51
b. Peneliti kemudian melakukan informed concent kepada pasien pada saat kunjungan prabedah.
c. Kepada pasien dijelaskan tentang rencana tindakan pembiusan umum dan prosedur penelitian yang menggunakan obat yang telah lazim digunakan.
d. Randomisasi dilakukan dengan cara blok oleh relawan yang telah dilatih, masing-masing blok terdiri dari 6 subjek, dengan jumlah kemungkinan
kombinasi sekuens sebanyak 5. Kemudian dijatuhkan pena di atas angka random. Angka yang ditunjuk oleh pena tadi merupakan nomor awal
untuk menentukan sekuens yang sesuai. Kemudian pilih 4 pasangan angka di bawah dari angka pertama tadi sampai diperoleh jumlah sekuens yang
sesuai dengan besarnya sampel. Kemudian sekuens yang diperoleh disusun secara berurutan sesuai dengan nomor amplop.
e. Obat disiapkan oleh relawan peneliti dan pasien tidak mengetahui komposisi obat yang diberikan, dan relawan tersebut memberikan obat
kepada peneliti pada hari pelaksanaan penelitian.
3.6.2.2. Pelaksanaan Penelitian
a. Penelitian ini dilakukan dibawah pengawasan konsultan anastesi yang bertugas pada hari tersebut.
b. Setelah pasien tiba di ruang tunggu kamar bedah, pasien diperiksa ulang terhadap identitas, diagnosa, rencana tindakan pembedahan, akses infus
pastikan telah terpasang infus dengan kateter vena no. 18 G dan threeway, dan pastikan aliran lancar.
c. Kemudian pasien dibawa ke kamar operasi dan diberikan preloading cairan Ringer Laktat 10 mlkgBB.
d. Setelah preloading, dilakukan pengukuran tekanan darah, tekanan arteri rerata, denyut jantung, dan rate pressure product. basalT0.
e. Kelompok A diberikan magnesium sulfat 30 mgkgBB yang dicampurkan ke dalam D5 100 ml, kelompok B diberikan D5 sebanyak 100 ml, dan
dihabiskan dalam waktu 5 menit. Kemudian dilakukan pengukuran
Universitas Sumatera Utara
52
tekanan darah TDS, TDD, tekanan arteri rerata TAR, denyut jantung DJ, dan rate pressure product RPP T1.
f. Kemudian setelah 5 menit setiap kelompok dipremedikasi dengan midazolam dosis 0.05 mgkgBB intravena iv.
g. Setelah 5 menit pemberian midazolam, kemudian setiap kelompok diberikan fentanyl 2 µgkgBB iv.
h. Dua menit setelah injeksi fentanyl, kemudian kelompok B diberikan lidokain 1.5 mgkgBB iv dan kelompok A mendapatkan normal salin, dan
setelahnya dilakukan pengukuran TDS, TDD, TAR, DJ dan RPP.T2 i. Setelah 2 menit pemberian lidokainnormal salin, maka masing-masing
kelompok diinduksi dengan propofol dosis 2 mgkgBB iv, lalu injeksi rocuronium 1 mgkgBB iv. Kemudian dilakukan pengukuran TDS, TDD,
TAR, DJ, dan RPP.T3 j. Laringoskopi dilakukan setelah 1 menit pemberian obat pelumpuh otot
dengan menggunakan bilah metal Macintosh nomor 3 atau 4. k. Intubasi dengan ETT ID 7 Fr untuk perempuan dan ID 7.5 Fr untuk laki-
laki. l. Segera setelah intubasi, cuff ETT diisi dengan udara sampai tidak ada
kebocoran pada saat pemberian ventilasi positif. m. Kedalaman ETT ditentukan dengan mendengar suara napas paru kanan
sama dengan paru kiri menggunakan stetoskop, kemudian ETT difiksasi. n. Kemudian dilakukan pengukuran TDS, TDD, TAR, DJ dan RPP pada
menit pertama, ketiga, dan kelima setelah intubasi endotrakea. Lalu dicatat sebagai data T-4, T-5, dan T-6. Selama pencatatan manipulasi bedah tidak
dilakukan dan gas inhalasi tidak diberikan. o. Setelah pengukuran menit kelima, gas inhalasi dapat diberikan dan
manipulasi pembedahan dapat dilakukan p. Bila terjadi tanda-tanda klinis toksisitas berat dari magnesium maka
diberikan kalsium glukonas 10-15 mgkg IV. Kemudian diberikan juga loop diuretik dan pemberian cairan untuk meningkatkan pengeluaran
Universitas Sumatera Utara
53
magnesium melalui urin. Bila diperlukan, maka dilakukan juga penanganan jalan nafas dan dukungan bagi hemodinamik.
3.7. IDENTIFIKASI VARIABEL
3.7.1. Variabel Independent