Simplisia dan Ekstrak .1 Simplisia

8  Vitamin A Gambar 2.4 Rumus kimia vitamin A 2.1.3 Manfaat rimbang Buah rimbang sering digunakan sebagai obat tradisional, yaitu dapat dimakan langsung dalam kondisi mentah, direbus, atau dibalut langsung pada bagian yang terluka Kusuma dan Andarwulan, 2012. Adanya kandungan komponen-komponen bioaktif tersebut, maka buah rimbang dapat berfungsi sebagai antioksidan, kardiovaskuler, aktivitas agregasi anti-platelet, aktivitas antimikroba, sedatif, digestif, hemostatik, serta aktivitas diuretik Agrawal, et al., 2010. Rimbang juga mampu melancarkan sirkulasi darah, menghilangkan rasa sakit analgetik dan menghilangkan batuk antitusif Rahmat, 2009. Rimbang memiliki aktivitas pembersih superoksida yang tinggi yakni di atas 70. Kandungan kimia yang terdapat pada rimbang mampu bertindak sebagai antioksidan dan dapat melindungi jaringan tubuh dari efek negative radikal bebas. Kemudian, rimbang berfungsi sebagai anti radang karena memiliki senyawa sterol carpesterol Sirait, 2009. 2.2 Simplisia dan Ekstrak 2.2.1 Simplisia Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan, simplisia nabati, simplisia Universitas Sumatera Utara 9 hewani atau simplisia pelican mineral. Simplisia nabati adalah simplisia berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan Depkes, RI., 2000.

2.2.2 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Depkes, RI., 2000. Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat di simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini memudahkan zat berkhasiat dapat diatur dosisnya Anief, 2000. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut cair yang sesuai. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat Depkes, RI., 2000. Menurut Departemen Kesehatan RI 2000, beberapa metode ekstraksi yang sering digunakan dalam berbagai penelitian antara lain yaitu : a. Cara Dingin 1. Maserasi, adalah proses pengekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan Universitas Sumatera Utara 10 prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu terus-menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya. 2. Perkolasi, adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus-menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali. b. Cara Panas 1. Refluks, adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna. 2. Soxhlet, adalah ekstraksi yang menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 3. Digesti, adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40-50 o C. Universitas Sumatera Utara 11 4. Infundasi, adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 o C selama waktu tertentu 15-20 menit. 5. Dekoktasi, adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih air.

2.3 Kulit