commit to user komisaris independen, jumlah komite audit, sedangkan untuk transparansi
informasi adalah kualitas audit Mayangsari, 2003.
1. Kepemilikan Institusional
Beberapa praktisi, akademisi dan regulator menyaksikan peningkatan dramatis selama 20 tahun terakhir terkait perbedaan antara laba komersial
dengan laba kena pajak yang dilaporkan kepada pemerintah Khurana dan Moser, 2009. Hal ini membuktikan adanya peningkatan agresifitas
terhadap strategi perpajakan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Shleifer dan Vishney 1986 menyatakan
bahwa pemilik institusional memainkan peran penting dalam memantau, mendisiplinkan dan mempengaruhi manajer. Mereka berpendapat bahwa
seharusnya pemilik institusional berdasarkan besar dan hak suara yang dimiliki, dapat memaksa manajer untuk berfokus pada kinerja ekonomi
dan menghindari peluang untuk perilaku mementingkan diri sendiri. Adanya tanggung jawab perusahaan kepada fidusia, maka pemilik
institusional memiliki insentif untuk memastikan bahwa manajemen perusahaan membuat keputusan yang akan memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham. Agresifitas pajak mengarah pada penghematan pajak, itu juga
menyebabkan sebuah perusahaan potensial dikenakan sanksi oleh IRS terkait biaya pelaksanaan dan biaya agency Chen er al. 2008. Fokus pada
pengungkapan suka rela menemukan bahwa perusahaan dengan kepemilikan institusional yang lebih besar lebih memungkinkan untuk
commit to user mengeluarkan, meramalkan dan memperkirakan sesuatu lebih spesifik,
akurat dan optimis Ajinkya 2005 dalam Khurana dan Moser, 2009 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khurana dan Moser 2009
adalah besar kecilnya konsentrasi kepemilikan institusional maka akan mempengaruhi kebijakan pajak agresif oleh perusahaan, dan semakin
besarnya konsentrasi
short-term shareholder
institusional akan
meningkatkan kebijakan pajak agresif, tetapi semakin besar konsentrasi kepemilikan long-term shareholder maka akan semakin mengurangi
tindakan kebijakan pajak yang agresif. Durnev dan Kim 2003 dalam Darmawati 2006 menyatakan bahwa
dengan besarnya kepemilikan yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali, maka hal tersebut akan meningkatkan kualitas corporate
governance. Darmawati 2006 dalam jurnalnya juga menjelaskan bahwa, Drobetz dkk. 2004 menyatakan terdapat dua dampak utama dari
besarnya saham yang dimiliki oleh pihak tertentu. Pertama, dengan meningkatnya hak atas aliran kas dari pemegang saham terbesar, maka
akan menimbulkan dampak positif, dengan memiliki pemeringkatan corporate governance yang baik, maka pasar akan mengapresiasi,
sehingga nilai perusahaan akan meningkat dan selanjutnya akan berdampak positif pada nilai saham yang mereka miliki pemegang saham
terbesar. Pemegang saham tersebut akan memiliki insentif dalam meningkatkan
kualitas corporate
governance perusahaan
yang bersangkutan. Pandangan kedua, merupakan kebalikan dari pandangan
commit to user pertama, jadi semakin terkonsentrasinya kepemilikan perusahaan, maka
pemegang saham mayoritas akan semakin menguasai perusahaan dan semakin dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
2. Struktur Dewan Komisaris