pidana perdagangan orang dianggap sebagai bisnisusaha yang menguntungkan dari segi ekonomi. Selain itu, dari sisi penegakan hukum upaya yang dilakukan
belum berjalan optimal. Kendala yang dihadapi aparat penegak hukum adalah sulitnya melacak tindak pidana perdagangan orang, karena dalam tindak pidana
perdagangan orang kasusnya baru terungkap apabila ada pengaduan dari korban atau keluarganya.
93
B. Upaya Non Penal
Usaha-usaha yang rasional untuk menanggulangi kejahatan tidak hanya cukup dengan menggunakan sarana hukum pidana penal, tetapi juga
menggunakan sarana-sarana diluar hukum pidana non penal. Sarana non penal adalah menentukan :
1. Perbuatan apa yang harusnya dijadikan tindak pidana
2. Sanksi apa yang sebaiknya digunakan atau dikenakan kepada pelanggar.
94
Mengingat upaya penanggulangan kejahatan lewat jalur non penal lebih bersifat tindakan pencegahan untuk terjadinya kejahatan, maka sasaran utamanya
adalah menangani faktor-faktor kondusif itu antara lain, berpusat pada masalah- masalah atau kondisi sosial yang secara langsung dan tidak langsung dapat
menimbulkan atau menumbuhkan kejahatan. Dengan demikian, dilihat dari sudut
93
Ibid, Halaman 314
94
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan kebijakan pidana Bandung : Alumni, 1984 Halaman 159
politik kriminal secara makro dan global, maka upaya-upaya non penal menduduki posisi kunci dan strategis dari keseluruhan upaya politik krimninal.
Upaya pencegahan merupakan suatu pencegahan kejahatan, dimana dilakukan sebelum kejahatan itu terjadi, upaya ini seharusnya lebih diutamakan
daripada upaya yang lebih bersifat represif. W. A. Bonger mengatakan bahwa, dilihat dari efisiensi dan efektifitas upaya pencegahan lebih baik dari upaya
represif. Dalam dunia kedokteran kriminal telah disepakati suatu pemikiran mencegah kejahatan adalah lebih baik dari pada mencoba mendidik penjahat
menjadi baik kembali, lebih baik disini juga berarti lebih mudah, lebih murah dan lebih mencapai tujuannya.
95
Pencegahan sebelum terjadinya tindak pidana perdagangan orang merupakan suatu upaya untuk memberikan dan menghindari masyarakat menjadi
korban perdagangan orang. Pemerintah harus memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai modus terjadinya tindak pidana perdagangan orang, mulai
dari pola perekrutan sampai janji-janji manis yang digunakan oleh pelaku perdagangan manusia untuk memperdaya korbannya.
Untuk mengatasi tindak pidana perdagangan orang, maka upaya pencegahannya tidak dapat terlepas dari bekerjanya hukum dalam masyarakat,
dan kepatuhan serta kesadaran hukum masyarakat, yang pada prinsipnya
95
W.A. Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi Pembangunan.Jakarta, Ghalia Indonesia. 1995, Halaman 167
merupakan bagian dari politik kriminal. Komitmen dari pemerintah dalam pencegahan tindak pidana perdagangan orang telah diwujudkan dalam beberapa
produk hukum yang merupakan pembaharuan terhadap tindak pidana perdagangan orang. Hal ini membuktikan bahwa hukum belum bekerja sesuai
dengan harapan. Pembaharuan hukum biasanya diakhiri dengan diundangkannya suatu peraturan hukum. Setiap peraturan hukum hendaknya didasarkan pada
kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang meliputi kebutuhan sosial, politik, ekonomi. Namun dalam kenyataannya, hukum sering mengedepankan
kepentingan politik dan ekonomi saja, tetapi dipisahkan dari kebutuhan sosial, sehingga dalam penegakan hukum tidak dapat berjalan optimal. Pembaharuan
hukum harus lebih memperhatikan kepentingan sosial masyarakat, karena hukum diberlakukan utuk kehidupan bermasyarakat. Pembaharuan hukum pidana
merupakan hasil keputusan bersama dari berbagai kewenangan dalam negara yang bekerja bersama-sama dalam menanggulangi masalah pidana. Untuk itu upaya
menanggulangi kejahatantindak pidana tidak cukup dengan menggunakan sarana hukum, tetapi juga dapat melalui upaya-upaya sosial lainnya, seperti pendidikan,
perbaikan taraf hidup anggota masyarakat yang tergolong ekonomi lemah, mengurangi penganguran, perbaikan lingkungan, dan strategi-strategi sosial
lainnya.
96
Pihak Kepolisian diharapkan ikut mencegah terjadinya tindak pidana perdagangan orang dengan bentuk eksploitasi seksual, dengan melakukan razia-
razia ketempat hiburan, hotel, atau tempat yang dianggap sangat rawan berpotensi
96
Henny Nuraeny, Op.cit, Halaman 315-316
terjadinya perdagangan orang, biasanya baik perempuan maupun anak perempuan, misalnya dengan bentuk eksploitasi seksual seperti mempekerjakan
perempuan dan anak perempuan sebagai pekerja seks komersil. Disamping itu juga melakukan pengawasan secara ketat ditempat lain yang
terindikasi dapat melancarkan lalu lintas perdagangan orang seperti pelabuhan laut, pelabuhan udara, pintu gerbang perbatasan dengan negara lain dan patroli
perairan untuk mengawasi kapalperahu yang diduga membawa tenaga kerja dengan tujuan mencegah lalu lintas manusia yang diperdagangkan secara ilegal
dari desa ke kota maupun dari satu kota ke kota lainnya serta dri dalam negeri ke negara tujuan.
Dan yang kalah tidak penting adalah pembinaan oleh orang tua terhadap anak dengan menerapkan ajaran agama. Dimana norma-norma agama berfungsi
sebagai benteng terakhir yang sudah diperoleh anak semenjak lahir.
B. Analisis kasus terhadap putusan nomor : 1033 Pid.B 2013 PN.Mdn