commit to user pertama, jadi semakin terkonsentrasinya kepemilikan perusahaan, maka
pemegang saham mayoritas akan semakin menguasai perusahaan dan semakin dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
2. Struktur Dewan Komisaris
Komisaris independen didefinisikan sebagai seorang yang tidak terafiliasi dalam segala hal dengan pemegang saham pengendali, tidak
memiliki hubungan afiliasi dengan direksi atau dewan komisaris serta tidak menjabat sebagai direktur pada suatu perusahaan yang terkait dengan
perusahaan pemilik menurut peraturan yang dikelurkan oleh BEI, jumlah komisaris independen proporsional dengan jumlah saham yang dimiliki
oleh pemegang saham yang tidak berperan sebagai pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya tiga puluh
persen 30 dari seluruh anggota komisaris, disamping hal itu komisaris independen memahami undang-undang dan peraturan tentang pasar modal
serta diusulkan oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali dalam Rapat Umum Pemegang Saham Pohan, 2008.
Menurut Kurniasih dan Siregar 2007 ukuran dan komposisi dewan memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Ukuran dan komposisi
dewan mempengaruhi efektifitas aktifitas monitoring. Peneliti lain memiliki pendapat yang berbeda. Penelitian yang dilakukan Yermack
1996 dalam Kurniasih dan Siregar 2007, menemukan bahwa perusahaan yang memiliki jumlah anggota dewan sedikit mendapat
penilaian yang lebih positif dari pasar, selain itu, kinerja keuangan juga
commit to user lebih baik dijumpai pada beberapa perusahaan yang memiliki jumlah
anggota dewan komisaris yang jumlahnya sedikit. Di Indonesia, penelitian yang menggunakan struktur dewan sebagai
cermin mekanisme corporate governance diantaranya dilakukan oleh Setyaningrum 2005 dalam Kurniasih dan Siregar 2007. Dalam
penelitiannya, struktur dewan diproksikan dengan jumlah dewan komisaris dan presentase komisaris independen. Hasil penelitian ditemukan bahwa
jumlah dewan komisaris dan proporsi komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat surat utang.
Proksi lain yang digunakan adalah prosentase dewan komisaris independen. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan
dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang
terkait. Dengan demikian keberadaan komite audit dan komisaris independen pada suatu perusahaan diharapkan dapat meningkatkan
integritas laporan keuangan Mayangsari, 2003. Vafeas 2000 dalam Siallagan dan Machfoedz 2006 mengatakan
bahwa selain konsentrasi kepemilikan, peranan dewan komisaris juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat
manajemen laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh
jumlah atau ukuran dewan komisaris, sehingga dalam penelitiannya
commit to user Siallagan dan Machfoedz menggunakan proksi komposisi dewan
komisaris untuk mengukur corporate governance.
3. Komite Audit