commit to user 57
BAB III PEMBAHASAN
Dalam  analisis  pelaksanaan  manajemen  PNPM-MP,  peneliti  akan menganalisis  satu  persatu  fungsi  dalam  manajemen  untuk  mempermudah  dalam
proses analisa.
A.  Manajemen  Program  Nasional  Pemberdayaan  Masyarakat  Mandiri Perkotaan
a. Perencanaan
Program  Nasional  Pemberdayaan  Masyarakat  Mandiri  Perkotaaan PNPM-MP  di  desa  Denggungan  diawali  dengan  tahap  perencanaan.  Dalam
tahap perencanaan ini diawali dengan kegiatan sosialisasi yang merupakan tahap awal dalam memperkenalkan PNPM-MP kepada berbagai pihak yang terkait di
tingkat kelurahan agar masyarakat dapat mengerti dan memiliki kesadaran untuk berpartisipasi baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan hasil
pembangunan  yang  telah  dilaksanakan  sendiri.  Sosialisasi  berpengaruh  sangat besar  dalam  keberhasilan  suatu  program.  Diharapkan  diperoleh  pemahaman
yang  benar  akan  makna  dari  PNPM-MP  baik  di  tingkat  masyarakat  maupun pemerintah  desa,  adanya  dukungan  dalam  pelaksanaan  PNPM-MP  dan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya proses pembangunan organisasi dan kepemimpinan masyarakat untuk mendukung kegiatan dalam PNPM-MP.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sdr. Surahman Parlanto, SH selaku faskel, sebagai berikut:
commit to user 58
“sosialisasi awal ini sangat penting karena disini kami sebagai fasilitator mengenalkan maksud dan tujuan program sehingga orang bisa tertarik dan
bergabung  untuk  mengikuti  proses  selanjutnya..”  wawancara  tanggal  10 April 2010
Sosialisasi  ini  dilakukan  dengan  sasaran  utama  yakni  masyarakat  yang
dalam  kondisi  kurang  mampumiskin  namun  memiliki  usaha  meskipun  usaha tersebut  hanya  merupakan  usaha  kecil-kecilan  agar  mempunyai  persepsi  dan
pandangan yang sama mengenai PNPM-MP, sehingga dana yang nantinya akan digulirkan  dipakai  untuk  modal  usahameningkatkan  produktivitas  dari  usaha
yang  dilakukan.  Serta  dapat  tepat  sasaran  sesuai  dengan  kriteria  yang  telah ditentukan.
Sosialisasi  mengenai  PNPM-MP  di  desa  Denggungan  dilakukan  fasilitator kelurahan faskel. Substansi muatan dan orientasi pengenalan PNPM-MP lebih
dititikberatkan  pada  upaya  untuk  menumbuhkan  kesadaran  kritis  masyarakat terhadap  posisi  strategis  PNPM-MP  sebagai  akses  bagi  masyarakat  untuk
memperbaiki kesejahteraan mereka, dan tidak dipandang sebagai bantuan cuma- cuma  atau    belas  kasihan.  PNPM-MP  juga  menuntut  adanya  ikhtiar  sungguh-
sungguh  dari  masyarakat  untuk  memperkuat  dirinya  dengan  memanfaatkan segenap  potensi  yang  ada  sebelum  dapat  mengakses  bantuan  PNPM-MP.
Fasilitator  harus  menanamkan  paradigma  PNPM-MP  bukan  sekedar  proyek “Penyaluran  Uang  Bantuan”,  melainkan  sebagai  proses  pengokohan
kelembagaan  masyarakat  agar  pada  akhirnya  masyarakat  mampu  lebih  efektif menanggulangi  masalah  kemiskinan  di  wilayahnya  secara  mandiri  dan
berkelanjutan.
commit to user 59
Pada tahap awal fasilitator melaksanakan silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat  formal  maupun  informal  di  kelurahan  dimaksud  untuk
memperkenalkan  diri,  membangun  hubungan  kekeluargaan,  mengenal  tipologi dan  peta  tokoh-tokoh  berpengaruh  di  kelurahan  tersebut  serta  menyampaikan
strategi fasilitator dalam pelaksanaan PNPM-MP dan lainnya. Hal  tersebut  sesuai  dengan  pernyataan  dari  Bapak  Supardi  selaku  warga
masyarakat desa Dengungan, sebagai berikut: “Saya pernah diundang ke pertemuan di Balai desa, katanya ada sosialisasi
program  penanggulangan  kemiskinan.  Pada  awalnya  kami  sempat meragukan  program  ini,  paling-paling  seperti  program  lain  yang  tidak
semua  masyarakat  dapat  menikmati  hasilnya,  atau  mungkin  seperti  BLT atau  raskin  yang  kadang  salah  sasaran.  Tapi  setelah  faskel  menjelaskan
tentang  strategi  penanggulangan  kemiskinan  dalam  program  PNPM-MP ini  kok  rasanya  beda  dengan  program  lain.  Kami  jadi  tertarik  dan  ingin
mengikuti  proses  selanjutnya.  Dan  ternyata  benar,  kami  semua  dapat merasakan  manfaat  program  ini,  seperti  pembangunan  jalan,  MCK,
pelatihan-
pelatihan untuk kemudahan berusaha dan lain sebagainya”. wawancara tanggal 10 April 2010
Pernyataan  tersebut  diperkuat  olah  Bapak  Nardiman  selaku  Pemerintah  Desa, sebagai berikut:
“Setelah  tahap  sosialisasi  awal,  masyarakat  menerima  program  ini  dan menyatakan  sanggup  untuk  bekerja  demi  meningkatkan  kesejahteraan
hidup.  Kemudian  para  relawan  melakukan  pendataan  terhadap  warga
miskin  serta  merefleksi  masalah  yang  ada  di  wilayahnya”.  wawancara tanggal 10 April 2010
Setelah  berkoordinasi  dengan  pemerintah  kelurahan,  Fasilitator  dapat mengadakan  orientasi  awal  untuk  memahamkan  gambaran  umum  PNPM-MP
secara  benar  melalui  pertemuan  di  tingkat  desa  atau  RKM  Rembug  Kesiapan Masyarakat yang dihadiri oleh pemerintah desa, lembaga-lembaga desa, tokoh
masyarakat,  wakil  dari  RT  dan  RW  untuk  menggali  aspirasi  dan  memutuskan
commit to user 60
kesiapan  atau  ketidaksiapan  melaksanakan  PNPM-MP  desa  Denggungan  serta pemilihan  kader  masyarakat.  Apabila  masyarakat  menyatakan  siap  dan
menerima  program  ini  tahap  selanjutnya  adalah  refleksi  kemiskinan  yang dilakukan  oleh  para  relawan.  melalui  Focusses  Group  Discussion  FGD  guna
mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya dan terutama menumbuhkan  kesadaran  kritis  warga  bahwa  akar  persoalan  kemiskinan
berkaitan  erat  dengan  lunturnya  nilai-nilai  universal  kemanusiaan  Aspek moral,  prinsip  kemasyarakatan  Aspek  Good  Governance,  dan  pembangunan
berkelanjutan Aspek Tridaya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Supardi selaku warga Masyarakat
Desa Denggungan, sebagai berikut: “ Pada awalnya kami menganggap dana tersebut tidak perlu dikembalikan
karena  itu  uang  Negara,  tapi  setelah  kami  mengikuti  proses  sosialisasi yang dilakukan oleh faskel  kami paham  bahwa  dana itu berupa pinjaman
yang harus digulirkan kepada masyarakat untuk membangun usaha. Waktu itu  uang  pinjaman  awal  cuma  500  ribu,  ada  juga  yang  males  karena
saratnya  ribet.  Tapi  setelah  tahap  pertama  cair  banyak  masyarakat  yang awalnya nggak tertarik jadi pengen ikut karena informasi dan juga melihat
langsung  warga  yang  sudah  ikut  dan  ternyata  dana  tersebut  benar-benar
cair sehingga bisa digunakan untuk usaha” wawancara tanggal 22 Mei 2010
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK,
sebagai berikut: “Malah sekarang jumlah warga yang tergabung dalam KSM yang ngajuin
proposal pinjaman banyak sekali mbak, tapi kita yang kekurangan modal. Untuk itu ya mereka harus sabar menunggu”. wawancara tanggal 22 Mei
2010
commit to user 61
Tahap selanjutnya adalah Pemetaan Swadaya oleh Tim Pemetaan Swadaya yang  merupakan  relawan-relawan  dari  anggota  masyarakat  setempat,  melalui
serangkaian kegiatan analisis sosial dan rembug-rembug warga masyarakat. Dari  hasil  pemetaan  swadaya  disepakati  bahwa  kriteria  dan  ciri  kemiskinan
Desa Denggungan tersebut antara lain: 1. Pendapatan perkapita per bulan kurang dari Rp.400.000,-
2. Tidak mampu berobat ke dokter, hanya ke puskesmas atau warung obat 3. Makan tidak lebih dari dua kali sehari
4. Hanya mampu beli pakaian sekali dalam setahun 5. Lebih banyak menganggur daripada bekerja
6. Belum punya aliran listrik sendiri masih nyalur 7. Kondisi atap, dinding, dan lantai rumah belum permanen
8. Hanya mampu menyekolahkan anak sampai SLTP Kemudian  dibentuklah  lembaga  masyarakat  yang  akan  menangani
PNPM-MP sebagai Badan Keswadayaan Masyarakat BKM. Setelah terbentuk BKM  kemudian  melaksanakan  kegiatan  perencanaan  partisipatif  untuk
menyusun  dokumen  strategi  penanggulangan  kemiskinan  kelurahan  dan Program  Jangka  Menengah  PJM  serta  program  Tahunan  Penanggulangan
Kemiskinan oleh Masyarakat setempat. Berdasarkan  aspirasi  dari  masyarakat  maka  pada  tahap  perencanaan  ditetapkan
beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan, yang tercantum seperti di bawah ini:
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan
No Jenis
usulan kegiatan
lokasi vol
Keg lingkungan Keg Ekonomi
Keg Sosial Thn
Sumber pendanaan Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan BLM PNPM-MP
APB D
Swadaya BLM
PNPM-MP APBD
Swadaya BLM
PNPM-MP APBD
Swadaya 1
Betonisa si
RT 011
200m2 15.000.000
5.000.000 2009
RT 021
300m2 15.000.000
3.500.000 2009
RT 021
200m2 10.000.000
4.000.000 2010
RT 031
200m2 20.000.000
2.500.000 2009
RT 103
300m2 10.000.000
5.000.000 2010
RT 113
600m2 14.000.000
6.000.000 2009
2
Talud RT
011 300m3
15.000.000 5.000.000
2009 RT
011 300m3
15.000.000 2.000.000
2010 RT
021 250m3
15.000.000 3.500.000
2011 RT
031 200m3
10.000.000 2.000.000
2010 RT
042 400m3
6.000.000 3.000.000
2011 RT
052 300m3
4.000.000 2.000.000
2011 RT
062 200m3
6.000.000 2.500.000
2011 RT
072 21m3
4.000.000 2.000.000
2009
RT 082
72m3 25.000.000
1.000.000 2011
RT 113
30m3 5.000.000
300.000 2010
3
Jalan Lingkun
gan RT
011 2500m2
16.000.000 5.000.000
2010 RT
021 600m2
15.000.000 3.500.000
2010 RT
42 100m2
3.000.000 1.000.000
2009
4
Penyemi ran jalan
RT 021
200m2 30.000.000
3.500.000 2010
RT 031
400m2 60.000.000
10.000.000 2010
RT 082
1050m2 20.000.000
10.000.000 2009
RT 103
1500m2 15.000.000
7.500.000 2009
5
Pemban gunan
Jembata n
RT 031
10m3 30.000.000
5.000.000 2009
6
Berm RT
031 1500m2
7.000.000 2.000.000
2011
7.
Perbaika n jalan
RT 042
300m2 6.000.000
2.000.000 2010
8.
Pembuat an jalan
RT 052
200m2 6.000.000
2.000.000 2011
9.
MCK RT
011 6 unit
7.000.000 1.500.000
2009 RT
021 5 unit
6.000.000 1.000.000
2011
RT 031
5 unit 5.000.000
500.000 2011
RT 042
7 unit 5.000.000
1.000.000 2009
RT 052
8 unit 7.500.000
1.500.000 2010
RT 062
4 unit 4.000.000
2.000.000 2011
RT 072
4 unit 4.000.000
2.380.000 2010
RT 082
3 unit 3.000.000
3.000.000 2011
RT 103
8 unit 6.000.000
6.000.000 2009
RT 113
10 unit 10.000.000
4.950.000 2011
10
Kalenisa si
RT 011
1500m2 12.000.000
2.500.000 2010
RT 021
300m3 15.000.000
3.500.000 2009
RT 031
400m2 20.000.000
2.500.000 2009
RT 042
30m3 6.000.000
3.000.000 2011
RT 052
350m3 20.000.000
1.500.000 2011
11
Bak Sampah
RT 011
9m2 4.500.000
1.000.000 2011
RT 021
9m2 4.000.000
1.000.000 2010
RT 031
9m3 5.000.000
500.000 2010
RT 9m3
4.000.000 2.000.000
2010
042 RT
052 1 unit
100.000 500.000
2010
12
Pembuat an
gorong- gorong
RT 062
60m2 3.000.000
1.000.000 2010
13
Saluran Air
RT 072
30m3 6.000.000
2.000.000 2010
RT 113
36m3 9.000.000
5.000.000 2011
14
Rehab Rumah
gakin RT
011 3 unit
18.000.000 9.000.000
2009 RT
021 3 unit
24.000.000 4.000.000
2009 RT
021 5 unit
40.000.000 5.000.000
. 2011
RT 031
3 unit 21.000.000
3.000.000 2009
RT 042
4 unit 20.000.000
8.000.000 2011
RT 052
3 unit 20.000.000
6.000.000 2010
RT 062
4 unit 24.000.000
10.000.000 2011
RT 072
2 unit 17.000.000
3.000.000 2011
RT 103
2 unit 9.000.000
11.000.000 2011
RT 113
10 unit 25.000.000
10.000.000 2009
15
Pemban RT
1 unit 7.000.000
2.000.000 2009
gunan bak
airtamp ungan
011
RT 052
1 unit 7.000.000
2.000.000 2010
16
Pembuat an sumur
RT 021
1 unit 600.000
200.000 2009
RT 031
1 unit 700.000
200.000 2009
RT 042
5 unit 3.000.000
1.500.000 2010
RT 062
3 unit 1.500.000
1.500.000 2011
RT 082
2 unit 1.400.000
600.000 2009
RT 113
4 unit 2.000.000
1.000.000 Pinjama
n bergulir
RW 01
350 orang
100.000.000 50.000.000
2010 RW
02 250
orang
100.000.000 50.000.000
2010 RW
03 200
orang
75.000.000 50.000.000
2010 Pelatiha
n Pertania
n RT
011 15
orang
4.500.000 2.000.000
1.000.000
2009
RT 011
20 orang
8.000.000 500.000
1.500.000  2010 RT
021 20
orang 3.000.000
500.000 500.000  2009
RT 031
20 orang
4.000.000 500.000
500.000  2010 Pelatiha
n Peternak
an RT
011 10
orang 3.500.000
1.000.000 500.000  2009
RT 021
6 orang
1.200.000 400.000
400.000  2010 RT
031 20
orang 4.000.000
500.000 500.000  2011
Pelatiha n
memasa k
RT 031
30 orang
2.000.000 500.000
500.000  2009
Pelatiha n
menjahit RT
042 4 orang
1.000.000 100.000
100.000  2009 Pelatiha
n bengkel
RT 042
4 orang 1.800.000
300.000 300.000  2010
Pemerik saan
kesehata n balita
RT 011
40 orang
40.000.00 500.000
500.000  2010
RT 021
6 orang 1.200.000
400.000 400.000  2010
RT 031
40 orang
4.000.000 1.000.000
1.000.000  2010 RT
031 37
orang 4.000.000
500.000 500.000  2011
RT 042
6 orang 400.000
100.00 100.000  2009
Peningk RT
20 3.000.000
500.000 500.000  2009
atan  gizi balita
021 orang
RT 031
6 orang 6.000.000
500.000 500.000  2009
RT 042
6 orang 400.000
100.000 100.000  2009
Sumber:Perencanaan Jangka Menengah PJM BKM Ngudi Sejahtera tahun 2009-2011 68
commit to user 56
Berdasarkan  tabel  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  pelaksanaan  PNPM-MP diawali  dengan  membuat  rencana  tahunan  untuk  memberikan  kemudahan  bagi
pelaksana  yaitu  UP  Unit  Pengelola,  baik  UPL  Unit  Pengelola  Lingkungan, UPK  Unit  Pengelola  Keuangan,  maupun  UPS  Unit  Pengelola  Sosial  sesuai
dengan  prioritas  tugas  mareka.  Rencana  tahunan  tersebut  disesuaikan  dengan aspirasi  dan  kebutuhan  masyarakat  yang  secara  pasti  lebih  tahu  mengenai
kebutuhan  mereka.  Namun  tidak  semua  aspirasi  yang  disampaikan  dapat langsung  dimasukkan  dalam  rencana  tahunan,  ada  prioritas  yang  diutamakan
dan  untuk  aspirasi  yang  lain  bisa  ditampung  oleh  BKM  baru  untuk  rencana tahunan berikutnya bisa dilaksanakan.
Pembangunan  tersebut  tidak  diselesaikan  sekaligus  tetapi  secara bertahap  melalui  3  tahap  dari  tahun  2009-2011  yang  digunakan  untuk
memperbaiki  sarana  dan  prasarana  lingkungan.  Perencanaan  dalam  bidang lingkungan  tersebut  dibuat  dengan  melihat  kondisi  karena  masih  ada  sebagian
masyarakat  yang  tempat  tinggalnya  tidak  layak  huni  serta  kualitas  lingkungan yang  relative  buruk.  Banyak  jalan  kampung  di  beberapa  RT  yang  rusak,
berlubang,  belum  di  aspalbeton  sehingga  air  hujan  menggenang  dan menyebabkan  jalan  menjadi  licin.  Hal  ini  membuat  sarana  transportasi  warga
menjadi  tidak  lancar  dan  mengganggu  aktivitas  ekonomi  warga.  Juga  adanya beberapa rumah warga miskin yang tidak dilengkapi dengan jamban keluarga.
Sedangkan  dalam  bidang  ekonomi  permasalahan  dilatarbelakangi  oleh kurang  tersedianya  akses  bagi  warga  miskin  untuk  manciptakan  peluang  usaha
maupun  mengembangkannya  dikarenakan  tidak  mempunyai  jaminanagunan 69
commit to user 57
untuk  mengajukan  pinjaman  modal  usaha  di  Bank  atau  Koperasi.  Untuk  itu PNPM-MP  mengalokasikan  pinjaman  bergulir  sebagai  modal  usaha.  Untuk
kegiatan  ekonomi  dana  dipinjamkan  kepada  masyarakat  miskin  yang membutuhkan
modal namun
dengan sistem
bergulir dan
wajib mengambalikannya.  Sedangkan  dana  untuk  kegiatan  lingkungan  dan  sosial
diberikan sebagai stimulant dan masyarakat harus berswadaya. Sedangkan untuk kegiatan pelatihan dana tersebut dihibahkan.
Pinjaman  bergulir  digunakan  sebagi  modal  usaha  masyarakat  miskin. Guna  memperoleh  dana  bantuan  terutama  pinjaman  bergulir  masyarakat  yang
termasuk  dalam  criteria  diharuskan  membentuk  atau  tergabung  dalam  KSM Kelompok  Swadaya  Masyarakat,  pengajuan  pinjaman  secara  individu  tidak
diperbolehkan.  Kriteria  menjadi  anggota  KSM  untuk  memperoleh  pinjaman bergulir adalah sebagai berikut:
1 Termasuk  dalam  kategori  keluarga  miskin  sesuai  dengan  criteria  yang
dikembangkan dan disepakati sendiri oleh masyarakat. 2
Memenuhi criteria kategori kelompok sasaran program pinjaman bergulir PNPM-MP.
3 Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota lainnya
4 Sanggup  menabung  secara  teratur  sesuai  kemampuannya,  tabungan
tersebut akan disimpan di Bank atau lembaga keuangan terdekat atas nama KSM.
commit to user 56
5 Hadir  dan  berpartisipasi  dalam  pertemuan  anggota  KSM  untuk
mencermati  peluang  usaha  mikro  dan  kebutuhan  pinjaman  guna mengembangkan usahanya.
6 Memiliki  motivasi  untuk  berusaha  dan  bekerja  meningkatkan  usaha
pendapatan dan kesejahteraan keluarganya 7
Memerlukan  tambahan  modal  untuk  pengembangan  usaha  atau  ekonomi rumah tangga untuk tahap I tidak lebih dari Rp.500.000,-.
Standard Operating Procedure Pinjaman bergulir ini ternyata mendapat respon tanggapan yang cukup
baik  dari masyarakat desa Denggungan terlihat dari banyaknya KSM Ekonomi yang  dibentuk  oleh  masyarakat  dalam  rangka  memanfaatkan  modal  pinjaman
bergulir  untuk  membangun  dan  mengembangkan  usaha  produktif  masyarakat. Adapun  usaha  yang  telah  berjalan  antara  lain  produksi  sabun  mandi  susu  oleh
KSM  “Segar  Arum”,  distributor  kedelai  oleh  KSM  “BERKAH”,  ketrampilan menjahit oleh KSM “Ngudi Lestari”, dan lain sebagainya.
Alokasi  dana  dalam  bidang  sosial  digunakan  untuk  pelatihan ketrampilan usaha dalam rangka pemberdayaan warga miskin desa Denggungan
agar mempunyai keahlian tertentu untuk menjalankan usaha. Diantaranya adalah pelatihan  pertanian,  pelatihan  peternakan,  pelatihan  bengkel.  Masih  rendahnya
skill  kaum  perempuan  di  desa  Denggungan  menjadi  salah  satu  sebab diadakannya  juga  pelatihan  memasak  dan  menjahit  sebagai  modal  ketrampilan
untuk  memulai  usaha  baru,  santunan  sosial,  beasiswa.  Selain  itu  juga  ada kegiatan  pemeriksaan  gizi  balita  karena  kurang  lengkapnya  imunisasi  yang
dilakukan  pada  balita  berpotensi  menyebabkan  stamina  fisik  yang  lemah  dan 71
commit to user 57
mudah terserang penyakit. Serta peningkatan gizi balita melalui pelatihan kader posyandu dan pemberian gizi tambahan.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian  adalah  salah  satu  fungsi  manajemen  yang  merupakan sebuah sistem atau jaringan kerja dari tugas-tugas, komunikasi serta pelaporan.
Suatu  struktur  organisasi  hendaknya  dapat  mendistribusikan  pekerjaan  melalui sebuah  divisi  pekerjaan  dan  menyediakan  koordinasi  dari  hasil-hasil  kinerja
sehingga sasaran organisasi dapat terselenggara dengan baik. Salah  satu  manfaat  utama  dari  keberadaan  BKM  Ngudi  Sejahtera  bagi
masyarakat  desa  Denggungan  ialah  sebagai  sarana  untuk  memudahkan masyarakat  dalam  mengorganisir  dan  mensinergikan  segenap  potensi  serta
kekuatan  yang  dimiliki  masyarakat,  dan  juga  sekaligus  menjamin  kepercayaan pihak luar masyarakat.  Adanya kepercayaan pihak luar tersebut menjadi  modal
utama  yang  dapat  mempermudah  masyarakat  upaya  mengakses  berbagai peluang sumberdaya yang dimiliki pihak luar, melalui kemitraan dan kerjasama
dalam pelaksanaan program-program di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan chanelling program.
Hal  ini sesuai  yang dikemukakan oleh Sdri.  Wiwin Aryani,  SE selaku manajer UPK, sebagai berikut:
“BKM itu merupakan wadah organisasi yang terdiri dari kumpulan orang- orang  atau  relawan  yang  dipilih  secara  langsung  oleh  masyarakat  dan
dipercaya  untuk  mengelola  program  PNPM-MP  di  desa  Denggungan  ini untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatan kesejahteraan. Ya bisa
dikatakan BKM itu sebagai wadah aspirasi masyarakat”. wawancara tanggal 22 Mei 2010
commit to user 58
Pernyataan di atas diperkuat oleh anggota BKM, Bpk. Wahid Budiharto, S.Ag, sebagai berikut:
“BKM  itu  ajang  pembelajaran  buat  masyarakat  untuk  lebih  aktif  dalam pembangunan terutama di lingkungan Denggungan, ya usulannya berasala
dari masyarakat  yang kami tampung baru ditentukan prioritas  yang harus
dilaksanakan terlebih dahulu” wawancara tanggal 22 Mei 2010 Tujuan utama BKM adalah melakukan suatu pemberdayaan masyarakat miskin
agar mengerti dan paham mengenai berorganisasi dan mengubah pola pikir yang apatis  menjadi  kritis  dan  kreatif  sehingga  bisa  mendukung  kebijakan  yang
ditetapkan. Dalam  tahap  pengorganisasian,  masyarakat  Denggungan  dilibatkan
dalam  pengambilan  keputusan  penanggulangan  kemiskinan  mulai  dari  proses mengenali masalah, perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan sebagai
wujud partisipasi dan demokrasi. Keterlibatan masyarakat dalam seluruh proses tersebut maka:
1. Mamberikan  hak  yang  sama  setara  kepada  seluruh  masyarakat  untuk
mendapatkan  pengetahuan,  informasi  dan  kesempatan  belajar  yang  sama dengan adanya transparansi.
2. Meningkatkan  kemampuan  masyarakat  dalam  memahami  masalah-
masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah kemiskinan dan mencari pemecahan secara bersama.
3. Persoalan  menjadi  tanggungjawab  semua  pihak  bukan  hanya  tanggung
jawab pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu. 73
commit to user 59
4. Menentukan  kelompok  sasaran  oleh  masyarakat  secara  bersama-sama
mandiri  sehingga  semua  pihak  diperlukan  secara  adil  untuk  bisa memperoleh dana bantuan.
Untuk  melaksanakan  kegiatan-kegiatan  penanggulangan  kemiskinan yang disepakati seluruh masyarakat setempat, baik dengan sumber dana PNPM-
MP  maupun  sumber  dana  lainnya  chanelling,  BKM  membentuk  unit-unit pengelola  sesuai  kebutuhan,  yang  sekurang-kurangnya  terdiri  dari  Unit
Pengelola  Keuangan  UPK,  Unit  Pengelola  Lingkungan  UPL  dan  Unit Pengelola Sosial UPS.
Unit  Pengalola  Keuangan  UPK  akan  bertanggung  jawab  terhadap pengelolaan  pinjaman  bergulir,  akses  chanelling  ekonomi,  dan  akses  kegiatan
yang  berkaitan  dengan  pemupukan  dana  atau  akses  modal  masyarakat.  Unit Pengelola Lingkungan UPL bertanggung jawab dalam hal penanganan rencana
perbaikan  kampung,  penataan  dan  pemeliharaan  prasarana  lingkungan perumahan dan pemukiman, Good Governance di bidang Pemukiman, dan lain-
lain.  Sedangkan  Unit  Pengelola  Sosial  UPS  didorong  untuk  mengelola relawan-relawan  dan  hal-hal  yang  berkaitan  dangan  kerelawanan,  mengelola
pusat informasi dan pengaduan masyarakat termasuk media warga untuk saran control  social,  penanganan  kegiatan  Good  Governance,  Penanganan  Kegiatan
Sosial,  dan  lain-lain  sesuai  kesepakatan  warga  masyarakat  setempat.  Oleh karena  itu,  Unit-Unit  Pelaksana  tersebut  berkewajiban  memberikan  informasi
dan  laporan  perkembangan  dari  masing-masing  kegiatan  yang  menjadi  tugas pokoknya,  mengusulkan  draft  konsep  pengembangan,  serta  memberikan
commit to user 60
pertanggung  jawaban  berkala  maupun  akhir  kepada  BKM  setiap  satu  bulan sekali,  biasanya  antara  tanggal  5-10  pada  awal  bulan.  Termasuk  juga
memberikan saran-saran dan masukan-masukan secara profesional kepada BKM untuk  menjadi  dasar  pertimbangan  BKM  dalam  mengambil  kebijakan  maupun
keputusan  yang  diperlukan.  Hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan  Sdri.  Nanik Lestari selaku Manajer UPS, sebagai berikut:
“dalam organisasi BKM, UP-UP itu berperan sebagai bawahan BKM yang tugasnya  membantu  kelancaran  tugas  BKM,  jadi  ya  UP-UP  tadi  wajib
melaporkan  perkembangan  masing-masing  kegiatannya  dan  bertanggung
jawab kepada BKM”. wawancara tanggal 12 Mei 2010 Pernyataan  tersebut  diperkuat  oleh  Bpk  Wahid  Budiharto,  S.Ag,  selaku  BKM,
sebagai berikut: “Dalam  melaksanakan  tugas  BKM  tidak  bisa  berjalan  sendiri,  namun
membutuhkan  unit  pengelola  UP  sebagai  tangan  kanan  dan penanggungjawab  dalam  semua  aktivitas  pembangunan  baik  di  bidang
lingkungan  yang  dilakukan  oleh  UPL,  di  bidang  social  oleh  UPS,  dan  di bidang  ekonomi  oleh  UPK  kemudian  melaporkan  perkembangannya
kepada BKM”. wawancara tanggal 12 Mei 2010 Anggota  BKM  tidak  diperkenankan  merangkap  menjadi  pengelola  dari
unit-unit  tersebut.  Unit –Unit  pelaksana  dipimpin  oleh  seorang  manajer,  atau
istilah  lain,  dan  beberapa  staf  sesuai  kebutuhan  yang  dipilih  melalui  Rapat Anggota  BKM,  berdasarkan  kriteria  kemampuan  di  bidangnya  masing-masing.
Sesuai  dengan  landasan  keberadaannya,  BKM  dan    Unit-unit  pelaksana UPL,UPS,  UPK  harus  senantiasa  berorientasi  pada  upaya-upaya  untuk
melayani  masyarakat  miskin  dan  meningkatkan  kesejahteraannya.  Selain  UP, juga  dibentuk  KSM  Kelompok  Swadaya  Masyarakat  yang  merupakan  sarana
bagi  masyarakat  untuk  berpartisipasi  secara  langsung  dalam  PNPM-MP  selain 75
commit to user 61
itu juga sebagai penghubung langsung dengan masyarakat terutama anggotanya masing-masing  secara  langsung.  Melalui  pembagian  tanggung  jawab  tersebut
diharapkan semua kegiatan di masing-masing unit dapat berjalan beriringan dan tercapai dangan hasil yang telah ditetapkan. Masing-masing Unit Pengelola dan
KSM berada dibawah pengaturan BKM sebagai Badan tertinggi yang mengatur dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan PNPM-MP.
Hal tersebut dijelaskan oleh Ibu Suliyem selaku KSM, sebagai berikut: “Dalam proses pengajuan dana pinjaman bergulir, kami selalu didampingi
oleh  UPK  yang  bertanggungjawab  penuh  terhadap  kegiatan  ekonomi. Masalah  jenis  usaha  terserah  kami,  tapi  kami  juga  berkonsultasi  dengan
UPK”. Wawancara tanggal 16 Juni 2010 Hal  senada  juga  disampaikan  oleh  Sdr.  Wiwin  Aryani,  SE  selaku  Manager
UPK, sebagai berikut: “Dalam  pinjaman  bergulir  masyarakat  membentuk  kelompok  KSM,
pemanfaatan  dana  mereka  melakukan  kesepakatan  sendiri  apakah digunakan  untuk  usaha  perorangan  atau  usaha  kelompok  bersama.  Tugas
kami  sebagai  UPK  hanya  mendampingi  serta  membuat  laporan
administrasi”. Wawancara tanggal 16 Juni 2010 BKM  juga  melakukan  koordinasi  eksternal  dengan  aparatur  pemerintah
desa selaku pemilik kekuasaan dan penanggung jawab desa Denggungan. Dalam hal ini diharapkan agar hubungan antara BKM dengan perangkat kelurahandesa
dan  lembaga  formal  lainnya  tingkat  kelurahan  adalah  hubungan  yang  bersifat koordinatif,  fungsional  dan  komplementer  atau  saling  melengkapi  serta
mendukung satu sama lain. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Bapak Junaidi, A.Md selaku
Kepala Desa Denggungan, sebagai berikut: 76
commit to user 62
“ Peningkatan kesejahteraan Desa Denggungan adalah tugas kita bersama, jadi kami harapkan selalu ada koordinasi dengan para pengurus BKM agar
kami juga bisa membantu apa yang BKM butuhkan”. Wawancara tanggal 15 April 2010.
c. Penggerakan
Kegiatan penggerakan
dilakukan untuk
memperkuat dan
mengembangkan  kapasitas  relawan-relawan  masyarakat  sebagai  agen pemberdayaan masyarakat. Penggerakan juga bertujuan mencapai semua tujuan
yang  telah  ditetapkan  sebelumnya  sehingga  tidak  hanya  menjadi  rencana  yang berhenti  tidak  terealisasikan.  Kegiatan  penggerakan  dapat  dilihat  dari  proposal
kegiatan  yang  diusulkan.  Untuk  lebih  jelasnya  dapat  kita  lihat  dalam  table  3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan
No Nama ksm
Jenis usulan keg
lokasi vol
Total nilai
Keg Lingkungan Keg Ekonomi
Keg Sosial Total
Dana PNPM
Thn
Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan
Sumber Pendanaan BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya Tahap I 30
1 KARYA
BAKTI REHAP
JALAN ASPAL
RT103 1050M2
29313000 12000000
17313000 12000000
2009 2
USAHA BARU
PINJAMAN BERGULIR
RT 62 7
ORANG 11900000
6300000 5600000
6300000 2009
3 BAROKAH 5
PINJAMAN BERGULIR
RT 52 7
ORANG 17900000
8900000 9000000
8900000 2009
4 BERKAH
PENGADAA N ALAT
DISTRIBUSI KEDELAI
DESA 40
ORANG 3300000
1300000 2000000
1300000 2009
BIAYA OPERASIONA
L 1500000
JUMLAH 30.000000
Tahap 2 30 1
ABADI TALUD
JALAN RT 82
42.33M3 19069000
14300000 4769000
14300000 2009
2 MANUNGGA
L KARSA RABAT
JALAN RT
011 22.01M3
12388000 9200000
3188000 9200000
2009 3
TUNGGAL JAYA
REHAB JALAN
ASPAL RT
031 300M2
8611000 4000000
4611000 4000000
2009 BIAYA
OPERASIONA L
2.500.000 JUMLAH
30.000000
Sumber: Dokumen Pencairan Dana BLM PNPM-MP tahun 2010 78
commit to user 56
Banyaknya  usulan  kegiatan  dari  setiap  RT  yang  dihasilkan  dari Musyawarah  Rencana  Pembangunan  Musrenbang  Desa  dengan  nilai  proyek
serta  volume  pekerjaan  yang  berbeda-beda,  membuat  belum  semua  usulan kegiatan  bisa  terpenuhi.  Hanya  usulan  kegiatan  dengan  nilai  kegiatan  yang
relative kecil saja  yang baru bisa terealisasi dengan dana BLM PNPM-MP dan swadaya masyarakat. Dana BLM  tahun 2009-2010 cair dalam tiga tahap. Tahap
I dana turun pada bulan Oktober 2010 sebesar Rp. 30.000.000,-. Tahap II dana turun  pada  bulan  Nopember  2009  telah  dimanfaatkan  untuk  kegiatan
Lingkungan Rehap jalan di RT 103 dan RT 031, Talud Jalan RT 82 dan Rabat Jalan  RT  011.  Kegiatan  Ekonomi  bergulir  di  RT  62  dan  52  dan  Kegiatan
social pengadaan alat distribusi kedelai di Desa Denggungan. Jumlah dana yang cair  sampai  dengan  bulan  mei  2010  adalah  Rp.60.000.000.  Sisa  bantuan  yang
belum dicairkan adalah sebesar Rp.20.000.000,- dari BLM PNPM MP dan Rp. 20.000.000 dari APBD
Kegiatan Betonisasi di RT 11, 21, 31, 113, rahap jalan di RT 42 tidak jadi  dilaksanakan  karena  ketidaksiapan  calon  penerima  manfaat  dalam
berswadaya  karena  pendapatan  yang  tak  pasti  serta  tidak  terbentuknya  panitia penanggungjawab  pengoperasian  dan  pemeliharaan  kegiatan  yang  akan
dilaksanakan  serta  ketidaksiapan  penerima  manfaat  terhadap  rencana  kegiatan yang  telah  direncanakan.  Setelah  merumuskan  skala  prioritas  masalah  melalui
musyawarah  dan  survey  secara  langsung,  ternyata  ada  daerah  yang  lebih membutuhkan atau kebutuhan yang sangat mendesak untuk segera dilaksanakan
kegiatan infrastuktur jalan aspal yang sudah rusak parah dan jalan tanah. Maka 79
commit to user 57
kegiatan rehap jalan dialihkan ke RT 103, talud jalan RT 82, rabat jalan RT 11 dan rehap jalan RT 31. Untuk kegiatan pembangunan jembatan sudah berjalan
namun  pelaksanaannya  tidak  menggunakan  dana  BLM  PNPM-MP  melainkan dari  dana  PAKET,  karena  jembatan  tersebut  berada  di  lintas  kecamatan  maka
yang  mengusulkan  adalah  kecamatan  Ngemplak.  Kegiatan  Rehap  rumah  gakin beserta  pembatan  MCK  juga  dilaksanakan  dengan  dana  PAKET,  dengan
mengacu pada SK Bupati bahwa rumah sehat harus mempunyai MCK. Pada  dasarnya  semua  rencana  kegiatan  yang  ada  di  PJM  akan  di  danai
oleh  PNPM-MP,  namun  karena  keterbatasan  dana  tiap  termin  maka  kegiatan tersebut  dianggarkan  kembali  di  tahun  berikutnya.  Hal  tersebut  sesuai  dengan
pernyataan Bapak Supardi selaku warga RT 11 yang belum mendapatkan dana untuk  pelaksanaan  kegiatan  betonisasi  di  lingkungannnya  tahun  ini  karena
keterbatasan swadaya, sebagai berikut: “Kalau dibilang kecewa ya iya, tapi kami juga menyadari karena sudah
ada  skala  prioritas  yang  diutamakan,  dan  ternyata  ada  daerah  yang kondisi jalannya sudah rusak berat dan harus segera diperbaiki, biar dana
kegiatan  lingkungan  pada  termin  ini  dialihkan  kesana  dulu,  lagipula swadaya  kami  juga  belum  cukup  untuk  kegiatan  ini,  mungkin  nunggu
termin  berikutnya  agar  benar-benar  siap  untuk  melaksanakan  kegiatan
tersebut”. wawancara tanggal 17 Agustus 2010 Pernyataan  ini  diperkuat  oleh  Bapak  Wahid  Budiharto,  S.Ag.  selaku  anggota
BKM sebagai berikut: “Tujuan PNPM-MP itu adalah kemandirian masyarakat, jadi dana BLM
hanya sebagai stimulant, dan pada akhirnya swadaya yang utama, kalau KSM belum siap berswadaya  ya kita alihkan dulu ke daerah yang lebih
membutuhkan  dan  telah  siap  berswadaya,  kegiatan  dalam  PJM  yang belum  terlaksana  akan  tetap  mendapat  dana  dari  PNPM,  cuma  harus
nunggu  giliran  di  termin  berikutnya”.  wawancara  tanggal  17  Agustus 2010.
commit to user 58
Salah satu kegiatan penggerakan yang dilakukan oleh BKM diantaranya adalah  pel
aksanaan  pembangunan  kegiatan  lingkungan  oleh  KSM  “Karya Bhakti”  Dusun  Brajan  Rt  10III  yang  diketuai  oleh  Bapak  Suripto  dengan
anggota  9  orang.  Di  lokasi  ini  terdapat  masalah  yaitu  badan  jalan  aspal  yang sudah  mulai  rusak  sehingga  rawan  adanya  kecelakaan  apalagi  dimusim  hujan
sering  tertutup  oleh  air.  Usulan  kegiatan  ini  disusun  oleh  KSM  Karya  Bhakti dengan mengajukan proposal yang didampingi oleh UPL.
Dalam  proposal  tersebut  KSM  Karya  Bhakti  mengusulkan  kegiatan perbaikan  jalan  dengan  volume  1050m2.  Berdasarkan  Rembuk  Kesepakatan
Swadaya dan hasil kesepakatan harga satuan upah  bahan alat disepakati  dana usulan dan bantuan yang akan diajukan adalah sebesar Rp. 29.313.000,- dengan
rincian  dana  PNPM-MP  RP.  12.000.000,-  dan  swadaya  masyarakat  Rp. 17.313.000,-.  Kemudian  KSM  menyerahkan  usulan  kegiatan  tersebut  kepada
BKM. BKM menyerahkannya kepada UPL untuk dinilai kelayakannya teknis, keuangan  dan  lingkungan.  Proses  penilaian  kelayakan  dilakukan  UPL  melalui
analisis  proposal  dan  pengecekan  langsung  ke  KSM  Karya  Bhakti  beserta anggota  dan  daerahnya.  Fasilitator  melakukan  pendampingan  terhadap  UPL
agar  proses  penilaian  kelayakan  sesuai  dengan  prinsip,  nilai  dan  ketentuan PNPM-MP.  Hasil  penilaian  kelayakan  diserahkan  UPL  kepada  BKM.  BKM
memverifikasi usulan tersebut telah dinilai layak atau tidak. Hasil  verifikasi  dan  penilaian  kelayakan  usulan  diajukan  BKM  kepada
KMW untuk diverifikasi apakah proses dan hasil penilaian kelayakan UPK serta verifikasi BKM telah memenuhi prinsip, nilai dan ketentuan PNPM-MP. KMW
commit to user 59
menyerahkan  rekomendasi  atas  hasil  verifikasinya  kepada  BKM  dan  PJOK. Namun  seringkali  masyarakat  KSM  tidak  paham  tentang  konsep  perhitungan
bahan  bangunan  yang  akan  digunakan  harus  berdasarkan  perhitungan  SNI. Mereka  menggunakan  perhitungan  seperti  harga-harga  yang  di  pasaran  pada
umumnya, karena itu proposal tersebut harus di revisi kembali. Setelah  proposal  disetujui  dan  dana  cair,  KSM  bersama-sama
masyarakat  gotong  royong  dan  mengumpulkan  swadaya  baik  berupa  uang, peralatan  maupun  tenaga.  Papan  proyek  segera  dipasang  sebelum  pelaksanaan
dimulai,  sebagai  bentuk  informasi  kepada  masyarakat.  KSM  juga  harus mencatat  setiap  harinya  ketika  material  datang  dan  diukur  volumenya  supaya
panitia tidak dirugikan supleyer. Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari dengan total  biaya  tersebut  di  atas.  Kemudian  KSM  Karya  Bhakti  menyusun  laporan
pertanggungjawaban LPJ yang akan diserahkan kepada BKM. Hal  tersebut  sesuai  dengan  yang  disampaikan  Bapak  Suripto  selaku
Ketua KSM Karya Bhakti, sebagai berikut: “Setelah  kegiatan  selesai  kami  membuat  laporan  pertanggungjawaban
kepada  BKM  yang  didampingi  oleh  UPL”  Wawancara  tanggal  16  Juni 2010.
Untuk  kegiatan  Ekonomi,  sesuai  kesepakatan  pada  musyawarah persiapan  dan  pencairan  oleh  anggota  BKM  maka  dari  daftar  usulan  kegiatan
yang telah siap untuk  menerima pencairan dana  perguliran adalah KSM Usaha baru RT 62 dan Barokah 5 RT 52 sebagai modal untuk usaha dagang.
Namun  tidak  semua  KSM  Ekonomi  mengembalikan  dana  pinjaman tersebut dengan tepat waktu. Terlambatnya nasabah atau ketua ketua kelompok
commit to user 60
dalam  melakukan  angsuran  atau  sering  disebut  menunggak.  Hal  tersebut  akan memberi  dampak  tidak  baik  bagi  semua    KSM  karena  dana  tersebut  harus
digulirkan pada KSM lainnya. Seperti disampaikan oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK,
sebagai berikut: “Biasanya  kalau  ada  KSM  yang  nunggak  maka  diberi  peringatan  dan
pinjaman dana selanjutnya bagi satu kelompok KSM tersebut akan ditunda sampai mereka melunasinya”. Wawancara tanggal 16 Juni 2010
Pencairan  dana  dilakukan  lewat  bendahara  masing-masing  KSM  yang kemudian  dibagikan  kepada  masing-masing  anggota.  Pada  tahap  pelunasan
pinjaman  dilakukan  secara  kolektif,  cicilan  dikumpulkan  kepada  KSM  setelah semua  anggota  lunas  maka  baru  kemudian  diserahkan  kepada  UPK.  Pada  saat
pengembalian dana pinjaman dikenai bunga sebesar 1,5 yang digunakan untuk biaya operasional ATK UPK dan honor UPK.
Dalam  kegiatan  ekonomi  pinjaman  bergulir,  ternyata  mendapat  respon tanggapan  yang  cukup  baik  dari  masyarakat  desa  Denggungan,.  Terlihat  dari
banyaknya  KSM  Ekonomi  yang  di  bentuk  oleh  masyarakat  dalam  rangka memanfaatkan
modal pinjaman
bergulir untuk
membangun dan
mengengembangkan  usaha  produktif  masyarakat.  KSM  Ekonomi  produktif yang  terbentuk  saat  ini  mungkin  hanya  bisa  dimanfaatkan  oleh  anggota
kelompoknya saja, tapi tidak tertutup kemungkinan KSM-KSM ini dikemudian hari  bisa  menyerap  tenaga  kerja  lokal  sesuai  dengan  pertumbuhan  dan
perkembangan  usahanya,  mengingat  kegiatan  usaha  ekonomi  KSM  yang  juga beragam antara lain: buruh tani, usaha warung, home industri, buruh bangunan.
commit to user 61
Sedangkan  untuk  pelaksanaan  kegiatan  Sosial,  penulis  mangambil contoh  KSM  “BERKAH”  yang  terdiri  dari  5  anggota  diketuai  oleh  Bapak
Winarno.  KSM  BERKAH  mengusulkan  kegiatan  pelatihan  Distributor  kedelai yang  bertujuan  untuk  memenuhi  konsumen  pembuat  tempe  Home  Industri
tempe.  Mereka  mengajukan  dana  usulan  BLM  PNPM-MP  sebesar  Rp. 1.300.000 dan swadaya masyarakat Rp. 2.000.000,- yang akan digunakan untuk
pembelian timbangan dan peralatan usaha distribusi kedelai.
d. Pengawasan
Supaya program dapat berjalan dengan lancar dan transparan maka perlu dilakukan pengawasan  controlling dan evaluasi  yang dilakukan secara efektif
dan terpadu melalui penyelenggaraan  Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas. Setiap  selesai  pelaksanaan  suatu  kegiatan,  KSM  diwajibkan  untuk
membuat laporan pelaksanaan kegiatanlaporan pertanggungjawabanLPJ untuk mengetahui  apakah  pelaksanaan  kegiatan  sesuai  dengan  proposal  usulan
kegiatan  atau  tidak.  Berikut  adalah  tabel  hasil  laporan  LPJ  kegiatan  Tridaya tahun 2009 yang sudah berjalan
Tabel 3.3 Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan PNPM-MP Desa Denggungan tahun 2009
No Nama ksm
Jenis usulan keg
lokasi vol
Total nilai
Keg Lingkungan Keg Ekonomi
Keg Sosial Total
Dana PNPM
Thn
Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan
Sumber Pendanaan BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya BLM
PNPM- MP
A P
B D
Swadaya Tahap I 30
1 KARYA
BAKTI REHAP
JALAN ASPAL
RT103 1050M2
29313000 12000000
17313000 12000000
2009 2
USAHA BARU
PINJAMAN BERGULIR
RT 62 7
ORANG 11900000
6300000 5600000
6300000 2009
3 BAROKAH 5
PINJAMAN BERGULIR
RT 52 7
ORANG 17900000
8900000 9000000
8900000 2009
4 BERKAH
PENGADAA N ALAT
DISTRIBUSI KEDELAI
DESA 40
ORANG 3300000
1300000 2000000
1300000 2009
BIAYA OPERASIONA
L 1500000
JUMLAH 30.000000
Tahap 2 30 1
ABADI TALUD
JALAN RT 82
42.33M3 19069000
14300000 4769000
14300000 2009
2 MANUNGGA
L KARSA RABAT
JALAN RT
011 22.01M3
12388000 9200000
3188000 9200000
2009 3
TUNGGAL JAYA
REHAB JALAN
ASPAL RT
031 300M2
8611000 4000000
4611000 4000000
2009 BIAYA
OPERASIONA L
2.500.000 JUMLAH
30.000000
Sumber:LPJ Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan Tahun 2009 86
commit to user 1
1. Transparansi Dalam  konteks  PNPM-MP,  penanggung  jawab  pendampingan  dan
pengawasan  pelaksanaan  adalah  KMW  Fasilitator  serta  PJOK  dari  unsur pemerintah.  Sedangkan  di  tingkat  masyarakat,  relawan  bersama  UP-UP  dan
BKM  diharapkan  mampu  berperan  dalam  pendampingan  dan  pengawasan pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat.
Semua  informasi  yang  berkaitan  dengan  kegiatan,  kebijakan  dan keuangan  yang dikelola  BKM, termasuk  UP-UP  nya, harus dipublikasikan dan
disebarluaskan kepada seluruh masyarakat luas serta pihak-pihak lainnya secara terbuka melalui papan-papan informasi, bulletin, surat, dan berbagai media yang
memungkinkan.  Setidaknya  BKM  secara  rutin  dan  berkala  senantiasa menginformasikan  notulensi  pertemuan,  kebijakan,  kondisi  dan  laporan
keuangan  bulanan,  hasil  audit  independent,  nama  serta  jumlah  pinjaman,  jenis kegiatan yang diusulkan, penunggak pinjaman dan lain-lain.
Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK menyatakan sebagai berikut: “  pelaporan  oleh  UP-UP  kepada  BKM  harus  dilakukan  secara  rutin  tiap
bulan untuk mengetahui perkembangan masing-masing sehingga kalau ada kesalahan dapat segera diperbaiki”. Wawancara, 22 Mei 2010
Pernyataan  tersebut  diperkuat  oleh  Bpk.  Wahid  Budiharto,  S.Ag,  selaku  BKM sebagai berikut:
“dalam  setiap  pelaksanaan  program  kegiatan  yang  telah  selesai  UP-UP yang  ada  memberikan  laporan  kepada  BKM  sebagai  bentuk
pertanggungjawaban, hal
ini untuk
menghindarkan terjadinya
kesalahan”.wawancara tanggal 22 Mei 2010 Informasi-informasi  tersebut  selain  harus  disebarluaskan  ke  masyarakat
di wilayahnya, serta harus ditempelkan di papan-papan pengumuman di seluruh 86
commit to user 2
pelosok  kelurahan,  khususnya  ditempat-tempat  strategis,  juga perlu
diinformasikan  kepada  perangkat  pemerintah  kelurahankecamatan  hingga kotakabupaten  setempat.  Informasi-informasi  pokok  yang  perlu  terus  menerus
disampaikan  secara  terbuka  oleh  BKM  dan  UP-UP  kepada  seluruh  masyarakat serta pihak terkait lainnya, antara lain adalah jumlah dana bantuan yang diterima
dan dikelola, keputusan-keputusan BKM yang telah ditetapkan, PJM dan Renta Pronangkis, perkembangan organisasi dan kegiatan BKMUP-UP, laporan posisi
keuangan, KSM beserta anggota yang memperoleh pinjaman, KSM bermasalah dan penunggak, hasil audit independent ataupun hasil pemeriksaan dari berbagai
pihak serta informasi-informasi lain. Transparansi informasi-informasi disampaikan BKM dengan cara, antara lain:
  Penempelan melalui papan-papan informasi di tempat-tempat yang strategis secara rutin dan berkala
  Pertemuan-pertemuan rutin dengan KSM, panitia dan masyarakat   Pertemuan rutin dengan perangkat kelurahan dan kelompok peduli setempat
  Penyebarluasan  informasi  permasalahan  dan  perkembangan  secara  rutin bulanan  melalui  surat  kepada  KSM-KSM,  relawan,  utusan  warga,
perangkat kelurahan dan masyarakat lainnya. 
Pembuatan dan penyebarluasan media warga, leaflet atau bulletin,dll 
Melakukan  audit  tahunan  BKM  dan  hasilnya  disebarluaskan  ke masyarakat,  melalui  rembug  warga,  surat,  rapat  tahunan  pertanggung-
jawaban BKM, dll 87
commit to user 3
 BKM, UP-UP serta pelaku PNPM-MP di tingkat kelurahan harus bersifat
terbuka  memberikan  informasi  dan  data-data  yang  dibutuhkan  dalam pelaksanaan  pemeriksaan  oleh  KMW,  perangkat  pemerintah,  unsure
masyarakat  dan  atau  pemantau  independent  yang  dapat  dilakukan  setiap saat serta audit independent yang dilakukan sekurang-kurangnya satu kali
dalam setahun.
2 Akuntabilitas Akuntabilitas  ini  pada  dasarnya  dapat  diterapkan  dengan  memberikan
akses  kepada  semua  pihak  yang  berkepentingan  untuk  melakukan  audit, bertanya  dan  atau  menggungat  pertanggungjawaban  para  pengambil
keputusanBKM,  pelaksana  kegiatan  UP-UP  dan  penerima  maanfaat. Penerapan  akuntabilitas  oleh  BKM,  UPK,  KSM  dan  masyarakat  antara  lain
dapat dilakukan melalui: a
Konsultasi Publik b
Rapat Koordinasi Triwulan BKM dengan Utusan-utusan Warga c
Rapat Bulanan Anggota BKM d
Rapat Tahunan BKM e
Rembug Para Pihak Terkait di Tingkat Kelurahan f
Komunitas Belajar Kelurahan g
Audit dan Pemeriksaan Setiap  selesai  pelaksanaan  suatu  kegiatan,  KSM  diwajibkan  untuk  membuat
laporan  pelaksanaan kegiatanlaporan  pertanggungjawabanLPJ  untuk
commit to user 4
mengetahui  apakah  pelaksanaan  kegiatan  sesuai  dengan  proposal  usulan kegiatan  atau  tidak.  Tabel  diatas  adalah  hasil  laporan  LPJ  kegiatan  Tridaya
tahun 2009 yang sudah berjalan Dari  tabel  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  LPJ  kegiatan  Tridaya  PNPM-
MP Desa Denggungan sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan proposal kegiatan  yang  diajukan  pada  tahap  sebelumnya.  Dikarenakan  dalam  tahap
pembuatan  proposal,  pelaksanaan  kegiatan  serta  pembuatan  LPJ,  KSM  benar- benar  diawasi  dan  didampingi  oleh  UP-UP  dan  fasilitator  sehingga  kalau  ada
permasalahan dapat segera ditangani.
B. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT 1 Faktor Pendukung