commit to user 3
ketersediaan air, tanpa aplikasi pupuk dan masukan teknologi lainnya, dan di lahan kritis yang sulit ditanami biji-bijian lain seperti gandum serta padi.
Sumber komoditi lokal lain yang harganya murah dan diduga mengandung senyawa antioksidan adalah sorgum. Sorgum Sorghum bicolor
merupakan tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah kering di Indonesia. Selain itu,
tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif.
Sorgum mengandung tannin, senyawa kimia yang termasuk golongan senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan. Di banyak negara, biji sorgum
digunakan sebagai bahan pangan, pakan ternak dan bahan baku industri Anonim
a
, 2009. Dari berbagai uraian di atas, maka diperlukan penelitian untuk
modifikasi bahan baku dalam pembuatan tempe dengan menambahkan bahan pengisi pada pembuatan tempe sehingga dapat menghasilkan tempe inovasi
yang memiliki karakteristik yang baik dan dapat diterima konsumen serta mengandung senyawa berkhasiat.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh penambahan kulit ari kedelai, millet, dan sorgum terhadap kadar protein, serat kasar, dan aktivitas antioksidan tempe yang
dihasilkan? 2. Bagaimanakah pengaruh penambahan kulit ari kedelai, millet, dan sorgum
terhadap karakteristik sensori tempe yang meliputi warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall tempe yang dihasilkan?
commit to user 4
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh penambahan kulit ari kedelai, millet, dan sorgum terhadap karakteristik kimia tempe yang meliputi kadar protein, serat
kasar, dan aktivitas antioksidan. 2. Mengetahui pengaruh penambahan kulit ari kedelai, millet, dan sorgum
terhadap karakteristik sensori yang meliputi warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall tempe.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan pemanfaatan kulit ari kedelai, millet, dan sorgum sebagai
bahan pengisi dalam pembuatan tempe kedelai. 2. Memberikan informasi untuk pengembangan ilmu teknologi pangan
mengenai karakteristik kimia dan sensori tempe dengan variasi penambahan bahan pengisi kulit ari kedelai, millet, dan sorgum.
commit to user 5
II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tempe
Tempe adalah produk fermentasi yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia terutama di Jawa Kasmidjo,1990. Tempe terbuat
dari kedelai rebus yang difermentasi oleh jamur Rhizopus. Selama fermentasi, biji-biji kedelai terperangkap dalam rajutan miselia jamur
membentuk padatan yang kompak berwarna putih Steinkraus, 1960 dalam Dwinaningsih, 2010. Tempe mempunyai ciri-ciri berwarna putih, tekstur
kompak dan flavour spesifik. Warna putih disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur yang kompak
juga disebabkan oleh miselia-miselia jamur yang menghubungkan antara biji-biji kedelai. Sedangkan flavor yang spesifik disebabkan oleh
terjadinya degradasi komponen-komponen dalam kedelai selama fermentasi Kasmidjo, 1990.
Menurut Syarief 1999 dalam Driyani 2007, tempe merupakan produk pangan yang sangat populer di Indonesia, diolah dengan proses
fermentasi kedelai dalam waktu tertentu menggunakan jamur Rhizopus sp. Secara umum tempe mempunyai ciri berwarna putih karena pertumbuhan
miselia-miselia jamur yang menghubungkan antar biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang kompak.
Menurut Standar Nasional Indonesia 01-3144-1992, tempe kedelai adalah produk makanan hasil fermentasi biji kedelai oleh kapang tertentu,
berbentuk padatan kompak dan berbau khas serta berwarna putih atau sedikit keabu-abuan. Adapun persyaratan standar mutu tempe kedelai
ditunjukkan oleh Tabel 2.1.
5
commit to user 6
Tabel 2.1. Syarat Mutu Tempe Kedelai Menurut Standar Nasional Indonesia 01-3144-1992
Kriteria uji Persyaratan
Keadaan · Bau
· Warna · Rasa
normal khas tempe normal
normal
Air bb maks 65
Abu bb maks 1,5
Protein bb Nx6,25 min 20
Cemaran mikroba · E coli
· Salmonella maks 10
negatif
Sumber : SNI 01-3144-1992 Berdasarkan Tabel 2.1. dapat diketahui bahwa persyaratan untuk
bau, warna, dan rasa adalah normal. Besarnya kadar air, abu dan protein secara berturut-turut yaitu maksimal 65 bb, maksimal 1,5 bb, dan
minimal 20 bb. Sedangkan untuk cemaran mikroba E.coli maksimal 10.
Proses pengolahan tempe pada umumnya meliputi tahap pencucian, perendaman bahan mentah, perebusan, pengulitan, pengukusan
dan penirisan, pendinginan, inokulasi, pengemasan, kemudian fermentasi selama 2-3 hari. Perendaman mengakibatkan ukuran biji menjadi lebih
besar dan struktur kulit mengalami perubahan sehingga lebih mudah dikupas. Perebusan dan pengukusan selain melunakkan biji dimaksudkan
untuk membunuh bakteri kontaminan dan mengurangi zat anti gizi. Penirisan dan pendinginan bertujuan mengurangi kadar air dalam biji dan
menurunkan suhu biji sampai sesuai dengan kondisi pertumbuhan jamur Purwadaksi, 2007.
Perendaman bertujuan untuk mencapai tingkat keasaman pH yang sesuai untuk pertumbuhan kapang pada keping kedelai. Proses
perendaman memberi kesempatan pertumbuhan bakteri asam laktat sehingga terjadi penurunan pH dalam biji menjadi 4,5-5,3. Bakteri yang
tumbuh dan melakukan fermentasi selama perendaman akan menyebabkan terjadinya metabolisme senyawa gula. Menurut Mulyowidarso 1988
commit to user 7
dalam Sri Retno 2008 dalam Fitriasari 2010, kadar sukrosa turun sebesar 84, sedangkan stakhiosa, rafinosa, dan melibiosa turun sebesar
64. Selama proses perendaman kedelai, ß-glukosidase akan aktif dan menghidrolisa isoflavon glukosida daidzin, genistin, dan glisitin menjadi
bentuk aglikonnya yaitu daidzein, genistein, dan glisitein. Perebusan dimaksudkan untuk memasak biji kedelai agar menjadi
lunak sehingga dapat ditembus oleh miselia kapang yang menyatukan biji kedelai yang terpisah menjadi kompak satu dengan yang lainnya.
Perebusan juga berguna untuk memberikan air ke dalam biji kedelai sehingga biji kedelai menjadi besar dan mempermudah proses pengupasan.
Pengukusan bertujuan untuk memasak biji kedelai dan memtikan bakteri kontaminan yang tumbuh selama proses perendaman.
Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan fisik, terutama tekstur. Tekstur kedelai akan menjadi semakin lunak.
Miselia jamur juga mampu menembus permukaan kedelai sehingga dapat menggunakan nutrisi yang ada pada biji kedelai. Miselia jamur akan
mengeluarkan berbagai macam enzim ektraseluler dan menggunakan komponen biji kedelai sebagai sumber nutrisinya Hidayat dkk, 2006.
Perubahan fisik lainnya adalah peningkatan jumlah miselia jamur yang menyelubungi kedelai. Miselia ini berwarna putih dan semakin lama
semakin kompak sehingga mengikat kedelai yang satu dengan kedelai yang lainnya menjadi satu kesatuan. Pada tempe yang baik akan tampak
miselia yang merapat dan kompak serta mengeluarkan bau yang enak. Tempe kedelai mempunyai flavour yang lebih baik dari pada
kedelai mentah, kandungan bahan padatan terlarutnya lebih tinggi karena selama fermentasi terjadi perubahan senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana yang sifatnya lebih mudah larut sehingga tempe lebih mudah dicerna. Tempe juga banyak mengandung vitamin B12, mineral seperti Ca
dan Fe, tidak mengandung kolesterol dan relatif bebas racun kimia Yanwar dan Saparsih, 1978 dalam Rokhmah, 2008. Adapun komposisi
kimia tempe ditunjukkan oleh Tabel 2.2.
commit to user 8
Tabel 2.2. Komposisi Kimia Tempe Komposisi
Jumlah Air wb
Protein kasar db Minyak kasar db
Karbohidrat db Abu db
Serat kasar db Nitrogen db
61,2 41,5
22,2 29,6
4,3 3,4
7,5 Sumber : Cahyadi 2007.
Tabel 2.2. menunjukkan bahwa kadar protein pada tempe cukup tinggi yaitu 41,4 dan telah memenuhi syarat mutu tempe kedelai yaitu
minimal 20 bb. Tempe juga memiliki kandungan air yang cukup tinggi yaitu 61,2 dan kandungan karbohidratnya sebesar 29,6.
Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya
penyakit degeneratif atherosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain. Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri
penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.
Komposisi gizi kedelai baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya lebih tinggi dibandingkan dengan tempe kedelai. Namun,
karena komponen-komponen dalam tempe telah terdegradasi, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna
di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur dari
bayi hingga lanjut usia, sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur Anonim
b
, 2010.
commit to user 9
2. Kedelai
Kedelai merupakan sumber protein yang penting bagi manusia, dan apabila ditinjau dari segi harga merupakan sumber protein yang termurah
sehingga sebagian besar kebutuhan protein nabati dapat dipenuhi dari hasil olahan kedelai. Di Indonesia penggunaan kedelai masih terbatas sebagai
bahan makanan manusia dan ternak. Makanan yang dibuat dari kedelai antara lain kedelai rebus, kedelai goreng, kecambah, tempe, soyghurt,
tahu, susu kedelai, tauco, dan kecap Cahyadi, 2007. Menurut Rukmana 1996, kedudukan tanaman kedelai dalam
sistematika tumbuhan taksonomi diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Sub-divisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae Ordo
: Polypetales Famili
: Leguminosae Papilionaceae Sub famili
: Papilionoideae Genus
: Glycine Species
: Glycine max L. Kedelai yang dapat diolah menjadi tempe adalah biji tanaman
kedelai Glycine max yang kini telah dibudidayakan hampir di seluruh dunia. Tanaman kedelai berbentuk semak pendek setinggi 30-100 cm.
Kedelai yang telah dibudidayakan tersebut diperkirakan berasal dari jenis liar Glycine soya alias Glycine usuriensis yang banyak terdapat di Cina,
Jepang, Korea, dan Rusia. Buah kedelai berbentuk polong dengan jumlah biji 1-4 butir per
polong. Kulit polong berbulu. Warna polong kuning kecoklatan atau abu- abu. Dalam proses pemasakan, warna polong berubah menjadi tua. Polong
yang semula berwarna hijau berubah menjadi kehitaman, keputihan, atau kecoklatan. Polong yang sudah kering mudah pecah dan melentingkan
bijinya Sarwono, 2000.
commit to user 10
Adapun kandungan gizi kedelai ditunjukkan pada Tabel 2.3. berikut ini.
Tabel 2.3. Kandungan Unsur Gizi dalam Kedelai per 100 gram Bahan Komponen
Jumlah Energi
442 kal Air
7,5 gr Protein
34,9 gr Lemak
18,1 gr Karbohidrat
34,8 gr Mineral
4,7 gr Kalsium
227 mg Fosfor
585 mg Zat Besi
8 mg Vitamin A
33 mg Vitamin B
1,07 mg Sumber : Suprapti, 2003
Dari Tabel 2.3. dapat diketahui bahwa kedelai mengandung protein yang cukup tinggi, yaitu 34,9 gram dalam 100 gram kedelai. Menurut
Cahyadi 2007, kedelai merupakan sumber protein yang penting bagi manusia, dan apabila ditinjau dari segi harga merupakan sumber protein
yang termurah sehingga sebagian besar kebutuhan protein nabati dapat dipenuhi dari hasil olahan kedelai.
Dibandingkan dengan beras, jagung, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih
tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Apabila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau
sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram
kedelai Cahyadi, 2007. Hampir 40 dari kalori yang terkandung pada kacang kedelai
merupakan protein sehingga kacang ini menjadi lebih tinggi dalam
kandungan protein dibanding jenis kacang-kacangan lainnya dan banyak sumber protein hewani lainnya. Kacang kedelai mengandung semua 3
makro nutrisi yang dibutuhkan, yaitu: protein yang lengkap, karbohidrat
commit to user 11
dan lemak, termasuk vitamin, mineral, kalsium, fosfor, dan zat besi Mancer, 2010.
3. Kulit Ari Kedelai
Menurut Koswara 1995 dalam Mayasari 2010, kulit ari biji kedelai pada umumnya memiliki serat kasar sebesar 1-3 . Serat kasar
yang tinggi bermanfaat untuk mengikat asam empedu pada saluran pencernaan. Asam empedu yang sudah terikat oleh serat kemudian
dikeluarkan dari tubuh bersama serat dalam bentuk kotoran. Untuk menggantikan asam empedu yang hilang tersebut, kolesterol dalam tubuh
akan dirombak sehingga makin banyak serat makin banyak asam empedu yang dibuang, berarti makin banyak kolesterol yang dikeluarkan dari
tubuh. Dengan demikian kadar kolesterol dalam tubuh akan menurun. Lemak dan sterol-sterol lain juga akan lebih banyak dikeluarkan dari
tubuh. Kulit kedelai mengandung protein 9-16,5 dan serat 67 .
Karena kandungan tersebut, kulit kedelai dimanfaatkan untuk makanan ternak. Serat dalam kulit mengandung selulosa 47 , dan hemiselulosa
hampir 20 Siswaya,1998. Serat yang dikandung kulit kedelai dapat menghambat intensitas
penyempitan pembuluh darah. Pada industri makanan, kulit kedelai ini digiling menjadi tepung, dan digunakan sebagai campuran dalam
pembuatan roti Anonim
c
,2010.
4. Millet
Millet adalah sejenis sereal berbiji kecil yang pernah menjadi makanan pokok masyarakat Asia Timur dan Tenggara sebelum mereka
bercocok tanam padi. Millet termasuk tanaman ekonomi minor namun memiliki nilai kandungan gizi yang mirip dengan tanaman pangan lainnya
seperti padi, jagung, gandum, dan tanaman biji-bijian yang lain karena tanaman millet sendiri adalah tergolong ke dalam jenis tanaman biji-
bijian. Masyarakat belum mengenal millet sebagai sumber pangan sehingga selama ini tanaman millet hanya dijadikan sebagai pakan burung.
commit to user 12
Padahal tanaman ini dapat diolah menjadi sumber makanan oleh masyarakat guna mendukung ketahanan pangan dan mengantisipasi
masalah kelaparan Marlin, 2009. Menurut Baker 2003 ada beberapa jenis millet, namun jenis
millet utama yang banyak di budidayakan ada empat, yaitu pearl millet Pennisetum glaucum, foxtail millet Setaria italica, proso millet
Panicum miliaceum, dan finger millet Eleusine coracana. Kenampakan empat jenis millet yang umumnya dibudidayakan dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
a. Pearl millet Pennisetum glaucum b. Proso millet Panicum miliaceum
c. Foxtail millet Setaria italica d. Finger millet Eleusine coracana
Gambar 2.1. Beberapa Jenis Millet Sumber : Anonim
d
, 2010 Millet merupakan sumber karbohidrat dan dapat memberikan
sumbangan energi yang tinggi. Millet dapat dikonsumsi dalam bentuk: - Butiranbiji
Biji millet dapat dijadikan sebagai bahan pangan pokok, seperti nasi yang dapat dihidangkan bersama sayur dan lauknya, dan bubur.
- Tepung Seperti halnya tepung lainnya, tepung millet dapat dijadikan sebagai
camilan snack dalam bentuk aneka olahan Anonim
e
, 2010. Manfaat millet sangat luas, baik sebagai pakan binatang burung
maupun makanan manusia. Jauh sebelum beras dan gandum, millet sudah
commit to user 13
menjadi makanan pokok yang sangat berarti bagi manusia. Tergesernya millet sebagai makanan pokok diakui banyak disebabkan oleh
produktivitas beras dan gandum yang lebih tinggi Andoko, 2001. Millet berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka memperkuat
ketahanan pangan sebagai sumber karbohidrat pengganti beras. Millet
memiliki keunggulan dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lain, seperti dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah termasuk tanah
kurang subur, tahan kekeringan, mudah dibudidayakan, umur panen pendek Wahid, 2009.
Untuk meningkatkan ketahanan pangan dan diversifikasi pangan, Indonesia dapat memanfaatkan lahan kering yang cukup luas jumlahnya.
Millet Pennisetum spp. memiliki potensi yang sangat baik sebagai tanaman pangan alternatif ditinjau dari aspek kandungan gizi, dan
kemampuan tumbuhnya di daerah beriklim kering. Dilihat dari segi kandungan gizinya, millet berpotensi sebagai sumber energi, protein,
kalsium, vitamin Bl, vitamin B2, sedangkan nutrisi lainnya setara dengan beras. Potensi hasil yang dapat dicapai di Indonesia adalah 4 ton per ha
pada kondisi tanah yang kering, dimana pertumbuhan serealia lainnya kurang berhasil. Millet dipanen sebagai tanaman pangan semusim
Nurmala, 2010. Kandungan gizi beberapa jenis serealia ditunjukkan pada Tabel
2.4. berikut ini.
Tabel 2.4. Komposisi Gizi Beberapa Serealia per 100 g
Nutrisi
Sorgum
1
Millet
2
Gandum
2
Jagung
2
Beras
2
Karbohidratgr 74,63
63 64
72
77 Protein gr
11,30 10,6
14 10
8,9
Lemakgr 3,30
1,9 2,0
5,0 2,0
Serat kasar gr 2,4
2,9 2,0
2,0 1,5
Kalsium mg 39,2
440 38
45 7
Besi mg -
7 4
3 9
Fospor mg 124,2
156 385
224 147
Natrium mg -
53 9
11 10
Kalium mg -
398 75
78 87
Sumber :
1
Mudjisihono, 1987
2
Andoko, 2001
commit to user 14
Dari Tabel 2.4. dapat diketahui bahwa millet mengandung kalsium dan kalium yang cukup tinggi, yaitu 440 mg kalsium dan 398 mg kalium
dalam 100 gr millet. Kadar kalsium dan kalium dalam millet ini, lebih tinggi bila dibandingkan dengan sorgum, gandum, jagung, dan beras.
Millet dapat dikonsumsi manusia karena kandungan gizi dan mineralnya yang tinggi. Menurut Andoko 2001, di luar negeri millet sudah diolah
menjadi produk susu berkalsium tinggi, es krim, dan bubur susu.
5. Sorgum
Sorgum adalah salah satu makanan pokok dari jenis rumput- rumputan seperti padi, jagung dan gandum. Sekilas, tanaman sorgum mirip
dengan tanaman jagung, namun tanaman ini bisa tumbuh lebih tinggi dari jagung. Sorgum juga cocok ditanam di tempat yang kering maupun berair,
dan juga sorgum lebih tahan terhadap hama daripada tanaman sejenisnya.
Gambar 2.2. Tanaman dan Biji Sorgum Sumber : Anonim
f
, 2011 Sorgum merupakan salah satu tanaman bahan pangan penting di
dunia. Di Amerika, sorgum menduduki urutan ketiga dari jumlah produksi serealia. Kebanyakan hasil produksinya digunakan sebagai bahan
makanan, minuman, makanan ternak, dan kepentingan industri. Beberapa negara di Afrika seperti Kenya, Uganda, Tanzania, Sudan, dan Nigeria,
sorgum digunakan sebagai makanan utama bagi penduduk di pedesaan. Sekitar 90 dari produksi sorgum di Asia dan Afrika dikonsumsi oleh
manusia. Di India, tanaman sorgum dapat berkembang dengan baik terutama di daerah bertanah kering Mudjisihono, 1987.
Di negara-negara beriklim kering, umumnya sorgum diusahakan sebagai tanaman pangan. Namun, di negara-negara maju yang persediaan
commit to user 15
bahan pangannya berlimpah, sorgum ditanam sebagai bahan pakan karena kandungan gizinya cukup tinggi setara dengan jagung serta sebagai
bahan baku industri. Menurut Beti et al., 1990 dalam Sirappa 2003, sorgum
merupakan komoditas sumber karbohidrat yang cukup potensial karena kandungan karbohidratnya cukup tinggi, sekitar 73 g100 g bahan.
Penggunaan sorgum sangat beragam, tetapi secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sebagai bahan pangan, bahan
pakan, dan bahan industri. Sorgum dapat diproses menjadi tepung yang bisa diolah menjadi
aneka produk makanan yang mempunyai nilai tambah tinggi. Di Thailand, misalnya, makanan berbasis tepung ini variasinya banyak sekali. Mulai
dari kue basah hingga bubur bayi. Di Indonesia, sorgum bukanlah menu favorit dan kalah populer dibanding beras. Padahal, dari nilai gizinya
sorgum jauh lebih unggul daripada beras. Kandungan protein satu gram sorgum ternyata 1,6 kali dari beras. Sorgum juga memiliki kandungan besi
5,5 kali dari beras, 2,05 kali fosfor, 3,1 kali vitamin B1, 4,7 kali lemak dan 4,6 kali kalsium Siswono,2005.
Selain memiliki nilai gizi yang tinggi, biji sorgum pun memiliki kandungan antioksidan sehingga dari hasil uji coba menunjukkan bahwa
biji sorgum dapat dijadikan sebagai sumber bahan pangan alternatif bagi penderita kanker dan diabetes Suwargana, 2009.
Sorgum mengandung tanin. Tanin merupakan senyawa kimia yang termasuk golongan senyawa polifenol. Dalam biji sorgum senyawa tanin
ini terletak dalam lapisan kulit biji. Kadar tanin dalam biji sorgum berkisar 0,4-3,6. Biasanya biji sorgum yang mengandung kadar tanin tinggi dapat
dikaitkan dengan warna bijinya yang cokelat gelap atau cokelat kemerah- merahan Mudjisihono, 1987.
commit to user 16
6. Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam
tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur Winarno, 2002.
Bahan makanan yang banyak mengandung protein dapat kita golongkan ke dalam dua golongan, yaitu bahan makanan sumber protein
hewani dan bahan makanan sumber protein nabati. Pada umumnya protein yang berasal dari hewan lebih tinggi
nilainya daripada protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi beberapa protein berasal dari tumbuhan ada juga yang mempunyai nilai
yang sangat tinggi. Bahan makanan yang tergolong sumber protein yang umumnya berisi 16-33 protein, misalnya daging, kacang-kacangan, dan
berbagai macam biji-bijian. Kacang-kacangan, beras, dan berbagai biji- bijian adalah sumber protein nabati yang baik serta tinggi nilainya
Poerwo dan Sediaoetama, 1977 Protein nabati khususnya dari golongan kacang-kacangan dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Protein kedelai dapat menurunkan kadar kolesterol dalam plasma darah, dengan dosis 25 gram
protein kedelaihari. Banyak hipotesis yang diajukan menyangkut mekanisme penurunan kadar kolesterol dalam plasma darah oleh protein
kedelai antara lain; a.menurunkan sintesis kolesterol dalam hati, b. meningkatkan sintesis asam empedu dari kolesterol dalam hati, c.
meningkatkan ekskresi pembuangan asam empedu ke dalam feses, d. mengurangi penyerapan kembali asam empedu di usus. e. mengurangi
penyerapan kolesterol dari makanan oleh usus Muchtadi, 2009.
commit to user 17
7. Serat Kasar
Serat kasar merupakan jaringan tanaman yang tidak dapat dicerna oleh sistem pencernaan manusia. Serat ini terdiri atas komponen utama
yaitu polisakarida bukan pati yang umumnya terdiri atas selulosa, pektin, getah serta lignin Olson dkk dalam Rini 2008, dan Sudarmadji dkk
1996. Menurut Muchtadi 1992 karbohidrat dikelompokkan menjadi 2 ;
a karbohidrat yang dapat dicerna seperti monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida penghasil energi; b karbohidrat yang tidak dapat dicerna
yaitu polisakarida penguat tekstur. Polisakarida ini mengandung banyak serat yang dapat menstimulir enzim-enzim pencernaan. Menurut Deman
1997 dan Muchtadi dkk 1992 serat dibedakan menjadi 2 macam yaitu : a serat kasar crude fiber, yang tersusun dari selulosa dan lignin; b
serat pangan dietary fiber, yang tersusun dari selulosa, hemiselulosa, lignin, pentosan, pektin, dan komponen lain dalam jumlah sedikit seperti
gugus fenolik, asam fitat, dan khitin. Menurut Tensiska 2008 dan Sudarmadji dkk. 2003, serat kasar
adalah komponen sisa hasil hidrolisis suatu bahan pangan dengan asam kuat selanjutnya dihidrolisis dengan basa kuat sehingga terjadi kehilangan
selulosa sekitar 50 dan hemiselulosa 85. Efek fisiologis dan manfaat klinis serat kedelai pada manusia
diantaranya ; a menurunkan kolesterol penderita hiperkolesterolamia, b memperbaiki toleransi terhadap glukosa, c meningkatkan volume tinja
sehingga mempercepat waktu transit makanan waktu yang diperlukan sejak dimakan sampai dikeluarkan berupa tinja, d tidak berakibat negatif
terhadap penyerapan mineral Koswara, 1995. Menurut Jonathan dkk 1993 dalam Azizul 2010, serat
mempunyai fungsi untuk menolong melewatkan sisa makanan dengan cara yang lebih cepat disebabkan daya serapnya yang besar terhadap cairan,
sehingga memberikan sisa makanan dalam volume yang lebih besar.
commit to user 18
8. Antioksidan
Antioksidan adalah substansi yang dibutuhkan dalam konsentrasi yang sangat kecil untuk mencegah atau menghambat prooksidan.
Prooksidan adalah substansi toksik yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif terhadap lemak, protein, dan asam nukleat sehingga
mengakibatkan berbagai penyakit Cao dan Prior, 2002. Secara kimia, senyawa antioksidan diartikan sebagai senyawa
pemberi elektron electron donors. Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam
dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan
sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat dihambat Winarsi, 2008.
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom
hidrogen. Antioksidan AH yang memiliki fungsi utama tersebut adalah antioksidan primer. Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara
cepat pada radikal lipida R, ROO atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sedangkan turunan radikal antioksidan A tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibandingkan radikal lipida. Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksidasi
dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida menjadi bentuk yang lebih
stabil Ardiansyah, 2007. Isoflavon merupakan salah satu komponen antioksidan dalam
tempe yang menarik diperhatikan karena memiliki efek antiinflamasi, antialergi, antikardiovaskular, antikanker, antiosteoporosis, dan penangkal
berbagai penyakit degeneratif Villares, et al., 2009. Isoflavon kedelai juga mampu menekan gejala menopause dengan cara memodulasi aktivitas
estrogen endogen ketika senyawa tersebut berikatan dengan reseptor estrogen Winarsi, 2008. Sedangkan mekanisme kerja isoflavon
commit to user 19
genistein, daidzein
sebagai antiatherosklerosis
adalah dengan
menurunkan tingkat kolesterol plasma, menghambat proliferasi sel dan menghambat oksidasi lipoprotein Fuhrman dan Aviram dalam Widoyo,
2010. Pada umumnya isoflavon terdapat pada tanaman kacang-kacangan,
dengan kandungan yang cukup besar, yaitu sekitar 0,25 . Dalam kedelai, isoflavon terdapat dalam bentuk glikosida, yang terdiri dari 64 genistein,
23 daidzein dan 13 glisitein. Bentuk glikosida dipertahankan oleh tanaman sebagai bentuk inaktif dan bersifat sebagai antioksidan Anonim
g
, 2006.
9. Sifat Sensori
Analisis sensori adalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis, dan interpretasi atribut-atribut produk melalui lima panca
indera manusia; indera penglihatan, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran Setyaningsih, 2008.
Pada prinsipnya terdapat tiga jenis metode analisis sensori, yaitu uji pembedaan, uji deskripsi, dan uji afeksi. Yang termasuk dalam uji
afeksi yaitu uji kesukaan uji hedonik, uji mutu hedonik, dan uji mutu skalar. Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya
mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini digunakan panelis yang belum
terlatih, panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar atau sampel-
sampel yang diuji sebelumnya Kartika, 1988. Menurut Kasmidjo 1990 tempe yang baik harus memenuhi syarat
mutu secara fisik dan kimiawi. Tempe dikatakan memiliki mutu fisik jika tempe itu sudah memenuhi ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut adalah
sebagai berikut : a. Warna Putih
Warna putih ini disebabkan adanya miselia kapang yang tumbuh pada permukaan biji kedelai.
commit to user 20
b. Tekstur Tempe Kompak Kekompakan tekstur tempe juga disebabkan oleh miselia-miselia
kapang yang menghubungkan antara biji-biji kedelai. Kompak tidaknya tekstur tempe dapat diketahui dengan melihat lebat tidaknya
miselia yang tumbuh pada permukaan tempe. Apabila miselia tampak lebat, hal ini menunjukkan bahwa tekstur tempe telah membentuk
masa yang kompak, begitu juga sebaliknya. c. Aroma dan rasa khas tempe
Terbentuk aroma dan rasa yang khas pada tempe disebabkan terjadinya degradasi komponen-komponen dalam tempe selama berlangsungnya
proses fermentasi.
commit to user 21
B. Kerangka Berpikir
Tempe merupakan makanan hasil fermentasi kedelai yang sangat digemari masyarakat. Sebagian besar kebutuhan kedelai di Indonesia dipenuhi
dari impor, dimana harga kedelai impor cenderung mengalami kenaikan setiap tahun. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah memanfaatkan bahan
pangan lokal dalam memproduksi makanan berbasis kedelai. Indonesia merupakan negara yang kaya akan komoditas lokal
diantaranya millet dan sorgum. Millet dan sorgum memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, tetapi pemanfaatan millet dan sorgum belum dilakukan
secara optimal. Millet dan sorgum dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi pada pembuatan tempe. Pada pembuatan tempe, kulit ari kedelai tidak
dimanfaatkan, padahal kulit ari kedelai masih mengandung serat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kulit ari kedelai, millet,
dan sorgum sebagai bahan pengisi pada pembuatan tempe terhadap karakteristik kimia kadar protein, serat kasar, dan aktivitas antioksidan dan
sensoris warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan tempe. Diagram alir
kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.3. sebagai berikut:
commit to user 22
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir Penelitian
Millet dan sorgum
TEMPE Dalam pembuatan
tempe, kulit ari kedelai dibuang
Campuran Kedelai + Kulit ari kedelai, Kedelai + Millet, dan
Kedelai + Sorgum Pemanfaatan kulit ari
kedelai terdapat
komponen serat
Variasi Penambahan bahan pengisi
- Tempe kedelai-kulit ari kedelai - Tempe kedelai-millet
- Tempe kedelai-sorgum
Pengujian sifat kimia : Kadar protein
Kadar serat kasar Aktivitas antioksidan
Harga kedelai naik tiap tahun
Perlu alternatif bahan campuran kedelai
Bahan baku utama tempe kedelai : kedelai
Indonesia kaya komoditas lokal
Belum dimanfaatkan secara optimal
Pengujian sifat sensori : Warna
Aroma Rasa
Tekstur Keseluruhan
Penyakit degeneratif menjadi penyakit
pembunuh manusia terbesar
Tempe kedelai berpotensi sebagai makanan
fungsional, mencegah penyakit degeneratif
commit to user 23
C. Hipotesis