MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM MP) DESA DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI

(1)

commit to user

i

MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA DENGGUNGAN,

BANYUDONO, BOYOLALI

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

LATHIFA MAYA DEWI D1108511

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Judul Skripsi

MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)

DESA DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI

Disetujui Untuk Dipertahankan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta Tanggal : 12 Juli 2010

Pembimbing Skripsi

Drs. Sukadi, M.Si NIP. 194708201976031001


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari : Senin

Tanggal : 2 Agustus 2010

Panitia Penguji :

1. Drs. H. Marsudi, M.S ( )

NIP. 195508231983031001

2. Dra. Sri Yuliani, M.Si ( )

NIP. 196307301990032002

3. Drs. Sukadi, M.Si ( )

NIP. 194708201976031001

Mengetahui, Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Drs. Supriyadi, SN, SU NIP.195301281981031001


(4)

commit to user

iv

MOTTO

Sesungguhnya Alloh tidak akan melihat rupa kalian dan harta benda kalian, tetapi yang dilihat oleh Alloh adalah

hati dan amal kalian (Al-Hadits)

Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh didepan kening sejauh 5cm, jadi dia nggak akan

pernah lepas dari mata kamu (5 cm)

Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai sekarang juga


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karya kecil ini untuk :

Bapak dan Ibu tercinta atas doa yang tiada henti-hentinya, nasehat, bimbingan, dukungan moril serta materi dan pengorbanan selama ini. Tetaplah iringi ananda dengan doa dan kasih sayang kalian. Senyum bahagia kalian adalah

cita-cita terbesar dalam hidupku

Kakak dan Adikku tersayang, semoga tercapai semua cita-cita kalian fiddunnya wal akhiroh amiin

Sobat-sobatku di S.T.A.N‟ „08(Swadana Transfer

Administrasi Negara), terimakasih kalian tlah memberi warna baru dan keceriaan dalam bidupku. Terimaksih jg atas dukungan dan bantuan selama ini. Jika tua nanti kita

tlah hidup masing-masing ingatlah hari ini…^_^

Kapan touring lagi?????

Buat temen-temenku D3, AN Non Reg‟07 yang dah pada

lulus, terimaksih bimbingannya…

Pemerintah Desa Denggungan serta BKM “Ngudi Sejahtera”


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang senantiasa memberi petunjuk dan karunia-Nya, sehingga penulis memperoleh kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA

DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari kesulitan dan hambatan, namun berkat dorongan, masukan, bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Dengan segala kerendahan penulis menyampaikan ucapan terimaksih kepada:

1. Bapak Drs. Supriyadi, SN,SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Rino Ardhian Nugroho, S.Sos, M.Ti, selaku Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan akademis kepada penulis.

3. Bapak Drs. Sukadi, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar


(7)

commit to user

vii

4. Bapak Drs. H. Marsudi, M.S dan Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si. selaku

penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk menguji skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS yang telah

memberi bekal ilmu kepada penulis.

6. Bapak Junaidi, A.Md, selaku Kepala Desa Denggungan yang telah

memberikan ijin dalam penelitian

7. Ibu Dra. Choiriyah, selaku Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat

Ngudi Sejahtera yang telah memberi ijin dalam penelitian.

8. Mas Surahman Parlanto dan Samsudin DJ, selaku fasilitator yang

memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis.

9. Mbak Wiwin Aryani, SE, selaku Manajer UPK, mbak Nanik Lestari,

selaku Manajer UPS dan mas Nanang Baidhowi selaku Sekretaris BKM yang telah memberikan bimbingan, arahan serta selalu meluangkan waktunya memberikan informasi dan kemudahan guna penyusunan skripsi.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut

menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga Alloh SWT menerima serta memberikan balasan atas segala kebaikan yang bapak, ibu, dan saudara berikan kepada kami.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun, penulis nantikan dan terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis, juga pihak BKM Ngudi Sejahtera pada khususnya.

Surakarta, Juli 2010 Penulis


(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Kerangka Berfikir... 30

G. Metodologi Penelitian ... 31

BAB II DESKRIPSI LOKASI ... 38


(9)

commit to user

ix

B. Keadaan Penduduk ... 39

C. Kondisi Sosial – Budaya ... 43

D. Kondisi Sarana dan Prasarana ... 43

E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan...47

BAB III PEMBAHASAN ... 57

A. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri - Perkotaan ... 57

a Perencanaan... 57

b Pengorganisasian ... 72

c Penggerakan ... 77

d Pengawasan ... 84

B. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 89

1. Faktor Pendukung ... 89

2. Faktor Penghambat... 93

BAB IV PENUTUP ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi lahan Desa Denggungan ... 39

Tabel 2.2 Data Penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa - Denggungan ... 40

Tabel 2.3 Data Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Denggungan ... 41

Tabel 2.4 Peta Sebaran KK miskin di Desa Denggungan ... 42

Tabel 2.5 Home Industri Desa Denggungan ... 45

Tabel 2.6 Prasarana Transportasi Desa Denggungan ... 46

Tabel 2.7 Nama-nama Anggota BKM Ngudi Sejahtera ... 49

Tabel 2.8 Daftar Nama Personil Unit Pengelola dan Sekretaris ... 53

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggunggan ... 62

Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan ... 78

Tabel 3.3 Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan Tahun 2009 ... 85


(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 30 Gambar 1.2 Analisis Model Interaktif ... 36 Gambar 2.1 Bagan Keorganisasian BKM ... 51


(12)

commit to user

xii

ABSTRAK

Lathifa Maya Dewi, D1108511, “Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, 99 halaman.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan

mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)desa Denggungan serta faktor-faktor yang mendukung dan penghambat dan upaya yang dilakukan.

Untuk memperlancar pelaksanaan PNPM-MP di desa Denggungan dibentuk BKM „Ngudi Sejahtera‟ yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi

manajemen. Melalui BKM „Ngudi Sejahtera‟ masyarakat diajak untuk belajar

mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pemberdayaaan masyarakat terutama dalam hal pengelolaan dana bantuan serta melihat berbagai hambatan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM-MP. Namun masalah manajemen menjadi penyebab kurangya pemahaman dari masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah tertuang dalam perencanaan jangka menengah (PJM), adanya kesalahpahaman dalam pembuatan proposal usulan kegiatan, terjadinya kredit macet dalam pinjaman bergulir, dan beberapa masalah lain dikarenakan kerja KSM yang tidak sesuai dengan rencana. Penelitian ini menggambarkan bagaimana manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai dengan efisien dan efektif.

Sehubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut, penulis menggunakan metode penelitian jenis metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan telaah dokumentasi. Data yang diperoleh


(13)

commit to user

xiii

kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan fungsi manajemen dalam kegiatan perencanaan belum baik, sedangkan dalam kegiatan pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sudah berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Denggungan baik melalui kegiatan lingkungan, ekonomi maupun sosial. Namun dalam pelaksanaannya masih ada kendala-kendala yang ditemui seperti keterlambatan pembayaran angsuran dana ekonomi bergulir, kurangnya modal maupun swadaya masyarakat dalam pembangunan fisik/lingkungan.

ABSTRACT

Lathifa Maya Dewi, D1108511, “The Management of National Program for Community Empowerment – Urban (PNPM-MP) in Dengungan, Banyudono, Boyolali”. Research Paper, Public Administration Department, Social and Political Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010, 99 pages.

This research was conducted with the aim to find out and get a clear description of the phenomenon under study is how the management of the National Program of Urban Community Empowerment (PNPM-MP) Denggungan village and the factors that support and obstacles and the measures taken.

To facilitate the implementation of PNPM-MP in Denggungan is formed BKM “Ngudi Sejahtera” that implementing the management function fully. By

BKM “Ngudi Sejahtera”, the society is urged to study, preparing, implementing

and evaluating the empowerment community activities, especially in managing

the grand‟s and observing some fences in implementing of PNPM-MP. But

management problems be the cause of a lack of understanding from society so that in the implementation of many activities that do not conform to the plan contained in the medium term plan (PJM), there is a misunderstanding in the manufacture of proposed project proposals, the occurrence of bad loans in revolving loans, and a few other problems due to KSM is not working according to plan This research describes how is manage needed to keep the balance among the goals, targets and contradicted activity from some social stratum, so the goals of Denggungan‟s proverty raising is can be reach efficiently and effectively.

Relation with problems and the goals of the research the writer uses descriptive qualitative method. It describes a real condition in the field. The techniques of collecting data are interview, observation and documentation. Then, the data is examined its validity by interactive analysis models that include data reduction, data presentation and conclusion.

From the result of the research shows that the implementation of management functions in planning activities has not been good, whereas in the activities of organizing, actuating and monitoring has been running well and could


(14)

commit to user

xiv

improve the welfare of village society through activities Denggungan environmental, economic and social. But its implementation there are still obstacles like late payment of installments of the economy revolving fund neither lacking of capital and civil society organization in physical or environmental reconstruction.


(15)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Tidak mudah untuk membangun pengertian kemiskinan karena menyangkut berbagai macam dimensi. Dimensi kemiskinan dapat diidentifikasi menurut ekonomi, sosial, politik (Ellis, dalam Tadjuddin,1995 :249). Dalam kehidupan sehari-hari dimensi dari gejala-gejala kemiskinan tersebut muncul dalam berbagai bentuk, antara lain:

1. Dimensi Politik

Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin, sehingga masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut diri mereka. Akibatnya masyarakat juga


(16)

commit to user

tidak memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelenggarkan hidup mereka secara layak termasuk akses informasi.

2. Dimensi Lingkungan

Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara pandang yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga cenderung memutuskan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kurang memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya.

3. Dimensi Sosial

Sering muncul dalam bentuk tidak terintegrasinya warga miskin ke dalam institusi sosial yang ada, banyak masyarakat yang belum mendapat perlakuan yang sama sehingga terjadi kesenjangan sosial.

4. Dimensi Ekonomi

Gejala kemiskinan muncul dalam bentuk rendahnya penghasilan sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas yang layak. Juga keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pinjaman modal guna memulai ataupun mengembangkan usahanya.

5. Dimensi Aset

Kemiskinan ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin ke berbagai hal yang mampu menjadi modal hidup mereka, termasuk asset


(17)

commit to user

kualitas sumber daya manusia (human capital) karena rendahnya pendidikan dan minimnya ketrampilan, peralatan kerja, modal dana, hunian atau perumahan, dan sebagainya.

(Buku Pedoman Umum P2KP)

Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, maka Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pekerjaan Umum, pada bulan Juli 1998 meluncurkan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) . Sekarang disebut dengan PNPM Mandiri Perkotaan atau yang lebih dikenal dengan sebutan PNPM-MP. Proyek ini pertama kali dilaksanakan pada tahun anggaran 1999/2000. Sumber dana PNPM-MP berasal dari bantuan hibah dari Bank Dunia (World Bank). (Juklak PNPM-MP).

Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.

Masih banyaknya warga yang kurang mampu, rendahnya tingkat pendidikan, dan rendahnya tingkat mutu kesehatan menjadi fokus perhatian tersendiri bagi pemerintah Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Berbagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup, taraf pendidikan dan mutu kesehatan, namun hal ini belum membawa hasil yang maksimal, kehadiran PNPM-MP dalam hal ini memiliki daya tarik tersendiri dimana kehadiran


(18)

commit to user

program ini telah memberikan solusi alternatif atas berbagai upaya untuk penanggulangan kemiskinan tersebut melalui PNPM-MP menekankan bahwa pelaksanaan penanggulangan kemiskinan tidak lagi bertumpu pada pemerintah Desa, tetapi dengan membangkitkan partisipasi dari seluruh masyarakat, kelompok peduli, dan Fasilitasi dari pemerintah Desa.

Proyek ini menganut pendekatan pemberdayaan (empowerment) sebagai

suatu syarat untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan (sustainable

development). Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemeliharaan semuanya dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui organisasi yang dibentuk. Dalam proses pemberdayaan ini masyarakat diajak untuk belajar mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan penanggulangan kemiskinan. Dalam pemanfaatan dana PNPM-MP ini dibentuk organisasi yaitu BKM yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi manajemen. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai dengan efisien dan efektif. Proses manajemen dalam PNPM-MP di desa Denggungan diawali dengan sosialisasi oleh fasilitator kepada masyarakat untuk memahamkan gambaran umum PNPM-MP secara benar melalui pertemuan di tingkat desa atau RKM (Rembug Kesiapan Masyarakat) untuk menggali aspirasi dan memutuskan kesiapan atau ketidaksiapan melaksanakan PNPM-MP desa Denggungan serta pemilihan kader masyarakat. Apabila masyarakat menyatakan siap dan menerima program ini tahap selanjutnya adalah refleksi kemiskinan yang


(19)

commit to user

dilakukan oleh para relawan. melalui Focusses Group Discussion (FGD) guna

mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya.

Berdasarkan akta Notaris No.50/29 September 2005 BKM Ngudi Sejahtera terbentuk yang menjadi langkah awal dilaksanakannya PNPM-MP di desa Denggungan. Dalam manajemen pengelolaan dana PNPM-MP dilakukan sepenuhnya oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk di setiap desa atau kelurahan. Desa perkotaan yang dimaksud disini adalah wilayah yang berbentuk desa namun secara administratif letak dan posisinya dekat dengan kota sehingga dapat menjadi wilayah sasaran PNPM-MP.

Setelah terbentuknya BKM bersama masyarakat menentukan kriteria dan ciri kemiskinan (Pemetaan Swadaya) desa Denggungan yang disepakati dalam FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan dari tingkat RT, RW dan desa. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: rumah tidak layak huni (lantai tanah, dinding papan, tidak mempunyai MCK). Berpendidikan rendah, hanya mampu membiayai pendidikan sampai dengan SLTP, pendapatan kurang dari Rp. 15.000,00/hari, berobat hanya di Puskesmas, pekerjaan tidak tetap.

Untuk melaksanakan kegiatan manajemen BKM Ngudi Sejahtera dibantu Unit Pengelola (UP) yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan tiap wilayah, terdiri dari Unit Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Sosial (UPS) dan Unit Pengelola Lingkungan (UPL). Sedang masyarakat berpartisipasi aktif dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Sejak berdirinya BKM Ngudi Sejahtera di Desa Denggungan, telah banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka penanggulangan Kemiskinan.


(20)

commit to user

Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi 3 aspek atau Tridaya yaitu Lingkungan, Sosial, dan aspek Ekonomi. Kegiatan tersebut direalisasi berkat adanya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) P2KP sebesar Rp. 150.000.000,-. BLM PNPM P2KP sebesar Rp. 150.000.000,- dan BLM PNPM-MP sebesar Rp. 200.000.000,-. Kegiatan lingkungan BKM Ngudi Sejahatera telah merealisasikan beberapa bangunan fisik lingkungan antara lain Pengerasan jalan, MCK, TPA, saluran air, gorong-gorong, pengadaan air bersih dan lain-lain. Untuk kegiatan sosial meliputi kegiatan santunan baik untuk Santunan Jompo, anak yatim, beasiswa, anak cacat, Penyuluhan Kesehatan bagi Lansia, Ibu Hamil dan Balita serta Remaja Putri, Pemberian makanan tambahan bagi balita, Pelatihan-Pelatihan dan lain-lain. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi yaitu pengelolaan dana bergulir dalam rangka peningkatan perekonomian warga miskin.

Selain itu BKM Ngudi Sejahtera juga telah mengadakan channelling dengan Dinas terkait untuk meraih dana PAKET (Program Pengentasan Kemiskinan Terpadu). BKM Ngudi Sejahtera mampu meraih 2 Tahap PAKET, yaitu PAKET I sebesar Rp. 75.000.000,- dan PAKET II sebesar Rp. 55.000.000,- . Kemitraan ini merupakan langkah awal untuk membentuk sebuah sistem yang kondusif bagi pengentasan kemiskinan, dimana upaya tersebut harus melibatkan semua komponen yang ada di masyarakat. Sebagai langkah awal dalam menjalin kemitraan BKM dalam hal telah membentuk Panitia Kemitraan yang menjadi wadah bagi upaya-upaya menjalin kemitraan dengan pihak lain.

Pada tahap II desa Denggungan kembali meraih dana PAKET dari dua kegiatan, yakni Semir jalan dan rehap Rumah Gakin, pembelajaran kemitraan ini


(21)

commit to user

semakin tampak meningkat pada pelaksanaan PAKET tahap kedua ini, dimana masing-masing pihak yang terlibat sebagai pelaku kegiatan di dalam pelaksanaan Program PAKET ini sudah ada komunikasi dan kerjasama yang baik.

Pemanfaatan dana bantuan disesuaikan kebutuhan masyarakat

Denggungan yang diidentifikasi, disepakati serta diputuskan oleh masyarakat bersama-sana secara transparan, akuntabel dan berorientasi pada sasaran utama yang telah ditetapkan. Namun masalah manajemen menjadi penyebab kurangya pemahaman dari masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah tertuang dalam perencanaan jangka menengah (PJM), adanya kesalahpahaman dalam pembuatan proposal usulan kegiatan, terjadinya kredit macet dalam pinjaman bergulir, dan beberapa masalah lain dikarenakan kerja KSM yang tidak sesuai dengan rencana, yakni ada KSM yang tidak bekerja sama sekali.

Guna menghindari kesalahan maka diperlukan manajemen yang baik

untuk merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengawasi

pelaksanaanya. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga pengentasan kemiskinan desa Denggungan dapat tercapai.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perlu adanya studi lebih lanjut mengenai bagaimana manajemen dalam PNPM-MP dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan hingga proses pengawasan yang dilakukan oleh BKM Ngudi Sejahtera.


(22)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. “Bagaimanakah Manajemen Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali?”

2. “Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam Manajemen Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dan upaya yang dilakukan.

2. Tujuan Fungsional

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, baik bagi BKM Ngudi Sejahtera, Pemerintah Desa, KSM maupun masyarakat.


(23)

commit to user 3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar kesarjanaan pada Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Penelitian diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-teori

Administrasi Negara atas permasalahan Manajemen dan menambah perbendaharaan bagi khasanah ilmu pengetahuan sosial pada umunya dan ilmu administrasi pada khususnya.

2. Dapat memberikan masukan bagi institusi lokal khususnya Badan

Keswadayaan Masyarakat (BKM) Ngudi Sejahtera.

E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Yohanes Yahya. 2006:1)

Manajemen menurut Stoner: “Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan &pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan


(24)

commit to user

sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.” (T. Hani Handoko, 2001: 8 )

John D. Millet dalam Siswanto (2006:1) membatasi manajemen is the

process of directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal (adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan.

Disisi lain, James A.F Stoner dan Charles Wankel dalam Siswanto (2006:2) memberikan batasan manajemen sebagai berikut:

“Manajemen is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resources

to achieve stated organizational goals”. (Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengandalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi).

Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan.

Sedangkan menurut Siswanto sendiri (2006:1), manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, pengendalian, terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu seni dan ilmu serta proses yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Millet dalam Siswanto (2006:1) lebih menekankan bahwa manajemen sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan.


(25)

commit to user

 Proses pengarahan (process of directing), yaitu rangkaian kegiatan untuk

memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan,

 Proses pemberian fasilitas kerja (process of fasilitating the work), yaitu

rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk mencapai suatu tujuan.

2. Fungsi – Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Mengenai macamnya fungsi manajemen itu sendiri, ada persamaan dan perbedaan pendapat, namun sebetulnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi.

George Terry dalam Yohannes Yahya (2006:15) mendeskripsikan pekerjaan manajer berdasarkan fungsinya sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Penggerakan (Actuating) 4. Pengendalian (Controlling)


(26)

commit to user

Sedangkan R.D Agarwal menyebutkan bahwa fungsi manajemen meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, pengkoordinasian, dan pengawasan yaitu sebagai erikut:

“The management process comprises the following six function:” (Proses manajemen terdiri dari enam fungsi):

1. Planning 2. Organizing 3. Staffing 4. Directing 5. Coordinating 6. Controlling

(Ibnu Syamsi, 1994:60)

Sementara itu, Luther Gulick mengatakan bahwa:

“The management function, who abbreviated in the world POSDCoRB, including the first letter of each management function:” (Fungsi manajemen, yang disingkat dalam huruf PODCoRB, huruf pertama dari kata tersebut menunjukkan tiap fungsi manajemen):

1. Planning 2. Organizing 3. Staffing 4. Directing 5. Coordinating 6. Reporting, and


(27)

commit to user 7. Budgeting

Dari pengertian beberapa ahli diatas mengenai fungsi-fungsi manajemen, penulis akan membahas tentang manajemen program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan yang meliputi kegiatan perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan

(controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan melibatkan partisipasi KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan kelompok sosial pada tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang dipilih dari masyarakat.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan menurut Ibnu Syamsi (1994:73), merencanakan berarti memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan kerja nyata direalisasikan. Adapun maksudnya adalah agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, sistematis, tidak ada tumpang tindih (overlapped) dan tidak ada yang terlewatkan (gap).

Sedangkan menurut G.R Terry (dalam Siswanto,2006:42) memberikan batasan tentang perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang, menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap penting untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Sementara itu, Siswanto (2006:42) mendefinisikan perncanaan sebagai proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan


(28)

commit to user

cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan

sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural

resources), dan sumber daya lainnya(other resources).

Sedangkan Sondang P. Siagian (2005:36) menyebutkan bahwa perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka perencanaan dapat disimpulkan sebagai suatu usaha mengambil keputusan yang telah diperhitungakan secara matang dengan membuat langkah-langkah yang perlu dekerjakan sebelum pekerjaan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan diperlukan untuk melihat bahwa program-program dan penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik. Dengan adanya perencanaan dapat diperoleh beberapa keuntungan, seperti:

1. Mendorong terciptanya aktivitas-aktivitas yang teratur yang ditujukan

untuk mencapai sasaran

2. Menunjukkan mengenai perlu adanya perubahan pada masa yang akan


(29)

commit to user

3. Memberi gambaran kompleksitas variabel yang akan mempengaruhi

tindakan yang akan dijalankan

4. Memberikan dasar atau landasan untuk melakukan pengawasan

5. Meningkatkan dan mengimbangkan pemanfaatan sumber daya yang ada

(Sumber: Buku Pedoman P2KP)

Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin. Salah satu hal penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah tertentu (Yohanes Yahya, 2006:33).

2. Pengorganisasian (Organizing)

Menurut T. Hani Handoko menjelaskan bahwa:

“Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya manusia dan kegiatan

-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membantu hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian mendelegasikan wewenang yang diperlukan kepada individu untuk melaksanakan tugasnya.” (2001:17)

Disisi lain Yohanes Yahya mendefinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

Istilah pengorganisaisan dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut:


(30)

commit to user

 Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang

paling efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja operasional.

 Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya

 Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan, tugas-tugas dan para karyawan

 Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas yang dilaksanakan dan

mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut. (Yohanes Yahya,2006:81)

Sedangkan menurut Siswanto (2006:75) mendefinisikan

pengorganisasian sebagai pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.

Menurut Sondang P. Siagian (2005:60) mendefinisikan sederhana tentang pengorganisasian yaitu keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehinga tercipta suatu organisai yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Jadi pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat dan membagi tugas, wewenang serta tanggungjawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.


(31)

commit to user

Dengan keterlibatan masyarakat dalam proses pengorganisasian dalam manajemen penanggulangan kemiskinan tersebut maka

a) Memberi hak yang sama (setara) kepada seluruh masyarakat untuk

mendapat pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama dengan kata lain terdapat transparansi dalam pelaksanaanya.

b) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami

masalah-masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah-masalah kemiskinan dan mencari upaya pemecahan secara bersama

c) Persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak, bukan hanya

tanggungjawab pemerintah ataupun kelompok masyarakat tertentu

d) Menentukan kelompok sasaran secara mandiri, sehinggan semua pihak

mendapat perlakuan yang adil untuk bisa terjangkau oleh pelayanan publik.

(Sumber: Standard Operating Procedur PNPM-MP) 3. Penggerakan (Actuating)

Masalah penggerakan berkaitan erat dengan manusia dan merupakan suatu masalah yang paling kompleks serta yang paling sulit dilakukan dari semua fungsi manajemen. Penggerakan ini merupakan fungsi terpenting dalam manajemen, karena bagaimanapun modernnya peralatan, tanpa dukungan manusia belum berarti apa-apa. Menggerakkan manusia merupakan hal yang sulit, karena manusia pekerja adalah makhluk hidup yang mempunyai harga diri, perasaan dan tujuan yang berbeda-beda.


(32)

commit to user

George R. Terry memberikan definisi penggerakan sebagai berikut: “Penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan

sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian”. (H. Malayu

S.P, 1984:176)

Penggerakan merupakan bagian penting dalam proses manajerial, hal ini dikarenakan bagian ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan berkaitan dengan organisasi. Sedangkan Sondang P. Siagian (1992:113) mengemukakan pengertian pergerakan adalah:

“Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan

sedemikian rupa sehinga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.”

4. Pengawasan atau pengendalian (Controlling)

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Ini berkenaan denga cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. (Yohanes Yahya, 2006:133)

Sondang P.Siagian (2005:125) mendefinisikan pengawasan sebagai usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.


(33)

commit to user

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan pengawasan sebagai pengendalian. Salah satunya adalah Robert J. Mokler dalam Siwanto (2006:139-140) memberikan batasan pengawasan sebagai pengendalian yaitu: “Management control is a systemic effort to set performance standards with

planning objectives, to design information feedback system, to compare actual performance with these predetermined standards, to determine whether there are any deviations and measure their significance, and to take any action required to assure that all corporate resources are being used in the most effective and efficient way possible in achieving corporate objectives”.

(Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan estándar kinerja dangan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menetukan apakah terdapat penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan).

Sedangkan pengertian pengawasan menurut Diemer, dalam Jurnal internasional oleh Giovany B. Giglioni adalah sebagai berikut:

Diemer considered control to mean “the methods by which the executive or

managing heads of a business carry out their authority to regulate its affairs

in accordance with the laws of the organization”

Diemer mengartikan contol sebagai “metode-metode yang eksekutif atau

kepala pengelola bisnis laksanakan untuk mengatur urusan mereka sesuai

dengan undang-undang organisasi”. (Academy of management journal, vol 17

number 2, halaman 294).

Dalam jurnal yang sama, Fayol mengartikan pengawasan sebagai berikut:

control meant”verifying whether everything occurs in conformity with the

plan adopted, the instructions issued and principles established”. Pengendalian

berarti “memverifikasi apakah segalanya terjadi sesuai dengan rencana yang

dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan”.

(Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 295).

Dari pengertian beberapa ahli tersebut, maka pengertian dari pengawasan yaitu usaha sadar dan sistemik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.


(34)

commit to user

Pengawasan berkaitan dengan tujuan yang ingin dilaksanakan berdasarkan strategi dasar organisasi yang telah dirumuskan dan ditetapkan, serta dirinci menjadi program dan rencana kerja. Ada ungkapan bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi mata uang karena pelaksanaan rencanalah yang diawasi dan sebaliknya pengawasan ditujukan pada usaha mencegah timbulnya berbagai jenis dan bentuk penyimpangan atau penyelewangan, baik sengaja maupun tidak. (Sondang P Siagian, 2005:125-126)

2. Program

Menurut Pariatra Westra (1982:56) Program adalah perumusan yang

membuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Biasanya dalam program ini dikemukakan pula fasilitas-fasilitasnya yang diperlukan seperti: waktu,

penggunaan alat-alat perlengkapan, dan ketentuan wewenang serta

tanggungjawab dari pelaksana program tersebut.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Program diartikan

sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian) yang akan dijalankan. (1998;702).

Jadi dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Program adalah

perumusan atau rancangan usaha yang akan dilaksanakan yang disertai petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaan untuk mencapai tujuan/ maksud dari suatu rencana yang khusus.


(35)

commit to user

3. Pemberdayaan Masyarakat

Paradigma baru dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia adalah paradigma pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat menjadi pusat atau titik tekan pembangunan (people centered development). Pendekatan ini menyadari pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam mengelola sumber daya serta memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan merupakan istilah lain dari empowerment/ penguatan yang berarti pemberian kekuatan pada masyarakat untuk mengatur kehidupannya sendiri.

Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang berarti kekuatan/ kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya atau kekuatan atau kemampuan dan atau proses pemberian daya atau kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya (Ambar Teguh Sulistiyani, 2004:77).

Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Loekman Soetrisno adalah sebagai berikut:

“Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yang dimaksud bahwa pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarakat diberi hak mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan menggunakannya untuk

pembangunan masyarakat” (Anggito Abimanyu, 1995:136)

Sedangkam Blanchard, dkk (dalam Dwi Tiyanto,dkk, 2006;102) menyatakan bahwa pemberdayaan adalah memberi kemungkinan untuk membuka jalan memasuki sumber kemampuan manusia yang belum digunakan


(36)

commit to user

dan harus memanfaatkan guna menghadapi dunia yang semakin kompleks dan dinamis seperti sekarang ini.

Dalam merealisasikan pemberdayaan masyarakat (Dalam Dwi Tiyanto, dkk, 2006:106-108) mengungkapkan perlu adanya proses-proses pemberdayaan yang terdiri dari berbagai tahapan yaitu sebagai berikut:

a Getting to know the local community

Mengetahui karakteristik masyarakat lokal yang akan diberdayakan, termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat wilayah satu dengan yang lain.

b Ghatering knowledge about the local community

Mengumpulkan pengetahuan yang menyakut informasi mengenai

masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan informasi faktual tentang kondisi masyarakat, misal umur, jenis kelamin, kondisi pendidikan, kondisi ekonomi, dan lain-lain

c Identifying the local leaders

Segala usaha pemberdayaan masyarakat harus memperoleh dukungan dari

pimpinan atau tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu “the local

leader” harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh yang kuat dalam masyarakat

d Stimulating the community to realice that it has problems

Perlunya pendekatan persuasif kepada masyarakat agar mereka sadar bahwa mereka mempunyai masalah yang harus dipecahkan dan kebutuhan yang harus dipenuhi.


(37)

commit to user

e Helping people to discuss their problems

Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana kebersamaan

f Helping people to identifying their most pressing problems

Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi masalah yang paling menekan, dan masalah yang paling menekan inilah yang paling diutamakan.

g Fostering self-confidence

Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat berswadaya

h Deciding on a program action

Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yang rendah, sedang, tinggi. Program dengan skala prioritas tinggilah yang didahulukan.

i Recognition of strengths and resources

Menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunya kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunyai kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan persoalan dan memenuhi kebutuhan.


(38)

commit to user

j Helping people to continue to work on solving their problems

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, karena itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekarja memecahkan masalahnya secara kontinyu.

Pemberdayaan sebagai salah satu dasar dari pembangunan yang berpusat pada rakyat meyakini pentingnya pembangunan masyarakat melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kiprah masyarakat dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan dimana semua aspirasi mereka salurkan, merupakan salah satu wujud memberdayakan mereka.

Dari berbagai konsep pemberdayaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk membangun daya dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan sebenarnya merupakan proses belajar yang menekankan orientasi pada proses serta pelibatan (partisipasi) yang juga berarti penciptaan suasana/ iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi mereka kadang-kadang tidak menyadari atau daya tersebut masih belum dapat diketahui secara eksplisit. Oleh karena itu, daya harus digali, dan kemudian dikembangkan. Disamping itu, pemberdayaan hendaknya jangan menjebak masyarakat dalam perangkap ketergantungan (charity), pemberdayaan sebaiknya harus mengantarkan pada proses kemandirian.


(39)

commit to user

4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan

Masalah kemiskinan di Indonesia tidak hanya melanda wilayah perdesaaan, tetapi juga perkotaan. Khusus di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum kondisi masyarakatnya yang miskin adalah tidak adanya prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman yang memadai, serta kualitas lingkungan yang kumuh yang tidak layak huni. Kemiskinan merupakan persoalan struktural dan multi-dimensional yang mencakup politik, sosial, aset, dan lain-lain. Karakteristik kemiskinan tersebut, serta krisis ekonomi yang terjadi, telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki ke arah pengokohan kelembagaan masyarakat yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka. Disamping itu, keberdayaan semacam itu diharapkan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan warga miskin di tingkat lokal, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Berdasarkan karakteristik kemiskinan di kawasan perkotaan tersebut, model PNPM-MP diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian persoalan kemiskinan yang bersifat multi-dimensional dan struktural, khususnya yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, model PNPM-MP diharapkan mampu menyediakan aset yang lebih baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya ataupun menyuarakan aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan. Dengan


(40)

commit to user

demikian, PNPM-MP merupakan progam penanggulangan kemiskinan di perkotaan dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri.

Pendekatan dan Tujuan PNPM-MP

Pendekatan PNPM-MP mencakup visi, misi, prinsip, nilai, dan tujuan. Uraiannya sebagai berikut:

 Visi PNPM-MP adalah masyarakat mampu membangun sinergi dengan

berbagai pihak untuk menanggulangi kemiskinan secara mandiri, efektif, dan berkelanjutan.

 Misi PNPM-MP adalah memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama

masyarakat miskin, dalam upaya penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan kapasitas, penyediaan sumber daya, dan membudayakan kemitraan sinergis antara masyarakat dan pelaku-pelaku pembangunan lokal lainnnya.

 Prinsip-prinsip PNPM-MP adalah demokrasi, partisipasi, transparansi,

akuntabilitas, dan desentralisasi.

 Nilai-nilai yang dianut dalam pelaksanaan PNPM-MP yang harus

dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkam, dan dilestarikan oleh semua pelaku PNPM-MP dalam melaksanakan program adalah dapat dipercaya, ikhlas/kerelawanan, kejujuran, keadilan, kesetaraan, dan kebersamaan dalam keragaman.


(41)

commit to user Tujuan PNPM-MP secara umum adalah:

 Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman

masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan/ pengembangan perumahannya.

 Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatkan pendapatan

secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan perkotaan, baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang kehilangan sumber nafkah karena krisis ekonomi.

 Terciptanya organisasi masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan

kolektif yang representatif, akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan dan memperkuat suara masyarakat miskin dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.

 Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok

peduli) untuk membantu masyarakat miskin. Strategi PNPM-MP

Strategi PNPM-MP adalah mendorong gerakan masyarakat untuk keberdayaan dan kemandirian dalam penanggulangan kemiskinan dengan jalan:

 Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa, partisipasi masyarakat,

serta transparansi.

 Meningkatkan kemampuan kelembagaan dan organisasi yang berakar di


(42)

commit to user

sumber daya kunci yang disediakan PNPM-MP melalui bantuan langsung masyarakat (BLM), secara transparan dan akuntabel.

 Menjalin sinergi penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan masyarakat

melalui kemitraan antarpelaku pembangunan.

 Mendorong tumbuhnya kepedulian berbagai pihak sebagai upaya

pengendalian sosial (control sosial) terhadap keberhasilan program

penanggulangan kemiskinan). (Randy R&Ryant N, 2007:259)

Komponen dana BLM bertujuan membuka akses bagi masyarakat miskin ke sumber daya capital untuk digunakan secara langsung dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Dana ini bersifat “wakaf” dari pemerintah ke masyarakat kelurahan penerima, yang pengelolaannya dipercayakan kepada organisasi masyarakat yang dibentuk secara demokratis, partisipatif, transparan, dan tanggung gugat, yang secara generis disebut BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat).

Untuk mengelola BLM, BKM membentuk gugus tugas, yakni Unit Pengelola Keuangan (UPK), disamping gugus tugas lain sesuai kebutuhan dan kemampuan. Fungsi utama unit ini adalah manajemen dana BLM dan dana-dana lain yang diperoleh organisasi masyarakat warga melalui BKM (dana PAKET, sumbangan, dan lain-lain) termasuk mengawasi dan mengadministrasi penyaluran, pengembalian serta penggunaan dana pinjaman bergulir. UPK dipimpin seorang manajer dan beberapa staf yang dipilih melalui Rapat Anggota BKM berdasarkan kriteria kemampuan di bidang keuangan dan pengelolaan pinjaman bergulir.


(43)

commit to user

5. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

Menurut Dicky Rahardi dalam Dickyrahardi.blogspot.com science for humanity mengartikan Manajemen Program sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan (kepemimpinan) dan pengawasan (pengendalian) untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada suatu program. (http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/02/peran-sistem-informasi-pada-manajemen.html).

Pada dasarnya PNPM-MP adalah Program Pemerintah Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di perkotaan. Program tersebut antara lain : Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan atau pengembangan perumahannya. Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatkan pendapatan secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan perkotaan, baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang kehilangan sumber nafkah karena krisis ekonomi. Terciptanya organisasi masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan kolektif yang representatif, akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan dan memperkuat suara masyarakat miskin dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik. Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok peduli) untuk membantu masyarakat miskin.


(44)

commit to user

Untuk menyelenggarakan program tersebut memerlukan keterlibatan berbagai pihak antara lain pemerintah, swasta dan warga masyarakat luas. Semua pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya dengan baik

dalam memampukan kemandirian masyarakat sebagai pelaku utama

pembangunan.

F. KERANGKA BERFIKIR

Kerangka pikir pada dasarnya mengungkapkan alur pikir peristiwa (fenomena) sosial yang diteliti secara logis dan rasional, sehingga jelas proses

terjadinya fenomena sosial yang diteliti dalam “menjawab” atau menggambarkan

permasalahan penelitian.

Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan penulis gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Skema Kerangka Pemikiran

Masih rendahnya pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat perkotaan adalah salah satu faktor penyebab pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan. Untuk memperlancar

Rendahnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

desa Denggungan

Manajemen PNPM-MP 1. Perencanaan

2. Pengorganisasian 3. Penggerakan 4. Pengawasan

Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

Faktor Pendukung


(45)

commit to user

pelaksanaan PNPN-MP dibutuhkan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan (controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan melibatkan partisipasi KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan kelompok sosial pada tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang dipilih dari masyarakat.

Dalam proses Manajemen PNPM-MP tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang mendukung dan menghambat berjalannya program tersebut, beberapa upaya dilakukan untuk mengatasi kendala secara bersama-sama sehingga memperlancar program pengentasan kemiskinan dan dapat tewujud kesejahteraan masyarakat. Dan masyarakat diharapkan mampu untuk memanfaatkan serta memelihara hasil-hasil dari kegiatan tersebut.

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelelitian dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J. Moleong, 2004:6)


(46)

commit to user

Berbagai tabel juga disajikan, tetapi hanya bersifat deskriptif untuk mendukung uraian kualitatif yang disajikan. Sebagian data bersifat kualitatif yang didasarkan pada pengamatan langsung ke obyek penelitian dan wawancara mendalam dengan dengan sejumlah responden.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Desa Denggungan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Dipilihnya daerah ini sebagai obyek penelitian karena:

a) Daerah ini termasuk sasaran dari PNPM-MP

b) Adanya permasalahan yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan

manajemen dan proses pemberdayaan PNPM-MP, terutama pada program-program yang telah dilaksanakan maupun yang masih berjalan.

c) Dalam lokasi ini memungkinkan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan sesuai dengan permasalahan yang ada. 3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Teknik pengumpulan data yang pertama adalah observasi ke lokasi penelitian untuk mengumpulkan bahan keterangan tentang kenyataan yang berhubungan dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan, Banyudono, Boyolali. Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan dan mencatat segala informasi serta hal-hal yang relevan dengan masalah penelitian.


(47)

commit to user

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar (H.B.Sutopo, 2002:64).

Observasi yang dilakukan adalah dengan cara non partisipan, yaitu peneliti tidak secara langsung ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat yang diteliti. Agar memperoleh data yang akurat dan mendalam maka observasi yang dilakukan mempertimbangkan proses interaksi antara peneliti dan responden sehingga tidak timbul kesalahan persepsi.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi melalui tanya jawab secara langsung dengan nara sumber atau responden yang diteliti untuk melengkapi data yang diperlukan. Wawancara ini dilakukan dalam waktu dan kondisi yang dianggap tepat guna mendapatkan kejelasan yang

berkaitan dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali. c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengambil dokumen dan litaretur sebagai pelengkap informasi bagi peneliti. Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang terkait dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali, diantaranya:


(48)

commit to user

b) Standard Operating Prosedure P2KP

c) Instruksi Presiden Nomor 21 tahun 1998 Tentang Program

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)

d) Media dari internet tentang PNPM-MP

e) Arsip-arsip lain yang berhubungan dengan penelitian ini

4. Sumber Data

Ada dua jenis data dalam penelitian yang digunakan yaitu: a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang berhubungan dengan obyek penelitian. Data ini diperoleh melalui wawancara yang didukung dengan observasi.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain sumber primer. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui arsip, laporan, catatan statistik, monografi, buku-buku, media internet dan data lain yang mendukung PNPM-MP secara umum maupun khusus di Desa Denggungan

5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Peneliti memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data kerena mengetahui masalah secara mendalam. Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. (H.B. Sutopo, 1998:22)


(49)

commit to user

Dalam penelitian ini dipilih informan dari pihak-pihak yang terkait dengan PNPM-MP. Pihak-pihak tersebut adalah:

1) Aparat Desa Denggungan

2) Fasilitator PNPM-MP Desa Denggungan

3) Pengurus BKM Desa Denggungan

4) Manager UPK BKM Desa Denggungan

5) Pengurus dan Anggota KSM Desa Denggungan

6) Masyarakat Penerima Bantuan PNPM-MP Desa Denggungan

6. Teknik Analisa Data

Dalam analisa data terdapat 3 komponen pokok (Miles dan Hiberman dalam H.B Sutopo, 1988:34-36)

a) Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dalam abstraksi data kasar yang ada dalam fieldnote dan mengatur data dengan sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

b) Sajian Data

Merupakan suatu rangkaian organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi, kalimat, matriks, gambar/skema, tabel maupum grafik yang disusun secara logis dan sistematis sehingga mudah dilihat, dibaca dan dipahami yang memungkinkan kesimpulan riset yang dilakukan.


(50)

commit to user

c) Penarikan kesimpulan

Kesimpulan akhir tidak akan jadi sampai proses pengumpulan data terakhir, karena itu pemelitian bersifat terbuka terhadap data yang dikumpulkan.

Dalam penelitian ini aktivitas ketiga komponen berbentuk interaksi sebagai proses siklus. Peneliti tetap bergerak diantara ketiganya dengan komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung. Proses analisa ini yang disebut dengan model analisis interaktif. Untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.2 Analisis Model Interaktif

Pengumpulan Data

Penarikan Kesimpulan

Sajian Data Reduksi Data


(51)

commit to user 7. Validitas Data

Untuk menjamin validitas data yang akan diperoleh, dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi data (triangulasi sumber). Teknik triangulasi ini memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda untuk menggali data sejenis, hal ini berarti data yang sama/sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda (HB. Sutopo, 2002:79).

Asas dasar dalam triangulasi sumber adalah pemeriksaan silang temuan-temuan menggunakan beberapa informan yang berbeda. Selain itu juga dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang berbeda, yaitu melalui wawancara, observasi dan penggunaan dokumen atau arsip, sehingga data yang sejenis bisa teruji kebenarannya.


(52)

commit to user

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Keadaan Wilayah

Desa Denggungan merupakan salah satu desa di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali yang menerima bantuan proyek PNPM-MP. Desa ini mempunyai luas wilayah 211.49 Ha. Secara geografis mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Desa Ngargorejo

- Sebalah Selatan : Desa Ngasem

- Sebelah Barat : Desa Bangak

- Sebelah Timur : Desa Bolon

Secara administrasi desa Denggungan terdiri dari 10 dusun, dengan 11 RT dan 3 RW. Dusun-dusun yang ada di desa Denggungan meliputi : Dusun Gunung Kranggan, Dusun Nglundu, Dusun Krecek, Dusun Denggungan, Dusun Pandanan, Dusun Bulakan, Dusun Brajan, Dusun Minggiran, Dusun Gandanan, Dusun Seyegan. Desa Denggungan untuk periode tahun 2007 s/d 2013 dipimpin oleh seorang Kepala desa yang bernama Bapak Junaidi, A.Md.

Desa Denggungan memiliki hamparan lahan seluas 211,49 Ha yang meliputi jenis penggunaan tanah sebagai Pemukiman Kampung, Perkantoran, Pertokoan, sarana Pendidikan, Sarana Olah Raga, Lahan Sawah, Kebun, Tegalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 2.1


(53)

commit to user

Tabel 2.1

Komposisi Lahan Desa Denggungan

No Jenis penggunaan lahan Luas Lahan (Ha)

1 Pemukiman Kampung 50.9875

2 Perkantoran 0.0001

3 Pertokoan 15

4 Sarana Pendidikan 7.300

5 Sarana Olah Raga 2.500

6 Lahan Sawah 587.3925

7 Kebun 41.5902

8 Tegalan 63.1803

Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009

Wilayah Desa Denggungan memiliki sumber air yang cukup tersedia yang bersumber dari sumur sebagai sumber air bersih. Sedangkan air yang bersumberkan dari sungai, biasanya dimafaatkan oleh masyarakat untuk mandi, cuci, serta beternak ikan. Rata-rata di wilayah Denggungan tidak kekurangan akan air, baik air yang dikonsumsi maupun untuk keperluan yang lain.

B. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data monografi desa, jumlah penduduk Desa Denggungan total 3.835 jiwa dengan jumlah laki-laki 1.812 jiwa, dan jumlah perempuan 2.023 jiwa. Dari jumlah penduduk yang sebesar 3.835 jiwa tersebut terdiri dari 828 KK.


(54)

commit to user

Tabel 2.2

Data Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Desa Denggungan

No Kelompok Umur ( Tahun ) Laki - laki Perempuan Jumlah

1. 0 4 113 129 242

2. 5 - 9 120 116 236

3. 10 - 14 185 244 429

4. 15 - 19 110 114 254

5. 20 - 24 102 198 300

6. 25 - 29 338 214 552

7. 30 - 39 349 204 553

8. 40 - 49 204 243 447

9. 50 59 198 238 436

10. 60 Keatas 94 162 256

Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009

SDM yang dimilliki desa Denggungan cukup berpotensi dalam hal penanganan kegiatan lingkungan, sosial, ekonomi terbukti dengan kegiatan yang

ada di BKM ’Ngudi Sejahtera” dapat terlaksana dengan baik. Penduduk desa

Denggungan mempunyai mata pencaharian yang beraneka ragam, dimana sebagian besar bermata pencaharian sebagai Buruh industri, buruh tani, dan petani. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut ini :


(55)

commit to user

Tabel 2.3

Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Denggungan

No Mata Pencaharian Jumlah ( jiwa ) %

1. Petani 244 16,70

2. Buruh Tani 360 24,64

3. Pengusaha 15 1,02

4. Buruh Industri 414 28,33

5. Buruh Bangunan 155 10,60

6. Pedagang 150 10,26

7. Pengangkutan 9 0,62

8. PNS 68 4,65

9. Pensiunan 43 2,94

10. Bidan 2 0,17

11. Perawat 1 0,07

Jumlah 1461 100

Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat desa Denggungan bekerja sebagai buruh industri yaitu sebanyak 414 penduduk atau 28,33% sedangkan penduduk yang bermata pencaharian sebagai buruh tani 360 penduduk atau sekitar 24,64% dan petani sebanyak 244 penduduk atau 16,70% hal ini didukung dengan luas tanah persawahan beserta aliran irigasi yang cukup memadai.

Berikut ini merupakan data warga miskin yang ada di Desa Denggungan berdasarkan pemetaan swadaya


(56)

commit to user

Tabel 2.4

Peta Sebaran KK Miskin Desa Denggungan

Wilayah Komposisi Penduduk Kategori Kemiskinan

RW RT Jumlah KK Jumlah Jiwa Jumlah Penduduk Dewasa Jumlah KK Miskin Jumlah Jiwa Miskin Kemiskinan Lingkungan (KK) Kemiskinan Ekonomi (KK) Kemiskinan Sosial (KK)

01 01 41 205 155 35 95 30 31 29

02 103 600 325 51 270 48 50 41

03 121 714 314 39 226 30 32 20

Jumlah 265 1592 794 145 585 108 113 90

02 04 80 350 210 76 170 65 74 52

05 75 216 140 68 90 55 68 33

06 70 340 270 62 210 41 60 48

07 42 155 95 37 45 30 34 18

08 45 205 183 30 165 20 30 24

Jumlah 312 1266 898 273 680 211 266 175

03 09 73 235 200 60 150 48 55 44

10 72 365 300 68 270 59 68 41

11 103 450 395 97 345 76 96 65

Jumlah 248 1050 895 225 765 183 219 150

Total : 825 3835 2587 623 2030 502 598 415

Sumber : Data hasil pemetaan swadaya PNPM-MP Desa Denggungan

Berdasarkan hasil pemetaan dari 825 KK, 75,5% diantaranya yaitu 623 KK tergolong warga miskin sehingga Desa Denggungan menjadi salah satu daerah sasaran PNPM-MP.


(57)

commit to user

C. Kondisi Sosial – Budaya

Desa Denggungan, yang masyarakatnya menganut dua perbedaan agama yaitu agama Islam dan agama Kristen akan tetapi perbedaan agama yang ada tidaklah menyurutkan semangat untuk membangun solidaritas antar umat beragama. Hal itu terbukti dengan adanya saling hormat-menghormati, saling tolong-menolong, bahkan saat adanya Program P2KP (yang sekarang PNPM-MP) pertama kali masuk di Desa Denggungan tahun 2005, masyarakat menyambutnya dengan gembira.

Program tersebut diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan yang ada di Desa Denggungan, baik itu perekonomian, lingkungan dan sosial. Adanya pinjaman bergulir yang ada di BKM memberi kesempatan pada warga masyarakat miskin produktif yang kurang mampu untuk mengembangkan atau memulai usaha. Tentu saja hal itu sangat berdampak positif terhadap warga masyarakat miskin di Desa Denggungan.

D. Kondisi Sarana dan Prasarana

1. Sarana Pemerintah Desa

Untuk menunjang penyelenggaraan pemerintah desa, di Desa Denggungan didirikan Kantor Pemerintah Desa dan Balai Desa yang mempunyai banyak fungsi. Disamping sebagai tempat menjalankan tugas pemerintahan desa sehari-hari juga digunakan sebagai tempat penyuluhan-penyuluhan, bimbingan-bimbingan, rapat atau musyawarah desa yang salah satunya mengenai sosialisasi PNPM-MP. Ditempat ini juga terdapat layanan


(58)

commit to user

kesehatan berupa polindes, telah didirikan di desa Denggungan yang berguna memberikan fasilitas kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan masyarakat Desa Denggungan dan beberapa posyandu. Selain itu juga terdapat sarana olah raga seperti lapangan bulu tangkis, meja pingpong dan lapangan voli, juga prasarana peribadatan seperti masjid/mushola dan gereja.

2. Sarana Perekonomian

Tanah sawah yang dimiliki oleh masyarakat dapat dikatakan lebih luas dari tanah pemukiman penduduk, sehingga kondisi ini dapat diandalkan untuk mata pencaharian masyarakat desa Denggungan sebagai petani.

Sedangkan di bidang perdagangan, industri yang berkembang di desa Denggungan antara lain yaitu : industri tempe, industri tahu, industri keripik tempe dan masih banyak lagi industri yang berkembang di Desa Denggungan. Sumber Permodalan yang ada di Desa Denggungan :

1. BKM Ngudi Sejahtera, yaitu pinjaman bergulir bagi KSM-KSM Produktif

yang dikelola oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK)

2. Koperasi Kelompok Tani (KKT) “Tani Agung Mulia”

3. Koperasi Dana Dakwah

4. KSP “Mitra Mandiri”

5. Usaha Ekonomi Desa Simpan –Pinjam “Sri Katon”

6. Swamitra (Binaan Bukopin)

Home industri dan UKM yang ada di desa Denggungan memperoleh modal usaha dari modal pribadi dan sumber lain yang di rasa masih kurang


(59)

commit to user

untuk peningkatan kuantitas produksi yang sangat berpengaruh erat kaitannya dengan peningkatan pendapatan ekonomi.

Produk – produk yang di hasilkan UKM dan Home Industri di Desa

Denggungan selain di pasarkan di wilayah setempat juga wilayah luar Desa Denggungan seperti terlihat pada tabel 2.5

Tabel 2.5

Home Industri Desa Denggungan

NO Produk Wilayah Pemasaran Keterangan

Lokasi Usaha

1. Tempe Kedelai Bangak, Simo, Sambi, Banyudono,

Kartasura, Solo

RW I

2. Tempe Kripik Banyudono, Kartasura, Solo RT04/II

3. Tempe Bongkrek (

Gembus )

Bangak, Kartasuro RT 03/I, RT 11/III

4. Tahu Banyudono, Kartosuro RT 03/I, RT 08/II

5. Kacang Sangrai Bangak, Banyudono, Kartasura RT 09/III

6. Roti Bangak, Banyudono, Kartasura,

Colomadu

RT 11/III

7. Sabun Mandi Susu Boyolalali, Banyudono, Kartasura, Solo,

Karanganyar

RT 10/III

8. Telur puyuh Colamadu, Solo, Kartasura RT 03/I, RT 06/II,

RT 11/III

9. Susu kedelai Bangak, Banyudono RT 05/II

10. Kripik Singkong Bangak, Banyudono RT 09/III

11. Beras Organik Banyudono, Solo, Sragen, Boyolali,

Jakarta

RT 09/III

12. Pupuk Organik Banyudono, Boyolali RT 09/III

13. Telur Ayam Harco Banyudono, Solo, Colomadu, Kartasura RT 09/III, RT 11/III

14. Ayam Boiler Banyudono, Solo, Colomadu, Kartosura RT 01/I, RT 09/III,

RT 11/III

15. Sapi Kalioso, Sunggingan, Boyolali, Klaten,

Kranggan - Kartasura

RW I, II, III

16. Kambing Pengging, Sunggingan, Sambi RW I, II, III

17. Lele Banyudono, Kartasura RT 04/II, RT 09/III

18. Itik Banyudono, Kartasura RW I, II


(60)

commit to user Kondisi Ekonomi yang telah tertangani :

1. Sebagian permodalan telah di salurkan kepada pelaku ekonomi ( Home

industri,UKM )

2. Pelatihan pelatihan keahlian atau ketrampilan wirausaha

3. Sarana Perhubungan

Kondisi jalan yang ada di wilayah ini sebagian besar masih dalam kondisi baik, tetapi ada sebagian yang perlu pemeliharaan dan perbaikan.

Tabel 2.6

Prasarana Transportasi Desa Denggungan

No Prasarana Transportasi Panjang (km)

1 Jalan Aspal 8

2 Jalan Beton 6

3 Jalan Tanah 8

4 Jembatan 1.5

Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009

Sarana perhubungan berupa jalan yang telah di aspal ataupun di betonisasi oleh masyarakat serta jembatan dimanfaatkan untuk menghubungkan wilayah di sekitar desa Denggungan dengan desa lain serta untuk memperlancar transportasi dan perekonomian warga. Betonisasi jalan dilakukan melalui swadaya masyarakat ditambah dengan bantuan dari dana PNPM-MP yang termasuk dalam pembangunan bidang fisik.


(61)

commit to user

E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan

1. Proses Pembentukan BKM

BKM ”Ngudi Sejahtera” terbentuk dari hasil rembug masyarakat, dengan

beberapa pertimbangan, antara lain:

1. Pembentukan lembaga/organisasi baru dikarenakan lembaga-lembaga desa

yang sudah ada (Pemerintah Desa, BPD, LKMD, PKK) mempunyai hierarki organisasi sendiri dan pola kepemimpinan yang sentralis, selain BPD. Apalagi dari kesemua lembaga/organisasi diatas sudah mampunyai rutinitas kegiatan/kerja sendiri, sehingga dikhawatirkan akan memecah konsentrasi terhadap pelaksanaan program PNPM-MP di desa Denggungan. Sehingga dalam Rembug Warga Masyarakat Desa Denggungan disepakati untuk membentuk organisasi baru.

2. Bahwa Organisasi masyarakat Warga yang harus dibentuk haruslah

mencerminkan nilai-nilai kepedulian, konsisten, transparansi,

akuntabilitas, responsible, jujur dan lain-lain yang mampu memenuhi harapan masyarakat dalam iklim demokrasi sekarang ini.

3. Bahwa Organisasi Masyarakat Warga yang akan dibentuk haruslah

beranggotakan orang-orang yang benar-benar dipercaya dan dipilih oleh masyarakat dari tingkat RT dan kemudian dilanjutkan di tingkat desa, tanpa memandang strata sosial, ekonomi, jenis kelamin, agama, keyakinan politik, profesi dan lain-lain.


(62)

commit to user

Dari hasil rembug warga juga disepakati untuk membentuk Panitia Pemilihan BKM tingkat RT dan tingkat desa. Panitia Pemilihan tingkat RT bertugas untuk menjaring orang-orang yang dipercaya oleh warga masyarakat dan akan mewakili untuk melakukan pemilihan (memilih dan dipilih) anggota BKM di tingkat desa. Pemilihan tingkat RT tidak bisa dilaksanakan serentak dalam 1 hari mengingat kesiapan panitia dan warga tiap-tiap RT.

Setelah terpilih utusan RT, masing-masing RT 3 orang, kemudian dilakukan pemilihan anggota BKM di tingkat desa. Sebanyak 13 orang yang mendapatkan urutan suara terbanyak, terpilih menjadi anggota BKM. Sementara untuk urutan ke- 14 dan seterusnya akan menjadi pengganti apabila ada anggota BKM yang mengundurkan diri atau keluar dari BKM.

2. Lokasi dan Status BKM/Paguyuban

Nama BKM : Ngudi Sejahtera

Alamat Sekretariat :Kantor Desa Denggungan, Desa Denggungan

Kec. Banyudono, Kab. Boyolali

Bentuk : Paguyuban

Status : Pencatatan di Notaris Adang Tri Sunoko, SH,

Pada tanggal 29 September 2005 No. 50


(1)

commit to user

3. Untuk mengatasi kendala dalam kegiatan ekonomi bergulir, yaitu kurangnya

modal untuk dipinjamkan kepada KSM, sebaiknya BKM menjalin

kerjasama dengan lembaga-lembaga simpan pinjam yang ada di desa atau

dengan kata lain, lembaga simpan pinjam yang ada di desa Denggungan


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ambar Teguh Sulistiyani. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. 2004. Yogyakarta: Gramedia

Anggito Abimanyu,dkk. Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat.1999. Yogyakarta: PAU SE UGM dan BP.FE

Dwi Tiyanto,dkk. 2006. Mengubah Dari yang Kecil (Perspektif, Konsep dan Metode Membangun Komunitas). 2006. Surakarta : Lindu Pustaka dan CIRCUM

Gunawan Sumodiningrat. Pemberdayaan Masyarakat dan JPS, 1999 Bandung: Gramedia.

H.B. Siswanto. Pengantar Manajemen. 2006. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Drs. H. Malayu S.P Hasibuan. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. 1984. Jakarta: PT. Gunung Agung

H. B Sutopo. Metodologi Penelitian Kualitatif, dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. 2002. Surakarta: UNS Press

Ibnu Syamsi. Pokok-pokok Fungsi Manajemen. 1994. Jakarta: Bina Aksara

Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. 2004. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya

Pariatra Westra. “Ensiklopedia Administrasi”. 1982. Jakarta: Gunung Agung Randy R. Wrihatnolo& Riant Nugroho.Manajemen Pemberdayaan. 2007. Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo

Tadjuddin Noer Effendi. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan Kemiskinan. 1995.Yogyakarta : PT Tiara Wacana

T. Hani Handoko. 2001. Manajemen. Yogyakarta: PT BPFC.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan, dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, depdikbud, Balai Pustaka, Jakarta, 1998.

Tri Cahyo Atmojo. Pemberdayaan Masyarakat Dalam P2KP di Desa Dlimas Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten TA 2002. Skripsi, FISIP UNS. 2006


(3)

commit to user

Sumber-sumber lain:

Buku Pedoman Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, 2004

Standard Operating Prosedure Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

Perencanaan Jangka Menengah (PJM) BKM “Ngudi Sejahtera” Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali, tahun 2009-2011

Dokumen Pencairan Dana BLM tahun 2009

Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan tahun 2009

Daftar Isian Potensi Desa dan Tingkat Perkambangan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali.

Profil BKM Ngudi Sejahtera Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali

Geovanni B. Giglioni, Missisipi State University. Arthur G. Bedeian (Boston University), Academy of Management Journal, A Conceptus of Management Control Theory:1900-1972. Volume 17 Number 2

http://www.bus.lsu.edu/management/faculty/abedeian/articles/ConspectusControl Theory-AMJ1974.pdf

Science for humanity, tanggal 21 pebruari 2007.

http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/02/peran-sistem-informasi-pada-manajemen.html.


(4)

(5)

commit to user

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman wawancara mengenai Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali :

A. Manajemen PNPM-MP

1. Perencanaan

1) Apakah tujuan dari proses sosialisasi masyarakat?

2) Siapa saja yang teribat dalam proses perencanaan PNPM-MP Desa Denggungan?

3) Kendala apa yang dihadapai dalam melakukan perencanaan PNPM-MP?

2. Pengorganisasian 1) Apakah BKM itu?

2) Apakah tugas dan fungsi dari BKM?

3) Bagaimana koordinasi antara UP-UP dalam organisasi BKM? 4) bagaimanakah koordinasi antara BKM dengan pemerintah desa?

3. Penggerakan

a. Upaya apa yang dilakukan faskel dan BKM untuk menggerakkan UP dan KSM?

b. Bagaimana langkah BKM menggerakkan KSM dalam pembuatan proposal? c. Seberapa besar manfaat pendampingan yang dilakukan?

d. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan penggerakan? 4. Pengawasan

a. Bagaimana pengawasan yang dilakukan?

b. Bagaimana jika terjadi penyelewengan dalam pengawasan?

c. Kendala apa yang dihadapi dalam pengawasan dan bagaimana cara mengatasinya?


(6)

B. Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Faktor pendukung

a. Bagaimanakah tanggapan masyarakat desa Denggungan terhadap sosialisasi PNPM-MP?

b. Bagaimanakah peran faskel dalam kegiatan PNPM-MP?

c. Bagaimanakah hubungan antara aparatur pemerintah desa dengan BKM dalam hal PNPM-MP?bagaimana keterlibatan pemerintah desa?

d. Meskipun tidak mendapatkan imbalan namun para pengurus mau melaksanakan banyak tugas yang menyita waktu.apakah alasannya?

e. Apakah semua anggota selalu hadir dalam setiap rapat bulanan?

2. Faktor Penghambat

a. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan lingkungan?dan bagaimana solusinya?

b. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan pinjaman bergulir?dan bagaimana solusinya?

c. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan sosial?dan bagaimana solusinya? d. Pernahkah terjadi salah sasaran dalam penyaluran dana?bagaimana solusinya?


Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

“Keterlibatan Yayasan Dayah Bustanul Ulum Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Alue Pineung di Langsa Timur.

0 47 97

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN DI DESA KETAON KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

0 0 7