39
Tabel 4.8 Data hasil pengamatan terhadap kestabilan sediaan krim pada saat
sediaan selesai dibuat, 7, 14, 21, 28 dan 90 hari
No Formula
Pengamatan setelah Selesai
dibuat 7 hari
14 hari 21 hari
28 hari 90 hari
X Y Z X Y Z X Y Z X Y Z X Y Z X Y Z 1
F1 - -
- - -
- -
- -
- -
- -
- -
- - -
2 F2
- - - -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- - 3
F3 - -
- - -
- -
- -
- -
- -
- -
- - -
4 F4
- - - -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- - 5
F5 - -
- - -
- -
- -
- -
- -
- -
- - -
Keterangan: F: Formula, F1: blanko tanpa ekstrak dan krim ekstrak buah rimbang F2: 2,5 F3: 5, F4: 7,5, F5: 10, X: perubahan warna,
Y: perubahan bau, Z: pecahnya emulsi, dan - : tidak terjadi
Stabilitas dari suatu sediaan farmasi dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan warna, bau dan pH selama penyimpanan. Perubahan-perubahan
tersebut dapat terjadi jika bahan-bahan yang terdapat dalam sediaan tersebut teroksidasi. Sediaan emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami creaming dan
inversi. Creaming adalah terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana lapisan yang satu mengandung butir-butir tetesan fase terdispersi lebih banyak daripada
lapisan yang lain Martin, dkk., 2009. Inversi adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi dari tipe minyak dalam air ma menjadi air dalam minyak am atau
sebaliknya Anief, 2000. Gambar sediaan krim yang telah dibuat disimpan selama 90 hari di dalam suhu kamar dapat dilihat pada Lampiran 13, halaman 71.
4.5 Hasil Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan
Uji iritasi dilakukan terhadap 15 orang sukarelawan untuk mengetahui apakah sediaan krim ekstrak buah rimbang konsentrasi 10 dapat menyebabkan
eritema dan edema. Penggunaan kosmetika yang tidak baik pada kulit dapat menimbulkan reaksi efek samping. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.9 Hasil uji iritasi sediaan krim terhadap kulit relawan
Sukarelawan Reaksi iritasi
Eritema Edema
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 Index iritasi primer: 024 = 0,00
Keterangan: sistem skor Federal Hazardous Substance Act Barel dkk., 2009. Eritema
Edema tidak eritema
tidak edema sangat sedikit eritema
1 sangat sedikit edema
1 sedikit eritema
2 sedikit edema
2 eritema sedang
3 edema sedang
3 eritema sangat parah
4 edema sangat parah
4 Hasil uji iritasi menunjukkan bahwa semua relawan memberikan hasil
negatif terhadap reaksi iritasi yang diamati yaitu eritema dan edema. Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan krim yang dibuat aman untuk
digunakan Tranggono dan Latifah, 2007.
4.6 Hasil Pengujian Aktivitas Anti-aging Terhadap Sukarelawan
Pengujian efektivitas anti-aging menggunakan skin analyzer Aramo, parameter uji meliputi pengukuran kadar air moisture, kehalusan kulit
evenness dan besar pori pore, banyaknya noda spot, keriput wrinkle dan kedalaman keriput
wrinkle’s depth. Pengukuran efektivitas anti-aging dimulai
Universitas Sumatera Utara
41 dengan mengukur kondisi awal kulit punggung tangan sukarelawan bertujuan
untuk melihat seberapa besar pengaruh krim ekstrak etanol buah rimbang dalam memulihkan kulit yang mengalami penuaan dini. Hasil pengukuran uji efektivitas
anti-aging dapat dilihat pada Lampiran 17, halaman 75-84. Data yang diperoleh pada setiap parameter anti-aging dianalisis secara statistik dengan metode
ANAVA lalu dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan nyata dari setiap perlakuan pada relawan. Pengujian Post Hoc Tukey
HSD dilakukan untuk melihat kelompok formula mana yang memiliki efek sama atau berbeda dan efek yang terkecil sampai terbesar antara satu dengan yang
lainnya. Pengujian ini dilakukan terhadap semua perlakuan dari minggu ke-1 sampai minggu ke-4. Hasil statistik dapat dilihat pada Lampiran 18, halaman 85-
102.
4.6.1 Kadar air Moisture
Pengukuran kadar air pada kulit punggung tangan dilakukan dengan menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer
Aramo. Hasil analisa statistik dari data yang telah diperoleh, sebelum perawatan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan p ≥0,05 antara sediaan krim ekstrak
etanol buah rimbang EEBR dengan blanko. Setelah perawatan minggu ke-1 hingga minggu ke-3 terdap
at perbedaan yang signifikan p≤0,05 antara blanko, krim 2,5, 5 dengan krim EEBR 7,5, 10. Dan Setelah perawatan minggu
ke-4 terdap at perbedaan yang signifikan p≤0,05 terlihat pada blanko dengan
krim EEBR 2,5, 5, 7,5 dan 10. Sediaan krim yang menghasilkan efek terbesar dalam meningkatkan kadar air kulit terlihat pada krim EEBR 10 27,67
Universitas Sumatera Utara
42 menjadi 33,3, krim yang menghasilkan efek terkecil terlihat pada krim blanko
28,33 menjadi 29,00. Hal ini menunjukkan bahwa krim EEBR 10 yang paling baik dalam meningkatkan kadar air kulit. Hasil statistik dapat dilihat pada
Lampiran 18, halaman 85. Berbagai faktor eksternal maupun internal seperti iklim, temperatur, udara
kering, kelembaban udara, paparan sinar matahari, usia, dan berbagai penyakit kulit dapat menyebabkan penguapan yang berlebihan pada epidermis kulit.
Penguapan yang berlebihan tersebut mengakibatkan kadar air dalam stratum korneum dapat berkurang hingga 10 yang dapat mengakibatkan kulit menjadi
kering. Kulit berusaha untuk melindungi diri dari kemungkinan tersebut yaitu dengan adanya bahan hidrofilik yang terkandung dalam stratum korneum, yang
disebut juga Natural Moisturizing Factor NMF Muliyawan dan Suriana, 2013.
Gambar 4.1 Grafik hasil pengukuran kadar air moisture pada kulit punggung
tangan relawan kelompok blanko, krim EEBR 2,5, 5, 7,5 dan 10 selama 4 minggu.
5 10
15 20
25 30
35
1 2
3 4
P er
sent a
se k
a da
r a
ir
Waktu minggu
Blanko 2.5
5 7.5
10
De h
id ra
si No
rm al
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 4.10 Data hasil pengukuran kadar air moisture pada kulit punggung
tangan relawan. Krim Relawan
Persentase kadar air Sebelum
Pemulihan minggu I
II III
IV F1
1 28
28 28
28 28
2 29
28 29
29 29
3 28
28 29
29 30
28,3 ±0,58 28 ± 0,00
28,7± 0,58 28,7 ± 0,58 29 ±1,00
F2 1
29 29
29 29
30 2
28 30
29 29
30 3
28 28
29 29
29 28,3 ±0,58
29± 1,00 29 ± 0,00
29 ± 0,00 29,7 ± 0,58 F3
1 28
30 29
30 31
2 27
28 29
29 31
3 27
29 30
32 32
27,3 ±0,58 29 ± 1,00 29,3 ±0,58 30 ± 1,53 31,3 ± 0,58
F4 1
28 30
30 32
33 2
29 31
31 31
33 3
28 30
30 32
34 28,3 ±0,58 30,3 ±0,58 30,3 ±0,58
31,7 ± 0,58 33,3 ± 0,58 F5
1 28
31 31
32 34
2 28
32 32
33 34
3 27
30 30
31 32
27,7 ±0,58 31 ± 1,00
31 ± 1,00 32 ± 1,00 33,3 ± 1,15
Keterangan : F1: Dasar krim blanko, F2: krim EEBR 2,5, F3: krim
EEBR 5, F4: krim EEBR 7,5, F5: krim EEBR 10. Nilai pengukuran : 0-29 dehidrasi, 30-50 normal, 51-100 hidrasi Aramo,
2012
4.6.2 Kehalusan Evenness
Pengukuran kehalusan kulit punggung tangan relawan, menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x normal lens dengan sensor biru.
Hasil analisa statistik dari data yang telah diperoleh, sebelum dan setelah perawatan di minggu ke-1 tidak terdapat perbedaan yang signifikan p
≥0,05 antara sediaan krim EEBR dengan blanko. Setelah perawatan di minggu ke-2
terdapat perbedaan yang signifikan p≤0,05 antara krim EEBR 7,5 dan 10
dengan blanko, krim EEBR 2,5, 5. Setelah perawatan diminggu ke-3 terdapat
Universitas Sumatera Utara
44 perbedaan yang signifikan p ≤ 0,05 terlihat antara krim EEBR 10 dengan
blanko, krim EEBR 2,5, 5, 7,5. Setelah perawatan di minggu ke-4 terdapat perbedaan yang signifikan p ≤ 0,05 antara blanko dengan krim EEBR 2,5, 5,
7,5, 10. Hasil statistik dapat dilihat pada Lampiran 18, halaman 88. Krim yang memberikan efek terbesar dalam menghaluskan kulit terlihat
mulai di minggu ke-1 hingga minggu ke-4 adalah krim EEBR 10 34,33 menjadi 27,67 dan krim yang memberikan efek terkecil terlihat hingga minggu
ke-4 adalah krim 2,5 dan blanko. Buah rimbang mengandung sterolin sitosterol –D glucoside yang berkhasiat untuk melembutkan kulit sehingga kulit semakin
halus. Berdasarkan Tabel 4.11 dan Gambar 4.2 di bawah ini dapat dilihat bahwa
kondisi awal kulit punggung tangan semua kelompok relawan adalah normal 32 - 51.
Gambar 4.2 Grafik hasil pengukuran kehalusan evenness pada kulit punggung
tangan relawan kelompok blanko, krim EEBR2,5, 5, 7,5 dan 10selama 4 minggu.
5 10
15 20
25 30
35 40
1 2
3 4
K eha
lus a
n
Waktu minggu
Blanko 2.5
5 7.5
10
Ha lu
s No
rm al
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel 4.11 Hasil pengukuran kehalusan evenness pada kulit punggung
tangan relawan Krim Relawan
Kehalusan kulit Sebelum
Pemulihan minggu I
II III
IV F1
1 36
36 36
35 35
2 35
35 34
34 33
3 36
35 35
34 34
35,7±0,58 35,3±0,58
35±1,00 34,3±0,58 34±1,00
F2 1
38 38
38 36
34 2
37 36
35 34
31 3
35 34
34 33
31 36,7±1,53
36±2,00 35,7±2,08 34,3±1,53 32±1,73
F3 1
38 38
36 34
33 2
37 36
36 35
32 3
38 35
37 35
33 37,7±0,58
36,3±1,53 36,3±0,58 34,7±0,58 32,7±0,58
F4 1
37 35
33 31
30 2
36 34
33 34
31 3
36 34
33 32
30 36,3±0,58
34,7±0,58 33±0,00
33,3±0,58 30,3±0,58 F5
1 35
33 30
29 28
2 37
36 32
29 27
3 36
34 34
30 28
36±1,00 34,3±1,53
32±2,00 29,3±0,58 27,7±0,58
Keterangan : F1: Dasar krim blanko, F2: krim EEBR 2,5, F3: krim
EEBR 5, F4: krim EEBR 7,5, F5: krim EEBR 10. Nilai pengukuran : 0-31 halus, 32-51 normal, 52-100 kasar Aramo,
2012.
4.6.3 Pori Pore
Analisa besar pori pada kulit punggung tangan sukarelawan menggunakan perangkat skin analyzer yang sama dengan pengukuran kehalusan yakni lensa
perbesaran 60x normal lens sensor biru, pada waktu melakukan analisa kehalusan kulit, secara otomatis analisa besar pori ikut terbaca Aramo, 2012.
Hasil analisa statistik dari data yang telah diperoleh, sebelum perawatan tidak terdapat perbedaan yang signifikan p
≥0,05 antara sediaan krim ekstrak etanol buah rimbang EEBR dengan blanko. Setelah perawatan di minggu ke-1
Universitas Sumatera Utara
46 dan minggu ke-
2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan p ≥ 0,05 antara krim EEBRdengan blanko. Setelah perawatan di minggu ke-3 terdapat perbedaan yang
siginifikan terlihat pada krim EEBR 5, 7,5, 10 dengan krim EEBR 2,5 dan blanko. Setelah perawatan di minggu ke-4 terdapat perbedaan yang siginifikan
terlihat pada krim EEBR 10 dengan blanko; krim EEBR 2,5, 5, 7,5 dengan blanko. Hasil statistik dapat dilihat pada Lampiran 18, halaman 91.
Krim yang dapat memberikan efek terbesar dalam mengecilkan pori-pori kulit adalah krim EEBR 10 33,00 menjadi 24,33. Pori-pori dapat membesar
apabila terkena sinar matahari, penumpukkan sel kulit mati kotoran sehingga dapat memicu timbulnya jerawat, adanya karoten sebagai pro-vitamin A dapat
melepaskan sel kulit mati dan merangsang pembentukan sel baru serta dapat menangkap radikal bebas yang merusak kulit, sehingga dapat mengecilkan pori-
pori kulit Muliyawan dan Suriana, 2013.
Gambar 4.3 Grafik hasil pengukuran pori pore pada kulit punggung tangan
relawan kelompok blanko, krim EEBR2,5, 5, 7,5 dan 10 selama 4 minggu.
5 10
15 20
25 30
35 40
1 2
3 4
P o
ri
Waktu minggu
Blanko 2.5
5 7.5
10
Ke cil
Be sa
r
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 4.12 Hasil pengukuran besar pori pore pada kulit punggung tangan
relawan Krim Relawan
Ukuran pori Sebelum
Pemulihan minggu I
II III
IV F1
1 35
34 35
33 33
2 36
36 35
34 34
3 35
35 33
31 31
35,3±0,58 35±1,00
34,3±1,15 32,7±1,53 32,7±1,53
F2 1
33 33
32 31
29 2
35 35
33 32
31 3
34 34
32 31
31 34±0,82
34±1,00 32 ,3±0,58 31,3±0,58
30,3±1,15 F3
1 32
30 31
29 30
2 34
34 33
31 30
3 34
33 31
29 29
33,3±1,15 32,3±2,08 31,7±1,15 29,7±1,15
29,7±0,58 F4
1 34
31 31
29 28
2 34
32 29
30 29
3 35
31 30
29 29
34,3±0,58 31,3±0,58 30±1,00
29,3±0,58 28,7±0,58
F5 1
33 30
30 28
25 2
35 33
31 29
24 3
31 29
27 25
24 33±2,00
30,7±2,08 29,3±2,08 27,3±2,08 24,3±0,58
Keterangan : F1: Dasar krim blanko, F2: krim EEBR 2,5, F3: krim
EEBR5, F4: krim EEBR 7,5, F5: krim EEBR 10. Nilai pengukuran : 0-19 kecil, 20-39 besar, 40-100 sangat besar Aramo,
2012.
4.6.4 Noda Spot
Pengukuran banyaknya noda pada kulit punggung tangan sukarelawan dilakukan dengan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x polarizing lens
sensor jingga. Hasil analisa statistik dari data yang telah diperoleh, sebelum perawatan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan p ≥0,05 antara sediaan krim ekstrak
etanol buah rimbang EEBR dengan blanko. Setelah perawatan di minggu ke-1 sampai minggu ke-4 terdapat perbedaan yang signifikan p
≤0,05 terlihat pada
Universitas Sumatera Utara
48 krim EEBR 5, 7,5 dan 10 dengan 2,5 dan blanko; dan antara krim 2,5
dengan blanko. Hasil statistik dapat dilihat pada Lampiran 18, halaman 94.
Krim yang dapat memberikan efek terbesar dalam mengurangi noda kulit adalah krim EEBR 10 terlihat pada minggu ke-4 26,00 menjadi 20,00. Hal ini
diketahui bahwa semakin banyak kandungan EEBR yang digunakan maka semakin efektif dalam mencegah penggelapan kulit dari paparan sinar matahari.
Semakin lama kulit terpapar sinar matahari, maka pembentukan melanin kulit semakin aktif sehingga dapat menimbulkan bercak-bercak noda coklat pada kulit
Sumaryati, 2012. Berdasarkan Tabel 4.13 dan Gambar 4.4 di bawah ini dapat dilihat bahwa
kondisi awal kulit punggung tangan semua kelompok sukarelawan memiliki beberapa noda di kulit 20 - 39.
Gambar 4.4 Grafik hasil pengukuran banyak noda spot pada kulit punggung
tangan relawan kelompok blanko, krim EEBR2,5, 5, 7,5 dan 10 selama 4 minggu.
5 10
15 20
25 30
35
1 2
3 4
B a
n y
a k
no d
a
Waktu minggu
Blanko 2.5
5 7.5
10
S ed
ik it
Be b
era p
a n
o d
a
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 4.13 Hasil pengukuran noda spot pada kulit punggung tangan relawan
Krim Relawan Total noda
Sebelum Pemulihan minggu
I II
III IV
F1 1
28 28
29 28
28 2
29 29
28 28
28 3
29 29
28 27
27 28,7±0,58 28,7±0,58 28,3±0,58
27,7±0,58 27,7±0,58 F2
1 27
27 27
26 26
2 27
27 26
27 26
3 26
25 25
24 24
26,7±0,58 26,3±1,15 26±1,00 25,7±1,53 25,3±1,15
F3 1
28 26
25 23
21 2
26 25
24 25
22 3
25 25
24 23
22 26,3±1,53 25,3±0,58 24,3±0,58
23,7±1,15 21,7±0,58 F4
1 26
25 24
22 22
2 25
25 22
21 20
3 25
24 24
22 21
25,3±0,58 24,7±0,58 23,3±1,15 21,7±0,58
21±1,00 F5
1 25
24 23
21 20
2 26
25 24
22 20
3 27
24 22
21 20
26±1,00 24,3±0,58 23±1,00
21,3±0,58 20±0,00
Keterangan : F1: Dasar krim blanko, F2: krim EEBR 2,5, F3: krim
EEBR 5, F4: krim EEBR 7,5, F5: krim EEBR 10. Nilai pengukuran : 0-19 sedikit noda, 20-39 beberapa noda, 40-100 banyak
noda Aramo, 2012.
4.6.5 Keriput Wrinkle
Pengukuran kerutan pada kulit punggung tangan sukarelawan dilakukan dengan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 10x sensor biru. Hasil
pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.14 dan Gambar 4.5. Hasil analisa statistik dari data yang telah diperoleh, sebelum perawatan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan p≥0,05 antara krim EEBR dengan blanko. Setelah perawatan di minggu ke-1terdapat perbedaan yang signifikan
p≤0,05 terlihat pada sediaan krim EEBR 10 dengan krim 7,5, 5, 2,5 dan blanko. Setelah perawatan di minggu ke-2 hingga minggu ke-4 terdapat perbedaan
Universitas Sumatera Utara
50 yang signifikan p≤0,05 terlihat pada krim EEBR 10 dengan krim 7,5, 5,
2,5 dan blanko, antara krim 7,5, 5 dengan krim 2,5 dan blanko. Krim yang memberikan efek terbesar adalah krim EEBR 10 19,67 menjadi 12,00.
Hasil statistik dapat dilihat pada Lampiran 18, halaman 97. Senyawa antioksidan buah rimbang mengandung senyawa non fenolik
berupa karotenoid dan asam askorbat Kusuma dan Andarwulan, 2012. Dengan bertambahnya usia, kulit juga mengalami perubahan dalam tingkat elastisitasnya.
Elastisitas kulit ini ditentukan oleh lapisan serabut elastin yang terdapat di lapisan bawah kulit. Keriput atau kerutan merupakan akibat menurunnya jumlah kolagen
pada kulit yang sering terlihat pada bagian dahi dan daerah sekitar mata pada wajah, adanya karoten dapat menetralisir radikal bebas dengan cara melindungi
kulit dari radiasi sinar UV yang dapat menurunkan sintesis kolagen keriput Ardhie, 2011.
Gambar 4.5 Grafik hasil pengukuran banyaknya keriput wrinkle pada kulit
punggung tangan relawan kelompok blanko, krim EEBR 2,5, 5, 7,5 dan 10 selama 4 minggu.
5 10
15 20
25
1 2
3 4
K er
ipu t
Waktu minggu
Blanko 2.5
5 7.5
10
T id
ak b
erk erip
u t
Be rk
erip u
t
Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 4.14 Hasil pengukuran keriput wrinkle pada kulit punggung tangan
relawan Krim Relawan
Keriput Sebelum
Pemulihan minggu I
II III
IV F1
1 21
21 21
21 21
2 22
22 21
22 21
3 21
21 21
20 20
21,3±0,58 21,3±0,58 21±0,00
21±1,00 20,7±0,58
F2 1
21 21
21 20
21 2
20 20
21 19
19 3
20 21
20 19
18 20,3±0,58
20,7±0,58 20,7±0,58 19,3±0,58 19,3±,53
F3 1
20 19
19 17
16 2
19 19
18 16
16 3
21 19
20 18
17 20±1,00
19±0,00 19±1,00
17±1,00 16,3±0,58
F4 1
20 20
17 15
15 2
20 19
17 17
16 3
19 18
18 17
17 19,7±0,58
19±1,00 17,3±0,58 16,3±1,15
16±1,00 F5
1 20
17 16
14 13
2 19
16 15
11 11
3 20
17 15
12 12
19,7±0,58 16,7±0,58 15,3±0,58 12,3±0,00 12±1,00
Keterangan : F1: Dasar krim blanko, F2: krim EEBR 2,5, F3: krim
EEBR 5, F4: krim EEBR 7,5, F5: krim EEBR 10. Nilai pengukuran : 0-19 tidak berkeriput, 20-52 berkeriput, 53-100
berkeriput parah Aramo, 2012.
4.6.6 Kedalaman keriput Wrinkle’s Depth
Kedalaman keriput ini merupakan lanjutan dari pengukuran ada atau tidak adanya keriput, dimana jika hasil pengukuran keriput menunjukkan adanya
keriput maka dapat diteruskan dengan mengukur beberapa kedalaman keriput tersebut. Pemulihan kulit yang paling baik yaitu pada krim ekstrak buah rimbang
7,5 dan 10, karena selisih penurunan angka kedalaman keriput yang terbesar terlihat pada kelompok krim ini. Hasil pengukuran kedalaman keriput semua
kelompok sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan Gambar 4.6.
Universitas Sumatera Utara
52 Hasil analisa statistik dari data yang telah diperoleh, setelah perawatan di
minggu ke- 1 terdapat perbedaan yang signifikan p≤0,05 antara sediaan krim
EEBR 10, 7,5, 5, 2,5 dengan blanko. Setelah minggu ke-2 terdapat perbedaan yang signifikan p≤0,05 terlihat pada krim EEBR 10, 7,5, 5
dengan krim 2,5 dan blanko. Setelah perawatan di minggu ke-3 dan minggu ke- 4 terdapat perbedaan yang signifikan p≤0,05 terlihat pada krim EEBR 10,
7,5, 5 dengan krim 2,5 dan blanko. Hasil statistic dapat dilihat pada Lampiran 18, halaman 100.
Tabel 4.15 Hasil pengukuran kedalaman keriput
wrinkle’s depth pada kulit punggung tangan relawan
Krim Relawan Kedalaman keriput
Sebelum Pemulihan minggu
I II
III IV
F1 1
38 38
38 38
37 2
37 36
37 35
35 3
38 38
37 36
36 37,7±0,58 37,3±1,15 37,3±0,58 36,3±1,53
36±1,00 F2
1 40
40 39
37 36
2 40
40 40
38 36
3 39
38 37
34 34
39,7±0,58 39,3±1,15 38,7±1,53 36,3±2,08 35,3±1,15 F3
1 34
33 32
32 31
2 33
31 32
29 30
3 30
29 28
28 27
32,3±2,08 31±2,00
30,7±2,31 29,7±2,08 29,3±2,08
F4 1
37 35
35 34
31 2
35 35
33 32
30 3
37 36
34 31
29 36,3±1,15
35,3±0,58 34±1,00
32,3±1,53 30±1,00
F5 1
39 35
32 29
28 2
39 38
31 27
26 3
40 37
33 30
27 39,3±1,53
36,7±2,08 33,3±1,00 30,7±2,52 29,3±2,00 Keterangan: F1: Dasar krim blanko, F2: krim EEBR 2,5, F3: krim EEBR
5, F4: krim EEBR 7,5, F5: krim EEBR 10.
Universitas Sumatera Utara
53
Gambar 4.6 Grafik hasil pengukuran kedalaman keriput
wrinkle’s depth pada kulit punggung tangan relawan kelompok blanko, krim EEBR2,5,
5, 7,5 dan 10 selama 4 minggu.
5 10
15 20
25 30
35 40
45
1 2
3 4
K eda
la m
a n
k er
ipu t
Waktu minggu
Blanko 2.5
5 7.5
10
Universitas Sumatera Utara
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
a. Hasil karakterisasi simplisia buah rimbang yang diperoleh
memenuhisyarat yang tertera pada MMI Materia Medika Indonesia jilid IV tahun 1995.
b. Ekstrak buah rimbang dapat diformulasikan ke dalam sediaan krim yang
homogen dengan tipe emulsi minyak dalam air, pH 5,4-5,7, tidak menimbulkan iritasi kulit dan stabil dalam penyimpanan selama 90 hari
dalam suhu kamar. c.
Hasil analisa statistik krim ekstrak buah rimbang dengan blanko memiliki perbedaan yang signifik
an p ≤ 0,05, dimana krim ekstrak buah rimbang mampu memberikan efek sebagai anti-aging dengan
kadar air kulit yang meningkat, kulit semakin halus, pori semakin kecil dan noda, keriput, serta kedalaman keriput berkurang. Efektivitas paling
baik sebagai anti-aging adalah krim EEBR 10 yang mampu meningkatkan kadar air dari 27,67 menjadi 33,33; mengurangi
kekasaran kulit dari 34,33 menjadi 27,67; mengecilkan pori-pori dari 33,00 menjadi 24,33; mengurangi noda dari 26,00 menjadi 20,00;
mengurangi keriput dari 19,67 menjadi 12,00; dan mengurangi kedalaman keriput dari 32,33 menjadi 27,00.
Universitas Sumatera Utara
55
5.2 Saran