atas dasar laba tersebut. Jika besarnya bonus tergantung pada besarnya laba, maka manajer dapat meningkatkan bonusnya
commit to user 18
dengan meningkatkan laba setinggi mungkin. Misalkan, manajer memilih metoda penyusutan garis lurus dan bukannya penyusutan
berganda karena metoda penyusutan garis lurus menghasilkan biaya penyusutan yang lebih rendah dan laba yang tinggi pada masa awal
penyusutan. Dengan demikian, diperkirakan bahwa manajer dari perusahaan yang mempunyai paket bonus akan cenderung memilih
prosedur akuntansi yang memingkatkan laba tahun berjalan. Alasanya adalah tindakan seperti itu mungkin akan meningkatkan persentase
nilai bonus jika tidak ada penyesuaian untuk metoda yang dipilih. Hipotesis rencana bonus ini menyatakan bahwa manajer pada
perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metoda akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini. Manajer
perusahaan dengan perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus akan lebih memilih metoda akuntansi yang dapat menggeser
laba dari masa depan ke masa kini, sehingga dapat menaikkan laba saat ini. Hal ini dikarenakan manajer lebih menyukai pemberian upah yang
lebih tinggi untuk masa kini. Dalam kontrak bonus dikenal dua istilah yaitu bogey tingkat
laba terendah untuk mendapatkan bonus dan cap tingkat laba tertinggi. Jika laba berada di bawah bogey, maka tidak ada bonus
yang diperoleh manajer, sedangkan jika laba berada di atas cap, manajer tidak akan mendapat bonus tambahan. Jika laba bersih berada
di bawah bogey, manajer cenderung memperkecil laba dengan harapan memperoleh bonus lebih besar pada periode berikutnya, demikian pula
commit to user 19
jika laba berada di atas cap. Jadi, manajer akan berusaha menaikkan laba bersih perusahaan hanya jika laba bersih berada di antara bogey
dan cap.
b. Debt Covenant The Debt Covenant Hypothesis