Kegiatan Berburuh Tani EFEKTIVITAS KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA BURUH TANI DI KECAMATAN MANTINGAN KABUPATEN NGAWI

lxii Jumlah pendapatan yang diterima seragam, sebesar Rp 75.000 pada 150 rumah tangga responden. Dalam hal ini tidak ada rumah tangga yang tidak mengikuti kegiatan padat karya, sehingga dapat menambah penghasilan mereka. Uang tambahan ini digunakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga buruh tani, sehingga beberapa kebutuhan yang sebelumnya belum sempat terpenuhi bisa tercukupi. Program padat karya ini dimaksudkan pemerintah agar masyarakat miskin tidak hanya berpangku tangan dalam menerima bantuan pemerintah. Namun juga terdapat timbal balik yaitu mensukseskan pembangunan infrastruktur desa yang bermanfaat bagi masyarakat miskin sendiri. Menurut responden upah yang mereka terima juga sesuai dengan pekerjaan yang mereka laksanakan pada kegiatan padat karya ini, meskipun dirasa tidak jauh lebih besar dibandingkan bekerja sebagai buruh tani. Tetapi pada prakteknya kegiatan padat karya lebih santai dan fleksibel jam kerjanya daripada bekerja di sawah. Hal ini menunjukkan bahwa bantuan seperti kegiatan padat karya inilah yang sangat dibutuhkan oleh buruh tani di pedesaan. Dengan keahlian yang minim dapat menyumbangkan tenaga untuk pembangunan desa sekaligus mendapatkan upah untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

C. Kegiatan Berburuh Tani

1. Intensitas dalam Kegiatan Berburuh Tani Kegiatan berburuh tani yang dikerjakan oleh responden antara lain pengolahan tanah, persemaian, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Kesejahteraan hidup buruh tani tidak semata-mata dipengaruhi oleh bantuan yang diberikan pemerintah melalui program kompensasi kenaikan harga BBM, melainkan juga dari aktivitas sehari-hari mereka sebagai buruh tani. lxiii Tabel 19. Distribusi Intensitas Responden dalam Kegiatan Buruh Tani. No. Partisipasi pada kegiatan berburuh tani Skor Jumlah 1. 2. 3. Jarang Sering Selalu 1 2 3 44 55 51 29,3 36,7 34,0 Jumlah 150 100,0 Sumber : Analisis Data Primer 2008. Intensitas responden dalam kegiatan buruh tani dikategorikan menjadi jarang, sering dan selalu. Dari 150 responden, terdapat 44 responden yang berada pada kategori jarang melakukan pekerjaan sebagai buruh tani. Kategori sedang merupakan mayoritas buruh tani terdapat 55 responden, sedangkan 51 responden selalu melakukan pekerjaan sebagai buruh tani. Pekerjaan sebagai buruh tani merupakan pekerjaan yang paling mungkin ditekuni oleh masyarakat miskin, yang minim akan skill dan pendidikan. Menurut responden pekerjaan mereka sebagai buruh tani dapat dikatakan turun temurun dari orang tua, karena tidak memiliki lahan pertanian dan kondisi kesejahteraan yang rendah. 2. Pendapatan Rumah Tangga Responden Kegiatan buruh tani dilakukan apabila terdapat pekerjaan di lahan pertanian, sehingga pendapatan yang mereka peroleh juga tergantung tersedianya pekerjaan. Pendapatan dari berburuh tani untuk setiap rumah tangga berbeda tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan dan banyaknya anggota rumah tangga yang ikut bekerja. Dalam satu kali musim tanam tiga bulan rumah tangga petani bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sampai musim tanam berikutnya dimulai. Dari rumah tangga responden, terdapat juga beberapa rumah tangga yang menggantungkan hidupnya dari luar sektor pertanian. Menurut responden pendapatan dari luar sektor pertanian dapat digunakan untuk menambah pendapatan dari kegiatan berburuh tani yang biasa mereka lakukan. Pekerjaan di luar sektor pertanian biasanya lxiv dilakukan di luar waktu bekerja di sawah ataupun dilakukan oleh anggota rumah tangga lain yang tidak bekerja di sawah. Pekerjaan non pertanian yang digeluti antaralain berdagang, pembantu rumah tangga, buruh cuci, dan terdapat beberapa responden yang anggota rumah tangganya bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita TKW di luar negeri. Rata-rata pendapatan total dari 150 rumah tangga responden sebesar Rp. 627.907 selama dua musim tanam Tabel 20. Pendapatan dari kegiatan berburuh tani selama dua musim tanam sebesar Rp. 463.507 73,82 persen. Tabel 20. Rata-Rata Pendapatan Rumah Tangga Responden Buruh Tani selama Dua Musim Tanam. No. Pendapatan Jumlah Rupiah 1. 2. Pendapatan Sektor pertanian Pendapatan sektor non pertanian 463.507 164.400 73,82 26,18 Total Pendapatan 627.906 100.00 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2008. Rata-rata pendapatan rumah tangga responden dari sektor non pertanian sebesar Rp. 164.400 selama dua musim tanam. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan dari sektor pertanian merupakan penyumbang yang lebih besar dari pendapatan rumah tangga responden apabila dibandingkan dengan pendapatan dari sektor non pertanian.

D. Karaktersistik Rumah Tangga Buruh Tani