commit to user 8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  dan  permasalahan  penelitian  yang  diuraikan sebelumnya,  maka  permasalahan  dalam  penelitian  ini  dapat  dirumuskan  sebagai
berikut : 1.
“Bagaimanakah  Manajemen  Program  Nasional  Pemberdayaan Masyarakat  Mandiri  Perkotaan  di  Desa  Denggungan,  Kecamatan
Banyudono, Kabupaten Boyolali?” 2.
“Kendala-kendala  apa  saja  yang  dihadapi  dalam  Manajemen  Program Nasional  Pemberdayaan  Masyarakat  Mandiri  Perkotaan  di  Desa
Denggungan?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena
yang  diteliti  yaitu  bagaimana  manajemen  Program  Nasional  Pemberdayaan Masyarakat  Mandiri  Perkotaan  desa  Denggungan  serta  faktor-faktor  yang
mendukung dan menghambat dan upaya yang dilakukan. 2. Tujuan Fungsional
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  bermanfaat  bagi  semua  pihak  yang berkepentingan,  baik  bagi  BKM  Ngudi  Sejahtera,  Pemerintah  Desa,  KSM
maupun masyarakat.
commit to user 9
3. Tujuan Individual Untuk  memenuhi  salah  satu  syarat  mendapatkan  gelar  kesarjanaan  pada
Jurusan  Ilmu  Administrasi  Program  Studi  Administrasi  Negara  Fakultas  Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah: 1.
Penelitian  diharapkan  bermanfaat  bagi  upaya  aplikasi  atas  teori-teori Administrasi  Negara  atas  permasalahan  Manajemen  dan  menambah
perbendaharaan bagi khasanah ilmu pengetahuan sosial pada umunya dan ilmu administrasi pada khususnya.
2. Dapat  memberikan  masukan  bagi  institusi  lokal  khususnya  Badan
Keswadayaan Masyarakat BKM Ngudi Sejahtera.
E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Manajemen
1. Pengertian Manajemen Manajemen  adalah  proses  perencanaan,  pengorganisasian,  pengarahan,
dan  pengawasan  usaha-usaha  para  anggota  organisasi  dan  penggunaan  sumber daya  organisasi  lainnya  agar  mencapai  tujuan  yang  telah  ditetapkan.  Yohanes
Yahya. 2006:1 Manajemen  menurut  Stoner:  “Proses  perencanaan,  pengorganisasian,
pengarahan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
commit to user 10
sumberdaya  organisasi  lainnya  agar  mencapai  tujuan  organisasi  yang  telah dit
etapkan.” T. Hani Handoko, 2001:  8 John  D.  Millet  dalam  Siswanto  2006:1  membatasi  manajemen  is  the
process  of  directing  and  facilitating  the  work  of  people  organized  in  formal groups  to  achieve  a  desired  goal  adalah  suatu  proses  pengarahan  dan
pemberian  fasilitas  kerja  kepada  orang  yang  diorganisasikan  dalam  kelompok formal untuk mencapai tujuan.
Disisi  lain,  James  A.F  Stoner  dan  Charles  Wankel  dalam  Siswanto 2006:2 memberikan batasan manajemen sebagai berikut:
“Manajemen is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resources
to  achieve  stated  organizational  goals”.  Manajemen  adalah  proses perencanaan,  pengorganisasian,  kepemimpinan,  dan  pengandalian  upaya
anggota  organisasi  dan  penggunaan  seluruh  daya  organisasi  lainnya  demi tercapainya tujuan organisasi.
Menurut  Stoner  dan  Wankel  bahwa  proses  adalah  cara  sistematis  untuk menjalankan suatu pekerjaan.
Sedangkan  menurut  Siswanto  sendiri  2006:1,  manajemen  adalah  seni dan  ilmu  dalam  perencanaan,  pengorganisasian,  pengarahan,  pemotivasian,
pengendalian, terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Dari  pengertian  beberapa  ahli  diatas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa
manajemen  adalah  suatu  seni  dan  ilmu  serta  proses  yang  dilakukan  dengan menggunakan  sumber  daya  organisasi  untuk  mencapai  tujuan  organisasi  yang
telah ditetapkan. Millet  dalam  Siswanto  2006:1  lebih  menekankan  bahwa  manajemen
sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan.
commit to user 11
 Proses  pengarahan  process  of  directing,  yaitu  rangkaian  kegiatan  untuk
memberikan  petunjuk  atau  instruksi  dari  seorang  atasan  kepada  bawahan atau kepada orang  yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk
pencapaian tujuan, 
Proses  pemberian  fasilitas  kerja  process  of  fasilitating  the  work,  yaitu rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa  yang
memudahkan  kegiatan  untuk  memberikan  sarana  dan  prasarana  serta  jasa yang  memudahkan  pelaksanaan  pekerjaan  dari  seorang  atasan  kepada
bawahan  atau  kepada  orang  yang  terorganisasi  dalam  kelompok  formal untuk mencapai suatu tujuan.
2.  Fungsi – Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang harus  dijalankan  pimpinan  dalam  organisasi  apapun.  Mengenai  macamnya
fungsi manajemen itu sendiri, ada persamaan dan perbedaan pendapat, namun sebetulnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi.
George  Terry  dalam  Yohannes  Yahya  2006:15  mendeskripsikan  pekerjaan manajer berdasarkan fungsinya sebagai berikut:
1. Perencanaan Planning 2. Pengorganisasian Organizing
3. Penggerakan Actuating 4. Pengendalian Controlling
commit to user 12
Sedangkan  R.D  Agarwal  menyebutkan  bahwa  fungsi  manajemen  meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, pengkoordinasian,
dan pengawasan yaitu sebagai erikut: “The  management  process  comprises  the  following  six  function:”  Proses
manajemen terdiri dari enam fungsi: 1. Planning
2. Organizing 3. Staffing
4. Directing 5. Coordinating
6. Controlling Ibnu Syamsi, 1994:60
Sementara itu, Luther Gulick mengatakan bahwa: “The  management  function,  who  abbreviated  in  the  world  POSDCoRB,
including  the  first  letter  of  each  management  function:”  Fungsi  manajemen, yang  disingkat  dalam  huruf  PODCoRB,  huruf  pertama  dari  kata  tersebut
menunjukkan tiap fungsi manajemen: 1. Planning
2. Organizing 3. Staffing
4. Directing 5. Coordinating
6. Reporting, and
commit to user 13
7. Budgeting Dari pengertian beberapa ahli diatas mengenai fungsi-fungsi manajemen,
penulis  akan  membahas  tentang  manajemen  program  nasional  pemberdayaan masyarakat mandiri  perkotaan  yang meliputi kegiatan perencanaan planning,
pengorganisasian organizing,
penggerakan actuating,
pengawasan controlling  yang  dilakukan  oleh  BKM  Badan  Keswadayaan  Masyarakat
sebagai  lembaga  steering  mengarahkan  dengan  melibatkan  partisipasi  KSM Kelompok  Swadaya  Masyarakat  yang  merupakan  kelompok  sosial  pada
tingkat  paling  dasar  dalam  pelaksanaan  PNPM-MP  yang  dipilih  dari masyarakat.
1.  Perencanaan Planning Perencanaan  menurut  Ibnu  Syamsi  1994:73,  merencanakan  berarti
memikirkan  dan  membuat  langkah-langkah  yang  perlu  dilakukan  sebelum pelaksanaan  kerja  nyata  direalisasikan.  Adapun  maksudnya  adalah  agar
pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, sistematis, tidak ada tumpang tindih overlapped dan tidak ada yang terlewatkan gap.
Sedangkan  menurut  G.R  Terry  dalam  Siswanto,2006:42  memberikan batasan  tentang  perencanaan  adalah  memilih  dan  menghubungkan  fakta
serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang, menggambarkan  dan  merumuskan  aktivitas  yang  diusulkan  dan  dianggap
penting untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sementara  itu,  Siswanto  2006:42  mendefinisikan  perncanaan
sebagai proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan
commit to user 14
cakupan  pencapaiannya.  Merencanakan  berarti  mengupayakan  penggunaan sumber  daya  manusia  human  resources,  sumber  daya  alam  natural
resources, dan sumber daya lainnyaother resources. Sedangkan  Sondang  P.  Siagian  2005:36  menyebutkan  bahwa
perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa
depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari  pengertian  beberapa  ahli  diatas,  maka  perencanaan  dapat disimpulkan  sebagai  suatu  usaha  mengambil  keputusan  yang  telah
diperhitungakan  secara  matang  dengan  membuat  langkah-langkah  yang perlu  dekerjakan  sebelum  pekerjaan  dilakukan  dalam  rangka  pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan diperlukan  untuk  melihat bahwa program-program  dan
penemuan  sekarang  dapat  dipergunakan  untuk  meningkatkan  kemungkinan pencapaian  tujuan  di  waktu  yang  akan  datang,  yaitu  meningkatkan
pembuatan  keputusan  yang  lebih  baik.  Dengan  adanya  perencanaan  dapat diperoleh beberapa keuntungan, seperti:
1. Mendorong  terciptanya  aktivitas-aktivitas  yang  teratur  yang  ditujukan
untuk mencapai sasaran 2.
Menunjukkan mengenai  perlu adanya perubahan  pada masa  yang  akan datang
commit to user 15
3. Memberi  gambaran  kompleksitas  variabel  yang  akan  mempengaruhi
tindakan yang akan dijalankan 4.
Memberikan dasar atau landasan untuk melakukan pengawasan 5.
Meningkatkan dan mengimbangkan pemanfaatan sumber daya yang ada Sumber: Buku Pedoman P2KP
Perencanaan  harus  mempertimbangkan  kebutuhan  fleksibilitas, agar  mampu  menyesuaikan  diri  dengan  situasi  dan  kondisi  baru  secepat
mungkin.  Salah  satu  hal  penting  dalam  perencanaan  adalah  pembuatan keputusan  decision  making,  proses  pengembangan  dan  penyeleksian
sekumpulan  kegiatan  untuk  memecahkan  masalah  tertentu  Yohanes  Yahya, 2006:33.
2.  Pengorganisasian Organizing Menurut T. Hani Handoko menjelaskan bahwa:
“Pengorganisasian  adalah  penentuan  sumber  daya  manusia  dan  kegiatan- kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaan dan
pengembangan  suatu  organisasi  atau  kelompok  kerja  yang  akan  dapat membantu hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu
dan  kemudian  mendelegasikan  wewenang  yang  diperlukan  kepada  individu
untuk melaksanakan tugasnya.” 2001:17 Disisi  lain  Yohanes  Yahya  mendefinisikan  pengorganisasian
sebagai suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur,  serta  membagi  tugas  atau  pekerjaan  diantara  para  anggota
organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Istilah pengorganisaisan  dapat  digunakan untuk  menunjukkan hal-
hal sebagai berikut:
commit to user 16
  Cara  manajemen  merancang  struktur  formal  untuk  penggunaan  yang paling efektif sumber daya keuangan, fisik,  bahan baku, dan tenaga kerja
operasional.   Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya
  Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan, tugas-tugas dan para karyawan   Cara  para  manajer  membagi  lebih  lanjut  tugas  yang  dilaksanakan  dan
mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut. Yohanes Yahya,2006:81
Sedangkan menurut
Siswanto 2006:75
mendefinisikan pengorganisasian  sebagai  pembagian  kerja  yang  direncanakan  untuk
diselesaikan  oleh  anggota  kesatuan  pekerjaan,  penetapan  hubungan  antar pekerjaan  yang  efektif  diantara  mereka,  dan  pemberian  lingkungan  dan
fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Menurut  Sondang  P.  Siagian  2005:60  mendefinisikan  sederhana
tentang  pengorganisasian  yaitu  keseluruhan  proses  pengelompokan  orang- orang,  alat-alat,  tugas-tugas,serta  wewenang  dan  tanggung  jawab  sedemikian
rupa  sehinga  tercipta  suatu  organisai  yang  dapat  digerakan  sebagai  suatu kesatuan  yang  utuh  dan  bulat  dalam  rangka  pencapaian  tujuan  yang  telah
ditetapkan sebelumnya. Jadi  pengorganisasian  dapat  disebut  sebagai  keseluruhan  proses
pengelompokkan  orang-orang,  alat-alat  dan  membagi  tugas,  wewenang  serta tanggungjawab  sehingga  tercipta  suatu  organisasi  yang  dapat  digerakkan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
commit to user 17
Dengan  keterlibatan  masyarakat  dalam  proses  pengorganisasian dalam manajemen penanggulangan kemiskinan tersebut maka
a Memberi  hak  yang  sama  setara  kepada  seluruh  masyarakat  untuk
mendapat  pengetahuan,  informasi  dan  kesempatan  belajar  yang  sama dengan kata lain terdapat transparansi dalam pelaksanaanya.
b Meningkatkan  kemampuan  masyarakat  dalam  memahami  masalah-
masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah kemiskinan dan mencari upaya pemecahan secara bersama
c Persoalan  menjadi  tanggungjawab  semua  pihak,  bukan  hanya
tanggungjawab pemerintah ataupun kelompok masyarakat tertentu d
Menentukan  kelompok  sasaran  secara  mandiri,  sehinggan  semua  pihak mendapat  perlakuan  yang  adil  untuk  bisa  terjangkau  oleh  pelayanan
publik. Sumber: Standard Operating Procedur PNPM-MP
3. Penggerakan Actuating Masalah  penggerakan  berkaitan  erat  dengan  manusia  dan
merupakan  suatu  masalah  yang  paling  kompleks  serta  yang  paling  sulit dilakukan  dari  semua  fungsi  manajemen.  Penggerakan  ini  merupakan  fungsi
terpenting  dalam  manajemen,  karena  bagaimanapun  modernnya  peralatan, tanpa  dukungan  manusia  belum  berarti  apa-apa.  Menggerakkan  manusia
merupakan hal yang sulit, karena manusia pekerja adalah makhluk hidup yang mempunyai harga diri, perasaan dan tujuan yang berbeda-beda.
commit to user 18
George R. Terry memberikan definisi penggerakan sebagai berikut: “Penggerakan  adalah  membuat  semua  anggota  kelompok  agar  mau
bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk  mencapai  tujuan sesuai  dengan  perencanaan  dan  usaha-
usaha  pengorganisasian”.  H.  Malayu S.P, 1984:176
Penggerakan  merupakan  bagian  penting  dalam  proses  manajerial, hal ini dikarenakan bagian ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan
berkaitan  dengan  organisasi.  Sedangkan  Sondang  P.  Siagian  1992:113 mengemukakan pengertian pergerakan adalah:
“Keseluruhan  proses  pemberian  motif  bekerja  kepada  para  bawahan sedemikian rupa sehinga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.” 4.  Pengawasan atau pengendalian Controlling
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan  organisasi  dan  manajemen  dapat  tercapai.  Ini  berkenaan  denga
cara-cara  membuat  kegiatan-kegiatan  sesuai  yang  direncanakan.  Yohanes Yahya, 2006:133
Sondang  P.Siagian  2005:125  mendefinisikan  pengawasan  sebagai usaha  sadar  dan  sistematik  untuk  lebih  menjamin  bahwa  semua  tindakan
operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
commit to user 19
Ada  beberapa  ahli  yang  mendefinisikan  pengawasan  sebagai pengendalian.  Salah  satunya  adalah  Robert  J.  Mokler  dalam  Siwanto
2006:139-140 memberikan batasan pengawasan sebagai pengendalian yaitu: “Management control is a systemic effort to set performance standards with
planning objectives, to design information feedback system, to compare actual performance with these predetermined standards, to determine whether there
are  any  deviations  and  measure  their  significance,  and  to  take  any  action required  to  assure  that  all  corporate  resources  are  being  used  in  the  most
effective  and  effici
ent  way  possible  in  achieving  corporate  objectives”. Pengendalian  manajemen  adalah  suatu  usaha  sistematis  untuk  menetapkan
estándar  kinerja  dangan  sasaran  perencanaan,  mendesain  sistem  umpan  balik informasi,  membandingkan  kinerja  aktual  dengan  standar  yang  telah
ditetapkan,  menetukan  apakah  terdapat  penyimpangan  tersebut,  dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan.
Sedangkan  pengertian  pengawasan  menurut  Diemer,  dalam  Jurnal internasional oleh Giovany B. Giglioni adalah sebagai berikut:
Diemer considered control to mean “the methods by which the executive or managing heads of a business carry out their authority to regulate its affairs
in accordance with the laws of the organization” Diemer  mengartikan  contol  sebagai  “metode-metode  yang  eksekutif  atau
kepala  pengelola  bisnis  laksanakan  untuk  mengatur  urusan  mereka  sesuai dengan undang-undang organis
asi”. Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 294.
Dalam jurnal yang sama, Fayol mengartikan pengawasan sebagai berikut:
control  meant”verifying  whether  everything  occurs  in  conformity  with  the plan adopted, the instructions issued and principles established
”. Pengendalian berarti “memverifikasi apakah segalanya terjadi sesuai dengan rencana  yang
dibuat,  instruksi  yang  dikeluarkan  dan  prinsip- prinsip  yang  ditetapkan”.
Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 295. Dari  pengertian  beberapa  ahli  tersebut,  maka  pengertian  dari
pengawasan  yaitu  usaha  sadar  dan  sistemik  untuk  lebih  menjamin  bahwa semua  tindakan  operasional  benar-benar  sesuai  dengan  rencana  yang  telah
ditetapkan sebelumnya.
commit to user 20
Pengawasan  berkaitan  dengan  tujuan  yang  ingin  dilaksanakan berdasarkan  strategi  dasar  organisasi  yang  telah  dirumuskan  dan  ditetapkan,
serta  dirinci  menjadi  program  dan  rencana  kerja.  Ada  ungkapan  bahwa perencanaan  dan  pengawasan  merupakan  dua  sisi  mata  uang  karena
pelaksanaan  rencanalah  yang  diawasi  dan  sebaliknya  pengawasan  ditujukan pada usaha mencegah timbulnya berbagai jenis dan bentuk penyimpangan atau
penyelewangan,  baik  sengaja  maupun  tidak.  Sondang  P  Siagian,  2005:125- 126
2. Program
Menurut  Pariatra  Westra  1982:56  Program  adalah  perumusan  yang membuat  gambaran  pekerjaan-pekerjaan  yang  akan  dilaksanakan  berikut
petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Biasanya dalam program ini dikemukakan  pula  fasilitas-fasilitasnya  yang  diperlukan  seperti:  waktu,
penggunaan alat-alat
perlengkapan, dan
ketentuan wewenang
serta tanggungjawab dari pelaksana program tersebut.
Sedangkan  dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  Program  diartikan sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha dalam ketatanegaraan,
perekonomian yang akan dijalankan. 1998;702. Jadi  dari  dua  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  Program  adalah
perumusan  atau  rancangan  usaha  yang  akan  dilaksanakan  yang  disertai petunjuk-petunjuk  mengenai  cara  pelaksanaan  untuk  mencapai  tujuan  maksud
dari suatu rencana yang khusus.
commit to user 21
3. Pemberdayaan Masyarakat
Paradigma  baru  dalam  pelaksanaan  pembangunan  di  Indonesia  adalah paradigma  pemberdayaan  masyarakat,  dimana  masyarakat  menjadi  pusat  atau
titik  tekan  pembangunan  people  centered  development.  Pendekatan  ini menyadari  pentingnya  kapasitas  masyarakat  untuk  meningkatkan  kemampuan
dan kemandirian dalam mengelola sumber daya serta memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan  merupakan  istilah  lain  dari  empowerment  penguatan  yang
berarti  pemberian  kekuatan  pada  masyarakat  untuk  mengatur  kehidupannya sendiri.
Secara  etimologis  pemberdayaan  berasal  pada  kata  dasar  “daya”  yang berarti  kekuatan  kemampuan.  Bertolak  dari  pengertian  tersebut,  maka
pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk  memperoleh  daya  atau  kekuatan  atau  kemampuan  dan  atau  proses
pemberian daya atau kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada  pihak  yang  kurang  atau  belum  berdaya  Ambar  Teguh  Sulistiyani,
2004:77. Konsep  pemberdayaan  masyarakat  menurut  Loekman  Soetrisno  adalah
sebagai berikut: “Pemberdayaan  masyarakat  empowerment  yang  dimaksud  bahwa
pembangunan  akan  berjalan  dengan  sendirinya  apabila  masyarakat  diberi  hak mengelola  sumber  daya  alam  yang  mereka  miliki  dan  menggunakannya  untuk
pembangunan masya
rakat” Anggito Abimanyu, 1995:136 Sedangkam  Blanchard,  dkk  dalam  Dwi  Tiyanto,dkk,  2006;102
menyatakan  bahwa  pemberdayaan  adalah  memberi  kemungkinan  untuk membuka jalan memasuki sumber kemampuan manusia yang belum digunakan
commit to user 22
dan  harus  memanfaatkan  guna  menghadapi  dunia  yang  semakin  kompleks  dan dinamis seperti sekarang ini.
Dalam  merealisasikan  pemberdayaan  masyarakat  Dalam  Dwi  Tiyanto, dkk, 2006:106-108 mengungkapkan perlu adanya proses-proses pemberdayaan
yang terdiri dari berbagai tahapan yaitu sebagai berikut: a
Getting to know the local community Mengetahui  karakteristik  masyarakat  lokal  yang  akan  diberdayakan,
termasuk  perbedaan  karakteristik  yang  membedakan  masyarakat  wilayah satu dengan yang lain.
b Ghatering knowledge about the local community
Mengumpulkan pengetahuan
yang menyakut
informasi mengenai
masyarakat  setempat.  Pengetahuan  tersebut  merupakan  informasi  faktual tentang kondisi masyarakat, misal umur, jenis kelamin, kondisi pendidikan,
kondisi ekonomi, dan lain-lain c
Identifying the local leaders Segala  usaha  pemberdayaan  masyarakat  harus  memperoleh  dukungan  dari
pimpinan  atau  tokoh- tokoh  masyarakat  setempat.  Untuk  itu  “the  local
leader”  harus  selalu  diperhitungkan  karena  mereka  mempunyai  pengaruh yang kuat dalam masyarakat
d Stimulating the  community to realice that it has problems
Perlunya pendekatan persuasif kepada masyarakat agar mereka sadar bahwa mereka  mempunyai  masalah  yang  harus  dipecahkan  dan  kebutuhan  yang
harus dipenuhi.
commit to user 23
e Helping people to discuss their problems
Memberdayakan  masyarakat  bermakna  merangsang  masyarakat  untuk mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana
kebersamaan f
Helping people to identifying their most pressing problems Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi masalah yang
paling  menekan,  dan  masalah  yang  paling  menekan  inilah  yang  paling diutamakan.
g Fostering self-confidence
Tujuan  utama  pemberdayaan  masyarakat  adalah  membangun  rasa  percaya diri  masyarakat.  Rasa  percaya  diri  merupakan  modal  utama  masyarakat
berswadaya h
Deciding on a program action Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan
dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yang rendah, sedang, tinggi.  Program  dengan skala prioritas tinggilah  yang
didahulukan. i
Recognition of strengths and resources Menyadarkan  masyarakat  bahwa  mereka  sebenarnya  mempunya  kekuatan-
kekuatan  dan  sumber-sumber  yang  dapat  dimobilisasi  menyadarkan masyarakat  bahwa  mereka  sebenarnya  mempunyai  kekuatan-kekuatan  dan
sumber-sumber  yang  dapat  dimobilisasi  untuk  memecahkan  persoalan  dan memenuhi kebutuhan.
commit to user 24
j Helping people to continue to work on solving their problems
Pemberdayaan  masyarakat  adalah  suatu  kegiatan  yang  berkesinambungan, karena itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekarja memecahkan
masalahnya secara kontinyu. Pemberdayaan  sebagai  salah  satu  dasar  dari  pembangunan  yang  berpusat
pada  rakyat  meyakini  pentingnya  pembangunan  masyarakat  melalui  lembaga- lembaga  kemasyarakatan.  Kiprah  masyarakat  dalam  lembaga  kemasyarakatan
dimana  semua  aspirasi  mereka  salurkan,  merupakan  salah  satu  wujud memberdayakan mereka.
Dari  berbagai  konsep  pemberdayaan  diatas  maka  dapat  disimpulkan bahwa  pemberdayaan  merupakan  suatu  upaya  untuk  membangun  daya  dengan
cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki  serta  berupaya  untuk  mengembangkannya.  Pemberdayaan  sebenarnya
merupakan  proses  belajar  yang  menekankan  orientasi  pada  proses  serta pelibatan  partisipasi  yang  juga  berarti  penciptaan  suasana  iklim  yang
memungkinkan  potensi  masyarakat  berkembang  enabling.  Logika  ini didasarkan  pada  asumsi  bahwa  tidak  ada  masyarakat  yang  sama  sekali  tanpa
memiliki  daya.  Setiap  masyarakat  pasti  memiliki  daya,  akan  tetapi  mereka kadang-kadang tidak menyadari atau daya tersebut masih belum dapat diketahui
secara  eksplisit.  Oleh  karena  itu,  daya  harus  digali,  dan  kemudian dikembangkan.  Disamping  itu,  pemberdayaan  hendaknya  jangan  menjebak
masyarakat  dalam  perangkap  ketergantungan  charity,  pemberdayaan sebaiknya harus mengantarkan pada proses kemandirian.
commit to user 25
4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
Masalah  kemiskinan  di  Indonesia  tidak  hanya  melanda  wilayah perdesaaan, tetapi  juga perkotaan. Khusus di  wilayah perkotaan, salah satu ciri
umum  kondisi  masyarakatnya  yang  miskin  adalah  tidak  adanya  prasarana  dan sarana  dasar  perumahan  dan  pemukiman  yang  memadai,  serta  kualitas
lingkungan  yang  kumuh  yang  tidak  layak  huni.  Kemiskinan  merupakan persoalan struktural dan multi-dimensional  yang mencakup politik, sosial, aset,
dan  lain-lain.  Karakteristik  kemiskinan  tersebut,  serta  krisis  ekonomi  yang terjadi, telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih
dalam  penanggulangan  kemiskinan  selama  ini  perlu  diperbaiki  ke  arah pengokohan kelembagaan masyarakat yang benar-benar mampu menjadi wadah
perjuangan  kaum  miskin  yang  mandiri  dan  berkelanjutan  dalam  menyuarakan aspirasi  serta  kebutuhan  mereka.  Disamping  itu,  keberdayaan  semacam  itu
diharapkan  mampu  mempengaruhi  proses  pengambilan  keputusan  yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan warga miskin di tingkat lokal, baik dari
aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Berdasarkan  karakteristik  kemiskinan  di  kawasan  perkotaan  tersebut,
model PNPM-MP diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian persoalan kemiskinan yang bersifat multi-dimensional dan struktural, khususnya
yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi. Dalam jangka panjang,  model  PNPM-MP  diharapkan  mampu  menyediakan  aset  yang  lebih
baik  bagi  masyarakat  miskin  dalam  meningkatkan  pendapatannya  ataupun menyuarakan  aspirasinya  dalam  proses  pengambilan  keputusan.  Dengan
commit to user 26
demikian,  PNPM-MP  merupakan  progam  penanggulangan  kemiskinan  di perkotaan dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri.
Pendekatan dan Tujuan PNPM-MP Pendekatan  PNPM-MP  mencakup  visi,  misi,  prinsip,  nilai,  dan  tujuan.
Uraiannya sebagai berikut:   Visi  PNPM-MP  adalah  masyarakat  mampu  membangun  sinergi  dengan
berbagai  pihak  untuk  menanggulangi  kemiskinan  secara  mandiri,  efektif, dan berkelanjutan.
  Misi PNPM-MP adalah memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama masyarakat  miskin,  dalam  upaya  penanggulangan  kemiskinan  melalui
pengembangan  kapasitas,  penyediaan  sumber  daya,  dan  membudayakan kemitraan  sinergis  antara  masyarakat  dan  pelaku-pelaku  pembangunan
lokal lainnnya.   Prinsip-prinsip  PNPM-MP  adalah  demokrasi,  partisipasi,  transparansi,
akuntabilitas, dan desentralisasi.   Nilai-nilai  yang  dianut  dalam  pelaksanaan  PNPM-MP  yang  harus
dijunjung  tinggi,  ditumbuhkembangkam,  dan  dilestarikan  oleh  semua pelaku  PNPM-MP  dalam  melaksanakan  program  adalah  dapat  dipercaya,
ikhlaskerelawanan,  kejujuran,  keadilan,  kesetaraan,  dan  kebersamaan dalam keragaman.
commit to user 27
Tujuan PNPM-MP secara umum adalah:   Memperbaiki  prasarana  dan  sarana  dasar  perumahan  dan  pemukiman
masyarakat  miskin  perkotaan,  termasuk  perbaikan  pengembangan perumahannya.
  Mengenalkan  dan  membangun  upaya-upaya  peningkatkan  pendapatan secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan perkotaan,
baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi,  maupun masyarakat  yang kehilangan
sumber nafkah karena krisis ekonomi.   Terciptanya  organisasi  masyarakat  yang  memiliki  pola  kepemimpinan
kolektif  yang  representatif,  akseptabel,  inklusif,  tanggap,  dan  akuntabel yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan
dan  memperkuat  suara  masyarakat  miskin  dalam  proses  pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.
  Memperkuat  agen-agen  lokal  Pemerintah,  dunia  usaha,  dan  kelompok peduli untuk membantu masyarakat miskin.
Strategi PNPM-MP Strategi  PNPM-MP  adalah  mendorong  gerakan  masyarakat  untuk  keberdayaan
dan kemandirian dalam penanggulangan kemiskinan dengan jalan:   Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa, partisipasi masyarakat,
serta transparansi.   Meningkatkan  kemampuan  kelembagaan  dan  organisasi  yang  berakar  di
masyarakat, khususnya dalam membuka akses bagi masyarakat miskin ke
commit to user 28
sumber daya kunci yang disediakan PNPM-MP melalui bantuan langsung masyarakat BLM, secara transparan dan akuntabel.
  Menjalin sinergi penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan masyarakat melalui kemitraan antarpelaku pembangunan.
  Mendorong  tumbuhnya  kepedulian  berbagai  pihak  sebagai  upaya pengendalian  sosial  control  sosial  terhadap  keberhasilan  program
penanggulangan kemiskinan. Randy RRyant N, 2007:259
Komponen dana BLM bertujuan membuka akses bagi  masyarakat  miskin ke  sumber  daya  capital  untuk  digunakan  secara  langsung  dalam  rangka
penanggulangan  kemiskinan.  Dana  ini  bersifat  “wakaf”  dari  pemerintah  ke masyarakat  kelurahan  penerima,  yang  pengelolaannya  dipercayakan  kepada
organisasi  masyarakat  yang  dibentuk  secara  demokratis,  partisipatif,  transparan, dan  tanggung  gugat,  yang  secara  generis  disebut  BKM  Badan  Keswadayaan
Masyarakat. Untuk  mengelola  BLM,  BKM  membentuk  gugus  tugas,  yakni  Unit
Pengelola  Keuangan  UPK,  disamping  gugus  tugas  lain  sesuai  kebutuhan  dan kemampuan. Fungsi utama unit ini adalah manajemen dana BLM dan dana-dana
lain  yang  diperoleh  organisasi  masyarakat  warga  melalui  BKM  dana  PAKET, sumbangan, dan lain-lain termasuk mengawasi dan mengadministrasi penyaluran,
pengembalian  serta  penggunaan  dana  pinjaman  bergulir.  UPK  dipimpin  seorang manajer dan beberapa staf yang dipilih melalui Rapat Anggota BKM berdasarkan
kriteria kemampuan di bidang keuangan dan pengelolaan pinjaman bergulir.
commit to user 29
5.  Manajemen  Program  Nasional  Pemberdayaan  Masyarakat  Mandiri Perkotaan PNPM-MP
Menurut  Dicky  Rahardi  dalam  Dickyrahardi.blogspot.com  science  for humanity  mengartikan  Manajemen  Program  sebagai  suatu  proses  perencanaan,
pengorganisasian,  pengarahan  kepemimpinan  dan  pengawasan  pengendalian untuk  mencapai  suatu  tujuan  dan  sasaran  yang  telah  ditetapkan  pada  suatu
program. http:dickyrahardi.blogspot.com200702peran-sistem-informasi-pada- manajemen.html.
Pada  dasarnya  PNPM-MP  adalah  Program  Pemerintah  Indonesia  melalui pemberdayaan  masyarakat  dalam  rangka  penanggulangan  kemiskinan  di
perkotaan. Program tersebut antara lain : Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan  dan  pemukiman  masyarakat  miskin  perkotaan,  termasuk  perbaikan
atau  pengembangan  perumahannya.  Mengenalkan  dan  membangun  upaya-upaya peningkatkan  pendapatan  secara  mandiri  dan  berkelanjutan  untuk  masyarakat
miskin dan perkotaan, baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya  menjadi  tidak  berarti  karena  inflasi,  maupun  masyarakat  yang
kehilangan  sumber  nafkah  karena  krisis  ekonomi.  Terciptanya  organisasi masyarakat  yang  memiliki  pola  kepemimpinan  kolektif  yang  representatif,
akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan kepada  masyarakat  miskin  perkotaan  dan  memperkuat  suara  masyarakat  miskin
dalam  proses  pengambilan  keputusan  yang  berkaitan  dengan  kebijakan  Publik. Memperkuat  agen-agen  lokal  Pemerintah,  dunia  usaha,  dan  kelompok  peduli
untuk membantu masyarakat miskin.
commit to user 30
Untuk  menyelenggarakan  program  tersebut  memerlukan  keterlibatan berbagai pihak antara lain pemerintah, swasta dan warga masyarakat luas. Semua
pihak  diharapkan  dapat  menjalankan  peran  dan  tanggungjawabnya  dengan  baik dalam
memampukan kemandirian
masyarakat sebagai
pelaku utama
pembangunan.
F. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka  pikir  pada  dasarnya  mengungkapkan  alur  pikir  peristiwa fenomena  sosial  yang  diteliti  secara  logis  dan  rasional,  sehingga  jelas  proses
terjadinya fenomena sosial yang diteliti dalam “menjawab” atau menggambarkan
permasalahan penelitian. Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan penulis gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
Masih  rendahnya  pendapatan  dan  tingkat  kesejahteraan  masyarakat perkotaan  adalah  salah  satu  faktor  penyebab  pelaksanaan  Program  Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan.
Untuk memperlancar
Rendahnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
desa Denggungan Manajemen PNPM-MP
1. Perencanaan 2. Pengorganisasian
3. Penggerakan 4. Pengawasan
Peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat
Faktor Pendukung
Faktor Penghambat
commit to user 31
pelaksanaan  PNPN-MP  dibutuhkan  fungsi-fungsi  manajemen  yang  meliputi kegiatan  perencanaan  planning,  pengorganisasian  organizing,  penggerakan
actuating,  pengawasan  controlling  yang  dilakukan  oleh  BKM  Badan Keswadayaan  Masyarakat  sebagai  lembaga  steering  mengarahkan  dengan
melibatkan partisipasi KSM Kelompok Swadaya Masyarakat yang merupakan kelompok sosial pada tingkat paling dasar dalam  pelaksanaan PNPM-MP yang
dipilih dari masyarakat. Dalam proses Manajemen PNPM-MP tidak lepas dari adanya faktor-faktor
yang  mendukung  dan  menghambat  berjalannya  program  tersebut,  beberapa upaya  dilakukan  untuk  mengatasi  kendala  secara  bersama-sama  sehingga
memperlancar  program  pengentasan  kemiskinan  dan  dapat  tewujud kesejahteraan  masyarakat.  Dan  masyarakat  diharapkan  mampu  untuk
memanfaatkan serta memelihara hasil-hasil dari kegiatan tersebut.
G. METODOLOGI PENELITIAN