38 Hasil pengamatan yang tertera pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.3 diperoleh
rata-rata kadar natrium untuk kontrol negatif 31,97 ± 3,78 meql; furosemid 96,81 ± 3,96 meql; EEDS dosis 400 mgkg bb 50,32 ± 3,06 meql; EEDS dosis 500
mgkg bb 58,30 ± 5,24 meql; EEDS dosis 600 mgkg bb 77,74 ± 3,91 meql. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pemberian sediaan uji EEDS dosis 400
mgkg bb, 500 mgkg bb, dan 600 mgkg bb menunjukkanefek terhadap peningkatan kadar natrium dalam urin yang lebih besar bila dibandingkan dengan
pemberian CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, tetapi tidak lebih besar bila dibandingkan dengan furosemid. Hal ini sesuai dengan prinsip kerja diuretik
dimana diuretik adalah obat-obat yang dapat meningkatkan laju aliran urin, dan meningkatkan laju ekskresi natrium natriuresis Jackson, 2007.
Hasil uji ANAVA menunjukkan bahwa EEDS dosis 400, 500, 600 mgkg bb memberikan perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol negatif
dengan nilai signifikansi 0,000 p 0,05 dan memberikan perbedaan yang bermakna terhadap kelompok pembanding dengan nilai signifikan 0,000 p
0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan dengan meningkatnya
pemberian dosis EEDS dapat meningkatkan kadar natrium dalam urin.
4.4.3 Hasil Pengukuran Kadar Kalium
Berdasarkan pengukuran kurva kalibrasi kalium diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 0,0380 X + 0,0055 dengan nilai r = 0,9996. Hal ini
menunjukkan adanya korelasi linear yang menyatakan adanya hubungan antara X konsentrasi dan Y absorbansi. Hasil pengukuran kadar kalium dalam urin tikus
putih jantan pada kelompok uji dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.4
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 4.7 Kadar kalium dalam urin tikus pada kelompok uji
No Kelompok Pengujian
Kadar Kalium meql Rata-
rata ± SD
meql
Tingkat signifi-
kansi p
T.I T.II
T.III T.IV
T.V 1
Kontrol CMC-Na
0,5 16,03
19,87 21,09
22,34 17,78
19,42 ± 2,53
0,000 -
2 EEDS
dosis 400 mgkg bb
25,81 29,20
27,65 26,48
29,98 27,82
± 1,76 0,000
0,005 3
EEDS dosis 500
mg kg bb 27,70
37,02 38,26
36,22 29,94
33,83 ± 4,70
0,000 0,000
4 EEDS
dosis 600 mg kg bb
39,22 40,94
41,92 37,77
36,40 39,25
± 2,25 0,000
0,000 5
Furosemid dosis 10
mgkg bb 57,35
51,53 52,49
48,35 46,74
51,29 ± 4,11
- 0,000
Keterangan: T.I – T.V = Tikus 1 – Tikus 5 Nilai p pada baris I dibandingkan dengan kontrol positif
Nilai p pada baris II dibandingkan dengan kontrol negatif p = signifikansi
Gambar 4.4 Kadar kalium pada urin tikus jantan
10 20
30 40
50 60
CMC-Na 0,5 EEDS dosis 400
mgkg bb EEDS dosis 500
mgkg bb EEDS dosis 600
mgkg bb Furosemid
Ra ta
-r at
a k ad
ar k
al iu
m m
eq l
kelompok pengujian
Universitas Sumatera Utara
40 Hasil pengamatan yang tertera pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.4 diperoleh
rata-rata kadar kalium untuk kontrol negatif 19,42 ± 2,53 meql; furosemid 51,29 ± 4,11 meql; EEDS dosis 400 mgkg bb 27,82 ± 1,76 meql; EEDS dosis 500
mgkg bb 33,83 ± 4,70 meql; EEDS dosis 600 mgkg bb 39,25 ± 2,25 meql. Berdasarkan hasil yang tertera pada Gambar 4.4 kadar kalium pada
sediaan uji EEDS dosis 400, 500, 600 mgkg bb mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya dosis, akan tetapi peningkatan kadar kalium yang terjadi
tidak memberikan perbedaan yang bermakna. Hasil uji ANAVA menunjukkan bahwa EEDS dosis 400 mgkg bb tidak memberikan perbedaan yang bermakna
terhadap EEDS dosis 500 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,060 p ≥ 0,05, dan
memberikan perbedaan yang bermakna terhadap EEDS dosis 600 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,000 p 0,05. EEDS dosis 500 mgkg bb tidak
memberikan perbedaan yang bermakna terhadap EEDS dosis 600 mgkg bb dengan nilai signifikansi 0,104 p
≥ 0,05. Hasil uji ANAVA menunjukkan bahwa EEDS dosis 400, 500, 600 mgkg
bb memberikan perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol negatif dengan nilai signifikansi 0,000 p 0,05 dan memberikan perbedaan yang
bermakna terhadap kelompok pembanding dengan nilai signifikan 0,000 p 0,05.
Pemberian sediaan uji EEDS dosis 400 mgkg bb, 500 mgkg bb, dan 600 mgkg bb menunjukkan efek terhadap peningkatan kadar kalium dalam urin yang
lebih besar bila dibandingkan dengan pemberian CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, tetapi tidak lebih besar bila dibandingkan dengan furosemid. Hal ini
dikarenakan furosemid merupakan inhibitor symport Na
+
, K
+
, Cl
-
sehingga
Universitas Sumatera Utara
41 menyebabkan peningkatan ekskresi K
+
dalam urin, meningkatnya ekskresi K
+
dapat disebabkan oleh meningkatnya penghantaran Na
+
ke tubulus distal Jackson, 2007.
Pemberian ekstrak etanol daun senduduk menyebabkan peningkatan dalam pengeluaran volume urin, kadar natrium dan kadar kalium dalam urin, hal ini
sesuai dengan fungsi diuretik dimana ekskresi elektrolit yang meningkat diikuti oleh peningkatan ekskresi air Neal, 2006.
Selanjutnya berdasarkan pengukuran kadar natrium dan kadar kalium pada urin tikus maka dapat diketahui rasio Na
+
K
+
. Rasio Na
+
K
+
dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Rasio kadar natrium dan kalium dalam urin tikus
Kelompok Pengujian
Elektrolit meql ± SD Na
+
K
+
Na
+
K
+
Kontrol CMC-Na 0,5
31,97 ± 3,78 19,42 ± 2,53
1,65 EEDS dosis 400
mgkg bb 50,32 ± 3,06
27,82 ± 1,76 1,81
EEDS dosis 500 mgkg bb
58,30 ± 5,24 33,83 ± 4,70
1,72 EEDS dosis 600
mgkg bb 77,74 ± 3,91
39,25 ± 2,25 1,98
Furosemid dosis 10 mgkg bb
96,81 ± 3,96 51,29 ± 4,11
1,89
Hasil pengamatan yang tertera pada Tabel 4.8 diperoleh rasio Na
+
K
+
kontrol negatif 1,65, EEDS dosis 400 mgkg bb 1,81, EEDS dosis 500 mgkg bb 1,72, EEDS dosis 600 mgkg bb 1,98 dan pembanding furosemid 1,89.
Berdasarkan hasil yang diperoleh EEDS dosis 600 mgkg bb memiliki nilai rasio Na
+
K
+
yang lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Universitas Sumatera Utara
42 Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengeluaran natrium pada EEDS dosis 600
mgkg bb lebih banyak dibandingkan pengeluaran kalium pada urin tikus. Menurut Kebamo, et. al., 2015 rasio Na
+
K
+
dihitung untuk mengetahui indeks pengeluaran aldosteron aktivitas natriuretik. Aldosteron merupakan suatu
hormon yang berperan dalam meningkatkan reabsorpsi natrium dan meningkatkan sekresi kalium. Apabila sekresi aldosteron meningkat maka natrium akan
direabsorpsi sehingga kadar natrium dalam urin akan menurun, sebaliknya jika sekresi aldosteron menurun maka natrium tidak direabsorpsi sehingga kadar
natrium meningkat dalam urin Guyton dan Hall, 2007.
Universitas Sumatera Utara
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN