clxviii block grand dari pemerintah, hampir semua peralatan yang ada di setiap kelas itu
merupakan sumbangan orang tua siswa yang diwujudkan melalui pembayaran uang komite. Hal ini juga diimbangi dengan transparansi dari pihak SMA Negeri 1
Surakarta, untuk melaporkan setiap kegiatan dan besarnya dana yang dihabiskan untuk kepentingan dan kemajuan putra – putri mereka. Pendapat senada juga
disampaikan oleh informan 5 field note 5, halaman 215 bahwa dukungan juga didapat dari alumni SMA Negeri 1 Surakarta berupa sumbangan yang diberikan
berupa sarana prasarana yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar siswa.
Dukungan juga berasal dari stakeholders internal, yaitu guru dan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat informan 1 field note 1, halaman 187 yang
menyatakan bahwa siswa SMA Negeri 1 Surakarta mau mengikuti dan melaksanakan semua ketentuan – ketentuan yang ada di dalam sistem manajemen
mutu, misalnya saja melaksanakan dan mematuhi tata tertib sekolah, menjaga kebersihan sekolah dan sebagainya. Selain itu guru dan karyawan juga
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing – masing. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
SMM ISO 9001:2000 di SMA Negeri 1 Surakarta mendapatkan dukungan yang luar biasa dari para stakeholders, baik stakeholders internal maupun stakeholders
eksternal.
3. Faktor – Faktor Penghambat Pelaksanaan SMM ISO 9001 : 2000
di SMA Negeri 1 Surakarta
Secara umum pelaksanaan SMM ISO 9001:2000 di SMA Negeri 1 Surakarta berjalan dengan baik. Pelaksanaan SMM ISO 9001:2000 diharapkan dapat memberikan
kewenangan kepada sekolah untuk mengatur dan mengelola sekolahnya secara mandiri. Selain itu dengan menerapkan SMM ISO 9001:2000, SMA Negeri 1 Surakarta
diharapkan dapat menjadi sekolah yang berstandar internasional. Meskipun demikian masih ada beberapa faktor penghambat yang harus dihadapi oleh SMA Negeri 1
Surakarta. Faktor pemnghambat tersebut antara lain: a.
Kurangnya kefahaman personel terhadap SMM ISO 9001:2000.
clxix Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 merupakan sesuatu yang baru,
sehingga untuk menerapkan dalam organisasi diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang baik dari setiap personel organisasi. Pemahaman yang kurang
dibeberapa personel organisasi dapat mengganggu kinerja personel yang lainnya. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh informan 1 field note 1, halaman 187 dan
informan 2 field note 2, halaman 200 bahwa personel mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami klausul – klausul SMM ISO 9001:2000, sehinga
ketidakfahaman ini terus menghambat sampai ke dalam tahap pelaksanaan. b.
Kurangnya kesadaran personel untuk mengubah kebiasaan lama. Penerapan sistem manajemen yang baru secara otomatis akan
mempengaruhi sistem manajemen yang telah ada sebelumnya. Adanya perubahan sistem manajemen terkadang membuat beberapa personel organisasi kurang tertarik
untuk mengikutinya. Hal ini karena personel tersebut harus mempelajari hal baru dimana ada beberapa yang mudah menyerapnya tetapi ada juga yang kuirang
mampu menguasainya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang yang diungkapkan oleh informan 1 field note 1, halaman 188 bahwa mengubah kebiasaan yang awalnya
tidak menggunakan aturan kemudian menggunakan aturan itu sangat sulit. c.
Koordinasi antar lini kerja belum terkontrol dengan baik. Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam organisasi. Dalam
sistem manajemen mutu, organisasi harus mendefinisikan dan menerapkan proses yang efisien dan efektif dalam komunikasi. Namun dalam pelaksanaan SMM ISO
9001:2000 di SMA Negeri 1 Surakarta hal tersebut belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 2 field note 2,
halaman 200 dan juga informan 3 field note 3, halaman 207 bahwa koordinasi antar lini kerja belum terkontrol dengan baik, sehingga sering terjadi kegiatan yang
bersamaan. d.
Proses perekaman kegiatan belum dilaksanakan sesuai sistem. Rekaman merupakan bukti pelaksanaan sebuah program kerja yang
direncanakan dalam dokumen sistem mutu. Bukti rekaman kegiatan harus dipelihara untuk memberikan bukti keefektifan operasional sistem manajemen mutu. Tetapi
dalam pelaksanaan SMM ISO 9001:2000 di SMA Negeri 1 Surakarta, proses
clxx perekaman kegiatan belum dilaksanakan sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh informan 5 field note 5, halaman 215 bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh masing – masing lini
kerja belum direkam dengan baik, misalnya saja surat masuk belum diarsipkan dengan baik.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa ada empat faktor yang menghambat proses pelaksanaan SMM ISO 9001:2000 di SMA Negeri 1
Surakarta. Kempat faktor tersebut adalah kurangnya pemahaman personel terhadap SMM ISO 9001:2000, kurangnya kesadaran untuk mengubah kebiasaan lama,
koordinasi antar lini kerja belum terkontrol dengan baik, serta kendala dalam proses dokumentasi.
4. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Faktor Penghambat