Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 06 Tahun 2004 tentang

masyarakat. Masa jabatan LPSK adalah 5 lima tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk 1 satu kali masa jabatan berikutnya.

D. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

Pada sistem pemerintahan negara yang berdasarkan atas hukum rechtstaat, negara mempunyai syarat atau kewajiban-kewajiban yang salah satunya adalah melindungi hak-hak dan kebiasaan asasi manusia sebagai warga negaranya dari tindakan sewenang-wenang dari pihak-pihak yang mempunyai kuasa. Adanya pengakuan persamaan di depan hukum merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap hak asasi manusia. Pengakuan dan persamaan di depan hukum merupakan salah satu bentuk perlindungan terhadap hak asasi manusia. Perdagangan manusia juga tidak bisa dilepaskan dengan hak asasi manusia karena masalah perdagangan manusia merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Konsep perdagangan orang memuat makna bahwa korban dijadikan sebagai objek perdagangan terutama berkaitan dengan eksploitasi seksual yang meliputi segala bentuk pemanfaatan organ tubuh lain dari korban untuk mendapatkan keuntungan. Pegertian ini, pada umumnya hanya berkaitan dengan eksploitasi seksual perempuan meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan pada organ dan bukan organ laki-laki. Dalam kaitan dengan peningkatan kualifikasi tindak pidana perdagangan orang sebagai kejahatan luar biasa, maka unsur eksploitasi manusia sebagai perbuatan mengeksploitasi perempuan dan anak merupakan perbuatan yang merusak atau melanggar hak-hak asasi manusia. 67 Setiap orang dalam konsep Hak Asasi Manusia HAM tidak dapat menjadi objek perdagangan objek hukum. Manusia hanya layak menjadi subjek hukum yang memiliki hak dan kewajiban. Oleh karena itu perbuatan Tindak Pidana Perdagangan Orang merupakan perbuatan yang tergolong pelanggarangan hak asasi manusia.

E. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 06 Tahun 2004 tentang

Penghapusan Perdagangan Trafficking Perempuan dan Anak Suatu langkah maju Pemerintah Sumatera Utara telah melahirkan suatu Peratuan Daerah Trafficking disahkan pada tanggal 6 Juli 2004., oleh gubernur Sumatera Utara, T. Rizal Nurdin dan diundangkan pada tanggal 26 Juli 2004. Dalam Perda ini bahwa perdagangan anak dan perempuan merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia dan melanggar hak asasi manusia, dan mempunyai jaringan yang luas sehingga merupakan ancaman terhadap masyarakat, bangsa, dan negara, serta terhadap norma-norma kehidupan yang dilandasi dengan penghormatan terhadap hak asasi manusia baik nasional maupun Internasional. 68 Perempuan adalah penerus generasi bangsa yang merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk itu perlu dilindungi harga diri dan martabatnya, serta dijamin hak hidupnya untuk tumbuh dan berkembang sesuai 67 http:www.kompasiana.commemposisikan perdagangan orang sebagai kejahatan luar biasa. Diakses terakhir pada hari selasa, 4 Agustus 2015 68 Chairul Bariah Mozasa, Op.cit, Halaman 48 dengan fitrah dan kodratnya, karena itu segala bentuk perlakuan yang menggangu dan merusak hak-hak dasarnya dalam berbagai bentuk pemanfaatan dan eksploitasi yang tidak berperikemanusiaan harus segera dihentikan. Dalam kenyataannya masih ada sekelompok orang yang dengan teganya telah memperlakukan Perempuan dan Anak untuk kepentingan bisnis, yakni melalui perdagangan manusia Trafficking. Trafficking terhadap perempuan dan anak merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, korban diperlakukan seperti barang dagangan yang dibeli, dijual, dipindahkan, dan dijual kembali serta dirampas hak asasinya bahkan beresiko kematian. Penghapusan perdagangan Trafficking perempuan dan anak dilakukan dengan berasaskan penghormatan dan pengakuan atas hak-hak dan martabat kemanusiaan yang sama dan perlindungan hak-hak asasi perempuan dan anak Pasal 2. Penghapusan perdagangan perempuan dan anak dalam Perda ini, bertujuan untuk pencegahan, rehabilitasi, da reintegrasi perempuan dan anak korban perdagangan Pasal 3; Masyarakat berhak memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta membantu upaya pencegahan dan penghapusan perdagangan perempuan dan anak. Hal ini diwujudkan dalam pemberian : a. Hak mencari, memperoleh, atau memberikan informasi dan atau melaporkan adanya perdagangan perempuan dan anak kepada penegak hukum; b. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan haknya c. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada pemerintah atau perusahan yang bertanggung jawab menangani pengerahan atau pengiriman tenaga kerja agar tidak terjadi praktik-praktik yang menjurus kepada perdagangan perempuan dan anak. Sanksi pidan a dalam perda ini terdapat dalam Pasal 28 yaitu : “Setiap orang yang melakukan, mengetahui, melindungi, menutup informasi, dan membantu secara langsung maupun tidak langsung terjadinya perdagangan perempuan dan anak dengan tujuan melakukan eksploitasi baik dengan atau tanpa persetujuan untuk pelacuran, kerja, atau pelayanan, perbudakan atau praktik serupa dengan perbudakan, pemindahan, atau transplantasi organ tubuh, atau segala tindakan yang melibatkan pemerasan dan pemanfaatan fisik, seksual, tenaga, dan atau kemampuan seseorang oleh pihak lain dengan secara sewenang- wenang untuk mendapatkan keuntungan baik material maupun nonmaterial dapat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang