commit to user
59
0,60 – 0,799 = Kuat
0,80 – 1,000 = Sangat Kuat
Dari hasil analisis korelasi sederhana r diperoleh korelasi antara kestabilan emosi dengan psychological well being adalah 0,406 dan
didapatkan p value sebesar 0,001. Karena p value 0,05 a maka hipotesis diterima, sehingga dapat dinyatakan ada hubungan antara kestabilan emosi
dengan psychological well being. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sedang antara kestabilan emosi dengan psychological well being. Sedangkan
arah hubungan adalah positif karena nilai r positif + , berarti semakin tinggi kestabilan emosi maka semakin meningkatkan psychological well being.
3. Peran Kestabilan Emosi terhadap Psychological Well Being
Untuk mengetahui besarnya peran kestabilan emosi terhadap psychological well being pada pasangan muda adalah menggunakan koefisien
determinan, yaitu R
2
R Square, atau kwadrat dari koefisien korelasi kestabilan emosi dengan psychological well being. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan SPSS, dapat dilihat bahwa R
2
adalah 0,165, sehingga dikatakan bahwa peran kestabilan emosi terhadap psychological well being
pada pasangan muda adalah 16,5. Berikut tabel rangkuman hasil perhitungan R
2
R Square.
commit to user
60
Tabel 13 Peran Kestabilan Emosi terhadap
Psychological Well Being
Variabel Bebas = Variabel Tergantung R
P R
2
Kestabilan Emosi = Psychological Well Being
0,406 0,001
0,165
4. Deskripsi Statistik
Gambaran umum data penelitian dapat dilihat pada tabel deskripsi data penelitian yang meliputi variabel kestabilan emosi dan psychological well
being berikut ini.
Tabel 14 Deskripsi Statistik Data Penelitian
Skala Jumlah
Subjek Data Hipotetik
M SD
Data Empirik M
SD Skor
Min Skor
Maks Skor
Min Skor
Maks Kestabilan
Emosi 60
29 116
72,5 14,5
70 103
89.02 5.882
Psychological Well Being
60 33
132 82,5
16,5 76
118 99.75
9.928
Keterangan: M
: Mean SD
: Standar Deviasi Deskripsi data penelitian di atas menggambarkan kategorisasi dari
masing-masing variabel yaitu kestabilan emosi dan psychological well being. Kategorisasi dibagi menjadi tiga golongan yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Penentuan kategori tersebut didasarkan pada tingkat diferensiasi yang dikehendaki. Namun untuk memperoleh kategori perlu ditentukan terlebih
dahulu batasan yang akan digunakan berdasarkan nilai deviasi standar dengan
commit to user
61
memperhitungkan rentangan nilai maksimal dan minimum teoritisnya. Kategori ini ditentukan berdasarkan sebaran empirik.
1 Skala Kestabilan Emosi Skala kestabilan emosi dikategorikan untuk mengetahui tinggi
rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,
sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar, 1999. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 29 x 1 = 29 dan skor maksimal
yang dapat diperoleh subjek adalah 29 x 4 = 116, maka jarak sebarannya adalah 116 – 29 = 87 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 87 : 6,0
= 14,5, sedangkan rerata hipotetiknya 29 x 2,5 = 72,5. Apabila subjek digolongkan dalam 3 kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta
distribusi skor subjek seperti pada tabel 14.
Tabel 15 Kriteria Kategori Skala Kestabilan Emosi
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata empirik
Frek N
Presentase MH+1,0
X 87 X
Tinggi 43
72,00 MH-1,0
X MH+1,0
58 X 87 Sedang
17 28,00
89.02 X MH-1,0
X 58 Rendah
- -
Jumlah 60
100
Dari kategori skala kestabilan emosi seperti terlihat pada tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa 72 subjek yang merupakan pasangan
commit to user
62
muda di Kaplingan memiliki kestabilan emosi yang tinggi dan 28 subjek yang merupakan pasangan muda di Kaplingan tergolong memiliki
tingkat kestabilan emosi yang sedang. Jadi secara umum, subjek memiliki tingkat kestabilan emosi yang tinggi.
2 Skala Psychological Well Being Skala psychological well being dikategorikan untuk mengetahui
tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,
sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar, 1999. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 33 x 1 = 33 dan skor maksimal
yang dapat diperoleh subjek adalah 33 x 4 = 132, maka jarak sebarannya adalah 132 – 33 = 99 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 99 : 6,0
= 16,5, sedangkan rerata hipotetiknya 33 x 2,5 = 82,5. Apabila subjek digolongkan dalam 3 kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta
distribusi skor subjek seperti pada tabel 15.
commit to user
63
Tabel 16 Kriteria Kategori Skala
Psychological Well Being
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata empirik
Frek N
Presentase MH+1,0
X 99 X
Tinggi 34
57,00 MH-1,0
X MH+1,0
66 X 99 Sedang
26 43,00
99.75 X MH-1,0
X 66 Rendah
- -
Jumlah 60
100
Dari kategori skala psychological well being seperti terlihat pada tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa 57 subjek yang merupakan
pasangan muda di Kaplingan memiliki psychological well being yang tinggi dan 43 subjek yang merupakan pasangan muda di Kaplingan
tergolong memiliki tingkat psychological well being yang sedang. Jadi secara umum, subjek memiliki tingkat psychological well being yang
tinggi.
5. Deskripsi Data Sekunder Subjek Penelitian