Tabel 5.7. Distribusi Sampel Vertigo
Tinnitus n
Ya 3
7.1 Tidak
39 92.9
Total 42
100
Keterangan: n= frekuensi; = persentasi Dapat diketahui dari tabel 5.7. bahwa sebanyak 3 orang7.3 mengalami
vertigorasa hilang keseimbangan dan sebanyak 38 orang92.7 tidak mengalami vertigo.
Tabel 5.8. Distribusi Sampel Nyeri Telinga
Nyeri Telinga n
Ya 15
35.7 Tidak
27 64.3
Total 42
100
Keterangan: n= frekuensi; = persentasi Dapat diketahui dari tabel 5.8. bahwa sebanyak 15 orang35.7
mengalami nyeri telinga dan sebanyak 27 orang64.3 tidak mengalami nyeri telinga.
Tabel 5.9. Distribusi Sampel Treatment
Treatment n
Timpanomastoidektomi 35
83.3 Insisi Abses
Retroaurikular 1
2.4
Timpanoplasty 2
4.8 Burrhol aspirasi
3 7.1
Observasi 1
2.4 Total
42 100
Keterangan: n= frekuensi; = persentasi Dapat diketahui dari tabel 5.9. sampel terbanyak pada pasien yg
mengalami timpanomastoidektomi sebanyak 35 orang 83.3 dan paling sedikit dari kelompok yang mengalami insisi abses retroaurikular dan observasi
sebanyak 1 orang 2.4.
Tabel 5.10. Distribusi Status Penderita
Pembayaran n
Umum 6
14.3 Asuransi Negeri
30 71.4
SKTM 6
14.3 Total
42 100
Keterangan: n= frekuensi; = persentasi Dapat diketahui dari tabel 5.10. sampel terbanyak dari kelompok
pembayaran menggunakan Asuransi Negeri yaitu sebanyak 30 pasien 71.4. 22
5.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi pasien Otitis Media Supuratif Kronis pada anak di RSUP Haji Adam Malik dari tanggal 1 Januari
2012 ke 31 Desember 2014. Data penelitian ini diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis pasien. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling. Berdasarkan Tabel 5.1 pada penelitian ini jumlah penderita Otitis Media
Supuratif Kronis pada Anak yang termasuk kriteria inklusi dan eksklusi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012 – 2014 sebanyak 42 penderita. Jenis
kelamin yang terbanyak adalah laki-laki 57.1 dan perempuan sebanyak 42.9. Hal ini sesuai dengan lasisi et al2007 terhadap 189 anak-anak berusia
hingga 14 tahun dengan OMSK mendapat laki-laki sebanyak 60. Menurut Farida et al 2006, dengan hasil penelitian yang dilakukan di RS Sardjito
Yogyakarta selama 2 tahun, jenis kelamin yang terbanyak menderita OMSK adalah laki-laki sebesar 62.1.
Berdasarkan Tabel 5.2 penderita OMSK pada Anak yang paling banyak di temukan pada kelompok usia 11 – 15 tahun40.5. Menurut balqhis 2010
penderita OMSK pada anak terbanyak pada kelompok umur 0-5 tahun yaitu 46 dan diikuti 11-14 tahun sebanyak 34. Tingginya insidensi OMSK pada
dewasa muda disebabkan oleh anatomi tuba eustachius yang relatif pendek dan lurus, status ekonomi yang rendah, hygiene dan perilaku sehat yang kurang baik,
status imun yang rendah, tinggal di pemukiman yang padat, dan terpaparnya anak- anak oleh asap Smith-Vaughan Heidi et al 2009.
Berdasarkan Tabel 5.3 terlihat bahwa penderita OMSK pada Anak paling tinggi pada SMP dan SMA 76.2. Menurut Ramalingan KK, 1993, tingkat
pendidikan penderita otitis media supuratif kronik terbanyak adalah tamat SLTP sebanyak 69.2 dari hasil penelitian yang dilakukan di RS Sardjito Yogyakarta.
Selain itu, kebanyakan penderita OMSK mempunyai tingkat pendidikan yang rendah dan sudah terbukti dalam banyak penelitian Muliaris 2002.
Berdasarkan Tabel 5.4 didapati bahwa tipe penyakit yang lebih banyak diderita oleh penderita otitis media supuratif kronis adalah tipe maligna sebanyak
23
66.7 sedangkan tipe benigna sebanyak 33.3. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di RS Dr. Soetomo Surabaya selama 2 tahun, dimana
tipe penyakit yang lebih banyak diderita oleh penderita OMSK adalah tipe maligna sebanyak 71.6 Suharthina 2002. Hal ini tidak sesuai dengan Wijaya
2012 di mana rendahnya tingkat kejadian OMSK dengan tipe maligna disebabkan oleh tingginya tingkat kesadaran pasien OMSK dengan tipe benigna
untuk mencari pengobatan awal, sehingga mengurangi angka terjadinya komplikasi.
Besdasarkan Tabel 5.5, Tabel 5.6, Tabel 5.7 dan Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa gejala klinis yang terbanyak yaitu telinga berair. Menurut Riska dan Rony
2010 juga didapatkan keluhan telinga berair 98.3. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nora Balqhis 2011 didapati keluhan telinga
berair sebanyak 70.9. Gejala klinis penderita OMSK berbeda-beda dan mengalami lebih dari satu gejala klinis yaitu telinga berair, nyeri telinga,
gangguan pendengaran, vertigo dan tinnitus Nursiah 2003. Berdasarkan treatment yang dilakukan pada pasien yang terbanyak adalah
Timpanomastoidektomi yaitu sebanyak 83.3. Prinsip terapi untuk OMSK tipe bahaya maligna adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi apabila terdapat
OMSK bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti dan tetap diberikan terapi konservatif dengan
medikamentosasebelum dilakukan pembedahan Djaafar et al 2007. Berdasarkan Status Penderita penderita OMSK didapati yang terbanyak
menggunakan Asuransi Negeri 71.4. Hal tersebut sesuai dengan status ekonomi yang rendah pada pasien tersebut. OMSK merupakan penyakit infeksi
yang secara umum berhubungan dengan status sosio-ekonomi rendah yang juga berkaitan erat dengan kondisi malnutrisi, kepadatan tempat tinggal, tingkat
kesehatan dibawah standar, infeksi saluran nafas atas berulang dan kurangnya sarana kesehatan yang memadai Adoga et al 2010.
24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Prevalensi Otitis Media Supuratif Kronis pada Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2012-2014 diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: 1.
Jumlah penderita Otitis Media Supuratif Kronis pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode 2012-2014 sebanyak 42
orang. 2.
Jika penderita Otitis Media Supuratif Kronis pada Anak di RSUP Haji Adam Malik dikelompokkan menurut usia, didapati bahwa kelompok usia
terbanyak adalah pada usia 11-15 tahun sebanyak 40.5. 3.
Berdasarkan tipe penyakit yang diderita oleh penderita otitis media supuratif kronis yang paling banyak diderita oleh pasien adalah tipe
maligna sebanyak 66.7 dan benigna sebanyak 33.3. 25
6.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh Penulis dalam Karya Ilmiah ini adalah: 1.
Diharapkan kepada masyarakat umum jika mengalami adanya telinga berairottorhea untuk segera memeriksakan diri untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya. 26