BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
OMSK merupakan salah satu penyakit pusat rujukan paling banyak yang diterima rumah sakit pendidikan di Negara berkembang, contohnya Indonesia.
Prevalensi dari penyakit ini pun cenderung meningkat setiap tahunnya. Prevalensi OMSK sering terjadi pada usia produktif, sehingga berdampak terhadap
penurunan kualitas hidup. Tingkat ekonomi dan pengetahuan pasien terhadap penyakit OMSK juga memegang peranan penting dalam keberhasilan pengobatan
OMSK tersebut. Mayoritas pasien 77,6 berasal dari status ekonomi rendah. 94 pasien
tidak mengetahui perbedaan OMSK benign dan maligna. 44,7 mengatakan bahwa OMSK dapat disembuhkan dengan operasi. Hanya 4,7 yang mengetahui
bahwa OMSK dapat menyebar ke otak. 11,9 mengatakan dapat menyebabkan vertigo. 38,8 memilih berobat sendiri, dan tidak ada satupun yang mengetahui
bahwa OMSK dapat menyebabkan facial nerve palsy sebagai komplikasinya Res 2014.
Survei prevalensi di seluruh dunia, menunjukkan beban dunia akibat OMSK melibatkan 65-330 juta penderita dengan telinga berair, 60 diantaranya
39-200 juta mengalami gangguan pendengaran yang signifikan. Ini menjadi masalah penting untuk mengatasi ketulian yang kini menimpa negara
berkembang, diperkirakan 28.000 mengalami kematian dan 2 juta mengalami kecacatan; 94 terdapat di negara berkembang WHO 2004.
Di Indonesia menurut Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran, Depkes tahun 1993 -1996 prevalensi OMSK adalah 3,1 populasi.
Usia terbanyak penderita infeksi telinga tengah adalah usia 7 -18 tahun, dan penyakit telinga tengah terbanyak adalah OMSK Boesoirie, Lasminingrum
2007. 1
Data poliklinik THT FK USU RS.H. Adam Malik Medan, kunjungan panderita OMSK cukup tinggi yaitu pada bulan januari sampai desember 2008,
sebanyak 208 penderita yang terdiri dari laki-laki 106 orang 50,96, dan kelompok umur terbanyak pada usia 11-30 tahun dengan jumlah 86 orang
41,36 dan kelompok umur 1-10 tahun sebanyak 40 orang 19,23 Aboet 2007.
Otitis media supuratif kronik merupakan suatu infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari
telinga lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul Helmi, Restuti, 2007. Jenis otitis media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu
OMSK tipe benigna dan OMSK tipe maligna Helmi 2001. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di RSUP Haji
Adam Malik pada tahun 2012 – 2014.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Berapakah prevalensi penderita Otitis Media Supuratif KronisOMSK
pada anak tahun di RSUP H Adam Malik pada tahun 2012 – 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui prevalensi penderita Otitis Media Supuratif Kronis pada Anak 0 – 18 tahun di RSUP H Adam Malik pada tahun 2012 – 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah penderita Otitis Media Supuratif Kronis pada anak 0 –
18 tahun yang berobat di RSUP H Adam Malik pada tahun 2012 – 2014. 2.
Mengetahui kelompok usia pada penderita Otitis Media Supuratif Kronis 3.
Mengetahui prevalensi penderita OMSK tipe maligna dan benigna di RSUP H Adam Malik periode tahun 2012 – 2014.
2