Karaktersistik Rumah Tangga Buruh Tani

lxiv dilakukan di luar waktu bekerja di sawah ataupun dilakukan oleh anggota rumah tangga lain yang tidak bekerja di sawah. Pekerjaan non pertanian yang digeluti antaralain berdagang, pembantu rumah tangga, buruh cuci, dan terdapat beberapa responden yang anggota rumah tangganya bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita TKW di luar negeri. Rata-rata pendapatan total dari 150 rumah tangga responden sebesar Rp. 627.907 selama dua musim tanam Tabel 20. Pendapatan dari kegiatan berburuh tani selama dua musim tanam sebesar Rp. 463.507 73,82 persen. Tabel 20. Rata-Rata Pendapatan Rumah Tangga Responden Buruh Tani selama Dua Musim Tanam. No. Pendapatan Jumlah Rupiah 1. 2. Pendapatan Sektor pertanian Pendapatan sektor non pertanian 463.507 164.400 73,82 26,18 Total Pendapatan 627.906 100.00 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2008. Rata-rata pendapatan rumah tangga responden dari sektor non pertanian sebesar Rp. 164.400 selama dua musim tanam. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan dari sektor pertanian merupakan penyumbang yang lebih besar dari pendapatan rumah tangga responden apabila dibandingkan dengan pendapatan dari sektor non pertanian.

D. Karaktersistik Rumah Tangga Buruh Tani

Rumah tangga terdiri dari kepala keluarga dan anggota-anggotanya. Kondisi rumah tangga buruh tani mempengaruhi tingkat kesejahteraan melalui banyaknya pengeluaran dan penerimaan rumah tangga. Hal ini dapat ditentukan dengan jumlah anggota rumat tangga yang ditanggung oleh setiap kepala keluarga. lxv Tabel 21. Jumlah Anggota Rumah Tangga Buruh Tani. No. Jumlah ART tanggungan jiwa Kategori Skor Jumlah 1. 2. 3. 2-3 4 L 5 Rendah Sedang Tinggi 1 2 3 54 42 54 36,0 28,0 36,0 Jumlah 150 100,0 Sumber : Analisis Data Primer 2008. Keterangan ART : Anggota Rumah Tangga Sebanyak 54 rumah tangga memiliki anggota rumah tangga 2-3 jiwa berada pada kategori rendah Tabel 21. Untuk kategori tinggi, sebanyak 54 rumah tangga memiliki anggota rumah tangga L 5. Sedangkan pada kategori sedang ada 42 responden dengan jumlah anggota rumah tangga 4 jiwa per rumah tangga. Jumlah terbanyak berada pada kategori rendah dan tinggi yaitu 54 rumah tangga. Rumah tangga miskin umumnya memiliki anggota rumah tangga yang lebih banyak dari rumah tangga tidak miskin. Rumah tangga miskin mempunyai anggota rumah tangga rata-rata di atas 4 jiwa. Menurut Nurmanaf 2003 rumah tangga miskin memiliki rata-rata jumlah anggota rumah tangga yang lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga yang tidak tergolong miskin. Pada tahun 1993 data BPS menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin adalah masing-masing sebanyak 5,0 dan 4,9 orang untuk wilayah perkotaan dan pedesaan. Padahal jumlah anggota rumah tangga tidak miskin masing-masing hanya 4,1 dan 3,9 orang untuk wilayah perkotaan dan pedesaan. Dengan demikian, bila diasumsikan bahwa jumlah anggota rumah tangga merupakan beban tanggungan pengeluaran maka dapat disimpulkan bahwa rumah tangga miskin memiliki beban pengeluaran yang lebih berat dalam mencukupi kebutuhan anggotanya dibandingkan dengan rumah tangga yang tidak tergolong miskin. Kondisi ini menambah beban pengeluaran rumah tangga, namun untuk rumah tangga tertentu yang memiliki anggota rumah tangga lebih banyak dan berada pada usia produktif serta dalam kondisi tidak menganggur lxvi dapat menambah pendapatan bagi rumah tangga. Sehingga ukuran suatu rumah tangga bisa menentukan jumlah pengeluaran dan pendapatan, tergantung ciri masing-masing rumah tangga. Hasil di atas menunjukkan bahwa kesadaran rumah tangga buruh tani untuk membatasi jumlah anggota keluarga tergolong tinggi. Meskipun begitu, kehidupan masih sulit karena kemiskinan yang terjadi secara turun temurun. Sehingga di daerah penelitian, banyaknya jumlah anggota keluarga rumah tangga buruh tani tidak sepenuhnya menjadi faktor penentu tingkat kesejahteraan.

E. Perbedaan Jumlah Anggota Rumah Tangga Pencari Nafkah