Upaya Penal Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi di Pengadilan Negeri Medan)

1. Tahap kebijakan FormulasiLegislasi 2. Tahap kebijakan Yudikatifaplikatif 3. Tahap kebijakan Eksekutifadministrasif Bertolak dari uraian tersebut dapatlah dikatakan bahwa dalam ketiga tahap kebijakan penegakan hukum pidana itu terkandung didalamnya 3 kekuasaankewenangan, yaitu kekuasaan legislatifformulatif dalam menentukan atau merumuskan perbuatan apa yang dapat dipidana dan sanksi apa yang dapat dikenakan; kekuasaan yudikatifaplikatif dalama menerapkan hukum pidana; dan kekuasaan eksekutifadministratif dalam melaksanakan hukum pidana. Dengan demikian, upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu lewat j alur “ penal “ hukum pidana dan lewat jalur “ non penal “ bukandiluar hukum pidana. Upaya penanggulangan lewat jalur penal lebih menitikberatkan pada sifat “repressive” penindasan pemberantasan penumpasan sesudah kejahatan terjadi.

A. Upaya Penal

Pada dasarnya kepada pelaku suatu tindak pidana dikenakan suatu akibat hukum. Akibat hukum itu pada umumnya berupa hukuman pidana atau sanksi. Berdasarkan Pasal 10 KUHP jenis hukuman pidana dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pidana pokok yang terdiri dari pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan, pidana denda, pidana tutupan ; 2. Pidana tambahan, terdiri dari pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu, dan pengumuman putusan hakim. Jenis pidana terhadap tindak pidana perdagangan orang berupa sanksi pidana penjara, pidana denda, dan pidana tambahan. Menurut KUHP ada beberapa jenis pemberian pidana dalam undang-undang yang mengatur pidana terhadap tindak pidana perdagangan orang atau berkaitan dengan tindak pidana perdagangan orang, yaitu : 90 1. Ada Pasal-Pasal yang menggunakan sanksi pidana minimal-maksimal dan denda minimal-maksimal 2. Ada Pasal-Pasal menggunakan sanksi pidana saja, tetapi tetap ada minimal dan maksimal 3. Ada Pasal-Pasal menggunakan sanksi pidana maksimal dan denda maksimal 4. Ada Pasal-Pasal menggunakan sanksi pidana maksimal saja. Dalam KUHP Pasal 297 memberikan ancaman pidana maksimal 6 tahun penjara bagi pelakunya dirasakan terlalu ringan dan tidak memenuhi rasa keadilan. Selain itu, dalam ketentuan tersebut tidak diatur ancaman pidana minimalnya. Ancaman pidana tersebut dirasakan tidak memenuhi rasa keadilan, mengingat penderitaan yang dialami para korban, harga diri dan martabatnya sebagai manusia yang telah dirampas dan diinjak sedemikian rupa. Pada umumnya para korban berasal dari golongan tidak mampu untuk memperoleh pekerjaan yang dijanjikan tersebut, telah mengeluarkan materi dalam jumlah yang tidak sedikit. Hal ini memungkinkan pelaku bebas. Unsur-unsur didalam Pasal 90 Farhana, Op. Cit, Halaman 132 297 tersebut menunjukkan bahw laki-laki dewasa tidak terlindungi oleh hukum apabila dia menjadi korban perdagangan manusia. Tindak pidana lain yang berhubungan dengan eksploitasi seksual kecuali yang mengakibatkan kematian korban memberikan ancaman hukumannya 1 sampai 7 tahun tergantung pada usia korban dan tingkat kejahatannya. Walaupun Pasal 297 KUHP cakupannya hanya wanita dan anak laki-laki dibawah umur. Kenyataan saat ini perdagangan perempuan dan anak tidak ditujukan untuk eksploitasi seksual saja, tetapi juga untuk tujuan lain seperti pekerja paksa, adopsi ilegal, implantasi organ, yang mana belum terakomodasi dalam Pasal 297 KUHP yang sekarang tidak berlaku lagi. Ancaman hukuman untuk pelaku perdagangan orang lebih berat dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Dalam Pasal 17 disebutkan bahwa jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, dilakukan terhadap anak, maka ancaman pidananya ditambah sepertiga. Jadi, ancaman pidana penjara paling singkat selama 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp160.000.00,00 dan paling banyak Rp800.000.000,00. Adapaun penyelenggara negara atau aparat melakukan tindak pidana perdagangan orang dengan cara menyalahgunakan kekuasaan, maka ancaman hukumannya ditambah sepertiga dari ancaman Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6 , dan dapat dikenakan pidana tambahan berupa pemberhentian secara tidak hormat dari jabatannya, ini tercantum dalam Pasal 8. Ketentuan yang mengatur secara khusus tentang perdagangan orang yang baru disahkan sehingga belum terlihat efektivitasnya, sebelumnya digunakan KUHP Pasal 297 yang dirasakan secara komprehensif dan memadai untuk melakukan upaya-upaya pencegahan, pemberantasan, penghukuman terhadap pelaku, perlindungan terhadap korban tindak pidana perdagangan orang. Jika berhadapan dengan kasus-kasus perdagangan orang yang sudah melewati batas wilayah negara, keterbatasan jangkauan hukum yang ada telah menjadi hambatan. Terutama dalam menentukan unsur-unsur perbuaan atau jenis tindak pidana perdagangan orang dan ketentuan-ketentuan kerja sama internasional dalam proses pidananya. 91 Dalam hal ini pemberian sanksi terhadap pelaku perdagangan orang akan dikenakan sesuai konsep hukum pembangunan yaitu bersumber pada undang- undang, yurisprudensi, atau gabungan antara undang-undang dan yurisprudensi, maka akan merujuk pada Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, atau pada yurisprudensi. Dalam menjatuhkan sanksi, hakim di Indonesia lebih sering menjatuhkan sanksi sesuai dengan aturan dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 92 Pengenaan sanksi yang lebih berat tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku, bahkan pelaku cendurung lebih berani melakukannya, karena tindak 91 Ibid, Halaman 137 92 Henny Nuraeny, Loc. Cit, Halaman 313 pidana perdagangan orang dianggap sebagai bisnisusaha yang menguntungkan dari segi ekonomi. Selain itu, dari sisi penegakan hukum upaya yang dilakukan belum berjalan optimal. Kendala yang dihadapi aparat penegak hukum adalah sulitnya melacak tindak pidana perdagangan orang, karena dalam tindak pidana perdagangan orang kasusnya baru terungkap apabila ada pengaduan dari korban atau keluarganya. 93

B. Upaya Non Penal