commit to user 8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut : 1.
“Bagaimanakah Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan, Kecamatan
Banyudono, Kabupaten Boyolali?” 2.
“Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa
Denggungan?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena
yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan serta faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat dan upaya yang dilakukan. 2. Tujuan Fungsional
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, baik bagi BKM Ngudi Sejahtera, Pemerintah Desa, KSM
maupun masyarakat.
commit to user 9
3. Tujuan Individual Untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar kesarjanaan pada
Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah: 1.
Penelitian diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-teori Administrasi Negara atas permasalahan Manajemen dan menambah
perbendaharaan bagi khasanah ilmu pengetahuan sosial pada umunya dan ilmu administrasi pada khususnya.
2. Dapat memberikan masukan bagi institusi lokal khususnya Badan
Keswadayaan Masyarakat BKM Ngudi Sejahtera.
E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Manajemen
1. Pengertian Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yohanes
Yahya. 2006:1 Manajemen menurut Stoner: “Proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
commit to user 10
sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah dit
etapkan.” T. Hani Handoko, 2001: 8 John D. Millet dalam Siswanto 2006:1 membatasi manajemen is the
process of directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal adalah suatu proses pengarahan dan
pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan.
Disisi lain, James A.F Stoner dan Charles Wankel dalam Siswanto 2006:2 memberikan batasan manajemen sebagai berikut:
“Manajemen is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resources
to achieve stated organizational goals”. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengandalian upaya
anggota organisasi dan penggunaan seluruh daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi.
Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan.
Sedangkan menurut Siswanto sendiri 2006:1, manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian,
pengendalian, terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah suatu seni dan ilmu serta proses yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Millet dalam Siswanto 2006:1 lebih menekankan bahwa manajemen
sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan.
commit to user 11
Proses pengarahan process of directing, yaitu rangkaian kegiatan untuk
memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk
pencapaian tujuan,
Proses pemberian fasilitas kerja process of fasilitating the work, yaitu rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang
memudahkan kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada
bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk mencapai suatu tujuan.
2. Fungsi – Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Mengenai macamnya
fungsi manajemen itu sendiri, ada persamaan dan perbedaan pendapat, namun sebetulnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi.
George Terry dalam Yohannes Yahya 2006:15 mendeskripsikan pekerjaan manajer berdasarkan fungsinya sebagai berikut:
1. Perencanaan Planning 2. Pengorganisasian Organizing
3. Penggerakan Actuating 4. Pengendalian Controlling
commit to user 12
Sedangkan R.D Agarwal menyebutkan bahwa fungsi manajemen meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, pengkoordinasian,
dan pengawasan yaitu sebagai erikut: “The management process comprises the following six function:” Proses
manajemen terdiri dari enam fungsi: 1. Planning
2. Organizing 3. Staffing
4. Directing 5. Coordinating
6. Controlling Ibnu Syamsi, 1994:60
Sementara itu, Luther Gulick mengatakan bahwa: “The management function, who abbreviated in the world POSDCoRB,
including the first letter of each management function:” Fungsi manajemen, yang disingkat dalam huruf PODCoRB, huruf pertama dari kata tersebut
menunjukkan tiap fungsi manajemen: 1. Planning
2. Organizing 3. Staffing
4. Directing 5. Coordinating
6. Reporting, and
commit to user 13
7. Budgeting Dari pengertian beberapa ahli diatas mengenai fungsi-fungsi manajemen,
penulis akan membahas tentang manajemen program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan yang meliputi kegiatan perencanaan planning,
pengorganisasian organizing,
penggerakan actuating,
pengawasan controlling yang dilakukan oleh BKM Badan Keswadayaan Masyarakat
sebagai lembaga steering mengarahkan dengan melibatkan partisipasi KSM Kelompok Swadaya Masyarakat yang merupakan kelompok sosial pada
tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang dipilih dari masyarakat.
1. Perencanaan Planning Perencanaan menurut Ibnu Syamsi 1994:73, merencanakan berarti
memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan kerja nyata direalisasikan. Adapun maksudnya adalah agar
pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, sistematis, tidak ada tumpang tindih overlapped dan tidak ada yang terlewatkan gap.
Sedangkan menurut G.R Terry dalam Siswanto,2006:42 memberikan batasan tentang perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta
serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang, menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap
penting untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sementara itu, Siswanto 2006:42 mendefinisikan perncanaan
sebagai proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan
commit to user 14
cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia human resources, sumber daya alam natural
resources, dan sumber daya lainnyaother resources. Sedangkan Sondang P. Siagian 2005:36 menyebutkan bahwa
perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa
depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka perencanaan dapat disimpulkan sebagai suatu usaha mengambil keputusan yang telah
diperhitungakan secara matang dengan membuat langkah-langkah yang perlu dekerjakan sebelum pekerjaan dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan diperlukan untuk melihat bahwa program-program dan
penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan
pembuatan keputusan yang lebih baik. Dengan adanya perencanaan dapat diperoleh beberapa keuntungan, seperti:
1. Mendorong terciptanya aktivitas-aktivitas yang teratur yang ditujukan
untuk mencapai sasaran 2.
Menunjukkan mengenai perlu adanya perubahan pada masa yang akan datang
commit to user 15
3. Memberi gambaran kompleksitas variabel yang akan mempengaruhi
tindakan yang akan dijalankan 4.
Memberikan dasar atau landasan untuk melakukan pengawasan 5.
Meningkatkan dan mengimbangkan pemanfaatan sumber daya yang ada Sumber: Buku Pedoman P2KP
Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat
mungkin. Salah satu hal penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan decision making, proses pengembangan dan penyeleksian
sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah tertentu Yohanes Yahya, 2006:33.
2. Pengorganisasian Organizing Menurut T. Hani Handoko menjelaskan bahwa:
“Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya manusia dan kegiatan- kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membantu hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu
dan kemudian mendelegasikan wewenang yang diperlukan kepada individu
untuk melaksanakan tugasnya.” 2001:17 Disisi lain Yohanes Yahya mendefinisikan pengorganisasian
sebagai suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota
organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Istilah pengorganisaisan dapat digunakan untuk menunjukkan hal-
hal sebagai berikut:
commit to user 16
Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja
operasional. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya
Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan, tugas-tugas dan para karyawan Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas yang dilaksanakan dan
mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut. Yohanes Yahya,2006:81
Sedangkan menurut
Siswanto 2006:75
mendefinisikan pengorganisasian sebagai pembagian kerja yang direncanakan untuk
diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan
fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Menurut Sondang P. Siagian 2005:60 mendefinisikan sederhana
tentang pengorganisasian yaitu keseluruhan proses pengelompokan orang- orang, alat-alat, tugas-tugas,serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehinga tercipta suatu organisai yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jadi pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses
pengelompokkan orang-orang, alat-alat dan membagi tugas, wewenang serta tanggungjawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
commit to user 17
Dengan keterlibatan masyarakat dalam proses pengorganisasian dalam manajemen penanggulangan kemiskinan tersebut maka
a Memberi hak yang sama setara kepada seluruh masyarakat untuk
mendapat pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama dengan kata lain terdapat transparansi dalam pelaksanaanya.
b Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami masalah-
masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah kemiskinan dan mencari upaya pemecahan secara bersama
c Persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak, bukan hanya
tanggungjawab pemerintah ataupun kelompok masyarakat tertentu d
Menentukan kelompok sasaran secara mandiri, sehinggan semua pihak mendapat perlakuan yang adil untuk bisa terjangkau oleh pelayanan
publik. Sumber: Standard Operating Procedur PNPM-MP
3. Penggerakan Actuating Masalah penggerakan berkaitan erat dengan manusia dan
merupakan suatu masalah yang paling kompleks serta yang paling sulit dilakukan dari semua fungsi manajemen. Penggerakan ini merupakan fungsi
terpenting dalam manajemen, karena bagaimanapun modernnya peralatan, tanpa dukungan manusia belum berarti apa-apa. Menggerakkan manusia
merupakan hal yang sulit, karena manusia pekerja adalah makhluk hidup yang mempunyai harga diri, perasaan dan tujuan yang berbeda-beda.
commit to user 18
George R. Terry memberikan definisi penggerakan sebagai berikut: “Penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-
usaha pengorganisasian”. H. Malayu S.P, 1984:176
Penggerakan merupakan bagian penting dalam proses manajerial, hal ini dikarenakan bagian ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan
berkaitan dengan organisasi. Sedangkan Sondang P. Siagian 1992:113 mengemukakan pengertian pergerakan adalah:
“Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehinga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.” 4. Pengawasan atau pengendalian Controlling
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Ini berkenaan denga
cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. Yohanes Yahya, 2006:133
Sondang P.Siagian 2005:125 mendefinisikan pengawasan sebagai usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan
operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
commit to user 19
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan pengawasan sebagai pengendalian. Salah satunya adalah Robert J. Mokler dalam Siwanto
2006:139-140 memberikan batasan pengawasan sebagai pengendalian yaitu: “Management control is a systemic effort to set performance standards with
planning objectives, to design information feedback system, to compare actual performance with these predetermined standards, to determine whether there
are any deviations and measure their significance, and to take any action required to assure that all corporate resources are being used in the most
effective and effici
ent way possible in achieving corporate objectives”. Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan
estándar kinerja dangan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditetapkan, menetukan apakah terdapat penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan.
Sedangkan pengertian pengawasan menurut Diemer, dalam Jurnal internasional oleh Giovany B. Giglioni adalah sebagai berikut:
Diemer considered control to mean “the methods by which the executive or managing heads of a business carry out their authority to regulate its affairs
in accordance with the laws of the organization” Diemer mengartikan contol sebagai “metode-metode yang eksekutif atau
kepala pengelola bisnis laksanakan untuk mengatur urusan mereka sesuai dengan undang-undang organis
asi”. Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 294.
Dalam jurnal yang sama, Fayol mengartikan pengawasan sebagai berikut:
control meant”verifying whether everything occurs in conformity with the plan adopted, the instructions issued and principles established
”. Pengendalian berarti “memverifikasi apakah segalanya terjadi sesuai dengan rencana yang
dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip- prinsip yang ditetapkan”.
Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 295. Dari pengertian beberapa ahli tersebut, maka pengertian dari
pengawasan yaitu usaha sadar dan sistemik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional benar-benar sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya.
commit to user 20
Pengawasan berkaitan dengan tujuan yang ingin dilaksanakan berdasarkan strategi dasar organisasi yang telah dirumuskan dan ditetapkan,
serta dirinci menjadi program dan rencana kerja. Ada ungkapan bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi mata uang karena
pelaksanaan rencanalah yang diawasi dan sebaliknya pengawasan ditujukan pada usaha mencegah timbulnya berbagai jenis dan bentuk penyimpangan atau
penyelewangan, baik sengaja maupun tidak. Sondang P Siagian, 2005:125- 126
2. Program
Menurut Pariatra Westra 1982:56 Program adalah perumusan yang membuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut
petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Biasanya dalam program ini dikemukakan pula fasilitas-fasilitasnya yang diperlukan seperti: waktu,
penggunaan alat-alat
perlengkapan, dan
ketentuan wewenang
serta tanggungjawab dari pelaksana program tersebut.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Program diartikan sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha dalam ketatanegaraan,
perekonomian yang akan dijalankan. 1998;702. Jadi dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Program adalah
perumusan atau rancangan usaha yang akan dilaksanakan yang disertai petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaan untuk mencapai tujuan maksud
dari suatu rencana yang khusus.
commit to user 21
3. Pemberdayaan Masyarakat
Paradigma baru dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia adalah paradigma pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat menjadi pusat atau
titik tekan pembangunan people centered development. Pendekatan ini menyadari pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemampuan
dan kemandirian dalam mengelola sumber daya serta memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan merupakan istilah lain dari empowerment penguatan yang
berarti pemberian kekuatan pada masyarakat untuk mengatur kehidupannya sendiri.
Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang berarti kekuatan kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka
pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya atau kekuatan atau kemampuan dan atau proses
pemberian daya atau kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya Ambar Teguh Sulistiyani,
2004:77. Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Loekman Soetrisno adalah
sebagai berikut: “Pemberdayaan masyarakat empowerment yang dimaksud bahwa
pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarakat diberi hak mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan menggunakannya untuk
pembangunan masya
rakat” Anggito Abimanyu, 1995:136 Sedangkam Blanchard, dkk dalam Dwi Tiyanto,dkk, 2006;102
menyatakan bahwa pemberdayaan adalah memberi kemungkinan untuk membuka jalan memasuki sumber kemampuan manusia yang belum digunakan
commit to user 22
dan harus memanfaatkan guna menghadapi dunia yang semakin kompleks dan dinamis seperti sekarang ini.
Dalam merealisasikan pemberdayaan masyarakat Dalam Dwi Tiyanto, dkk, 2006:106-108 mengungkapkan perlu adanya proses-proses pemberdayaan
yang terdiri dari berbagai tahapan yaitu sebagai berikut: a
Getting to know the local community Mengetahui karakteristik masyarakat lokal yang akan diberdayakan,
termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat wilayah satu dengan yang lain.
b Ghatering knowledge about the local community
Mengumpulkan pengetahuan
yang menyakut
informasi mengenai
masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan informasi faktual tentang kondisi masyarakat, misal umur, jenis kelamin, kondisi pendidikan,
kondisi ekonomi, dan lain-lain c
Identifying the local leaders Segala usaha pemberdayaan masyarakat harus memperoleh dukungan dari
pimpinan atau tokoh- tokoh masyarakat setempat. Untuk itu “the local
leader” harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh yang kuat dalam masyarakat
d Stimulating the community to realice that it has problems
Perlunya pendekatan persuasif kepada masyarakat agar mereka sadar bahwa mereka mempunyai masalah yang harus dipecahkan dan kebutuhan yang
harus dipenuhi.
commit to user 23
e Helping people to discuss their problems
Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana
kebersamaan f
Helping people to identifying their most pressing problems Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi masalah yang
paling menekan, dan masalah yang paling menekan inilah yang paling diutamakan.
g Fostering self-confidence
Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat
berswadaya h
Deciding on a program action Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan
dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yang rendah, sedang, tinggi. Program dengan skala prioritas tinggilah yang
didahulukan. i
Recognition of strengths and resources Menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunya kekuatan-
kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunyai kekuatan-kekuatan dan
sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan persoalan dan memenuhi kebutuhan.
commit to user 24
j Helping people to continue to work on solving their problems
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, karena itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekarja memecahkan
masalahnya secara kontinyu. Pemberdayaan sebagai salah satu dasar dari pembangunan yang berpusat
pada rakyat meyakini pentingnya pembangunan masyarakat melalui lembaga- lembaga kemasyarakatan. Kiprah masyarakat dalam lembaga kemasyarakatan
dimana semua aspirasi mereka salurkan, merupakan salah satu wujud memberdayakan mereka.
Dari berbagai konsep pemberdayaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk membangun daya dengan
cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan sebenarnya
merupakan proses belajar yang menekankan orientasi pada proses serta pelibatan partisipasi yang juga berarti penciptaan suasana iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang enabling. Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa
memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi mereka kadang-kadang tidak menyadari atau daya tersebut masih belum dapat diketahui
secara eksplisit. Oleh karena itu, daya harus digali, dan kemudian dikembangkan. Disamping itu, pemberdayaan hendaknya jangan menjebak
masyarakat dalam perangkap ketergantungan charity, pemberdayaan sebaiknya harus mengantarkan pada proses kemandirian.
commit to user 25
4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
Masalah kemiskinan di Indonesia tidak hanya melanda wilayah perdesaaan, tetapi juga perkotaan. Khusus di wilayah perkotaan, salah satu ciri
umum kondisi masyarakatnya yang miskin adalah tidak adanya prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman yang memadai, serta kualitas
lingkungan yang kumuh yang tidak layak huni. Kemiskinan merupakan persoalan struktural dan multi-dimensional yang mencakup politik, sosial, aset,
dan lain-lain. Karakteristik kemiskinan tersebut, serta krisis ekonomi yang terjadi, telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih
dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki ke arah pengokohan kelembagaan masyarakat yang benar-benar mampu menjadi wadah
perjuangan kaum miskin yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka. Disamping itu, keberdayaan semacam itu
diharapkan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan warga miskin di tingkat lokal, baik dari
aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Berdasarkan karakteristik kemiskinan di kawasan perkotaan tersebut,
model PNPM-MP diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian persoalan kemiskinan yang bersifat multi-dimensional dan struktural, khususnya
yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, model PNPM-MP diharapkan mampu menyediakan aset yang lebih
baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya ataupun menyuarakan aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
commit to user 26
demikian, PNPM-MP merupakan progam penanggulangan kemiskinan di perkotaan dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri.
Pendekatan dan Tujuan PNPM-MP Pendekatan PNPM-MP mencakup visi, misi, prinsip, nilai, dan tujuan.
Uraiannya sebagai berikut: Visi PNPM-MP adalah masyarakat mampu membangun sinergi dengan
berbagai pihak untuk menanggulangi kemiskinan secara mandiri, efektif, dan berkelanjutan.
Misi PNPM-MP adalah memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama masyarakat miskin, dalam upaya penanggulangan kemiskinan melalui
pengembangan kapasitas, penyediaan sumber daya, dan membudayakan kemitraan sinergis antara masyarakat dan pelaku-pelaku pembangunan
lokal lainnnya. Prinsip-prinsip PNPM-MP adalah demokrasi, partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, dan desentralisasi. Nilai-nilai yang dianut dalam pelaksanaan PNPM-MP yang harus
dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkam, dan dilestarikan oleh semua pelaku PNPM-MP dalam melaksanakan program adalah dapat dipercaya,
ikhlaskerelawanan, kejujuran, keadilan, kesetaraan, dan kebersamaan dalam keragaman.
commit to user 27
Tujuan PNPM-MP secara umum adalah: Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman
masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan pengembangan perumahannya.
Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatkan pendapatan secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan perkotaan,
baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang kehilangan
sumber nafkah karena krisis ekonomi. Terciptanya organisasi masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan
kolektif yang representatif, akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan
dan memperkuat suara masyarakat miskin dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.
Memperkuat agen-agen lokal Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok peduli untuk membantu masyarakat miskin.
Strategi PNPM-MP Strategi PNPM-MP adalah mendorong gerakan masyarakat untuk keberdayaan
dan kemandirian dalam penanggulangan kemiskinan dengan jalan: Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa, partisipasi masyarakat,
serta transparansi. Meningkatkan kemampuan kelembagaan dan organisasi yang berakar di
masyarakat, khususnya dalam membuka akses bagi masyarakat miskin ke
commit to user 28
sumber daya kunci yang disediakan PNPM-MP melalui bantuan langsung masyarakat BLM, secara transparan dan akuntabel.
Menjalin sinergi penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan masyarakat melalui kemitraan antarpelaku pembangunan.
Mendorong tumbuhnya kepedulian berbagai pihak sebagai upaya pengendalian sosial control sosial terhadap keberhasilan program
penanggulangan kemiskinan. Randy RRyant N, 2007:259
Komponen dana BLM bertujuan membuka akses bagi masyarakat miskin ke sumber daya capital untuk digunakan secara langsung dalam rangka
penanggulangan kemiskinan. Dana ini bersifat “wakaf” dari pemerintah ke masyarakat kelurahan penerima, yang pengelolaannya dipercayakan kepada
organisasi masyarakat yang dibentuk secara demokratis, partisipatif, transparan, dan tanggung gugat, yang secara generis disebut BKM Badan Keswadayaan
Masyarakat. Untuk mengelola BLM, BKM membentuk gugus tugas, yakni Unit
Pengelola Keuangan UPK, disamping gugus tugas lain sesuai kebutuhan dan kemampuan. Fungsi utama unit ini adalah manajemen dana BLM dan dana-dana
lain yang diperoleh organisasi masyarakat warga melalui BKM dana PAKET, sumbangan, dan lain-lain termasuk mengawasi dan mengadministrasi penyaluran,
pengembalian serta penggunaan dana pinjaman bergulir. UPK dipimpin seorang manajer dan beberapa staf yang dipilih melalui Rapat Anggota BKM berdasarkan
kriteria kemampuan di bidang keuangan dan pengelolaan pinjaman bergulir.
commit to user 29
5. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan PNPM-MP
Menurut Dicky Rahardi dalam Dickyrahardi.blogspot.com science for humanity mengartikan Manajemen Program sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan kepemimpinan dan pengawasan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada suatu
program. http:dickyrahardi.blogspot.com200702peran-sistem-informasi-pada- manajemen.html.
Pada dasarnya PNPM-MP adalah Program Pemerintah Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di
perkotaan. Program tersebut antara lain : Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan
atau pengembangan perumahannya. Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatkan pendapatan secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat
miskin dan perkotaan, baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang
kehilangan sumber nafkah karena krisis ekonomi. Terciptanya organisasi masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan kolektif yang representatif,
akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan dan memperkuat suara masyarakat miskin
dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik. Memperkuat agen-agen lokal Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok peduli
untuk membantu masyarakat miskin.
commit to user 30
Untuk menyelenggarakan program tersebut memerlukan keterlibatan berbagai pihak antara lain pemerintah, swasta dan warga masyarakat luas. Semua
pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya dengan baik dalam
memampukan kemandirian
masyarakat sebagai
pelaku utama
pembangunan.
F. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka pikir pada dasarnya mengungkapkan alur pikir peristiwa fenomena sosial yang diteliti secara logis dan rasional, sehingga jelas proses
terjadinya fenomena sosial yang diteliti dalam “menjawab” atau menggambarkan
permasalahan penelitian. Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan penulis gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
Masih rendahnya pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat perkotaan adalah salah satu faktor penyebab pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan.
Untuk memperlancar
Rendahnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
desa Denggungan Manajemen PNPM-MP
1. Perencanaan 2. Pengorganisasian
3. Penggerakan 4. Pengawasan
Peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat
Faktor Pendukung
Faktor Penghambat
commit to user 31
pelaksanaan PNPN-MP dibutuhkan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi kegiatan perencanaan planning, pengorganisasian organizing, penggerakan
actuating, pengawasan controlling yang dilakukan oleh BKM Badan Keswadayaan Masyarakat sebagai lembaga steering mengarahkan dengan
melibatkan partisipasi KSM Kelompok Swadaya Masyarakat yang merupakan kelompok sosial pada tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang
dipilih dari masyarakat. Dalam proses Manajemen PNPM-MP tidak lepas dari adanya faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat berjalannya program tersebut, beberapa upaya dilakukan untuk mengatasi kendala secara bersama-sama sehingga
memperlancar program pengentasan kemiskinan dan dapat tewujud kesejahteraan masyarakat. Dan masyarakat diharapkan mampu untuk
memanfaatkan serta memelihara hasil-hasil dari kegiatan tersebut.
G. METODOLOGI PENELITIAN