Tujuan Evaluasi Alat Penilai Evaluasi Standar Evaluasi Model Evaluasi

dilakukan seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.

2.1.4 Tujuan Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto 2002, ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen p .13. Menurut Crawford 2000, tujuan dan fungsi evaluasi adalah : 1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan. 2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap perilaku hasil. 3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan. 4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan p. 30. Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukanmembuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.

2.1.5 Alat Penilai Evaluasi

Menurut Umar 2002 secara garis besar alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes.Alat non-tes dapat berupa 1 skala bertingkat untuk mengukur sikap, pendapat, keyakinan dan nilai, 2 wawancara, dan 3 pengamatan. Penggunaan alat-alat evaluasi tergantung pada apa yang akan dievaluasi p. 45. Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Standar Evaluasi

Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama Umar, 2002 yaitu : 1. Utility manfaat Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan. 2. Accuracy akurat Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi. 3. Feasibility layak Hendaknya proses evaluasi dirancang dapat dilaksanakan secara layak p. 40.

2.1.7 Model Evaluasi

Tujuan utama dari evaluasi sistem informasi adalah untuk mengkaji nilai dari sistem informasi bagi suatu organisasi dan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut. Ada beberapa model yang biasa digunakan dalam evaluasi sistem informasi yaitu : 1 Technology Acceptance Model TAM Model ini telah banyak digunakan dalam evaluasi sistem informasi untuk mengetahui reaksi pengguna terhadap sistem informasi.Metode TAM ini pertama sekali dikenalkan oleh Davis pada tahun1989.TAM merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action TRA, yang lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Anjen pada 1980. Davis mendefenisikan persepsi atas kemanfaatan sebagai “ suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja”. Sedangkan Marvine Hammer et al. 2008 menambahkan persepsi atas manfaat untuk diri sendiri, dimana lebih mengacu pada manfaat yang diperoleh untuk pribadi dan manfaat untuk organisasi.Persepsi atas penggunaan pengguna secara kontras, mengacu pada “suatu tingkatan dimana seorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut tak Universitas Sumatera Utara perlu bersusah payah. Ini mengikuti defenisi dari “mudah”: “ tidak memiliki kesulitan atau upaya keras”. Dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bisa seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitifcara pandang, afektif, dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku serta kecenderungan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi. TAM adalah teori sistem informasi yang membuat model tentang bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan sistem yang baru, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal pengguna yakin bahwa dengan menggunakan sistem ini akan meningkatkan kinerjanya, dimana pengguna yakin menggunakan sistem ini akan membebaskannya dari kesulitan, dalam artian sistem ini mudah dalam penggunaannya. Gambar 2.1 Sistem TAM Sumber : Davis et al. 1989, Venkatesh et.sl. 2003 TAM memiliki elemen yang kuat tentang perilaku, mengasumsikan bahwa keika seseorang membentuk suatu bagian untuk bertindak, mereka akan bebas untuk bertindak tanpa batasan. Beberapa penelitian telah mereplikasi studi Davis untuk memberi bukti empiris terhadap hubungan yang ada antara kegunaan, kemudahan pengguna dan penggunaan sistem. Meningkatkan Kinerja Mempermudah Penggunaan Kebiasaan Dalam P Penggunaan Sistem Universitas Sumatera Utara 2 Theory of Reasoned Action TRA Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan, sikap, keinginan, dan hubungan perilaku pengguna.Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerima pengguna teknologi.Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan sistem informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya sistem informasi oleh pengguna. Model ini menempatkan penggunaan sebagai depent variabel, serta kegunaan dan kemudahan penggunaan sebagai independen variabel. Kedua variabel independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku penggunaan. 3 End User Computing EUC Satisfaction Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam disiplin ilmu sistem informasi.Dalam lingkup end-user computing, sejumlah studi telah dilakukan untuk menggambarkan keseluruhan evaluasi dimana pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi misalnya kepuasan dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh. Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan pengguna akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu, dan kemudahan dari sistem. Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna meskipun instrument ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda. 4 Task Technology Fit TTF Analysis Inti dari Model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang dikenal sebagai Task-Technology Fit TTF, yang merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan.Model TTF memiliki 4 konstruk kunci yaitu tugas dan teknologi, yang bersama-sama mempengaruhi kontruk ketiga TTF yang balik mempengaruhi hasil yaitu kinerja Universitas Sumatera Utara atau manfaat. Model TTF menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi dan manfaat tersedia untuk mendukung aktivitas pengguna. Model evaluasi ini pertama kali dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson pada tahun 1995.Teori ini berpegang bahwa teknologi informasi memiliki dampak positif terhadap kinerja individu dan dapat digunakan jika kemampuan teknologi informasi cocok dengan tugas-tugas yang harus dihasilkan oleh pengguna. 5 Human-Organization-Technology HOT Fit Model Yusof et al. 2006 memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan untuk evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-Technology HOT Fit Model.Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia, Organisasi, dan Teknologi dan kesesuaian hubungan diantaranya. Kemampuan manusia menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi.Penggunaan sistem juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan, tingkatan pengguna, pelatihan, pengetahuan, harapan, dan sikap menerima dan menolak sistem.Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna.Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi.Kepuasan pengguna dapat dihubungkan dengan persepsi, manfaat, dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karateristik personal. Komponen Organisasi menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan lingkungan organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki, perencanaan dan pengendalian sistem, strategi, manajemen dan komunikasi. Kepemimpinan, dukungan dari top manajemen dan dukungan staf merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. Sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetensi, hubungan interorganisasional dan komunikasi. Universitas Sumatera Utara Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas layanan.Kualitas sistem dalam sistem informasi di institusi pelayanan menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem termasuk kinerja sistem.Kemudahan penggunaan, kemudahan untuk dipelajari, waktu respon, kegunaan, ketersediaan, fleksibilitas, dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem.Kualitas informasi berfokus pada informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi termasuk rekam data, dan laporan. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan pemasukan data. Sedangkan kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh penyedia layanan sistem atau teknologi.Kualitas pelayanan dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, dan tindak lanjut layanan. Gambar 2.2 Sistem HOT-FIT Sumber : Human-Organization-Technology Fit Model, Yusof, et al : 2006 Universitas Sumatera Utara 2.2 Sistem Informasi Manajemen 2.2.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen