Kualitas Audit Pengukuran Corporate Governace

commit to user

4. Kualitas Audit

Salah satu elemen penting dalam corporate governance adalah transparansi. Transparansi mensyaratkan adanya pengungkapan yang akurat. Salah satu bentuk monitoring yang dapat menurunkan biaya agensi adalah audit Jensen dan Meckling, 1976 dalam Kurniasih dan Siregar, 2007. Transparansi terhadap pemegang saham dapat dicapai dengan melaporkan hal-hal terkait perpajakan pada pasar modal dan pertemuan para pemegang saham. Peningkatan transparansi terhadap pemegang saham dalam hal pajak semakin dituntut oleh otoritas publik Sartori, 2010. Alasannya adalah adanya asumsi bahwa implikasi dari perilaku pajak yang agresif, pemegang saham tidak ingin perusahaan mereka mengambil posisi agresif dalam hal pajak dan akan mencegah tindakan tersebut jika mereka tahu sebelumnya. Deis dan Giroux 2002 dalam Suartana 2007 memaparkan hal-hal yang berhubungan dengan kualitas audit antara lain : a. Lamanya auditor umur audit, semakin lama maka semakin rendah kualitas auditnya. b. Jumlah klien, semakin banyak maka semakin baik kualitas auditnya. c. Kesehatan keuangan klien, makin sehat ada kecenderungan kien menekan auditor untuk mengikuti standar yang berlaku. d. Review oleh pihak ketiga, kualitas audit semakin tinggi apabila direview oleh pihak ketiga. commit to user Kualitas audit juga dapat diukur dengan menggunakan proksi ukuran Kantor Akuntan Publik KAP, apakah KAP tersebut masuk dalam KAP The Big Four atau tidak Susiana dan Herawaty, 2007. Craswell 1995 dalam Praptitorini dan Januarti 2007 menggunakan spesialisasi industri untuk mengukur kualitas audit yaitu dengan prosentase jumlah perusahaan yang diaudit oleh sebuah KAP dalam satu jenis industri. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Mayangsari 2003 dan hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Salah satu prinsip utama yang disarankan oleh OECD untuk pembuat kebijakan corporate governance adalah didasarkan pada keterbukaan dan transparansi. Beberapa literatur telah membuktikan bahwa tingkat pajak yang tinggi akan diikuti dengan meningkatnya tingkat penghindaran dan penggelapan pajak. Seperti telah diungkapkan bahwa strategi penghematan pajak mendorong manajer untuk mengaburkan beberapa transaksi atau keperluan dari beberapa transaksi tersebut Chai dan Liu, 2010. Dalam artikelnya Sartori 2010 mengungkapkan bahwa tindakan manajemen tersebut berdampak buruk pada keakuratan pengungkapan, karena para manajer dipaksa untuk memanipulasi hasil keuangan dan operasional dalam rangka untuk mengaburkan transaksi tertentu, selain itu strategi penghematan pajak yang agresif menimbulkan resiko yang tidak dapat diungkapkan Khurana dan Moser, 2009. Kantor Akuntan Publik KAP yang besar lebih independen karena lebih dapat bertahan dari tekanan manajer untuk tidak melaporkan adanya commit to user pelanggaran Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Kurniasih dan Siregar, 2007, sehingga mengindikasikan bahwa kualitas audit meningkat dengan ukuran KAP. Selama bertahun-tahun penelitian-penelitian yang ingin menguji apakah kualitas audit berhubungan dengan variabel dependen tertentu, para peneliti menggunakan ukuran walau bukan satu-satunya, yaitu ukuran dari kantor akuntan publik sebagai proksi dari variabel kualitas audit Widiastuty dan Febrianto, 2010. Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four menurut beberapa referensi dipercaya lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four PriceWaterhouseCooper - PWC, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst Young-EY memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP non The Big Four. KAP The Big Four adalah oligopoly industry akuntansi dan jasa profesional karena mereka menguasai sebagian besar pasar, yaitu perusahaan go public terdaftar di pasar modal di seluruh dunia, dan perusahaan privat besar lainnya.

D. Pengukuran Tax Avoidance