36 besar dari 1,5 dinyatakan memiliki aktivitas diuretik kuat, nilai indeks diuretik 1-
1,5 memiliki aktivitas diuretik sedang, dan nilai indeks diuretik 0,72-1 memiliki aktivitas diuretik lemah.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 4.5 ketiga sediaan uji memiliki nilai indeks diuretik yang lebih besar dari 1,5, hal ini menunjukkan
bahwa ketiga sediaan uji memiliki aktivitas diuretik kuat. EEDS dosis 600 mgkg bb memiliki aktivitas diuretik yang paling kuat bila dibandingkan dengan sediaan
uji lainnya dengan nilai aktivitas diuretik 82 mendekati furosemid sebagai pembanding.
4.4.2 Hasil Pengukuran Kadar Natrium
Pengukuran kadar natrium merupakan parameter yang digunakan pada penelitian ini. Natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh, tekanan
darah dan keseimbangan asam – basa. Natrium merupakan salah satu elektrolit yang dikeluarkan melalui urin. Kadar natrium dalam plasma bergantung pada
keseimbangan antara ekskresi dan absorpsi natrium di ginjal, yang diregulasi oleh mekanisme neural dan hormonal. Salah satu hormon yang berperan dalam
mengatur pengeluaran natrium dalam urin adalah aldosteron Barasi, 2007. Berdasarkan pengukuran kurva kalibrasi untuk natrium diperoleh
persamaan regresi yaitu Y = 0,1251 x + 0,0000 dengan nilai r = 0,9996. Hal ini menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X
konsentrasi dan Y absorbansi. Hasil pengukuran kadar natrium dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.3
Universitas Sumatera Utara
37
Tabel 4.6 Kadar natrium dalam urin tikus pada kelompok uji
No Kelompok Pengujian
Kadar Natrium meql Rata-
rata ± SD
meql Tingka
t signifi-
kansi p
T.I T.II
T.III T.IV
T.V 1
Kontrol CMC-Na
0,5 27,89
29,19 35,35
36,48 30,93
31,97 ± 3,78
0,000 -
2 EEDS
dosis 400 mgkg bb
52,48 50,39
46,30 48,48
53,96 50,32 ±
3,06 0,000
0,000 3
EEDS dosis 500
mgkg bb 60,48
49,69 63,07
57,26 61,00
58,30 ± 5,24
0,000 0,000
4 EEDS
dosis 600 mgkg bb
74,98 73,68
83,41 79,76
76,89 77,74 ±
3,91 0,000
0,000 5
Furosemid dosis 10
mgkg bb 102,4
94,27 95,48
99,31 92,62
96,81 ± 3,96
- 0,000
Keterangan: T.I – T.V = Tikus 1 – Tikus 5 Nilai p pada baris I dibandingkan dengan kontrol positif
Nilai p pada baris II dibandingkan dengan kontrol negatif p = signifikansi
Gambar 4.3 Kadar natrium pada urin tikus jantan
20 40
60 80
100 120
CMC-Na 0,5 EEDS dosis 400 mgkg bb
EEDS dosis 500 mgkg bb
EEDS dosis 600 mgkg bb
Furosemid
Ra ta
-r at
a k ad
ar n
at ri
u m
m eq
l
kelompok pengujian
Universitas Sumatera Utara
38 Hasil pengamatan yang tertera pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.3 diperoleh
rata-rata kadar natrium untuk kontrol negatif 31,97 ± 3,78 meql; furosemid 96,81 ± 3,96 meql; EEDS dosis 400 mgkg bb 50,32 ± 3,06 meql; EEDS dosis 500
mgkg bb 58,30 ± 5,24 meql; EEDS dosis 600 mgkg bb 77,74 ± 3,91 meql. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pemberian sediaan uji EEDS dosis 400
mgkg bb, 500 mgkg bb, dan 600 mgkg bb menunjukkanefek terhadap peningkatan kadar natrium dalam urin yang lebih besar bila dibandingkan dengan
pemberian CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, tetapi tidak lebih besar bila dibandingkan dengan furosemid. Hal ini sesuai dengan prinsip kerja diuretik
dimana diuretik adalah obat-obat yang dapat meningkatkan laju aliran urin, dan meningkatkan laju ekskresi natrium natriuresis Jackson, 2007.
Hasil uji ANAVA menunjukkan bahwa EEDS dosis 400, 500, 600 mgkg bb memberikan perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol negatif
dengan nilai signifikansi 0,000 p 0,05 dan memberikan perbedaan yang bermakna terhadap kelompok pembanding dengan nilai signifikan 0,000 p
0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan dengan meningkatnya
pemberian dosis EEDS dapat meningkatkan kadar natrium dalam urin.
4.4.3 Hasil Pengukuran Kadar Kalium