54
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan yang nyata antara produksi markisah, produksi labu siam, produksi bawang daun sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung. Tidak
terdapat perbedaan yang nyata antara produksi jeruk, produksi kubis, produksi kentang, produksi tomat, produksi wortel, produksi buncis, produksi petsai,
produksi kol bunga, dan produksi cabe merah sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
2. Terdapat perbedaan yang nyata antara harga jeruk, harga kubis, harga kentang,
harga tomat, harga wortel, harga buncis, harga petsai, harga labu siam, harga kol bunga, harga cabe merah sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung. .
Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara harga markisah dan harga bawang daun sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
6.2 Saran
1. Kepada pemerintah diharapkan membuat suatu upaya antisipasi menurunnya produksi buah dan sayuran di Kabupaten Karo dan juga membuat program
yang dapat meningkatkan nilai jual buah dan sayuran di Kabupaten Karo. 2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lanjutan
mengenai dampak erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo dengan komoditas yang berbeda, seperti tanaman pangan komoditas padi, jagung, dan
kedelai.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian Dampak
Pengertian dampak adalah pengaruh atau efek tidak langsung dari erupsi Gunung Sinabung atau dari bencana lain. Pengaruh atau efek adalah suatu keadaan di
mana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi KBBI Online, 2015.
Dampak lain dari erupsi Merapi adalah masalah sosial ekonomi masyarakat tani. Di samping kehilangan sanak saudara, harta benda, mereka juga kehilangan mata
pencarian dari usahataninya Martini, dkk., 2011.
2.1.2. Erupsi Gunung Sinabung dan Dampaknya
Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo,Sumatera Utara, Indonesia. Koordinat puncak Gunung Sinabung
adalah 3º10’12”LU dan 98º23’31”BT dengan puncak tertinggi gunung ini adalah 2.460 meter dpl yang mencapai puncak tertinggi di Sumatera Utara. Gunung ini
belum pernah meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010.
Peristiwa letusan pertama sejak 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus 2010 sekitar pukul 00.15 WIB Gunung
Sinabung mengeluarkan lava. Status gunung ini dinaikkan menjadi “awas”. 28.000 warga disekitarnya dari 29 desa dievakuasi dan ditampung di tempat yang
lebih aman. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya
Universitas Sumatera Utara
menuju timur laut. Sebagian Kota Medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung Purba, 2013.
Gunung Sinabung yang meletus pada tahun 2010 dan terus berlanjut hingga tahun 2013 berdampak terhadap kehidupan manusia. Dampaknya bergantung terhadap
besarnya kekuatan letusan gunung api tersebut namun secara umum dampak yang mungkin terjadi terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat
khususnya sekitar lokasi gunung berapi tersebut. Letusan gunung juga menyebabkan perubahan kegiatan ekonomi daerah tersebut, harga-harga sayuran
dan produksi pertanian, sedangkan masyarakat di sekitar gunung sendiri tidak memperoleh pendapatan selama kondisi bencana Tindaon, 2013.
Abu vulkanik selain menutupi jalanan, rumah-rumah penduduk juga menutupi tanaman. Debu vulkanik berdampak pada 6 enam kecamatan di sekitar gunung
Sinabung yaitu Kecamatan Namanteran, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Merdeka, Kecamatan Dolat Rayat, Kecamatan Barusjahe, dan Kecamatan
Berastagi. Letusan terkini terjadi pada tanggal 15 Oktober 2013 dan dilaporkan juga mengeluarkan lava BPTP, 2013.
Berdasarkan perhitungan Dinas Pertanian dan Perkebunan Karo, kerugian di sektor pertanian dan perkebunan sejak Gunung Sinabung erupsi hingga
6 Januari 2014 diperkirakan Rp 712,2 milyar, di mana 10.406 hektar lahan pertanian dan perkebunan puso. Luas lahan pertanian dan perkebunan ini meliputi
tanaman pangan 1.837 ha, hortikultura 5.716 ha, tanaman buah 1.630 ha, biofarmaka 1,7 ha, dan perkebunan 2.856 ha. Dampak ini terdapat di 4
kecamatan, yaitu Namanteran, Simpang Empat, Payung, dan Tiganderket.
Universitas Sumatera Utara
Kerugian dan kerusakan dampak erupsi Sinabung nanti akan dihitung secara menyeluruh, di sektor perumahan dan permukiman, infrastruktur, ekonomi
produktif, sosial budaya dan lintas sektor BPTP, 2014.
2.1.3. Buah-Buahan
Menurut Zulkarnain 2009, secara botani, buah dapat didefinisikan sebagai ovari matang dari suatu bunga dengan segala isinya serta bagian-bagian yang terkait
erat dari buga tersebut. Oleh karena itu, buah terdiri atas bagian-bagian terkait seperti dinding ovari atau pericarp yang berdiferensiasi menjadi eksocarp,
endocarp, dan mesocarp, biji, jaringan plasenta, partisi, reseptakel, dan sumbu tangkai bunga.
Berdasarkan jumlah penyusunnya, buah dapat diklasifikasikan atas beberapa kelompok, yaitu:
a. Buah sederhana, yaitu buah yang berkembang dari satu ovari. Buah sederhana
dikelompokkan lagi menjadi: 1.
Buah sederhana berdaging pericarpnya berdaging. Tipe buah demikian dapat dikelompokkan lagi menjadi:
a. Tipe berry, misalnya buah tomat dan anggur Vitis vinifera b. Tipe drupe, misalnya buah zaitun, peach, cherry Prunus, sp., dan
plum. c. Tipe pome, misalnya buah apel Malus domestica
d. Tipe hesperidium, misalnya buah jeruk Citrus sp. e. Tipe pepo, misalnya buah tanaman yang tergolong ke dalam famili
Cucurbitaceae
Universitas Sumatera Utara
2. Buah sederhana tidak berdaging pericarpnya kering, yang dapat
digolongkan menjadi: a. Golongan dehiscent membuka dan menyebarkan biji pada saat
matang, yang dapat dikelompokkan lagi menjadi: 1 Tipe legume polong, misalnya buah kaang-kacangan
2 Tipe follicle, misalnya buah peony dan Hakea 3 Tipe capsule, misalnya buah Eucalyptus sp
4 Tipe silique, misalnya buah mustard Brassica nigra b.
Golongan indischent tidak membuka dan tidak menyebarkan biji pada saat matang, yang dapat dikelompokkan lagi menjadi:
1 Tipe achene, misalnya buah bunga matahari Helianthus annuus 2 Tipe caryopsis biji-bijian, misalnya buah jagung
3 Tipe nut, misalnya buah hazel nut 4 Tipe samara, misalnya buah maple.
b. Buah agregat, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari pada bunga yang
sama, baik ovari tersebut bergerombol maupun menyebar pada satu eseptakel, yang kemudian menyatu menjadi satu buah. Contoh buah tipe ini misalnya
pada tanaman stroberi Fragaria vesca. c.
Buah majemuk, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari dari beberapa bunga, lalu menyatu menjadi satu massa. Contoh buah ini misalnya pada
tanaman nanas Ananas comosus.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan asal tanaman buah-buahan, maka tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua sumber yaitu:
a. Tanaman buah sub-tropik.
Tanaman buah sub-tropik umumnya berasal dari daerah antara 230-400 Lintang. Contoh: buah kesemak dan pear.
b. Tanaman buah tropik
Tanaman buah tropik berasal dari daerah khatulistiwa sampai 230 Lintang. Contoh: buah rambutan, durian, manggis, duku, dan sebagainya.
Tanaman buah sub-tropik umumnya masih dapat dikembangkan di daerah tropik, seperti daerah pegunungan
≥ 1000 meter di atas permukaan laut, sedangkan tanaman buah tropik lebih sulit dikembangkan di daerah sub-tropik Barus, 2008.
2.1.4. Sayuran
Menurut Tim Penulis PS 2008, terdapat berbagai jenis sayuran, yaitu: a.
Berdasarkan tempat tumbuh Berdasarkan tempat tumbuhnya, sayuran dikelompokkan menjadi:
1. Sayuran dataran rendah Sayuran dataran rendah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di
dataran rendah. Contoh: bawang merah, jagung, dan timun. 2. Sayuran dataran tinggi
Sayuran dataran tinggi hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah dataran tinggi. Contoh: bit, bawang daun, bawang putih, kapri,
kentang, kubis, lobak, petsai, seledri, dan wortel.
Universitas Sumatera Utara
3. Sayuran dataran rendah dan dataran tinggi Sayuran jenis ini merupakan sayuran yang dapat beradaptasi dan
berproduksi pada dataran rendah maupun dataran tinggi tanpa terdapat perbedaan ketika ditanam di dataran rendah dan tinggi. Contoh: bayam,
cabai, kangkung, sawi, selada, terong, dan tomat. b.
Berdasarkan kebiasaan tumbuh Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi:
1. Sayuran semusim Sayuran semusim adalah sayuran yang melengkapi siklus hidupnya dalam
satu musim dan diperbanyak dengan biji. Contoh: bayam, bit, bawang daun, bawang merah, bawang putih, cabai,
jagung, kangkung darat, kapri, kentang, kubis, lobak, petsai, rebung bambu, sawi, selada, seledri, terong, tomat, dan wortel.
2. Sayuran tahunan Sayuran tahunan adalah sayuran yang pertumbuhan dan produktivitasnya
tidak terbatas. Contoh: kangkung air, keluwih, melinjo, dan petai. c.
Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dibedakan menjadi:
1. Sayuran daun Sayuran daun umumnya tidak dapat bertahan lama dan mudah busuk.
Contoh: bayam, bawang daun, kangkung, kubis, petsai, sawi, selada, dan seledri.
Universitas Sumatera Utara
2. Sayuran buah Daya tahan sayuran buah tergantung dari tebl tipisnya kulit, misalnya tomat
mempunyai daya tahan yang lebih rendah dibandingkan dengan terong kapri. Contoh sayuran buah adalah cabai, jagung, kapri, terong, dan tomat.
3. Sayuran umbi Sayuran umbi mempunyai daya tahan yang tinggi, misalnya kentang dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga petani bisa menunggu harga yang baik untuk pemasarannya. Contoh sayuran umbi adalah bit,
bawang merah, bawang putih, kentang, dan lobak.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Produksi
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi sesuatu barang dengan jumlah input produksi yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi
yang dihasilkan. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak
mengalami perubahan. Juga teknologi tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja Sukirno, 2009.
Menurut Joesron dan Suhartati 2003 produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input.
Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.
Hubungan teknis antara input dan output tersebut dalam bentuk persamaan, tabel
Universitas Sumatera Utara
atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan
kombinasi input tertentu. Fungsi produksi adalah kaitan antara jumlah output maksimum yang bisa
dilakukan masing-masing dari tiap-tiap perangkat input faktor produksi. Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan saling terkait
satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berjalan, terutama tiga faktor yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja. Tentu
saja proses produksi atau usahatani tidak berjalan jika tidak ada tenaga kerja. Begitu juga dengan faktor lainnya seperti modal Samuelson, 2002.
2.2.2. Teori Harga
Teori harga pasar merupakan teori ekonomi yang menerangkan perilaku harga pasar barang-barang atau jasa-jasa individual. Isi teori harga pasar intinya ialah
harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan pasar dan penawaran pasar Reksoprayitno, 2000.
Harga pasar suatu komoditi dan jumlah yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari komoditi tersebut. Dengan harga pasar
dimaksudkan harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Analisis permintaan dan penawaran digunakan untuk menggambarkan mekanisme pasar.
Tanpa campur tangan pemerintah, permintaan dan penawaran dengan sendirinya akan mencapai keseimbangan harga dan jumlah komoditi yang diperjualbelikan
Sugiarto, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Kurva penawaran menunjukkan jumlah barang yang bersedia dijual oleh para produsen pada harga yang akan diterimanya di pasar, sambil mempertahankan
agar setiap faktor yang mempengaruhi jumlah penawaran tetap. Sedangkan, kurva permintaan menyatakan berapa banyak konsumen bersedia membeli karena harga
per unit berubah Pyndick, 2003. Pada awalnya harga suatu barang berada di atas tingkat keseimbangan pasar P1.
Maka produsen akan berusaha memproduksi barang dan menjual lebih dari yang bersedia dibeli konsumen. Akibatnya terjadi surplus penawaran yang melebihi
jumlah permintaan. Untuk menjual kelebihan penawaran tersebut maka produsen akan mulai menurunkan harga. Akhirnya harga turun, jumlah permintaan akan
naik dan jumlah penawaran akan turun sampai harga ekuilibrium Po tercapai. Sebaliknya, jika harga mula-mula berada di bawah tingkat keseimbangan pasar
P2, yaitu jumlah permintaan melebihi jumlah penawaran. Di mana konsumen tidak mampu membeli barang pada tingkat harga ini. Hal ini mengakibatkan
tekanan ke atas terhadap harga karena konsumen akan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan penawaran yang ada, dan produsen merespon dengan
menaikkan harga dan menambah jumlah barang, yang akhirnya harga akan mencapai titik Po.
Universitas Sumatera Utara
Harga S
�
1
--------------------------------- �
---------------------- �
2
-------------------------------- D
Qs
Gambar 2.1. Penentuan Harga oleh Permintaan dan Penawaran 2.3. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andi Kusuma Sidabutar, dengan judul “Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Usahatani Kentang”.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kuta Rayat, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis deskriptif dengan data time series dan metode uji beda rata-rata. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan perkembangan luas
panen, produksi dan produktivitas kentang sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013. Metode uji rata-rata digunakan untuk melihat
perbandingan produksi, produktivitas, biaya, harga, penerimaan dan pendapatan dalam usahatani kentang sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung pada
tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan luas panen, produksi, serta produktivitas kentang sesudah terjadi erupsi Gunung Sinabung.
Erupsi Gunung Sinabung memiliki perbedaan yang nyata dan dampak yang signifikan yaitu terjadi penurunan terhadap produksi, biaya, harga, penerimaan
Universitas Sumatera Utara
dan pendapatan usahatani kentang. Hal tersebut dipengaruhi perubahan yang menurun terhadap luas lahan dan luas tanam akibat erupsi yang mengeluarkan
banyak abu vulkanik. Sedangkan untuk produktivitas usahatani kentang tidak ada perbedaan nyata sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung. Hal ini
disebabkan bahwa setelah erupsi tahun 2013 petani di Desa Kuta Rayat saat itu masih menusahakan tanaman kentang walaupun dalam keadaan belum aman dari
erupsi dengan alasan bahwa usahatani kentang merupakan salah satu usaha yang dapat dikerjakan petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Julprida Saragih yang berjudul “Analisis Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Kubis
Kecamatan Simpang Empat”. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Metode analisis data yang
digunakan adalah Uji Two Sample Kolmogrov - Smirnov Z untuk mengetahui perbedaan produktivitas dan pendapatan petani kubis di daerah yang terkena dan
yang tidak terkena dampak erupsi Gunung Sinabung. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara produktivitas kubis
di daerah yang terkena dengan daerah yang tidak terkena erupsi Gunung Sinabung di daerah penelitian. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansinya sebesar
0,164 lebih besar dari ∝ 0,05, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Selain itu,
hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan petani kubis di daerah yang terkena dengan daerah yang tidak terkena
erupsi Gunung Sinabung di daerah penelitian. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansinya sebesar 0,759 lebih besar dari
∝ 0,05, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Hutasoit 2015, dengan judul skripsi Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Penawaran Sayur Mayur Kasus: Kentang, Bunga Kol, Sawi di Desa Jeraya,
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Metode analisis data yang digunakan adalah metode komparatif dan uji t berpasangan. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata produktivitas petani sayur mayur kentang, brokoli, dan sawi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung,
terdapat perbedaan nyata jumlah yang ditawarkan petani sayur mayur kentang, brokoli, dan sawi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung, terdapat
perbedaan nyata pendapatan petani sayur mayur kentang, brokoli, dan sawi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
2.4. Kerangka Pemikiran
Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung berapi aktif di Kabupaten Karo. Keberadaan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo mempengaruhi keadaan
pertanian di daerah tersebut. Sejak tanggal 27 September 2010, Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan abu
vulkanik. Pada tanggal 3 September 2010 gunung ini meletus dan menyemburkan debu vulkanik. Dan pada bulan September 2013, Gunung Sinabung kembali
meletus. Letusan ini melepaskan awan panas dan debu vulkanik. Letusan Gunung Sinabung berpengaruh nyata terhadap produksi buah dan sayuran di Kabupaten
Karo. Debu vulkanik yang dihasilkan gunung tersebut merusak tanaman pertanian di Kabupaten Karo. Namun, debu vulkanik tersebut juga akan menyuburkan tanah
pertanian setelah proses yang lama.
Universitas Sumatera Utara
Asap dan debu vulkanik tersebut mempengaruhi kualitas buah dan sayuran. Kualitas buah dan sayuran akan mempengaruhi harga jual buah dan sayuran di
daerah tersebut. Untuk melihat dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produksi dan harga buah dan sayuran di Kabupaten Karo dilakukan dengan
membandingkan produksi dan harga buah dan sayuran di Kabupaten Karo sebelum dan sesudah terjadinya erupsi Gunung Sinabung.
Secara sistematis skema kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut:
perbedaan perbedaan Sebelum
2005-2009
Harga Buah dan Sayuran
Produksi Buah dan Sayuran
Sesudah 2010-2014
Harga Buah dan Sayuran
Produksi Buah dan Sayuran
Erupsi Gunung Sinabung
Gambar 2.2. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan: = Menyatakan pengaruh
------------------- = Menyatakan perbedaan kondisi
Universitas Sumatera Utara
2.5. Hipotesis Penelitian