Analisis Hubungan Program Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar

lxxiii Program Kompensasi Kartu sehat merupakan program yang prosedural sehingga dari 150 responden 19,30 persen menyatakan sulit. Sedangkan yang menyatakan mudah hanya 33,3 persen dan mayoritas menyatakan sedang sebesar 47,30 persen. Setiap anggota rumah tangga yang menghendaki pelayanan kesehatan gratis wajib terdaftar sebagai peserta program kartu sehat. Apabila belum terdaftar harus terlebih dahulu mendaftarkan pada pemerintahan setempat untuk selanjutnya didaftarkan di puskesmas yang ditunjuk. Program padat karya adalah salah satu program kompensasi yang diwujudkan dengan pembangunan infrastruktur desa, dimana tenaga kerjanya adalah rumah tangga miskin setempat termasuk di dalamnya rumah tangga buruh tani. Peserta program padat karya telah didaftar oleh BPS sehingga yang berhak bekerja dan mendapatkan bantuan adalah rumah tangga yang telah terdaftar tersebut. Oleh karena itu sebesar 75,30 persen menyatakan mudah dan hanya 24,70 persen responden yang menyatakan sulit. Masih terdapatnya responden yang menyatakan sulit karena jumlah upah yang diperoleh melalui bekerja padat karya dirasa lebih sedikit daripada bekerja di sawah dengan korbanan waktu yang sama. Bantuan-bantuan pemerintah berupa program kompensasi diharapkan dapat mempermudah kehidupan rumah tangga buruh tani yang semakin sulit setelah kenaikan harga BBM. Hasil di atas Tabel 24 menunjukkan bahwa Aksesbilitas program kompensasi kenaikan harga BBM di daerah penelitian tergolong mudah 52,67 persen. Rumah tangga buruh tani tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh bantuan-bantuan tersebut, sehingga kesejahteraan rumah tangga buruh tani dapat meningkat.

H. Analisis Hubungan Program Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar

Minyak BBM, Kegiatan Berburuh Tani, Jumlah Anggota Keluarga dengan Tujuan Program Kompensasi Kenaikan Harga BBM Penelitian ini mengkaji hubungan antara Program Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM meliputi Bantuan Langsung lxxiv Tunai X1, Beras Miskin X2, Kartu Sehat X3, dan Padat Karya X4,serta Kegiatan Berburuh tani X5, Jumlah Anggota Rumah Tangga X6 dengan tujuan dari program kompensasi Kenaikan Harga BBM meliputi Pemenuhan Kebutuhan pangan Y1, Ketersediaan kesempatan kerja Y2, Peningkatan Kesejahteraan Y3, dan Pemulihan Pelayanan Sosial Y4. Perhitungan menggunakan SPSS 12,0 for windows, sedangkan untuk menguji tingkat signifikansi menggunakan uji t-student dengan tingkat signifikansi 95 persen. Berdasarkan pada hipotesis penelitian, hubungan yang akan diinterpretasi hanya antara program kompensasi kenaikan harga BBM, kegiatan berburuh tani dan jumlah anggota rumah tangga dengan peningkatan kesejahteraan. Hasil analisis hubungan antara Program Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM, Kegiatan Berburuh Tani, Jumlah Anggota Keluarga dengan Tujuan Program Kompensasi Kenaikan Harga BBM dapat dilihat pada tabel 25. Tabel 25 Uji Korelasi antara Program Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM, Kegiatan Berburuh Tani, Jumlah Anggota Keluarga dengan Tujuan Program Kompensasi Kenaikan Harga BBM Y1 Y2 Y3 Y4 No. Var Rs Thit Rs Thit Rs Thit Rs Thit -0,002 -0,024 0,046 0,560 -0,041 -0,499 0,132 1,620 1. X1 NS NS NS NS -0,032 -0,389 -0,022 -0,268 0,140 1,720 0,192 2,380 2. X2 NS NS NS S -0,085 -1,038 0,182 2,252 0,181 2,239 0,092 1,124 3. X3 NS S S NS 4. X4 - - - - - - - - 0,065 0,792 0,146 1,795 0,248 3,114 0,072 0,878 5. X5 NS NS SS NS -0,002 -0,042 0,158 1,947 0,168 2,073 0,011 0,134 6. X6 NS NS S NS Sumber : Analisis Data Primer tahun 2008 Keterangan : NS = Non signifikan tidak signifikan S = Signifikan Rs = Korelasi Rank Spearman T tabel = 1,960 taraf kepercayaan 95 Variabel Y = Sasaran Program Kompensasi Y1 = Pemenuhan Kebutuhan Pangan Y2 = Kesempatan kerja Y3 = Peningkatan Kesejahteraan X1 = Bantuan langsung Tunai X2 = Beras Miskin X3 lxxv Y4 = Pelayanan Sosial ekonomi 1. Hubungan Program Kompensasi Kenaikan harga BBM dengan Peningkatan Kesejahteraan a. Bantuan Langsung Tunai BLT Berdasarkan tabel 25, dapat diketahui bahwa nilai Rs adalah -0,041 dengan thitung sebesar -0,499. Nilai ini menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dan arah hubungannya negatif. Ketidaksignifikan lebih disebabkan karena besarnya jumlah BLT tidak dapat menutupi pembengkakan biaya hidup yang disebabkan karena kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM memicu kenaikan semua harga kebutuhan sehari-hari dan menambah biaya hidup. Selain itu tidak ada kontrol dari pemerintah mengenai penggunaan uang BLT, sehingga banyak terjadi penyalahgunaan uang BLT untuk perilaku konsumtif ataupun yang tidak bermanfaat. Hal ini menambah beban kehidupan buruh tani yang selama ini sudah sulit, dimana tidak seimbang dengan jumlah BLT yang diterima. Sehingga BLT tidak berhasil meningkatkan kesejahteraan rumah tangga buruh tani dengan hanya Rp 100.000 bulan. b. Beras Miskin Raskin Berdasarkan tabel 25, dapat diketahui bahwa nilai Rs adalah 0,140 dengan thitung sebesar 1,720. Nilai ini menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dan arah hubungannya positif. Ketidaksignifikan ini lebih disebabkan dengan kuantitas bantuan beras yang tidak seimbang dengan besarnya kebutuhan hidup yang disebabkan kenaikan harga BBM. Sama halnya dengan BLT, bantuan raskin juga dirasa masih kurang untuk menutupi kebutuhan hidup, sehingga tingkat kesejahteraan rumah tangga buruh tani tidak meningkat. Arah hubungan yang positif menunjukkan bahwa adanya hubungan yang searah antara raskin dan peningkatan kesejahteraan. Dimana semakin besar jumlah bantuan beras miskin yang disalurkan pemerintah akan mampu meningkatkan kondisi kesejahteraan rumah tangga buruh tani. lxxvi c. Kartu Sehat Berdasarkan tabel 25, dapat diketahui bahwa nilai Rs adalah 0,181 dengan thitung sebesar 2,239. Nilai ini menunjukkan hubungan yang signifikan dan arah hubungannya positif. Hasil yang signifikan ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara banyaknya anggota rumah tangga yang menjadi peserta kartu sehat dengan peningkatan kesejahteraan. Hal ini disebabkan karena terjaminnya kesehatan buruh tani dapat meningkatkan kualitas kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Dengan produktivitas tinggi, pendapatan yang diperoleh rumah tangga buruh tani juga semakin tinggi sehingga kesejahteraan hidup meningkat. Arah hubungan positif menunjukkan adanya hubungan yang searah, dimana semakin banyak jumlah anggota rumah tangga yang menjadi peserta kartu sehat semakin meningkat kesejahteraan rumah tangga buruh tani. d. Kegiatan Padat Karya Hasil dari perhitungan Kegiatan padat karya terhadap tujuan program kompensasi kenaikan harga BBM adalah tidak ada. Hal ini disebabkan karena nilai dari Kegiatan padat karya yang konstan yaitu Rp.75.000,00 sehingga dengan uji statistik menggunakan SPSS tidak dapat dilakukan. Namun, tidak berarti bantuan kegiatan padat karya tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan. Semakin banyak peluang responden untuk terlibat dalam kegiatan padat karya, semakin besar pendapatan yang akan diterima rumah tangga buruh tani responden. 2. Hubungan Kegiatan Berburuh Tani dengan Peningkatan Kesejahteraan Berdasarkan tabel 25, dapat diketahui bahwa nilai Rs adalah 0,248 dengan thitung sebesar 3,114. Nilai ini menunjukkan hubungan yang sangat signifikan dan arah hubungannya positif. Dari hasil yang signifikan ini, dapat diketahui bahwa pendapatan rumah tangga dari kegiatan berburuh tani sangat penting peranannya dalam peningkatan kesejahteraan secara menyeluruh. Pendapatan buruh tani dapat digunakan untuk lxxvii memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dimana jumlah pendapatan menentukan sejauhmana tingkat kesejahteraan yang mampu dicapai suatu rumah tangga. Arah hubungan yang positif menunjukkan bahwa terdapat hubungan searah antara pendapatan rumah tangga buruh tani dengan peningkatan kesejahteraan. Semakin besar pendapatan rumah tangga buruh tani semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan hidup buruh tani tersebut. 3. Hubungan Jumlah Anggota Rumah Tangga dengan Peningkatan Kesejahteraan Berdasarkan tabel 25, dapat diketahui bahwa nilai Rs adalah 0,168 dengan thitung sebesar 2,073. Nilai ini menunjukkan hubungan yang signifikan dan arah hubungannya positif. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa jumlah anggota rumah tangga buruh tani di daerah penelitian berhubungan dengan peningkatan kesejahteraannya. Anggota rumah tangga buruh tani yang banyak dapat membantu kepala keluarga dalam mencari nafkah. Dengan banyaknya pencari nafkah akan meningkatkan pendapatan rumah tangga sehingga kesejahteraan meningkat. Arah hubungan yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara jumlah anggota rumah tangga dengan peningkatan kesejahteraan. Semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin meningkat pula kesejahteraannya. lxxviii VI. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian dengan judul Efektivitas Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Buruh Tani di Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi, mempunyai tujuan antaralain mengkaji kesejahteraan rumah tangga buruh tani setelah mendapatkan kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM, mengkaji kondisi kesejahteraan rumah tangga buruh tani yang memiliki pencari nafkah lebih banyak, dan mengkaji efektivitas Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Buruh Tani di Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan serta saran dari peneliti sebagai berikut :

A. Kesimpulan