e. Pengukuran involuntary behavior pengukuran terselubung
1. Pengukuran dapat dilakukan jika memang diinginkan atau dapat
dilakukan oleh responden. 2.
Dalam banyak situasi, akurasi pengukuran sikap diperoleh oleh kerelaan responden
3. Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-
reaksi fisiologis yang terjadi tanpa disadari dilakukan oleh individu yang bersangkutan.
4. Observer dapat menginterprestasikan sikap individu mulai dari fasial
reaction, voice tones, body gesture, keringat, dilatasi pupil mata, detak jantung dan beberapa aspek fisiologis lainnya.
2.3.9. Organisasi sikap
Teori Balance dan teori konsisten lainnya berasumsi bahwa seseorang akan cenderung mencari struktur evaluatif yang sederhana dengan yang dievaluasi
oleh orang lain dan objek-objek dipandang sebagai hal yang berhubungan satu dengan lainnya.
Keseimbangan bukannya satu-satunya prinsip yang mempengaruhi persepsi seseorang mengenai hubungan antar elemen dalam struktur sikap. Prinsip
lain yang juga penting antara lain adalah preferensi untuk menilai positif, hubungan, dan adanya kepercayaan tentang script situasional yang relevan, atau
serangkaian aturan implikasi yang sederhana dan hipotesis kausal. Penelitian mengenai kompleksitas kognitif menekankan pada perbedaan
individual dalam toleransi seseorang terhadap ambiguitas dan kebutuhan nyata untuk mengatasi inkonsistensi. Semakin kompleks kognitifnya individu akan
Universitas Sumatera Utara
semakin mencari informasi yang inkonsisten bila ambiguitas dalam suatu situasi dibawah level yang paling disukainya Wawan dan Dewi, 2010
2.3.10. Pandangan tiga komponen tentang sikap
Telah banyak penelitian menunjukkan bahwa antara sikap dan perilaku itu tidak berkorelasi maka tidak menunjukkan arah yang hubungan kausalitas.
Sebagai penyebabnya karena sikap itu memiliki tiga komponen. Menurut pandangan ini, Rosenberg dan Hovland, 1960 sikap itu merupakan predisposisi
untuk merespon sejumlah stimulus dengan sejumlah tertentu. Ketiga respon tersebut antara lain afektif perasaan evaluatif dan preferensi, kognitif opini dan
belief dan behavioral atau konasi over acion dan pernyataan tentang kecenderungan.
Dari gambar diatas tampak bahwa konsep sikap lebih dipandang sebagai intervening variabel variabel antara antara stimulus yang dapat diobservasi
dengan respon yang terobservasi. Sikap menurut pandangan ini bukankan konstruk yang menggambarkan hubungan antara stimulus-repon. Sikap bukan
pula merupakan interprestasi individu tentang stimulus yang dialami. Sikap lebih dipandang sebagai situasi yang ambigius dalam ikatan antara akibat effect dan
penyebab cause dari suatu peristiwa yang observable. Bagian yang paling ambigius dalam diagram itu adalah tanda panah antara sikap dengan tiga
unsurnya. Karena dalam diagram itu sikap dapat menyebabkan afektif, kognitif, dan konasi tertentu. Dan antara ketiganya dipisahkan satu per satu.
Universitas Sumatera Utara
2.3.11. Faktor-faktor perubah sikap Perubahan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :