lxxi 4.
Pelayanan Sosial bagi Rumah Tangga Buruh Tani Pelayanan sosial yang diperoleh buruh tani pada umumnya berbeda
dengan masyarakat yang berada pada status sosial lebih tinggi. Rendahnya kualitas pelayanan terhadap buruh tani menyebabkan penilaian terhadap
pemerintah negatif. Hal ini dapat menghambat jalannya pembangunan dan berakibat pada terhambatnya peningkatan kesejahteraan rumah tangga
buruh tani. Melalui program kompensasi kenaikan harga BBM diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan sosial terhadap rumah tangga
buruh tani. Bantuan pemerintah melalui program kompensasi kenaikan harga
BBM, merubah kualitas pelayanan sosial terhadap rumah tangga buruh tani. Sebesar 94,00 persen mengalami peningkatan pelayanan dan sebesar
6,00 persen mengalami penurunan. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya bantuan-bantuan pemerintah tersebut dapat membantu
peningkatan mutu pelayanan sosial terhadap buruh tani. Program kompensasi kenaikan harga BBM, secara keseluruhan sebesar
58,00 persen 87 rumah tangga meningkat kesejahteraannya Tabel 23. Untuk rumah tangga yang tidak berubah kondisinya sebesar 19,33 persen dan
rumah tangga yang mengalami penurunan sebesar 22,67 persen. Hal ini menunjukkan bahwa program kompensasi kenaikan harga BBM telah mampu
meningkatkan kondisi kesejahteraan buruh tani, yang ditunjukkan dari sasaran program kompensasi kenaikan harga BBM pada kategori meningkat. Sehingga
Program kompensasi kenaikan harga BBM dapat dikatakan memiliki efektivitas sedang, karena berhasil mencapai tujuan dan sasarannya sebesar 58
persen.
G. Aksesbilitas Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM
Aksesbilitas atau kemudahan dalam memperoleh berbagai program kompensasi menentukan tingkat kepuasaan responden terhadap bantuan
tersebut, sehingga penilaian terhadap program yang sedang berjalan ataupun
lxxii program-program selanjutnya positif. Aksesbilitas dari program kompensasi di
daerah penelitian terbagi menjadi sulit, sedang, dan mudah. Tabel 24. Aksesbilitas Program Kompensasi Kenaikan Harga BBM
Aksesbilitas No.
Tujuan Program Kompensasi
Sulit Sedang Mudah
Total 1.
2. 3.
4. Bantuan Langsung
Tunai BLT Beras Miskin
Raskin Kartu Sehat
Kegiatan Padat Karya
37 24,70
28 18,70
29 19,30
37 24,70
36 24,00
46 30,70
71 47,30
0,00 77
51,30 76
50,70 50
33,30 113
75,30 150
100,00 150
100,00 150
100,00 150
100,00 Jumlah
131 153
316 Total Rumah Tangga
33 22,00
38 25,33
79 52,67
150 100,00
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2008 Catatan : Angka dalam kurung adalah persentase
Pendistribusian kompensasi Bantuan Langsung Tunai BLT dari total 150 responden yang menyatakan sulit sebesar 24,70 persen, yang menyatakan
sedang sebesar 24,00 persen dan yang menyatakan mudah sebanyak 51,30 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung tidak
mengalami kesulitan dalam memperoleh BLT terbukti persentase terbesar dari responden menyatakan mudah.
Beras miskin atau raskin dalam penyalurannya melibatkan banyak pihak, dimana dari 150 responden yang menyatakan sulit dalam memperoleh
raskin sebesar 18,70 persen. Sedangkan yang menyatakan sedang 30,70 persen dan mayoritas responden menyatakan mudah sebesar 50,70 persen kategori
terbanyak. Setiap rumah tangga diwajibkan membayar sejumlah uang untuk mendapatkan raskin, tetapi ternyata hal itu bukan merupakan salah satu faktor
yang mempersulit responden untuk memperoleh raskin. Harga raskin perkilogram cenderung lebih rendah dari harga beras di pasar sehingga
responden dengan senang hati membeli raskin, dengan kualitas beras yang standar. Selain itu tempat pendistribusian raskin dipilih di sekitar lingkungan
sasaran sehingga tidak mengeluarkan biaya transportasi.
lxxiii Program Kompensasi Kartu sehat merupakan program yang prosedural
sehingga dari 150 responden 19,30 persen menyatakan sulit. Sedangkan yang menyatakan mudah hanya 33,3 persen dan mayoritas menyatakan sedang
sebesar 47,30 persen. Setiap anggota rumah tangga yang menghendaki pelayanan kesehatan gratis wajib terdaftar sebagai peserta program kartu
sehat. Apabila belum terdaftar harus terlebih dahulu mendaftarkan pada pemerintahan setempat untuk selanjutnya didaftarkan di puskesmas yang
ditunjuk. Program padat karya adalah salah satu program kompensasi yang
diwujudkan dengan pembangunan infrastruktur desa, dimana tenaga kerjanya adalah rumah tangga miskin setempat termasuk di dalamnya rumah tangga
buruh tani. Peserta program padat karya telah didaftar oleh BPS sehingga yang berhak bekerja dan mendapatkan bantuan adalah rumah tangga yang telah
terdaftar tersebut. Oleh karena itu sebesar 75,30 persen menyatakan mudah dan hanya 24,70 persen responden yang menyatakan sulit. Masih terdapatnya
responden yang menyatakan sulit karena jumlah upah yang diperoleh melalui bekerja padat karya dirasa lebih sedikit daripada bekerja di sawah dengan
korbanan waktu yang sama. Bantuan-bantuan pemerintah berupa program kompensasi diharapkan
dapat mempermudah kehidupan rumah tangga buruh tani yang semakin sulit setelah kenaikan harga BBM. Hasil di atas Tabel 24 menunjukkan bahwa
Aksesbilitas program kompensasi kenaikan harga BBM di daerah penelitian tergolong mudah 52,67 persen. Rumah tangga buruh tani tidak mengalami
kesulitan dalam memperoleh bantuan-bantuan tersebut, sehingga kesejahteraan rumah tangga buruh tani dapat meningkat.
H. Analisis Hubungan Program Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar