25 5 jam dengan temperatur 450, 500, 550 dan 600
o
C diperoleh normalitas ekstrak abu masing-masing sebesar 0,048; 0,056; 0,062; dan 0,056 N.
Dari Gambar 4.3 diperoleh pada waktu yang sama dengan bertambahnya temperatur pembakaran maka normalitas dari ekstrak abu juga semakin
bertambah, namun pada temperatur 600
o
C normalitas ekstrak abu menjadi berkurang. Ekstrak alkali dari abu adalah alkali hidroksida yang dapat dijelaskan
bahwa K
2
O danatau Na
2
O terbentuk selama pembakaran material suatu tumbuhan dan larut di dalam air selama ekstraksi menjadi hidroksida [7]. Tetapi
menurut penelitian terdahulu dikatakan susunan K
2
O atau Na
2
O terbentuk dari pembakaran logam murni K atau Na di udara, dimana K atau Na didalam
material tumbuhan terikat dalam matrik organiknya [5]. Dari penelitian terdahulu, perlakuan dengan bertambahnya temperatur pada
pembakaran, logam alkali, K dan Na, membentuk logam oksida yang kurang stabil dibandingkan dengan unsur lainnya yang terkandung dalam abu. Senyawa
oksida tersebut bereaksi dengan uap air untuk mencapai keadaan stabil dan menjadi senyawa volatil hidroksida, KOHg dan NaOHg [31].
Selain itu, kemampuan abu untuk melarut menjadi suatu fungsi dari jumlah komponen-komponen logam alkali dan garam-garam yang dapat larut lainnya
seperti klorida dan sulfat dari K dan Na yang terkandung didalam abu tergantung jenis tumbuhan yang dibakar. Komponen-komponen yang tidak larut
pada abu mengandung silikat dan logam lain yang sukar larut didalam air. Ketika abu dilarutkan dengan air, hanya karbonat dan mungkin klorida serta sulfat dari
logam alkali yang terdapat pada larutan, termasuk sebagian kecil logam lain yang tidak larut atau sukar larut [5].
4.4 Pengaruh Temperatur pembakaran
o
C terhadap pH Ekstrak Abu
Hasil pirolisis yang diperoleh dari percobaan diekstraksi menggunakan aquadest, lalu disaring dan filtratnya dianalisa untuk mengetahui pH dari abu hasil
pirolisis. Pengaruh temperatur pembakaran terhadap pH dari abu dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
26 Gambar 4.4 Pengaruh Temperatur Pembakaran
o
C terhadap pH Ekstrak Abu
Gambar 4.4 menunjukkan grafik pengaruh temperatur pembakaran terhadap pH abu yang dihasilkan. Pada perlakuan pirolisis pada waktu 3 jam dengan
temperatur 450, 500, 550 dan 600
o
C diperoleh pH ekstrak abu masing-masing sebesar 10,0; 10,3; 11,1; dan 10,8. Sedangkan pada waktu 5 jam dengan
temperatur 450, 500, 550 dan 600
o
C diperoleh pH ekstrak abu masing-masing sebesar 10,4; 10,7; 11,2; dan 11,0.
Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa penambahan temperatur pembakaran menghasilkan pH yang semakin meningkat, namun pada temperatur 600
o
C pH menjadi berkurang. Begitu juga terhadap penambahan waktu pembakaran
menghasilkan pH semakin meningkat dimana dapat dilihat pada temperatur 450
o
C dengan waktu pembakaran 3 dan 5 jam menghasilkan pH yang meningkat dari 10 menjadi 10,4.
Karbonat terbentuk pada temperatur yang rendah sedangkan abu terbentuk pada temperatur yang tinggi di dalam keadaan atmosfir oksigen yang secara utama
membentuk logam oksida. Dengan terbentuknya senyawa alkali karbonat maupun alkali oksida pada abu yang ditambahkan air, campuran tersebut akan menjadi
larutan yang bersifat basa [27]. 9,6
10,0 10,4
10,8 11,2
11,6
400 450
500 550
600
p H
Temperatur Pembakaran ᵒC
5 jam 3 jam
Temperatur Pembakaran
o
C
Universitas Sumatera Utara
27
4.5 Pengaruh Temperatur Pembakaran
o
C terhadap Daya Hantar Listrik Ekstrak Abu µScm
Hasil pirolisis yang diperoleh dari percobaan diekstraksi menggunakan air demin, lalu disaring dan filtratnya dianalisa untuk mengetahui daya hantar listrik
dari abu hasil pirolisis. Pengaruh temperatur dan waktu pembakaran terhadap
daya hantar listrik dari abu dapat dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini :
Gambar 4.5 Pengaruh Temperatur Pembakaran
o
C terhadap Daya Hantar Listrik Ekstrak Abu µScm
Gambar 4.5 menunjukkan grafik pengaruh temperatur pembakaran terhadap daya hantar listrik pada abu yang dihasilkan. Daya hantar listrik mengindikasikan
adanya senyawa alkali pada abu. Pada perlakuan pirolisis kulit buah pisang pada waktu 3 jam dengan temperatur 450, 500, 550 dan 600
o
C diperoleh daya hantar listrik masing-masing sebesar 279,3; 280,0; 287,7; dan 285,5 µScm. Sedangkan
pada waktu 5 jam dengan temperatur 450, 500, 550 dan 600
o
C diperoleh daya hantar listrik masing-masing sebesar 281,1; 282,7; 295,9; dan 296,6 µScm.
Dari Gambar 4.5 di atas dapat dilihat bahwa penambahan temperatur pembakaran menghasilkan daya hantar listrik yang semakin meningkat, begitu
juga terhadap penambahan waktu pembakaran menghasilkan daya hantar listrik semakin meningkat dimana dapat dilihat pada temperatur 450
o
C dengan waktu pembakaran 3 dan 5 jam menghasilkan daya hantar listrik yang meningkat dari
279,3 menjadi 281,1 µScm. Konduktivitas listrik berhubungan dengan kemampuan suatu bahan untuk
mengalirkan arus listrik. Sifat konduktivitas pada berbagai bahan berbeda-beda, 275
280 285
290 295
300
300 400
500 600
700 800
D aya
H an
tar L
is tr
ik µ
S c
m
Temperatur Pembakaran ᵒC
5 jam 3 jam
Temperatur Pembakaran
o
C
Universitas Sumatera Utara
28 tergantung pada kandungan bahan penghantamya. Konduktivitas listrik larutan
dipengaruhi oleh jumlah ion, mobilitas ion, tingkat oksidasi serta temperatur. Semakin besar nilai daya hantar listrik berarti kemampuan dalam menghantarkan
listrik semakin kuat. Pada konduktor elektrolit elektron mengalir dibawa oleh ion-ion, sedangkan
yang dapat menghasilkan ion antara lain asam, basa dan garam. Daya hantar listrik berhubungan dengan pH suatu bahan. Pada kondisi asam, pH yang
memiliki tingkat keasaman yang kuat akan menghasilkan daya hantar listrik yang besar, dan pada keadaan basa, pH yang memiliki tingkat kebasaan yang besar
akan menghasilkan daya hantar listrik yang besar [34]. Temperatur pembakaran mempengaruhi pH dari abu yang dihasilkan,
dimana dapat dilihat pada Gambar 4.4 bahwa penambahan temperatur pembakaran menghasilkan pH yang semakin meningkat, begitu juga terhadap
penambahan waktu pembakaran menghasilkan pH semakin meningkat dimana dapat dilihat pada temperatur 400
o
C dengan waktu pembakaran 1 dan 5 jam menghasilkan pH yang meningkat dari 10 menjadi 10,4.
Oleh karena itu, penambahan temperatur pembakaran menghasilkan daya hantar listrik yang besar yang terbukti dari pH yang semakin basa seiring
bertambahnya temperatur pembakaran, demikian juga dengan penambahan waktu pembakaran menghasilkan daya hantar listrik yang semakin meningkat seiring
meningkatnya kebasaan dari abu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
29
4.6 Pengaruh Temperatur Pembakaran