33
lidokain yang diberikan. Baik lidokain dan metabolitnya diekskresikan melalui ginjal.
46
Sekitar 10 dari dosis lidokain yang diberikan akan diekskresikan melalui urin dalam bentuk yang tidak berubah, bergantung pada pH urin.
45,46
Clearance dari lidokain adalah 0.95 lmenit.
44
Nilai rata-rata waktu paruh lidokain adalah 1.5-2 jam, namun dapat memanjang pada pasien-pasien yang mendapat
infus lidokain lebih dari 24 jam.
46
Penyakit hati ataupun penurunan aliran darah hati dapat menurunkan laju metabolisme dari lidokain, waktu paruh lidokain bisa
mencapai lebih dari dua kali lipat dari orang dewasa yang sehat.
44,46
Disfungsi ginjal dapat menyebabkan terjadinya akumulasi dari MEGX dan GX. Lidokain
tidak dapat dihilangkan melalui dialisa.
46
2.3.6.2.4. Toksisitas lidokain
Tanda awal toksisitas lidokain adalah eksitasi susunan saraf pusat, gugup, kepala terasa ringan atau pusing, cemas, tinnitus, pandangan kabur atau pandangan
ganda, rasa panas ataupun rasa dingin, ataupun mati rasa, twitching, tremor, muntah. Waktu terjadinya eksitasi susunan saraf pusat bisa singkat pada beberapa
pasien, namun ada juga yang tidak mengalami fase tersebut dan langsung terjadi gejala-gejala depresi susunan saraf pusat. Pasien juga dapat mengalami takipnea,
takikardi, demam, dan metabolic asidosis. Gejala-gejala dapat berlanjut pada konsentrasi yang lebih tinggi 5 µgml, berupa kejang tonik-klonik, tekanan
darah dan denyut jantung yang labil, depresi nafas, dan sistem kardiovaskular menjadi kolaps.
46
Pasien-pasien yang mengalami gejala-gejala awal toksisitas haruslah dikurangi pemakaian dari infus lidokain. Bila tidak juga ada perbaikan dari gejala
yang terjadi, maka infus lidokain haruslah dihentikan. Pasien dengan gejala yang berat, maka pemakaian lidokain haruslah segera dihentikan dan diberikan terapi
suportif.
46
Penanganan terhadap gejala-gejala toksisitas pada susunan saraf pusat dapat diberikan sedatif. Kejang dapat diberikan penanganan dengan barbiturat
ataupun diazepam.
45
Pemberian emulsi lipid intra vena merupakan cara yang efektif dalam mengurangi konsentrasi lidokain. The American Society of Regional Anesthesia
Universitas Sumatera Utara
34
and Pain Medicine ASRA menganjurkan pemberian emulsi lipid pada pasien-
pasien yang mengalami toksisitas anastesi lokal yang diikuti dengan penanganan jalan nafas, pemberian benzodiazepin untuk penanganan kejang, dan
mengendalikan aritmia jantung. Panduan dari ASRA menganjurkan bolus emulsi lipid 20 sebanyak 1.5 mlkgBB yang diikuti pemberian secara infus 0.25
mlkgBBmenit dengan penyesuaian yang bergantung pada respon pasien.
46
2.3.6.2.5. Penggunaan Klinis
Lidokain telah digunakan sebagai anastesi lokal dan sebagai analgetik selama lebih dari setengah abad. Lidokain telah dipakai dengan berbagai metode
pemberian seperti intravena, intramuskular dan topikal.
46
Lidokain telah lama digunakan untuk mengurangi respon kardiovaskular akibat intubasi. Lidokain
bekerja dengan menghambat sodium channels pada membran sel saraf, mengurangi sensitifitas otot jantung tehadap impuls listrik, dapat mendepresi
jantung dan memiliki kemampuan melakukan vasodilatasi. Lidokain juga menekan refleks saluran nafas.
27
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat efek dari lidokain untuk mengurangi respon peningkatan hemodinamik akibat laringoskopi dan intubasi.
Lidokain telah dicoba dengan berbagai bentuk antara lain gel, semprotan dan inhalasi sebelum tindakan induksi anastesi. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa lidokain memang memberikan efek dalam mengurangi respon peningkatan hemodinamik.
6
Penelitian yang dilakukan Mohseni G dkk menyatakan bahwa pemberian lidokain 1.5 mgkgBB yang diberikan 90 detik sebelum tindakan
laringoskopi dan intubasi lebih efektif mengurangi peningkatan hemodinamik dibandingkan dengan pemberian nifedipin sublingual.
28
Sukron dkk menyatakan pemberian lidokain 1.5 mgkgBB intravena sebelum tindakan laringoskopi dan
intubasi dapat mengurangi gejolak kardiovaskular.
2
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Gupta R dkk, menyatakan bahwa pemberian lidokain 1.5
mgkgBB yang diberikan 1 menit sebelum tindakan intubasi efektif dalam mengurangi peningkatan tekanan darah sistolik TDS, tekanan darah diastolik
TDD dan tekanan arteri rerata TAR dibandingkan dengan basal.
27
Lev dan
Universitas Sumatera Utara
35
Rosen menulis bahwa dosis profilaksis dengan lidokain 1.5 mgkgBB intravena 3 menit sebelum intubasi memberikan hasil yang optimal. Tidak ada penelitian yang
menunjukkan akibat yang berbahaya pada pemberian profilaksis lidokain sebelum intubasi.
6
Gupta R dkk melakukan penelitian pada 120 pasien asa 1 dan 2, usia 18-65 tahun yang dilakukan tindakan pembedahan elektif. Mereka membandingkan efek
diltiazem 0.2 mgkgBB kelompok D, lidokain 1.5 mgkgBB kelompok L, diltiazem 0.2 mgkgBB + lidokain 1.5 mgkgBB dalam mengurangi respon
peningkatan hemodinamik akibat laringoskopi dan intubasi. Obat-obat tersebut diberikan satu menit sebelum tindakan laringoskopi. Setiap pasien diberikan
premedikasi midazolam 1 mg 5 menit sebelum induksi dan fentanyl 2 µgkgBB 2 menit sebelum induksi. Dari hasil penelitian mereka menyatakan bahwa baik
pemberian lidokain ataupun diltiazem efektif dalam mengurangi respon peningkatan hemodinamik akibat laringoskopi dan intubasi, sedangkan
penggabungan diltiazem dan lidokain terlihat lebih efektif dari pemberian diltiazem tunggal ataupun lidokain tunggal.
27
Namun beberapa penelitian mempertanyakan efek dari lidokain tersebut. Sing dkk, Van den Berg dkk, dan Kindler dkk melakukan penelitian terhadap
pemberian lidokain 1.5 mgkgBB intravena ternyata tidak efektif mengurangi respon peningkatan hemodinamik akibat laringoskopi dan intubasi. Kemudian
pada dua penelitian yang berbeda, menunjukkan bahwa pemberian lidokain 1.5 mgkgBB dan 2 mgkgBB tidak efektif dalam mengurangi respon peningkatan
hemodinamik saat rapid sequence induction.
6
Valeshabad AK dkk melakukan penelitian terhadap 62 pasien asa 1 dan 2, usia 20-60 tahun yang menjalani tindakan pembedahan ginekologi elektif. Mereka
membandingkan pemberian propacetamol sebanyak 2 g yang dicampurkan ke dalam 100 ml normal salin diberikan 1 jam sebelum induksi dengan lidokain
1.5 mgkgBB diberikan 2 menit sebelum induksi dalam hal mengurangi respon peningkatan hemodinamik akibat laringoskopi dan intubasi. Sebelum induksi
seluruh pasien diberikan premedikasi midazolam 0.02 mgkgBB dan fentanyl 2 µgkgBB. Dari penelitian mereka menyatakan bahwa propacetamol efektif dalam
Universitas Sumatera Utara
36
mengurangi efek peningkatan denyut jantung bila dibandingkan dengan lidokain. Propacetamol dan lidokain tidak efektif dalam mengurangi peningkatan tekanan
darah dan peningkatan tekanan arteri rerata akibat laringoskopi dan intubasi.
48
2.3.6.3. Magnesium Sulfat