commit to user
36
2. Psychological Well Being Psychological well being adalah kondisi dimana individu mampu
menghadapi berbagai hal yang dapat memicu permasalahan dalam kehidupannya, mampu melalui periode sulit dalam kehidupan dengan
mengandalkan kemampuan yang ada dalam dirinya dan menjalankan fungsi psikologi positif yang ada dalam dirinya, sehingga individu tersebut
merasakan adanya kepuasan dan kesejahteraan batin dalam atau terhadap hidupnya. Untuk mengukur tingkat psychological well being pada subjek
yang akan diteliti, digunakan skala psychological well being yang dibuat sendiri oleh peneliti yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi yang
dikemukakan oleh Ryff 1989, yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, kemandirian, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan
pertumbuhan pribadi. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi tingkat psychological well being, sebaliknya semakin rendah
skor yang diperoleh subjek berarti semakin rendah tingkat psychological well being dari subjek tersebut.
C. Populasi, Sampel dan Sampling
Populasi penelitian ini adalah pasangan muda yang ada di Kaplingan, kelurahan Jebres, kecamatan Jebres Surakarta. Peneliti memilih daerah Kaplingan
sebagai populasi penelitian dikarenakan beberapa alasan. Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti dan data yang diperoleh dari kelurahan Jebres, daerah ini
memiliki penduduk yang cukup banyak terdiri dari 6 RT di kelurahan Jebres dan
commit to user
37
berdasarkan survei prapenelitian yang dilakukan peneliti, di sana terdapat cukup banyak pasangan muda yang sesuai dengan karakteristik pasangan muda yang
diinginkan dalam penelitian ini, yaitu 105 pasangan 210 orang, serta wilayahnya yang tidak terlalu jauh mempermudah peneliti karena dapat menghemat waktu,
tenaga dan biaya. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sebagian dari
pasangan muda yang ada di Kaplingan, yaitu 47 pasangan 94 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok subjek untuk uji coba dan kelompok
subjek untuk penelitian. Perbandingan kedua kelompok tersebut adalah 1 : 2, sehingga diperoleh 17 pasangan 34 orang dari RT 6 untuk uji coba dan 30
pasangan 60 orang dari RT 1 dan RT 4 untuk penelitian. Pemilihan sampel menggunakan purposive cluster random sampling.
Purposive karena subjek pada penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan karakteristik yang diinginkan atau sesuai dengan tujuan penelitian.
Karakteristik yang ditentukan untuk subjek penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1. Individu yang telah menikah suami dan istri 2. Mencapai usia dewasa muda 18-40 tahun
3. Istri dengan kriteria usia 23-35 tahun dan suami denga kriteria usia 27-35 tahun, rentang usia demikian dipilih agar usia dapat menjadi kendali atau
kontrol dalam pemilihan subjek penelitian
commit to user
38
4. Usia perkawinan yang masih muda atau merupakan perisode awal di dalam perkawinan, yaitu kurang dari sepuluh tahun
Cluster dikarenakan randomisasi dilakukan pada RT yang ada di Kaplingan, kelurahan Jebres, kecamatan Jebres, dimana RT ini dianggap sebagai
kelas. Pemilihan 47 pasangan 94 orang didapatkan dengan cara mengundi RT yang ada di desa Kaplingan dengan menggunakan gulungan kertas yang ditulis
nama-nama RT RT 1-RT 6. Hasil randomisasi menghasilkan RT 1 18 pasangan muda atau 36 orang pasangan muda, RT 4 12 pasangan muda atau 24 orang
pasangan muda dan RT 6 17 pasangan muda atau 34 orang pasangan muda yang digunakan sebagai sampel penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data