rendah dibandingkan dengan pil sekuensil, oleh karena pertumbuhan mioma uteri berhubungan dengan kadar estrogen.
2.9.2 Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan diagnosa dini dan pengobatan yang cepat dan tepat.
a. Diagnosa dini
Beberapa upaya yang dilakukan oleh ahli medis dalam menegakkan diagnosa mioma uteri adalah sebagai berikut.
a.1 Anamnesis
Dari proses tanya jawab dokter dan pasien dapat ditemukan penderita seringkali mengeluh rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian
bawah,kadang mempunyai gangguan haid, buang air kecil maupun buang air besar juga ada rasa nyeri.
a.2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan bimanual akan mengungkap tumor pada uterus, yang umumnya terletak di garis tengah maupun ke samping, seringkali teraba
adanya benjolan-benjolan. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang berhubung dengan uterus Prawirohardjo, 2007.
a.3 Pemeriksaan Penunjang a.3.1 Ultrasonografi USG
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transabdominal baik
digunakan untuk observasi uterus atau massa yang paling besar, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
ultrasonografi transvaginal bermanfaat untuk observasi uterus yang berukuran kecil. Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran ultrasonografi yang
mendemonstrasikan iregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Adanya klasifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperkoik gambaran padat dengan
bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik gambaran lunak.
a.3.2 Magnetic Resonance Imagine MRI
Mioma uteri lebih baik didiagnosa dengan MRI daripada USG tetapi biayanya lebih mahal. MRI mampu menentukan ukuran, lokasi dan bilangan
mioma uteri serta bisa mengevaluasi jarak penembusan mioma submukosa di dalam dinding miometrium Parker, 2007.
b. Penatalaksanaan Medis
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor. Oleh karena itu, penanganan mioma uteri terbagi atas:
b.1 Penanganan Konservatif