Teori Harga Landasan Teori 1. Teori Produksi

atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu. Fungsi produksi adalah kaitan antara jumlah output maksimum yang bisa dilakukan masing-masing dari tiap-tiap perangkat input faktor produksi. Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berjalan, terutama tiga faktor yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja. Tentu saja proses produksi atau usahatani tidak berjalan jika tidak ada tenaga kerja. Begitu juga dengan faktor lainnya seperti modal Samuelson, 2002.

2.2.2. Teori Harga

Teori harga pasar merupakan teori ekonomi yang menerangkan perilaku harga pasar barang-barang atau jasa-jasa individual. Isi teori harga pasar intinya ialah harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan pasar dan penawaran pasar Reksoprayitno, 2000. Harga pasar suatu komoditi dan jumlah yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari komoditi tersebut. Dengan harga pasar dimaksudkan harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Analisis permintaan dan penawaran digunakan untuk menggambarkan mekanisme pasar. Tanpa campur tangan pemerintah, permintaan dan penawaran dengan sendirinya akan mencapai keseimbangan harga dan jumlah komoditi yang diperjualbelikan Sugiarto, 2000. Universitas Sumatera Utara Kurva penawaran menunjukkan jumlah barang yang bersedia dijual oleh para produsen pada harga yang akan diterimanya di pasar, sambil mempertahankan agar setiap faktor yang mempengaruhi jumlah penawaran tetap. Sedangkan, kurva permintaan menyatakan berapa banyak konsumen bersedia membeli karena harga per unit berubah Pyndick, 2003. Pada awalnya harga suatu barang berada di atas tingkat keseimbangan pasar P1. Maka produsen akan berusaha memproduksi barang dan menjual lebih dari yang bersedia dibeli konsumen. Akibatnya terjadi surplus penawaran yang melebihi jumlah permintaan. Untuk menjual kelebihan penawaran tersebut maka produsen akan mulai menurunkan harga. Akhirnya harga turun, jumlah permintaan akan naik dan jumlah penawaran akan turun sampai harga ekuilibrium Po tercapai. Sebaliknya, jika harga mula-mula berada di bawah tingkat keseimbangan pasar P2, yaitu jumlah permintaan melebihi jumlah penawaran. Di mana konsumen tidak mampu membeli barang pada tingkat harga ini. Hal ini mengakibatkan tekanan ke atas terhadap harga karena konsumen akan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan penawaran yang ada, dan produsen merespon dengan menaikkan harga dan menambah jumlah barang, yang akhirnya harga akan mencapai titik Po. Universitas Sumatera Utara Harga S � 1 --------------------------------- � ---------------------- � 2 -------------------------------- D Qs Gambar 2.1. Penentuan Harga oleh Permintaan dan Penawaran 2.3. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andi Kusuma Sidabutar, dengan judul “Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Usahatani Kentang”. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kuta Rayat, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan data time series dan metode uji beda rata-rata. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas kentang sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013. Metode uji rata-rata digunakan untuk melihat perbandingan produksi, produktivitas, biaya, harga, penerimaan dan pendapatan dalam usahatani kentang sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan luas panen, produksi, serta produktivitas kentang sesudah terjadi erupsi Gunung Sinabung. Erupsi Gunung Sinabung memiliki perbedaan yang nyata dan dampak yang signifikan yaitu terjadi penurunan terhadap produksi, biaya, harga, penerimaan Universitas Sumatera Utara dan pendapatan usahatani kentang. Hal tersebut dipengaruhi perubahan yang menurun terhadap luas lahan dan luas tanam akibat erupsi yang mengeluarkan banyak abu vulkanik. Sedangkan untuk produktivitas usahatani kentang tidak ada perbedaan nyata sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung. Hal ini disebabkan bahwa setelah erupsi tahun 2013 petani di Desa Kuta Rayat saat itu masih menusahakan tanaman kentang walaupun dalam keadaan belum aman dari erupsi dengan alasan bahwa usahatani kentang merupakan salah satu usaha yang dapat dikerjakan petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Julprida Saragih yang berjudul “Analisis Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Kubis Kecamatan Simpang Empat”. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Metode analisis data yang digunakan adalah Uji Two Sample Kolmogrov - Smirnov Z untuk mengetahui perbedaan produktivitas dan pendapatan petani kubis di daerah yang terkena dan yang tidak terkena dampak erupsi Gunung Sinabung. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara produktivitas kubis di daerah yang terkena dengan daerah yang tidak terkena erupsi Gunung Sinabung di daerah penelitian. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansinya sebesar 0,164 lebih besar dari ∝ 0,05, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan petani kubis di daerah yang terkena dengan daerah yang tidak terkena erupsi Gunung Sinabung di daerah penelitian. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansinya sebesar 0,759 lebih besar dari ∝ 0,05, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Universitas Sumatera Utara Hutasoit 2015, dengan judul skripsi Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Penawaran Sayur Mayur Kasus: Kentang, Bunga Kol, Sawi di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Metode analisis data yang digunakan adalah metode komparatif dan uji t berpasangan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata produktivitas petani sayur mayur kentang, brokoli, dan sawi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung, terdapat perbedaan nyata jumlah yang ditawarkan petani sayur mayur kentang, brokoli, dan sawi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung, terdapat perbedaan nyata pendapatan petani sayur mayur kentang, brokoli, dan sawi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.

2.4. Kerangka Pemikiran