Alat dan Bahan .1 Alat-alat Pengumpulan Daun Senduduk Identifikasi Tumbuhan Pembuatan Simplisia Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Senduduk EEDS

17

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat eksperimental yang terdiri dari beberapa tahapan meliputi: pengumpulan daun senduduk, identifikasi tumbuhan, pembuatan simplisia, karakteristik simplisia, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak etanol daun senduduk, dan pengujian efek diuretik. Data yang diperoleh di analisis secara ANAVA dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey menggunakan program statistical and product service solution SPSS. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, neraca listrik, timbangan hewan, rotary evaporator Heidolph vv- 2000, mortir dan stamper, oral sonde, seperangkat alat pengujian diuresis berupa modifikasi kandang metabolik, AAS Shimadzu AA 6200.

3.1.2 Bahan-bahan

Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun senduduk, etanol 96, karboksi metil selulosa natrium CMC-Na, tablet furosemid kimia farma dan larutan-larutan pereaksi untuk skrining fitokimia.

3.2 Pengumpulan Daun Senduduk

Pengumpulan daun dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan tumbuhan yang sama dengan daerah lain. Daun yang digunakan dalam Universitas Sumatera Utara 18 penelitianini adalah daun senduduk yang diperoleh dari Dusun 2 desa Buntu Maraja Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan.

3.3 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Bogor.

3.4 Pembuatan Simplisia

Daun senduduk yang baru dipetik, dibersihkan dari kotoran dicuci dengan air bersih, ditiriskan lalu ditimbang. Kemudian daun-daun tersebut dikeringkan di lemari pengering sampai daun menjadi kering. Daun yang telah kering di blender menjadi serbuk, ditimbang dan diperoleh berat simplisia.

3.5 Karakteristik Simplisia

Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam air, penetapan kadar sari larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut dalam asam.

3.5.1 Pemeriksaan Makroskopik dan Organoleptik

Pemeriksaan makroskopik dan organoleptik dilakukan dengan mengamati bentuk, rasa, bau, dan warna dari simplisia daun senduduk.

3.5.2 Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik terhadap simplisia dilakukan dengan cara menaburkan serbuk simplisia diatas kaca objek yang telah ditetesi dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati dibawah mikroskop. Universitas Sumatera Utara 19

3.5.3 Penetapan Kadar Air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabungpenyambung dan tabung penerima 10 ml. Caranya: a. penjenuhan toluen Sebanyak 200 ml toluena dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu alas bulat, dipasang alat penampung dan pendingin, kemudian didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. b. penetapan kadar air simplisia Sebanyak 5 gram serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu lalu dipanaskan selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan dingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO,1998.

3.5.4 Penetapan Kadar Sari Larut dalam Air

Sebanyak 5 g serbuk dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1000 ml dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan Universitas Sumatera Utara 20 selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105ºC sampai diperoleh bobot tetap. Kadar sari yang larut di dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes, RI., 1995.

3.5.5 Penetapan Kadar Sari Larut dalam Etanol

Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 96 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105ºC sampai diperoleh bobot tetap. Kadar sari yang larut di dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes, RI., 1995.

3.5.6 Penetapan Kadar Abu Total

Sebanyak lebih kurang 2 g sampai 3 g zat yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam kurs porselen yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Kurs dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu total dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes, RI., 1995.

3.5.7 Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam

Abu yang telah diperoleh dari penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit. Bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas dipijarkan hingga bobot tetap kemudian ditimbang. Kadar abu yang tidak larut Universitas Sumatera Utara 21 dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes, RI., 1995.

3.6 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan menurut Depkes RI 1995, dan Farnsworth 1966, untuk mengetahui golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, glikosida antrakuinon, saponin, tanin, dan steroidatriterpenoida. Di mana skrining fitokimia dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak etanol daun senduduk.

3.6.1 Pemeriksaan Alkaloida

Simplisia atau ekstrak etanol daun senduduk ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling,dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit, didinginkan dan disaring. Filtrat yang diperoleh dipakai untuk uji alkaloida: diambil 3 tabung reaksi, lalu kedalamannya dimasukkan 0,5 ml filtrat. Pada masing-masing tabung reaksi: 1. Ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer 2. Ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat 3. Ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendroff Alkaloida positif jika terjadi endapan atau kekeruhan paling sedikit dua dari tiga percobaan diatas Depkes, RI., 1995.

3.6.2 Pemeriksaan Flavonoida

Sebanyak 10 g simplisia atau ekstrak etanol daun senduduk ditambahkan 100 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida Universitas Sumatera Utara 22 pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika warna merah atau kuning atau jingga padalapisan amil alkohol Farnsworth, 1966.

3.6.3 Pemeriksaan Glikosida

Simplisia dan ekstrak etanol daun senduduk ditimbang sebanyak 3 g, lalu disari dengan 30 ml campuran etanol 96 dengan air 7:3 dan 10 ml asam klorida 2 N, direfluks selama 2 jam, didinginkan dan disaring. Diambil 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan 5 menit lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 ml campuran isopropil dan kloroform 2:3, dilakukan berulang kali sebanyak 3 kali. Sari airdikumpulkan dan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50ºC. Sisanya dilarutkan dalam 2 ml metanol. Larutan ini digunakan untuk percobaan berikut : 0,1 ml larutan percobaan dimasukkan dalam tabung reaksi dan diuapkan di atas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi Molish. Kemudian secara perlahan-lahan ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan ikatan gula Depkes, RI., 1995.

3.6.4 Pemeriksaan Saponin

Simplisia dan ekstrak etanol daun senduduk ditimbang sebanyak 0,5 g dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air panas, dinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1 - 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N menunjukkan adanya saponin Depkes, RI., 1995. Universitas Sumatera Utara 23

3.6.5 Pemeriksaan Tanin

Sebanyak 0,5 g sampel disari dengan 10 ml air suling, disaring lalu filtratnya diencerkan dengan air suling sampai tidak bewarna. Diambil 2 ml larutan lalu ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi III klorida. Terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin Farnsworth, 1966.

3.6.6 Pemeriksaan SteroidaTriterpenoida

Sebanyak 1 g simplisia atau ekstrak etanol daun senduduk dimaserasi dengan 20 ml n-heksan selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan beberapa tetes pereaksi Lieberman-Burchard. Timbulnya warna biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroida, sedangkan warna merah, merah muda atau ungu menunjukkan adanya triterpenoida Harborne, 1987.

3.7 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Senduduk EEDS

Metode: Perkolasi Cara kerja: simplisia dimasukkan kedalam bejana tertutup dan direndam dengan cairan penyari etanol 96 selama 3 jam. Kemudian dipindahkan sedikit demi sedikit kedalam perkolator, selanjutnya cairan penyari dituangkan secukupnya sampai semua simplisia terendam dan terdapat selapis cairan penyari diatasnya, mulut tabung perkolator ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka dan dibiarkan tetesan ekstrak mengalir. Perkolasi dihentikan setelah 500 mg perkolat terakhir diuapkan tidak meniggalkan sisa. Selanjutnya ekstrak diuapkan dengan penguap vakum putar pada temperatur yang tidak lebih dari 50ºC sampai diperoleh ekstrak kental Ditjen POM, 1979. Universitas Sumatera Utara 24

3.8 Penyiapan Bahan Uji, Obat Pembanding dan Kontrol