Uji Iritasi Terhadap Relawan Hasil Identifikasi Sampel Hasil Ekstraksi Simplisia Buah Rimbang Hasil Karakterisasi dan Skrining .1 Hasil pemeriksaan makroskopik

30 POM., 1985. Dan dengan pengenceran fase, yaitu dengan mengencerkan 0,5 gram sediaan krim dengan 25 ml air dalam beaker gelas, jika sediaan terdispersi secara homogen dalam air maka sediaan termasuk emulsi tipe ma, sedangkan jika sediaan tidak terdispersi secara homogen dalam air maka sediaan termasuk emulsi tipe am.

3.8.3 Pengukuran pH sediaan krim

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral 7,01 dan larutan dapar pH asam 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tisu. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu di timbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar selama 12 minggu.

3.8.4 Pengamatan stabilitas sediaan krim

Masing-masing formula krim dimasukkan ke dalam pot plastik, disimpan pada suhu kamar dan diukur parameter-parameter kestabilan seperti bau, warna, homogenitas dan pH di evaluasi selama penyimpanan 12 minggu dengan pengamatan setiap minggu pada suhu kamar Saad, et al., 2013.

3.9 Uji Iritasi Terhadap Relawan

Percobaan ini dilakukan terhadap 15 orang sukarelawan untuk mengetahui apakah sediaan krim ekstrak buah rimbang konsentrasi 10 dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Universitas Sumatera Utara 31 Cara: Kosmetika dioleskan di belakang telinga, kemudian dibiarkan selama 24 jam dan lihat perubahan yang terjadi pada kulit Wasitaatmadja, 1997. Reaksi iritasi yang diamati yaitu eritema dan edema dengan sistem skor. Eritema: tidak eritema 0, sangat sedikit eritema 1, sedikit eritema 2, eritema sedang 3, eritema sangat parah 4. Edema: tidak edema 0, sangat sedikit edema 1, sedikit edema 2, edema sedang 3, edema sangat parah 4 Barel, dkk., 2009.

3.10 Pengujian Efektivitas Anti-aging Terhadap Relawan

Semua relawan diukur terlebih dahulu kondisi awal kulit punggung tangan atau pada area uji yang telah ditandai dengan berbagai pameter uji, seperti: kadar air moisture, kehalusan evenness, besar pori pore, banyaknya noda spot, keriput wrinkle dan kedalaman keriput wrinkle’s depth dengan menggunakan alat skin analyzer dan moisture checker. Pemakaian krim mulai dilakukan dengan pengolesan hingga merata setiap dua kali sehari yaitu pada malam dan pagi hari setiap hari selama 4 minggu pada daerah punggung tangan relawan. Perubahan kondisi kulit diukur setiap minggu selama 4 minggu dengan menggunakan alat skin analyzer dan moisture checker. Pengujian efektivitas anti-aging dilakukan terhadap relawan sebanyak 15 orang dan dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu: a. Kelompok I : 3 orang relawan diberi krim blanko. b. Kelompok II : 3 orang relawan diberi krim ekstrak etanol buah rimbang 2,5. c. Kelompok III : 3 orang relawan diberi krim ekstrak etanol buah rimbang 5. d. Kelompok IV : 3 orang relawan diberi krim ekstrak etanol buah rimbang 7,5. e. Kelompok V : 3 orang relawan diberi krim ekstrak etanol buah rimbang 10. Universitas Sumatera Utara 32 Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Smirnov 17. Data dianalisis menggunakan metode One Way ANAVA untuk menentukan perbedaan rata-rata diantara kelompok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan menggunakan uji Post HocTukey HSD untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Universitas Sumatera Utara 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor. Hasilnya menunjukkan sampel yang digunakan adalah benar buah rimbang Solanum torvum Sw.. Terlihat pada Lampiran 1, halaman 59.

4.2 Hasil Ekstraksi Simplisia Buah Rimbang

Hasil ekstraksi dari 500 g serbuk simplisia buah rimbang dengan menggunakan pelarut etanol 80, kemudian diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu ±50°C lalu dipekatkan menggunakan freeze dryer -40°C sampai diperoleh berupa ekstrak kental sebanyak 68,75 g. Gambar ekstrak buah rimbang dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 61. 4.3 Hasil Karakterisasi dan Skrining 4.3.1 Hasil pemeriksaan makroskopik Hasil karakterisasi makroskopik dari buah rimbang adalah buah berbentuk bundar, warna hijau, kulit buah pipih, liat seperti kulit. Dibagian dalam terdapat banyak biji, bentuk pipih, membundar telur. Gambar makroskopik simplisia buah rimbang dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 60.

4.3.2 Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia

Karakteristik serbuk simplisia buah rimbang yang diperoleh, dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini, dimana hasil perhitungan karakterisasi dapat dilihat pada Lampiran 8-12, halaman 66-70. Universitas Sumatera Utara 34 Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia buah rimbang No. Parameter Hasil Pemeriksaan Persyaratan MMI 1. Kadar air 3,9 - 2. Kadar sari larut air 12,87 ≥ 6 3. Kadar sari larut etanol 16,4 ≥ 3 4. Kadar abu total 5,1 ≤ 6 5. Kadar abu tidak larut asam 0,43 ≤ 0,5 Berdasarkan hasil pada Tabel 4.1 di atas, parameter dari serbuk simplisia buah rimbang memenuhi persyaratan dari buku Materia Medika Indonesia jilid IV tahun 1995 yaitu penetapan kadar sari larut air tidak kurang dari 6, kadar sari larut etanol tidak kurang dari 3, kadar abu total tidak lebih dari 6, kadar abu tidak larut asam tidak lebih dari 0,5. Penetapan kadar air bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan simplisia Depkes, RI., 2000. Penetapan kadar sari larut air untuk mengetahui kadar sari yang larut dalam air polar. Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam air adalah glikosida, gula, gom dan zat warna. Penetapan kadar sari larut etanol untuk mengetahui kadar sari yang larut dalam etanol, baik polar maupun non polar. Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam etanol adalah glikosida, antrakuinon, steroid terikat, dan dalam jumlah sedikit yang larut yaitu lemak dan saponin Depkes, RI., 1986. Penetapan kadar abu total untuk mengetahui kadar zat anorganik yang terdapat pada simplisia, sedangkan penetapan kadar abu tidak larut asam untuk mengetahui kadar zat anorganik yang tidak larut dalam asam. Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam dilakukan untuk mengevaluasi simplisia terhadap kontaminasi bahan-bahan yang mengandung silika, logam-logam seperti Pb Depkes, RI., 1978. Universitas Sumatera Utara 35 4.3.3 Hasil pemeriksaan skrining serbuk simplisia Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia buah rimbang No. Golongan senyawa Hasil 1. Alkaloid + 2. Glikosida + 3. Saponin + 4. Flavonoid + 5. Antrakuinon + 6. Tanin + 7. SteroidTriterpenoida + Keterangan: + = Positif, - = Negatif Berdasarkan hasil pemeriksaan skrining fitokimia dari simplisia buah rimbang menunjukkan hasil yaitu memiliki kandungan senyawa kimia golongan alkaloid, glikosida, saponin, flavonoid, antrakuinon, tanin, dan steroidatriterpenoida. 4.4 Hasil Pemeriksaan Terhadap Sediaan Krim 4.4.1 Pemeriksaan homogenitas sediaan krim