Ginjal Mekanisme pembentukan urin

9 demikian berulang-ulang Ditjen POM, 2000. iii. Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50ºC Ditjen POM, 2000. iv. Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90ºC selama 15 menit Ditjen POM, 1979. v. Dekok Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada waktu yang lebih lama ± 30 menit dengan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000.

2.3 Ginjal

Ginjal adalah organ yang berperan dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, dan asam-basa. Ginjal juga mengeluarkan produk sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, dan asam urat. Selain fungsi regulasi dan ekskresi, ginjal juga mensekresi renin yang penting untuk mengatur tekanan darah Price, 2005. Unit yang menyusun ginjal adalah nefron yang bertanggung jawab dalam pembentukan urin. Terdapat sekitar 1 sampai 1,2 juta nefron dalam tiap ginjal manusia. Tiap nefron terdiri atas korpus ginjal dan tubulus. Korpus ginjal terdiri atas kumpulan kapiler yaitu glomerulus dan dilingkupi oleh suatu kapsul bowman. Mutschler, 1991. Universitas Sumatera Utara 10

2.4 Mekanisme pembentukan urin

Proses pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, difiltrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman hampir sama dengan plasma. Ketika cairan yang telah difiltrasi ini meninggalkan kapsula bowman dan mengalir melewati tubulus, cairan diubah oleh reabsorbsi air dan zat terlarut spesifik yang kembali ke dalam darah atau oleh sekresi zat-zat lain dari kapiler peritubulus ke dalam tubulus Guyton dan Hall, 2007. Filtrat hasil dari glomerulus saat memasuki tubulus ginjal akan melalui bagian-bagian tubulus sebagai berikut; tubulus proksimal, ansa Henle, tubulus distal, tubulus kolingentes, dan akhirnya duktus kolingentes, sebelum akhirnya diekskresikan sebagai urin. Disepanjang perjalanannya, beberapa zat direabsorbsi kembali secara selektif dari tubulus dan kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain disekresikan dari darah ke dalam lumen tubulus Guyton dan Hall, 2007. Hasil dari urin yang terbentuk dan semua zat yang terdapat dalam urin akan menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal yaitu: a. filtrasi glomerulus, perpindahan plasma bebas protein dari darah ke dalam tubulus b. reabsorpsi tubulus, pemindahan selektif konstituen tertentu di filtrat kembali ke dalam darah kapiler peritubulus c. sekresi tubulus, perpindahan bahan dari darah kapiler peritubulus ke dalam cairan tubulus. Zat yang difiltrasi atau disekresikan tetapi tidak direabsorpsi akan diekskresikan di urin Sherwood, 2011. Universitas Sumatera Utara 11 Urin yang terbentuk akan mengalir ke pelvis ginjal, kemudian disalurkan ke dalam ureter menuju kandung kemih, selanjutnya urin dikosongkan dari kandung kemih dengan menggunakan saluran yang disebut uretra Sherwood, 2011. Organ – organ yang membentuk saluran urin dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 2.1Organ-organ yang membentuk saluran urin Dowling, 2008. 2.5 Diuretik Diuretik adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk meningkatkan ekskresi air dan natrium klorida. Ekskresi elektrolit yang meningkat diikuti oleh peningkatan ekskresi air, yang penting untuk mempertahankan keseimbangan osmotik Neal, 2006. Walaupun kerjanya pada ginjal, diuretik bukan obat ginjal, artinya senyawa ini tidak dapat memperbaiki atau menyembuhkan penyakit ginjal. Diuretik digunakan secara terapeutik untuk mempengaruhi gerakan air dan elektrolit Mutschler, 1991. Universitas Sumatera Utara 12 Pengaruh diuretik terhadap ekskresi zat terlarut penting, artinya untuk menentukan tempat kerja diuretik dan sekaligus untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan suatu diuretik Nafrialdi, 2007. Penggolongan diuretik berdasarkan mekanisme kerja dan tempat kerjanya menurut Nugroho, 2012 yaitu : a. Golongan diuretik kuat loop diuretics Mekanisme kerja golongan obat ini adalah dengan menghambat symporter Na + K + 2Cl - pada ascending limblengkung ansa Henle sehingga menghambat reabsorbsi Na + , dan Cl - . Peningkatan Na + dalam filtrat nefron ketika berada bagian tubulus kolingentes akan mengakibatkan sekresi K + dan H + sehingga menyebabkan hipokalemia. Obat ini termasuk dalam golongan diuretik kuat. Obat yang termasuk golongan ini adalah furosemid, bumetanid, piretanid, torasemid, dan asam etakrinat. b. Golongan diuretik tiazid Mekanisme kerja golongan obat ini adalah dengan menghambat symporterNa + Cl - pada tubulus distal sehingga menghambat reabsorbsi Na + dan Cl - . Obat ini termasuk first line untuk pengobatan hipertensi. Contoh obat yang termasuk pada golongan ini adalah kloritiazid, hidroklortiazid, klorthalidon dan metozalon. c. Golongan diuretik hemat kalium Obat ini bekerja pada duktus kolingentis. Golongan obat ini sering dikombinasi dengan golongan obat diuretik lainnya untuk menjaga keseimbangan ion kalium. Spironolakton merupakan antagonis aldosteron, suatu hormon yang menyebabkan retensi air dan ion natrium serta mensekresi ion K + . Amilorid dan Universitas Sumatera Utara 13 triamteren menghambatkanal ion natrium pada lumen nefron, sehingga menghambat reabsorbsi Na + dan menurunkan sekresi K + . d. Golongan diuretik osmotik Obat ini dapat difiltrasi melalui glomerulus namun tidak mengalami reabsorbsi pada nefron. Ketika melintasi nefron golongan obat ini mempengaruhi osmolaritas dalam nefron sehingga menghambat reabsorbsi air pada bagian tubulus proksimal, descending limb lengkung Henle, dan tubulus kolingentes sehingga menghasilkan efek diuresis. Namun, ekskresi elektrolit hanya ditingkatkan sedikit saja. Contoh obat ini adalah manitol, gliserol, urea. e. Golongan penghambat enzim karbonik anhidrase Obat ini bekerja pada tubulus proksimal, beraksi menghambat enzim karbonat anhidrase sehingga mencegah reabsorbsi bikarbonat, dan diiringi penghambatan Na + , K + , dan air sehingga meningkatkan volume urin. Contoh obat golongan ini adalah asetazolamid. Bagian – bagian nefron dapat dilihat pada Gambar 2.2 Gambar 2.2 Bagian nefron Dowling, 2008. Universitas Sumatera Utara 14

2.6 Furosemid