Pengaruh Rendemen Abu terhadap Kadar K Pengaruh Temperatur Pembakaran

30 yang terkandung pada abu telah mengalami penguapan dapat dilihat dari titik didih logam K yaitu 760 o C [37]. Begitu pula menurut penelitian terdahulu lainnya, perlakuan dengan bertambahnya temperatur pada pembakaran, logam alkali, K dan Na, membentuk logam oksida yang kurang stabil dibandingkan dengan unsur lainnya yang terkandung dalam abu. Secara teori, pada temperatur yang tinggi kandungannya dapat berkurang oleh adanya senyawa karbon. Senyawa oksida tersebut bereaksi dengan uap air untuk mencapai keadaan stabil dan menjadi senyawa volatil hidroksida, KOHg dan NaOHg [31].

4.7 Pengaruh Rendemen Abu terhadap Kadar K

2 O Hubungan kadar K 2 O pada abu terhadap rendemen abu yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini : Gambar 4.7 Pengaruh Rendemen Abu terhadap Kadar K 2 O Gambar 4.7 menunjukkan hubungan kandungan K 2 O dari hasil analisa AAS terhadap rendemen abu yang dihasilkan. Pada waktu pembakaran 3 jam, kadar K 2 O yang dihasilkan pada rendemen abu 28,49; 17,31; 11,97; dan 11,29 adalah 31,33; 43,11; 57,90; dan 59,07 . Pada waktu pembakaran 5 jam, kadar K 2 O yang dihasilkan pada rendemen abu 18,50; 12,80; 11,53; dan 11,01 adalah 45,65; 51,90; 61,80 dan 43,98 . Dari Gambar 4.7 menunjukkan bahwa dengan menurunnya rendemen abu dari hasil pirolisis akan menghasilkan kadar K 2 O yang semakin meningkat, akan 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 K ad ar K 2 O Rendemen Abu 5 jam 3 jam Universitas Sumatera Utara 31 tetapi pada temperatur yang mendekati titik didih dari logam K akan menghasilkan kadar K 2 O yang menurun. Dengan bertambahnya waktu pembakaran akan menghasilkan rendeman abu yang menurun akan tetapi menghasilkan kadar K 2 O yang meningkat pada kondisi temperatur yang sama. Pembakaran material tumbuhan pada temperatur yang tinggi menghasilkan dekomposisi beberapa komponen anorganik dan juga pengurangan berat [27]. Setiap spesis tanaman mempunyai kandungan abu dan kandungan alkali yang berbeda. Diharapkan dengan kandungan abu yang semakin tinggi maka yield dari alkali juga semakin tinggi, akan tetapi hal tersebut tidak demikian. Dengan kata lain, hubungan antara kandungan abu dan kandungan alkali merupakan 2 hal variatif yang bergantung pada jenis spesies tanaman [5].

4.8 Pengaruh Temperatur Pembakaran

o C terhadap Perbandingan Kadar K 2 O dan K 2 CO 3 Pengaruh temperatur pembakaran terhadap perbandingan kadar K 2 O dan K 2 CO 3 pada abu dapat dilihat pada gambar 4.8 di bawah ini : Gambar 4.8 a 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 400,0 450,0 500,0 550,0 600,0 650,0 K ad ar A lk al i Temperatur Pembakaran o C K2O K2CO3 K 2 O K 2 CO 3 Universitas Sumatera Utara 32 Gambar 4.8 b Gambar 4.8 Pengaruh Temperatur Pembakaran o C terhadap Perbandingan Kadar K 2 O dan K 2 CO 3 a Pada Waktu 3 Jam dan b Pada Waktu 5 Jam Gambar 4.8 menunjukkan grafik pengaruh temperatur pembakaran terhadap perbandingan kadar K 2 O dan K 2 CO 3 . Grafik tersebut menunjukkan bahwa kondisi temperatur optimum untuk memperoleh kandungan alkali K 2 O dan K 2 CO 3 terbanyak adalah 550 o C untuk senyawa K 2 O dan 500 o C untuk senyawa K 2 CO 3 , masing-masing untuk waktu 5 jam. Pengambilan senyawa kalium dari limbah pertanian dilakukan dengan cara membakar limbah pertanian tersebut menjadi abu sehingga garam–garam organik yang terkandung didalamnya berubah menjadi kalium karbonat K 2 CO 3 , jika abu tersebut diekstraksi dengan air maka akan terbentuk K 2 CO 3 dan KHCO 3 [36]. Akan tetapi pada kondisi temperatur 600 o C, kandungan K 2 O menjadi turun. Ini menunjukkan dengan perlakuan temperatur pembakaran yang terlalu tinggi, kandungan alkali akan menurun yang diakibatkan oleh terjadinya penguapan. Kombinasi kandungan oksigen tinggi dengan bahan organik volatil yang terkandung didalam biomassa menunjukkan potensi terjadinya penguapan pada sejumlah bahan anorganik selama pembakaran [25]. 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 400,0 450,0 500,0 550,0 600,0 650,0 K ad ar A lk al i Temperatur Pembakaran o C K2O K2CO3 K 2 O K 2 CO 3 Universitas Sumatera Utara 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN