commit to user 57
BAB III PEMBAHASAN
Dalam analisis pelaksanaan manajemen PNPM-MP, peneliti akan menganalisis satu persatu fungsi dalam manajemen untuk mempermudah dalam
proses analisa.
A. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
a. Perencanaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaaan PNPM-MP di desa Denggungan diawali dengan tahap perencanaan. Dalam
tahap perencanaan ini diawali dengan kegiatan sosialisasi yang merupakan tahap awal dalam memperkenalkan PNPM-MP kepada berbagai pihak yang terkait di
tingkat kelurahan agar masyarakat dapat mengerti dan memiliki kesadaran untuk berpartisipasi baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan hasil
pembangunan yang telah dilaksanakan sendiri. Sosialisasi berpengaruh sangat besar dalam keberhasilan suatu program. Diharapkan diperoleh pemahaman
yang benar akan makna dari PNPM-MP baik di tingkat masyarakat maupun pemerintah desa, adanya dukungan dalam pelaksanaan PNPM-MP dan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya proses pembangunan organisasi dan kepemimpinan masyarakat untuk mendukung kegiatan dalam PNPM-MP.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sdr. Surahman Parlanto, SH selaku faskel, sebagai berikut:
commit to user 58
“sosialisasi awal ini sangat penting karena disini kami sebagai fasilitator mengenalkan maksud dan tujuan program sehingga orang bisa tertarik dan
bergabung untuk mengikuti proses selanjutnya..” wawancara tanggal 10 April 2010
Sosialisasi ini dilakukan dengan sasaran utama yakni masyarakat yang
dalam kondisi kurang mampumiskin namun memiliki usaha meskipun usaha tersebut hanya merupakan usaha kecil-kecilan agar mempunyai persepsi dan
pandangan yang sama mengenai PNPM-MP, sehingga dana yang nantinya akan digulirkan dipakai untuk modal usahameningkatkan produktivitas dari usaha
yang dilakukan. Serta dapat tepat sasaran sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Sosialisasi mengenai PNPM-MP di desa Denggungan dilakukan fasilitator kelurahan faskel. Substansi muatan dan orientasi pengenalan PNPM-MP lebih
dititikberatkan pada upaya untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap posisi strategis PNPM-MP sebagai akses bagi masyarakat untuk
memperbaiki kesejahteraan mereka, dan tidak dipandang sebagai bantuan cuma- cuma atau belas kasihan. PNPM-MP juga menuntut adanya ikhtiar sungguh-
sungguh dari masyarakat untuk memperkuat dirinya dengan memanfaatkan segenap potensi yang ada sebelum dapat mengakses bantuan PNPM-MP.
Fasilitator harus menanamkan paradigma PNPM-MP bukan sekedar proyek “Penyaluran Uang Bantuan”, melainkan sebagai proses pengokohan
kelembagaan masyarakat agar pada akhirnya masyarakat mampu lebih efektif menanggulangi masalah kemiskinan di wilayahnya secara mandiri dan
berkelanjutan.
commit to user 59
Pada tahap awal fasilitator melaksanakan silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat formal maupun informal di kelurahan dimaksud untuk
memperkenalkan diri, membangun hubungan kekeluargaan, mengenal tipologi dan peta tokoh-tokoh berpengaruh di kelurahan tersebut serta menyampaikan
strategi fasilitator dalam pelaksanaan PNPM-MP dan lainnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Supardi selaku warga
masyarakat desa Dengungan, sebagai berikut: “Saya pernah diundang ke pertemuan di Balai desa, katanya ada sosialisasi
program penanggulangan kemiskinan. Pada awalnya kami sempat meragukan program ini, paling-paling seperti program lain yang tidak
semua masyarakat dapat menikmati hasilnya, atau mungkin seperti BLT atau raskin yang kadang salah sasaran. Tapi setelah faskel menjelaskan
tentang strategi penanggulangan kemiskinan dalam program PNPM-MP ini kok rasanya beda dengan program lain. Kami jadi tertarik dan ingin
mengikuti proses selanjutnya. Dan ternyata benar, kami semua dapat merasakan manfaat program ini, seperti pembangunan jalan, MCK,
pelatihan-
pelatihan untuk kemudahan berusaha dan lain sebagainya”. wawancara tanggal 10 April 2010
Pernyataan tersebut diperkuat olah Bapak Nardiman selaku Pemerintah Desa, sebagai berikut:
“Setelah tahap sosialisasi awal, masyarakat menerima program ini dan menyatakan sanggup untuk bekerja demi meningkatkan kesejahteraan
hidup. Kemudian para relawan melakukan pendataan terhadap warga
miskin serta merefleksi masalah yang ada di wilayahnya”. wawancara tanggal 10 April 2010
Setelah berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan, Fasilitator dapat mengadakan orientasi awal untuk memahamkan gambaran umum PNPM-MP
secara benar melalui pertemuan di tingkat desa atau RKM Rembug Kesiapan Masyarakat yang dihadiri oleh pemerintah desa, lembaga-lembaga desa, tokoh
masyarakat, wakil dari RT dan RW untuk menggali aspirasi dan memutuskan
commit to user 60
kesiapan atau ketidaksiapan melaksanakan PNPM-MP desa Denggungan serta pemilihan kader masyarakat. Apabila masyarakat menyatakan siap dan
menerima program ini tahap selanjutnya adalah refleksi kemiskinan yang dilakukan oleh para relawan. melalui Focusses Group Discussion FGD guna
mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya dan terutama menumbuhkan kesadaran kritis warga bahwa akar persoalan kemiskinan
berkaitan erat dengan lunturnya nilai-nilai universal kemanusiaan Aspek moral, prinsip kemasyarakatan Aspek Good Governance, dan pembangunan
berkelanjutan Aspek Tridaya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Supardi selaku warga Masyarakat
Desa Denggungan, sebagai berikut: “ Pada awalnya kami menganggap dana tersebut tidak perlu dikembalikan
karena itu uang Negara, tapi setelah kami mengikuti proses sosialisasi yang dilakukan oleh faskel kami paham bahwa dana itu berupa pinjaman
yang harus digulirkan kepada masyarakat untuk membangun usaha. Waktu itu uang pinjaman awal cuma 500 ribu, ada juga yang males karena
saratnya ribet. Tapi setelah tahap pertama cair banyak masyarakat yang awalnya nggak tertarik jadi pengen ikut karena informasi dan juga melihat
langsung warga yang sudah ikut dan ternyata dana tersebut benar-benar
cair sehingga bisa digunakan untuk usaha” wawancara tanggal 22 Mei 2010
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK,
sebagai berikut: “Malah sekarang jumlah warga yang tergabung dalam KSM yang ngajuin
proposal pinjaman banyak sekali mbak, tapi kita yang kekurangan modal. Untuk itu ya mereka harus sabar menunggu”. wawancara tanggal 22 Mei
2010
commit to user 61
Tahap selanjutnya adalah Pemetaan Swadaya oleh Tim Pemetaan Swadaya yang merupakan relawan-relawan dari anggota masyarakat setempat, melalui
serangkaian kegiatan analisis sosial dan rembug-rembug warga masyarakat. Dari hasil pemetaan swadaya disepakati bahwa kriteria dan ciri kemiskinan
Desa Denggungan tersebut antara lain: 1. Pendapatan perkapita per bulan kurang dari Rp.400.000,-
2. Tidak mampu berobat ke dokter, hanya ke puskesmas atau warung obat 3. Makan tidak lebih dari dua kali sehari
4. Hanya mampu beli pakaian sekali dalam setahun 5. Lebih banyak menganggur daripada bekerja
6. Belum punya aliran listrik sendiri masih nyalur 7. Kondisi atap, dinding, dan lantai rumah belum permanen
8. Hanya mampu menyekolahkan anak sampai SLTP Kemudian dibentuklah lembaga masyarakat yang akan menangani
PNPM-MP sebagai Badan Keswadayaan Masyarakat BKM. Setelah terbentuk BKM kemudian melaksanakan kegiatan perencanaan partisipatif untuk
menyusun dokumen strategi penanggulangan kemiskinan kelurahan dan Program Jangka Menengah PJM serta program Tahunan Penanggulangan
Kemiskinan oleh Masyarakat setempat. Berdasarkan aspirasi dari masyarakat maka pada tahap perencanaan ditetapkan
beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan, yang tercantum seperti di bawah ini:
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan
No Jenis
usulan kegiatan
lokasi vol
Keg lingkungan Keg Ekonomi
Keg Sosial Thn
Sumber pendanaan Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan BLM PNPM-MP
APB D
Swadaya BLM
PNPM-MP APBD
Swadaya BLM
PNPM-MP APBD
Swadaya 1
Betonisa si
RT 011
200m2 15.000.000
5.000.000 2009
RT 021
300m2 15.000.000
3.500.000 2009
RT 021
200m2 10.000.000
4.000.000 2010
RT 031
200m2 20.000.000
2.500.000 2009
RT 103
300m2 10.000.000
5.000.000 2010
RT 113
600m2 14.000.000
6.000.000 2009
2
Talud RT
011 300m3
15.000.000 5.000.000
2009 RT
011 300m3
15.000.000 2.000.000
2010 RT
021 250m3
15.000.000 3.500.000
2011 RT
031 200m3
10.000.000 2.000.000
2010 RT
042 400m3
6.000.000 3.000.000
2011 RT
052 300m3
4.000.000 2.000.000
2011 RT
062 200m3
6.000.000 2.500.000
2011 RT
072 21m3
4.000.000 2.000.000
2009
RT 082
72m3 25.000.000
1.000.000 2011
RT 113
30m3 5.000.000
300.000 2010
3
Jalan Lingkun
gan RT
011 2500m2
16.000.000 5.000.000
2010 RT
021 600m2
15.000.000 3.500.000
2010 RT
42 100m2
3.000.000 1.000.000
2009
4
Penyemi ran jalan
RT 021
200m2 30.000.000
3.500.000 2010
RT 031
400m2 60.000.000
10.000.000 2010
RT 082
1050m2 20.000.000
10.000.000 2009
RT 103
1500m2 15.000.000
7.500.000 2009
5
Pemban gunan
Jembata n
RT 031
10m3 30.000.000
5.000.000 2009
6
Berm RT
031 1500m2
7.000.000 2.000.000
2011
7.
Perbaika n jalan
RT 042
300m2 6.000.000
2.000.000 2010
8.
Pembuat an jalan
RT 052
200m2 6.000.000
2.000.000 2011
9.
MCK RT
011 6 unit
7.000.000 1.500.000
2009 RT
021 5 unit
6.000.000 1.000.000
2011
RT 031
5 unit 5.000.000
500.000 2011
RT 042
7 unit 5.000.000
1.000.000 2009
RT 052
8 unit 7.500.000
1.500.000 2010
RT 062
4 unit 4.000.000
2.000.000 2011
RT 072
4 unit 4.000.000
2.380.000 2010
RT 082
3 unit 3.000.000
3.000.000 2011
RT 103
8 unit 6.000.000
6.000.000 2009
RT 113
10 unit 10.000.000
4.950.000 2011
10
Kalenisa si
RT 011
1500m2 12.000.000
2.500.000 2010
RT 021
300m3 15.000.000
3.500.000 2009
RT 031
400m2 20.000.000
2.500.000 2009
RT 042
30m3 6.000.000
3.000.000 2011
RT 052
350m3 20.000.000
1.500.000 2011
11
Bak Sampah
RT 011
9m2 4.500.000
1.000.000 2011
RT 021
9m2 4.000.000
1.000.000 2010
RT 031
9m3 5.000.000
500.000 2010
RT 9m3
4.000.000 2.000.000
2010
042 RT
052 1 unit
100.000 500.000
2010
12
Pembuat an
gorong- gorong
RT 062
60m2 3.000.000
1.000.000 2010
13
Saluran Air
RT 072
30m3 6.000.000
2.000.000 2010
RT 113
36m3 9.000.000
5.000.000 2011
14
Rehab Rumah
gakin RT
011 3 unit
18.000.000 9.000.000
2009 RT
021 3 unit
24.000.000 4.000.000
2009 RT
021 5 unit
40.000.000 5.000.000
. 2011
RT 031
3 unit 21.000.000
3.000.000 2009
RT 042
4 unit 20.000.000
8.000.000 2011
RT 052
3 unit 20.000.000
6.000.000 2010
RT 062
4 unit 24.000.000
10.000.000 2011
RT 072
2 unit 17.000.000
3.000.000 2011
RT 103
2 unit 9.000.000
11.000.000 2011
RT 113
10 unit 25.000.000
10.000.000 2009
15
Pemban RT
1 unit 7.000.000
2.000.000 2009
gunan bak
airtamp ungan
011
RT 052
1 unit 7.000.000
2.000.000 2010
16
Pembuat an sumur
RT 021
1 unit 600.000
200.000 2009
RT 031
1 unit 700.000
200.000 2009
RT 042
5 unit 3.000.000
1.500.000 2010
RT 062
3 unit 1.500.000
1.500.000 2011
RT 082
2 unit 1.400.000
600.000 2009
RT 113
4 unit 2.000.000
1.000.000 Pinjama
n bergulir
RW 01
350 orang
100.000.000 50.000.000
2010 RW
02 250
orang
100.000.000 50.000.000
2010 RW
03 200
orang
75.000.000 50.000.000
2010 Pelatiha
n Pertania
n RT
011 15
orang
4.500.000 2.000.000
1.000.000
2009
RT 011
20 orang
8.000.000 500.000
1.500.000 2010 RT
021 20
orang 3.000.000
500.000 500.000 2009
RT 031
20 orang
4.000.000 500.000
500.000 2010 Pelatiha
n Peternak
an RT
011 10
orang 3.500.000
1.000.000 500.000 2009
RT 021
6 orang
1.200.000 400.000
400.000 2010 RT
031 20
orang 4.000.000
500.000 500.000 2011
Pelatiha n
memasa k
RT 031
30 orang
2.000.000 500.000
500.000 2009
Pelatiha n
menjahit RT
042 4 orang
1.000.000 100.000
100.000 2009 Pelatiha
n bengkel
RT 042
4 orang 1.800.000
300.000 300.000 2010
Pemerik saan
kesehata n balita
RT 011
40 orang
40.000.00 500.000
500.000 2010
RT 021
6 orang 1.200.000
400.000 400.000 2010
RT 031
40 orang
4.000.000 1.000.000
1.000.000 2010 RT
031 37
orang 4.000.000
500.000 500.000 2011
RT 042
6 orang 400.000
100.00 100.000 2009
Peningk RT
20 3.000.000
500.000 500.000 2009
atan gizi balita
021 orang
RT 031
6 orang 6.000.000
500.000 500.000 2009
RT 042
6 orang 400.000
100.000 100.000 2009
Sumber:Perencanaan Jangka Menengah PJM BKM Ngudi Sejahtera tahun 2009-2011 68
commit to user 56
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan PNPM-MP diawali dengan membuat rencana tahunan untuk memberikan kemudahan bagi
pelaksana yaitu UP Unit Pengelola, baik UPL Unit Pengelola Lingkungan, UPK Unit Pengelola Keuangan, maupun UPS Unit Pengelola Sosial sesuai
dengan prioritas tugas mareka. Rencana tahunan tersebut disesuaikan dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang secara pasti lebih tahu mengenai
kebutuhan mereka. Namun tidak semua aspirasi yang disampaikan dapat langsung dimasukkan dalam rencana tahunan, ada prioritas yang diutamakan
dan untuk aspirasi yang lain bisa ditampung oleh BKM baru untuk rencana tahunan berikutnya bisa dilaksanakan.
Pembangunan tersebut tidak diselesaikan sekaligus tetapi secara bertahap melalui 3 tahap dari tahun 2009-2011 yang digunakan untuk
memperbaiki sarana dan prasarana lingkungan. Perencanaan dalam bidang lingkungan tersebut dibuat dengan melihat kondisi karena masih ada sebagian
masyarakat yang tempat tinggalnya tidak layak huni serta kualitas lingkungan yang relative buruk. Banyak jalan kampung di beberapa RT yang rusak,
berlubang, belum di aspalbeton sehingga air hujan menggenang dan menyebabkan jalan menjadi licin. Hal ini membuat sarana transportasi warga
menjadi tidak lancar dan mengganggu aktivitas ekonomi warga. Juga adanya beberapa rumah warga miskin yang tidak dilengkapi dengan jamban keluarga.
Sedangkan dalam bidang ekonomi permasalahan dilatarbelakangi oleh kurang tersedianya akses bagi warga miskin untuk manciptakan peluang usaha
maupun mengembangkannya dikarenakan tidak mempunyai jaminanagunan 69
commit to user 57
untuk mengajukan pinjaman modal usaha di Bank atau Koperasi. Untuk itu PNPM-MP mengalokasikan pinjaman bergulir sebagai modal usaha. Untuk
kegiatan ekonomi dana dipinjamkan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan
modal namun
dengan sistem
bergulir dan
wajib mengambalikannya. Sedangkan dana untuk kegiatan lingkungan dan sosial
diberikan sebagai stimulant dan masyarakat harus berswadaya. Sedangkan untuk kegiatan pelatihan dana tersebut dihibahkan.
Pinjaman bergulir digunakan sebagi modal usaha masyarakat miskin. Guna memperoleh dana bantuan terutama pinjaman bergulir masyarakat yang
termasuk dalam criteria diharuskan membentuk atau tergabung dalam KSM Kelompok Swadaya Masyarakat, pengajuan pinjaman secara individu tidak
diperbolehkan. Kriteria menjadi anggota KSM untuk memperoleh pinjaman bergulir adalah sebagai berikut:
1 Termasuk dalam kategori keluarga miskin sesuai dengan criteria yang
dikembangkan dan disepakati sendiri oleh masyarakat. 2
Memenuhi criteria kategori kelompok sasaran program pinjaman bergulir PNPM-MP.
3 Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota lainnya
4 Sanggup menabung secara teratur sesuai kemampuannya, tabungan
tersebut akan disimpan di Bank atau lembaga keuangan terdekat atas nama KSM.
commit to user 56
5 Hadir dan berpartisipasi dalam pertemuan anggota KSM untuk
mencermati peluang usaha mikro dan kebutuhan pinjaman guna mengembangkan usahanya.
6 Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja meningkatkan usaha
pendapatan dan kesejahteraan keluarganya 7
Memerlukan tambahan modal untuk pengembangan usaha atau ekonomi rumah tangga untuk tahap I tidak lebih dari Rp.500.000,-.
Standard Operating Procedure Pinjaman bergulir ini ternyata mendapat respon tanggapan yang cukup
baik dari masyarakat desa Denggungan terlihat dari banyaknya KSM Ekonomi yang dibentuk oleh masyarakat dalam rangka memanfaatkan modal pinjaman
bergulir untuk membangun dan mengembangkan usaha produktif masyarakat. Adapun usaha yang telah berjalan antara lain produksi sabun mandi susu oleh
KSM “Segar Arum”, distributor kedelai oleh KSM “BERKAH”, ketrampilan menjahit oleh KSM “Ngudi Lestari”, dan lain sebagainya.
Alokasi dana dalam bidang sosial digunakan untuk pelatihan ketrampilan usaha dalam rangka pemberdayaan warga miskin desa Denggungan
agar mempunyai keahlian tertentu untuk menjalankan usaha. Diantaranya adalah pelatihan pertanian, pelatihan peternakan, pelatihan bengkel. Masih rendahnya
skill kaum perempuan di desa Denggungan menjadi salah satu sebab diadakannya juga pelatihan memasak dan menjahit sebagai modal ketrampilan
untuk memulai usaha baru, santunan sosial, beasiswa. Selain itu juga ada kegiatan pemeriksaan gizi balita karena kurang lengkapnya imunisasi yang
dilakukan pada balita berpotensi menyebabkan stamina fisik yang lemah dan 71
commit to user 57
mudah terserang penyakit. Serta peningkatan gizi balita melalui pelatihan kader posyandu dan pemberian gizi tambahan.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan sebuah sistem atau jaringan kerja dari tugas-tugas, komunikasi serta pelaporan.
Suatu struktur organisasi hendaknya dapat mendistribusikan pekerjaan melalui sebuah divisi pekerjaan dan menyediakan koordinasi dari hasil-hasil kinerja
sehingga sasaran organisasi dapat terselenggara dengan baik. Salah satu manfaat utama dari keberadaan BKM Ngudi Sejahtera bagi
masyarakat desa Denggungan ialah sebagai sarana untuk memudahkan masyarakat dalam mengorganisir dan mensinergikan segenap potensi serta
kekuatan yang dimiliki masyarakat, dan juga sekaligus menjamin kepercayaan pihak luar masyarakat. Adanya kepercayaan pihak luar tersebut menjadi modal
utama yang dapat mempermudah masyarakat upaya mengakses berbagai peluang sumberdaya yang dimiliki pihak luar, melalui kemitraan dan kerjasama
dalam pelaksanaan program-program di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan chanelling program.
Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku manajer UPK, sebagai berikut:
“BKM itu merupakan wadah organisasi yang terdiri dari kumpulan orang- orang atau relawan yang dipilih secara langsung oleh masyarakat dan
dipercaya untuk mengelola program PNPM-MP di desa Denggungan ini untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatan kesejahteraan. Ya bisa
dikatakan BKM itu sebagai wadah aspirasi masyarakat”. wawancara tanggal 22 Mei 2010
commit to user 58
Pernyataan di atas diperkuat oleh anggota BKM, Bpk. Wahid Budiharto, S.Ag, sebagai berikut:
“BKM itu ajang pembelajaran buat masyarakat untuk lebih aktif dalam pembangunan terutama di lingkungan Denggungan, ya usulannya berasala
dari masyarakat yang kami tampung baru ditentukan prioritas yang harus
dilaksanakan terlebih dahulu” wawancara tanggal 22 Mei 2010 Tujuan utama BKM adalah melakukan suatu pemberdayaan masyarakat miskin
agar mengerti dan paham mengenai berorganisasi dan mengubah pola pikir yang apatis menjadi kritis dan kreatif sehingga bisa mendukung kebijakan yang
ditetapkan. Dalam tahap pengorganisasian, masyarakat Denggungan dilibatkan
dalam pengambilan keputusan penanggulangan kemiskinan mulai dari proses mengenali masalah, perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan sebagai
wujud partisipasi dan demokrasi. Keterlibatan masyarakat dalam seluruh proses tersebut maka:
1. Mamberikan hak yang sama setara kepada seluruh masyarakat untuk
mendapatkan pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama dengan adanya transparansi.
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami masalah-
masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah kemiskinan dan mencari pemecahan secara bersama.
3. Persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak bukan hanya tanggung
jawab pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu. 73
commit to user 59
4. Menentukan kelompok sasaran oleh masyarakat secara bersama-sama
mandiri sehingga semua pihak diperlukan secara adil untuk bisa memperoleh dana bantuan.
Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan yang disepakati seluruh masyarakat setempat, baik dengan sumber dana PNPM-
MP maupun sumber dana lainnya chanelling, BKM membentuk unit-unit pengelola sesuai kebutuhan, yang sekurang-kurangnya terdiri dari Unit
Pengelola Keuangan UPK, Unit Pengelola Lingkungan UPL dan Unit Pengelola Sosial UPS.
Unit Pengalola Keuangan UPK akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan pinjaman bergulir, akses chanelling ekonomi, dan akses kegiatan
yang berkaitan dengan pemupukan dana atau akses modal masyarakat. Unit Pengelola Lingkungan UPL bertanggung jawab dalam hal penanganan rencana
perbaikan kampung, penataan dan pemeliharaan prasarana lingkungan perumahan dan pemukiman, Good Governance di bidang Pemukiman, dan lain-
lain. Sedangkan Unit Pengelola Sosial UPS didorong untuk mengelola relawan-relawan dan hal-hal yang berkaitan dangan kerelawanan, mengelola
pusat informasi dan pengaduan masyarakat termasuk media warga untuk saran control social, penanganan kegiatan Good Governance, Penanganan Kegiatan
Sosial, dan lain-lain sesuai kesepakatan warga masyarakat setempat. Oleh karena itu, Unit-Unit Pelaksana tersebut berkewajiban memberikan informasi
dan laporan perkembangan dari masing-masing kegiatan yang menjadi tugas pokoknya, mengusulkan draft konsep pengembangan, serta memberikan
commit to user 60
pertanggung jawaban berkala maupun akhir kepada BKM setiap satu bulan sekali, biasanya antara tanggal 5-10 pada awal bulan. Termasuk juga
memberikan saran-saran dan masukan-masukan secara profesional kepada BKM untuk menjadi dasar pertimbangan BKM dalam mengambil kebijakan maupun
keputusan yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sdri. Nanik Lestari selaku Manajer UPS, sebagai berikut:
“dalam organisasi BKM, UP-UP itu berperan sebagai bawahan BKM yang tugasnya membantu kelancaran tugas BKM, jadi ya UP-UP tadi wajib
melaporkan perkembangan masing-masing kegiatannya dan bertanggung
jawab kepada BKM”. wawancara tanggal 12 Mei 2010 Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bpk Wahid Budiharto, S.Ag, selaku BKM,
sebagai berikut: “Dalam melaksanakan tugas BKM tidak bisa berjalan sendiri, namun
membutuhkan unit pengelola UP sebagai tangan kanan dan penanggungjawab dalam semua aktivitas pembangunan baik di bidang
lingkungan yang dilakukan oleh UPL, di bidang social oleh UPS, dan di bidang ekonomi oleh UPK kemudian melaporkan perkembangannya
kepada BKM”. wawancara tanggal 12 Mei 2010 Anggota BKM tidak diperkenankan merangkap menjadi pengelola dari
unit-unit tersebut. Unit –Unit pelaksana dipimpin oleh seorang manajer, atau
istilah lain, dan beberapa staf sesuai kebutuhan yang dipilih melalui Rapat Anggota BKM, berdasarkan kriteria kemampuan di bidangnya masing-masing.
Sesuai dengan landasan keberadaannya, BKM dan Unit-unit pelaksana UPL,UPS, UPK harus senantiasa berorientasi pada upaya-upaya untuk
melayani masyarakat miskin dan meningkatkan kesejahteraannya. Selain UP, juga dibentuk KSM Kelompok Swadaya Masyarakat yang merupakan sarana
bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara langsung dalam PNPM-MP selain 75
commit to user 61
itu juga sebagai penghubung langsung dengan masyarakat terutama anggotanya masing-masing secara langsung. Melalui pembagian tanggung jawab tersebut
diharapkan semua kegiatan di masing-masing unit dapat berjalan beriringan dan tercapai dangan hasil yang telah ditetapkan. Masing-masing Unit Pengelola dan
KSM berada dibawah pengaturan BKM sebagai Badan tertinggi yang mengatur dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan PNPM-MP.
Hal tersebut dijelaskan oleh Ibu Suliyem selaku KSM, sebagai berikut: “Dalam proses pengajuan dana pinjaman bergulir, kami selalu didampingi
oleh UPK yang bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan ekonomi. Masalah jenis usaha terserah kami, tapi kami juga berkonsultasi dengan
UPK”. Wawancara tanggal 16 Juni 2010 Hal senada juga disampaikan oleh Sdr. Wiwin Aryani, SE selaku Manager
UPK, sebagai berikut: “Dalam pinjaman bergulir masyarakat membentuk kelompok KSM,
pemanfaatan dana mereka melakukan kesepakatan sendiri apakah digunakan untuk usaha perorangan atau usaha kelompok bersama. Tugas
kami sebagai UPK hanya mendampingi serta membuat laporan
administrasi”. Wawancara tanggal 16 Juni 2010 BKM juga melakukan koordinasi eksternal dengan aparatur pemerintah
desa selaku pemilik kekuasaan dan penanggung jawab desa Denggungan. Dalam hal ini diharapkan agar hubungan antara BKM dengan perangkat kelurahandesa
dan lembaga formal lainnya tingkat kelurahan adalah hubungan yang bersifat koordinatif, fungsional dan komplementer atau saling melengkapi serta
mendukung satu sama lain. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Bapak Junaidi, A.Md selaku
Kepala Desa Denggungan, sebagai berikut: 76
commit to user 62
“ Peningkatan kesejahteraan Desa Denggungan adalah tugas kita bersama, jadi kami harapkan selalu ada koordinasi dengan para pengurus BKM agar
kami juga bisa membantu apa yang BKM butuhkan”. Wawancara tanggal 15 April 2010.
c. Penggerakan
Kegiatan penggerakan
dilakukan untuk
memperkuat dan
mengembangkan kapasitas relawan-relawan masyarakat sebagai agen pemberdayaan masyarakat. Penggerakan juga bertujuan mencapai semua tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga tidak hanya menjadi rencana yang berhenti tidak terealisasikan. Kegiatan penggerakan dapat dilihat dari proposal
kegiatan yang diusulkan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam table 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan
No Nama ksm
Jenis usulan keg
lokasi vol
Total nilai
Keg Lingkungan Keg Ekonomi
Keg Sosial Total
Dana PNPM
Thn
Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan
Sumber Pendanaan BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya Tahap I 30
1 KARYA
BAKTI REHAP
JALAN ASPAL
RT103 1050M2
29313000 12000000
17313000 12000000
2009 2
USAHA BARU
PINJAMAN BERGULIR
RT 62 7
ORANG 11900000
6300000 5600000
6300000 2009
3 BAROKAH 5
PINJAMAN BERGULIR
RT 52 7
ORANG 17900000
8900000 9000000
8900000 2009
4 BERKAH
PENGADAA N ALAT
DISTRIBUSI KEDELAI
DESA 40
ORANG 3300000
1300000 2000000
1300000 2009
BIAYA OPERASIONA
L 1500000
JUMLAH 30.000000
Tahap 2 30 1
ABADI TALUD
JALAN RT 82
42.33M3 19069000
14300000 4769000
14300000 2009
2 MANUNGGA
L KARSA RABAT
JALAN RT
011 22.01M3
12388000 9200000
3188000 9200000
2009 3
TUNGGAL JAYA
REHAB JALAN
ASPAL RT
031 300M2
8611000 4000000
4611000 4000000
2009 BIAYA
OPERASIONA L
2.500.000 JUMLAH
30.000000
Sumber: Dokumen Pencairan Dana BLM PNPM-MP tahun 2010 78
commit to user 56
Banyaknya usulan kegiatan dari setiap RT yang dihasilkan dari Musyawarah Rencana Pembangunan Musrenbang Desa dengan nilai proyek
serta volume pekerjaan yang berbeda-beda, membuat belum semua usulan kegiatan bisa terpenuhi. Hanya usulan kegiatan dengan nilai kegiatan yang
relative kecil saja yang baru bisa terealisasi dengan dana BLM PNPM-MP dan swadaya masyarakat. Dana BLM tahun 2009-2010 cair dalam tiga tahap. Tahap
I dana turun pada bulan Oktober 2010 sebesar Rp. 30.000.000,-. Tahap II dana turun pada bulan Nopember 2009 telah dimanfaatkan untuk kegiatan
Lingkungan Rehap jalan di RT 103 dan RT 031, Talud Jalan RT 82 dan Rabat Jalan RT 011. Kegiatan Ekonomi bergulir di RT 62 dan 52 dan Kegiatan
social pengadaan alat distribusi kedelai di Desa Denggungan. Jumlah dana yang cair sampai dengan bulan mei 2010 adalah Rp.60.000.000. Sisa bantuan yang
belum dicairkan adalah sebesar Rp.20.000.000,- dari BLM PNPM MP dan Rp. 20.000.000 dari APBD
Kegiatan Betonisasi di RT 11, 21, 31, 113, rahap jalan di RT 42 tidak jadi dilaksanakan karena ketidaksiapan calon penerima manfaat dalam
berswadaya karena pendapatan yang tak pasti serta tidak terbentuknya panitia penanggungjawab pengoperasian dan pemeliharaan kegiatan yang akan
dilaksanakan serta ketidaksiapan penerima manfaat terhadap rencana kegiatan yang telah direncanakan. Setelah merumuskan skala prioritas masalah melalui
musyawarah dan survey secara langsung, ternyata ada daerah yang lebih membutuhkan atau kebutuhan yang sangat mendesak untuk segera dilaksanakan
kegiatan infrastuktur jalan aspal yang sudah rusak parah dan jalan tanah. Maka 79
commit to user 57
kegiatan rehap jalan dialihkan ke RT 103, talud jalan RT 82, rabat jalan RT 11 dan rehap jalan RT 31. Untuk kegiatan pembangunan jembatan sudah berjalan
namun pelaksanaannya tidak menggunakan dana BLM PNPM-MP melainkan dari dana PAKET, karena jembatan tersebut berada di lintas kecamatan maka
yang mengusulkan adalah kecamatan Ngemplak. Kegiatan Rehap rumah gakin beserta pembatan MCK juga dilaksanakan dengan dana PAKET, dengan
mengacu pada SK Bupati bahwa rumah sehat harus mempunyai MCK. Pada dasarnya semua rencana kegiatan yang ada di PJM akan di danai
oleh PNPM-MP, namun karena keterbatasan dana tiap termin maka kegiatan tersebut dianggarkan kembali di tahun berikutnya. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Bapak Supardi selaku warga RT 11 yang belum mendapatkan dana untuk pelaksanaan kegiatan betonisasi di lingkungannnya tahun ini karena
keterbatasan swadaya, sebagai berikut: “Kalau dibilang kecewa ya iya, tapi kami juga menyadari karena sudah
ada skala prioritas yang diutamakan, dan ternyata ada daerah yang kondisi jalannya sudah rusak berat dan harus segera diperbaiki, biar dana
kegiatan lingkungan pada termin ini dialihkan kesana dulu, lagipula swadaya kami juga belum cukup untuk kegiatan ini, mungkin nunggu
termin berikutnya agar benar-benar siap untuk melaksanakan kegiatan
tersebut”. wawancara tanggal 17 Agustus 2010 Pernyataan ini diperkuat oleh Bapak Wahid Budiharto, S.Ag. selaku anggota
BKM sebagai berikut: “Tujuan PNPM-MP itu adalah kemandirian masyarakat, jadi dana BLM
hanya sebagai stimulant, dan pada akhirnya swadaya yang utama, kalau KSM belum siap berswadaya ya kita alihkan dulu ke daerah yang lebih
membutuhkan dan telah siap berswadaya, kegiatan dalam PJM yang belum terlaksana akan tetap mendapat dana dari PNPM, cuma harus
nunggu giliran di termin berikutnya”. wawancara tanggal 17 Agustus 2010.
commit to user 58
Salah satu kegiatan penggerakan yang dilakukan oleh BKM diantaranya adalah pel
aksanaan pembangunan kegiatan lingkungan oleh KSM “Karya Bhakti” Dusun Brajan Rt 10III yang diketuai oleh Bapak Suripto dengan
anggota 9 orang. Di lokasi ini terdapat masalah yaitu badan jalan aspal yang sudah mulai rusak sehingga rawan adanya kecelakaan apalagi dimusim hujan
sering tertutup oleh air. Usulan kegiatan ini disusun oleh KSM Karya Bhakti dengan mengajukan proposal yang didampingi oleh UPL.
Dalam proposal tersebut KSM Karya Bhakti mengusulkan kegiatan perbaikan jalan dengan volume 1050m2. Berdasarkan Rembuk Kesepakatan
Swadaya dan hasil kesepakatan harga satuan upah bahan alat disepakati dana usulan dan bantuan yang akan diajukan adalah sebesar Rp. 29.313.000,- dengan
rincian dana PNPM-MP RP. 12.000.000,- dan swadaya masyarakat Rp. 17.313.000,-. Kemudian KSM menyerahkan usulan kegiatan tersebut kepada
BKM. BKM menyerahkannya kepada UPL untuk dinilai kelayakannya teknis, keuangan dan lingkungan. Proses penilaian kelayakan dilakukan UPL melalui
analisis proposal dan pengecekan langsung ke KSM Karya Bhakti beserta anggota dan daerahnya. Fasilitator melakukan pendampingan terhadap UPL
agar proses penilaian kelayakan sesuai dengan prinsip, nilai dan ketentuan PNPM-MP. Hasil penilaian kelayakan diserahkan UPL kepada BKM. BKM
memverifikasi usulan tersebut telah dinilai layak atau tidak. Hasil verifikasi dan penilaian kelayakan usulan diajukan BKM kepada
KMW untuk diverifikasi apakah proses dan hasil penilaian kelayakan UPK serta verifikasi BKM telah memenuhi prinsip, nilai dan ketentuan PNPM-MP. KMW
commit to user 59
menyerahkan rekomendasi atas hasil verifikasinya kepada BKM dan PJOK. Namun seringkali masyarakat KSM tidak paham tentang konsep perhitungan
bahan bangunan yang akan digunakan harus berdasarkan perhitungan SNI. Mereka menggunakan perhitungan seperti harga-harga yang di pasaran pada
umumnya, karena itu proposal tersebut harus di revisi kembali. Setelah proposal disetujui dan dana cair, KSM bersama-sama
masyarakat gotong royong dan mengumpulkan swadaya baik berupa uang, peralatan maupun tenaga. Papan proyek segera dipasang sebelum pelaksanaan
dimulai, sebagai bentuk informasi kepada masyarakat. KSM juga harus mencatat setiap harinya ketika material datang dan diukur volumenya supaya
panitia tidak dirugikan supleyer. Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari dengan total biaya tersebut di atas. Kemudian KSM Karya Bhakti menyusun laporan
pertanggungjawaban LPJ yang akan diserahkan kepada BKM. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Bapak Suripto selaku
Ketua KSM Karya Bhakti, sebagai berikut: “Setelah kegiatan selesai kami membuat laporan pertanggungjawaban
kepada BKM yang didampingi oleh UPL” Wawancara tanggal 16 Juni 2010.
Untuk kegiatan Ekonomi, sesuai kesepakatan pada musyawarah persiapan dan pencairan oleh anggota BKM maka dari daftar usulan kegiatan
yang telah siap untuk menerima pencairan dana perguliran adalah KSM Usaha baru RT 62 dan Barokah 5 RT 52 sebagai modal untuk usaha dagang.
Namun tidak semua KSM Ekonomi mengembalikan dana pinjaman tersebut dengan tepat waktu. Terlambatnya nasabah atau ketua ketua kelompok
commit to user 60
dalam melakukan angsuran atau sering disebut menunggak. Hal tersebut akan memberi dampak tidak baik bagi semua KSM karena dana tersebut harus
digulirkan pada KSM lainnya. Seperti disampaikan oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK,
sebagai berikut: “Biasanya kalau ada KSM yang nunggak maka diberi peringatan dan
pinjaman dana selanjutnya bagi satu kelompok KSM tersebut akan ditunda sampai mereka melunasinya”. Wawancara tanggal 16 Juni 2010
Pencairan dana dilakukan lewat bendahara masing-masing KSM yang kemudian dibagikan kepada masing-masing anggota. Pada tahap pelunasan
pinjaman dilakukan secara kolektif, cicilan dikumpulkan kepada KSM setelah semua anggota lunas maka baru kemudian diserahkan kepada UPK. Pada saat
pengembalian dana pinjaman dikenai bunga sebesar 1,5 yang digunakan untuk biaya operasional ATK UPK dan honor UPK.
Dalam kegiatan ekonomi pinjaman bergulir, ternyata mendapat respon tanggapan yang cukup baik dari masyarakat desa Denggungan,. Terlihat dari
banyaknya KSM Ekonomi yang di bentuk oleh masyarakat dalam rangka memanfaatkan
modal pinjaman
bergulir untuk
membangun dan
mengengembangkan usaha produktif masyarakat. KSM Ekonomi produktif yang terbentuk saat ini mungkin hanya bisa dimanfaatkan oleh anggota
kelompoknya saja, tapi tidak tertutup kemungkinan KSM-KSM ini dikemudian hari bisa menyerap tenaga kerja lokal sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan usahanya, mengingat kegiatan usaha ekonomi KSM yang juga beragam antara lain: buruh tani, usaha warung, home industri, buruh bangunan.
commit to user 61
Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan Sosial, penulis mangambil contoh KSM “BERKAH” yang terdiri dari 5 anggota diketuai oleh Bapak
Winarno. KSM BERKAH mengusulkan kegiatan pelatihan Distributor kedelai yang bertujuan untuk memenuhi konsumen pembuat tempe Home Industri
tempe. Mereka mengajukan dana usulan BLM PNPM-MP sebesar Rp. 1.300.000 dan swadaya masyarakat Rp. 2.000.000,- yang akan digunakan untuk
pembelian timbangan dan peralatan usaha distribusi kedelai.
d. Pengawasan
Supaya program dapat berjalan dengan lancar dan transparan maka perlu dilakukan pengawasan controlling dan evaluasi yang dilakukan secara efektif
dan terpadu melalui penyelenggaraan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas. Setiap selesai pelaksanaan suatu kegiatan, KSM diwajibkan untuk
membuat laporan pelaksanaan kegiatanlaporan pertanggungjawabanLPJ untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan proposal usulan
kegiatan atau tidak. Berikut adalah tabel hasil laporan LPJ kegiatan Tridaya tahun 2009 yang sudah berjalan
Tabel 3.3 Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan PNPM-MP Desa Denggungan tahun 2009
No Nama ksm
Jenis usulan keg
lokasi vol
Total nilai
Keg Lingkungan Keg Ekonomi
Keg Sosial Total
Dana PNPM
Thn
Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan
Sumber Pendanaan BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya Tahap I 30
1 KARYA
BAKTI REHAP
JALAN ASPAL
RT103 1050M2
29313000 12000000
17313000 12000000
2009 2
USAHA BARU
PINJAMAN BERGULIR
RT 62 7
ORANG 11900000
6300000 5600000
6300000 2009
3 BAROKAH 5
PINJAMAN BERGULIR
RT 52 7
ORANG 17900000
8900000 9000000
8900000 2009
4 BERKAH
PENGADAA N ALAT
DISTRIBUSI KEDELAI
DESA 40
ORANG 3300000
1300000 2000000
1300000 2009
BIAYA OPERASIONA
L 1500000
JUMLAH 30.000000
Tahap 2 30 1
ABADI TALUD
JALAN RT 82
42.33M3 19069000
14300000 4769000
14300000 2009
2 MANUNGGA
L KARSA RABAT
JALAN RT
011 22.01M3
12388000 9200000
3188000 9200000
2009 3
TUNGGAL JAYA
REHAB JALAN
ASPAL RT
031 300M2
8611000 4000000
4611000 4000000
2009 BIAYA
OPERASIONA L
2.500.000 JUMLAH
30.000000
Sumber:LPJ Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan Tahun 2009 86
commit to user 1
1. Transparansi Dalam konteks PNPM-MP, penanggung jawab pendampingan dan
pengawasan pelaksanaan adalah KMW Fasilitator serta PJOK dari unsur pemerintah. Sedangkan di tingkat masyarakat, relawan bersama UP-UP dan
BKM diharapkan mampu berperan dalam pendampingan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat.
Semua informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kebijakan dan keuangan yang dikelola BKM, termasuk UP-UP nya, harus dipublikasikan dan
disebarluaskan kepada seluruh masyarakat luas serta pihak-pihak lainnya secara terbuka melalui papan-papan informasi, bulletin, surat, dan berbagai media yang
memungkinkan. Setidaknya BKM secara rutin dan berkala senantiasa menginformasikan notulensi pertemuan, kebijakan, kondisi dan laporan
keuangan bulanan, hasil audit independent, nama serta jumlah pinjaman, jenis kegiatan yang diusulkan, penunggak pinjaman dan lain-lain.
Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK menyatakan sebagai berikut: “ pelaporan oleh UP-UP kepada BKM harus dilakukan secara rutin tiap
bulan untuk mengetahui perkembangan masing-masing sehingga kalau ada kesalahan dapat segera diperbaiki”. Wawancara, 22 Mei 2010
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bpk. Wahid Budiharto, S.Ag, selaku BKM sebagai berikut:
“dalam setiap pelaksanaan program kegiatan yang telah selesai UP-UP yang ada memberikan laporan kepada BKM sebagai bentuk
pertanggungjawaban, hal
ini untuk
menghindarkan terjadinya
kesalahan”.wawancara tanggal 22 Mei 2010 Informasi-informasi tersebut selain harus disebarluaskan ke masyarakat
di wilayahnya, serta harus ditempelkan di papan-papan pengumuman di seluruh 86
commit to user 2
pelosok kelurahan, khususnya ditempat-tempat strategis, juga perlu
diinformasikan kepada perangkat pemerintah kelurahankecamatan hingga kotakabupaten setempat. Informasi-informasi pokok yang perlu terus menerus
disampaikan secara terbuka oleh BKM dan UP-UP kepada seluruh masyarakat serta pihak terkait lainnya, antara lain adalah jumlah dana bantuan yang diterima
dan dikelola, keputusan-keputusan BKM yang telah ditetapkan, PJM dan Renta Pronangkis, perkembangan organisasi dan kegiatan BKMUP-UP, laporan posisi
keuangan, KSM beserta anggota yang memperoleh pinjaman, KSM bermasalah dan penunggak, hasil audit independent ataupun hasil pemeriksaan dari berbagai
pihak serta informasi-informasi lain. Transparansi informasi-informasi disampaikan BKM dengan cara, antara lain:
Penempelan melalui papan-papan informasi di tempat-tempat yang strategis secara rutin dan berkala
Pertemuan-pertemuan rutin dengan KSM, panitia dan masyarakat Pertemuan rutin dengan perangkat kelurahan dan kelompok peduli setempat
Penyebarluasan informasi permasalahan dan perkembangan secara rutin bulanan melalui surat kepada KSM-KSM, relawan, utusan warga,
perangkat kelurahan dan masyarakat lainnya.
Pembuatan dan penyebarluasan media warga, leaflet atau bulletin,dll
Melakukan audit tahunan BKM dan hasilnya disebarluaskan ke masyarakat, melalui rembug warga, surat, rapat tahunan pertanggung-
jawaban BKM, dll 87
commit to user 3
BKM, UP-UP serta pelaku PNPM-MP di tingkat kelurahan harus bersifat
terbuka memberikan informasi dan data-data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pemeriksaan oleh KMW, perangkat pemerintah, unsure
masyarakat dan atau pemantau independent yang dapat dilakukan setiap saat serta audit independent yang dilakukan sekurang-kurangnya satu kali
dalam setahun.
2 Akuntabilitas Akuntabilitas ini pada dasarnya dapat diterapkan dengan memberikan
akses kepada semua pihak yang berkepentingan untuk melakukan audit, bertanya dan atau menggungat pertanggungjawaban para pengambil
keputusanBKM, pelaksana kegiatan UP-UP dan penerima maanfaat. Penerapan akuntabilitas oleh BKM, UPK, KSM dan masyarakat antara lain
dapat dilakukan melalui: a
Konsultasi Publik b
Rapat Koordinasi Triwulan BKM dengan Utusan-utusan Warga c
Rapat Bulanan Anggota BKM d
Rapat Tahunan BKM e
Rembug Para Pihak Terkait di Tingkat Kelurahan f
Komunitas Belajar Kelurahan g
Audit dan Pemeriksaan Setiap selesai pelaksanaan suatu kegiatan, KSM diwajibkan untuk membuat
laporan pelaksanaan kegiatanlaporan pertanggungjawabanLPJ untuk
commit to user 4
mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan proposal usulan kegiatan atau tidak. Tabel diatas adalah hasil laporan LPJ kegiatan Tridaya
tahun 2009 yang sudah berjalan Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa LPJ kegiatan Tridaya PNPM-
MP Desa Denggungan sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan proposal kegiatan yang diajukan pada tahap sebelumnya. Dikarenakan dalam tahap
pembuatan proposal, pelaksanaan kegiatan serta pembuatan LPJ, KSM benar- benar diawasi dan didampingi oleh UP-UP dan fasilitator sehingga kalau ada
permasalahan dapat segera ditangani.
B. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT 1 Faktor Pendukung