lxviii
F. Efektivitas Program Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak
BBM terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Buruh Tani
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga BBM diwujudkan dalam beberapa program kompensasi, dimana masing-masing
mempunyai tujuan dan sasaran khusus. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas usaha pemerintah tersebut dihitung rata-rata dari pencapaian tujuan
dan sasaran program yaitu Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Buruh Tani, Ketersediaan Kesempatan Kerja bagi Rumah Tangga Buruh Tani,
Peningkatan Kesejahteraan Rumah Tangga Buruh Tani, dan Pemulihan Pelayanan Sosial bagi Rumah Tangga Buruh Tani. Dari rata-rata tersebut
dapat diketahui bagaimana kondisi rumah tangga buruh tani setelah mendapatkan kompensasi kenaikan harga BBM. Apakah Meningkat, tetap
atau cenderung menurun ? Untuk menentukan efektivitas dari program kompensasi kenaikan harga BBM.
Tabel 23. Kondisi Rumah Tangga Buruh Tani Responden setelah Memperoleh Kompensasi Kenaikan Harga BBM.
Output No.
Tujuan Program Kompensasi
Menurun Tetap Meningkat Total
1. 2.
3. 4.
Pemenuhan Kebutuhan Pangan
Kesempatan Kerja Peningkatan
Kesejahteraan Pemulihan Pelayanan
Sosial 23
15,33 55
36,67 51
34,00 9
6,00 73
48,67 0,00
42 28,00
0,00 54
36,00 95
63,33 57
38,00 141
94,00 150
150 150
150 Jumlah
138 115
347 Total Rumah Tangga
34 22.67
29 19,33
87 58,00
150 100,00
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2008 Catatan : Angka dalam kurung adalah persentase
1. Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Buruh Tani
Rumah Tangga buruh tani tergolong rumah tangga miskin, dimana kurang dalam kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan pokok berupa
pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan semakin sulit ketika harga Bahan
lxix Bakar Minyak BBM naik, sehingga perlu adanya program bantuan dari
pemerintah. Program bantuan yang digulirkan pemerintah berupa BLT, raskin,
kartu sehat, dan padat karya membantu petani meningkatkan pemenuhan kebutuhan pangannya sebesar 36,00 persen Tabel 23. Sedangkan
sebanyak 15,33 persen menurun, dan mayoritas kondisi pemenuhan kebutuhan pangan petani tetap sebesar 48,67 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian bantuan kompensasi BBM secara keseluruhan belum mampu meningkatkan pemenuhan kebutuhan pangan bagi rumah tangga
buruh tani. Kondisi ini sangat dramatis, dimana buruh tani merupakan tenaga kerja yang mengusahakan kebutuhan pangan bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Bantuan yang diperoleh rumah tangga buruh tani tidak semuanya
dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Menurut keterangan responden, makan bukan kebutuhan pertama yang harus dipenuhi masih
banyak kebutuhan lain yang menunggu. Bagi buruh tani bisa makan sehari sekali sudah cukup, sehingga sisa uang dapat digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Program Kompensasi kenaikan harga BBM belum efektif meningkatkan pemenuhan kebutuhan
pangan rumah tangga buruh tani. 2.
Ketersediaan Kesempatan Kerja bagi Rumah Tangga Buruh Tani Ketersediaan kesempatan kerja di daerah pedesaan yang sebagian
besar penduduknya adalah buruh tani merupakan salah satu tujuan dari program kompensasi pemerintah. Melalui kesempatan kerja yang seluas-
luasnya di pedesaan diharapkan pendapatan rumah tangga pedesaan terutama buruh tani dapat meningkat sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan rumah tangga buruh tani. Pemberiaan bantuan oleh pemerintah, telah meningkatkan
ketersediaan kesempatan kerja bagi rumah tangga buruh tani sebesar 63,33 persen, tetapi juga terjadi penurunan sebesar 36,67 persen.
Kesempatan kerja yang tersedia ini berupa pekerjaan di sektor pertanian
lxx maupun non pertanian. Diharapkan dengan terbukanya kesempatan kerja
produktif, semakin banyak anggota rumah tangga buruh tani yang bekerja, sehingga pendapatan keluarga meningkat.
Hasil di.atas menunjukkan bantuan yang diberikan pemerintah telah mampu meningkatkan peluang berusaha bagi rumah tangga buruh
tani dengan meningkatnya kesempatan kerja. Pekerjaan yang tersedia, merupakan pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan keahlian sesuai
dengan kondisi masyarakat miskin yang minim skill dan pendidikan seperti beternak dan berdagang. Sehingga Kompensasi tersebut dapat
dikatakan efektif terhadap kesempatan kerja. 3.
Peningkatan Kesejahteran Rumah Tangga Buruh Tani Peningkatan kesejahteraan rumah tangga miskin diharapkan terjadi
pada rumah tangga buruh tani setelah mendapatkan bantuan kompensasi kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM. Bantuan kompensasi yang
disalurkan pemerintah tersebut dimaksudkan untuk mengurangi biaya- biaya kebutuhan hidup tertentu dan menambah pemasukan bagi rumah
tangga buruh tani sehingga kesejahteraannya meningkat. Setelah memperoleh kompensasi kenaikan harga BBM sebesar
28,00 persen rumah tangga tetap kondisi kesejahteraannya. Sedangkan sebesar 34,00 persen mengalami penurunan kesejahteraan, dan sebesar
38,00 persen meningkat kesejahteraannya. Penurunan tingkat kesejahteraan terjadi karena besarnya bantuan yang diberikan tidak dapat
menutupi pembengkakan biaya hidup yang disebabkan kenaikan harga BBM.
Hasil di atas menunjukkan, bahwa program kompensasi kenaikan BBM efektif terhadap peningkatan kesejahteraan rumah tangga buruh tani.
Walaupun masih terdapat rumah tangga yang kondisi kesejahteraannya tidak berubah bahkan menurun.
lxxi 4.
Pelayanan Sosial bagi Rumah Tangga Buruh Tani Pelayanan sosial yang diperoleh buruh tani pada umumnya berbeda
dengan masyarakat yang berada pada status sosial lebih tinggi. Rendahnya kualitas pelayanan terhadap buruh tani menyebabkan penilaian terhadap
pemerintah negatif. Hal ini dapat menghambat jalannya pembangunan dan berakibat pada terhambatnya peningkatan kesejahteraan rumah tangga
buruh tani. Melalui program kompensasi kenaikan harga BBM diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan sosial terhadap rumah tangga
buruh tani. Bantuan pemerintah melalui program kompensasi kenaikan harga
BBM, merubah kualitas pelayanan sosial terhadap rumah tangga buruh tani. Sebesar 94,00 persen mengalami peningkatan pelayanan dan sebesar
6,00 persen mengalami penurunan. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya bantuan-bantuan pemerintah tersebut dapat membantu
peningkatan mutu pelayanan sosial terhadap buruh tani. Program kompensasi kenaikan harga BBM, secara keseluruhan sebesar
58,00 persen 87 rumah tangga meningkat kesejahteraannya Tabel 23. Untuk rumah tangga yang tidak berubah kondisinya sebesar 19,33 persen dan
rumah tangga yang mengalami penurunan sebesar 22,67 persen. Hal ini menunjukkan bahwa program kompensasi kenaikan harga BBM telah mampu
meningkatkan kondisi kesejahteraan buruh tani, yang ditunjukkan dari sasaran program kompensasi kenaikan harga BBM pada kategori meningkat. Sehingga
Program kompensasi kenaikan harga BBM dapat dikatakan memiliki efektivitas sedang, karena berhasil mencapai tujuan dan sasarannya sebesar 58
persen.
G. Aksesbilitas Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM