Gangguan kesehatan yang mungkin dialami wanita menopause

k. Stress Seperti halnya cemas mempengaruhi menopause, stress juga merupakan salah satu faktor yang bisa menentukan kapan wanita akan mengalami menopause. Jika seseorang sering merasa stress maka sama halnya dengan cemas, wanita tersebut akan lebih cepat mengalami menopause Mulyani, 2013

2.1.6. Gangguan kesehatan yang mungkin dialami wanita menopause

Ada beberapa jenis gangguan kesehatan yang mungkin akan dialami wanita setelah memasuki atau berlangsungnya masa menopause adalah : 1. Osteoporosis Osteoporosis merupakan suatu gangguan kesehatan yang ditandai dengan berkurangnya masa kepadatan tulang dan kelainan mikro-arsitektur, yang berakibat pada pengeroposan tulang. Osteoporosis banyak dialami oleh mereka yang berusia lanjut. Masa kepadatan tulang sangat dipengaruhi oleh kalsium, Karena 98 tubuh memiliki kalsium yang banyak tersimpan dalam tulang. Kalsium yang memiliki penan penting adalah kalsium ion yang dipengaruhi oleh 3 hormon, yakni hormon paratiroid, 1,25 dihidroksi vitamin D dan kalsitonin. Ada sekitar 80 penderita osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita yang berhenti masa menstruasinya amenorche meskipun usianya masih terbilang muda, hal ini dikarenakan kerapuhan tulang akibat dari hormon estrogen yang semakin rendah, dan juga dapat dipengaruhi masa diet yang tidak cukup baik dalam memenuhi nutria dan kalsium yang cukup. Pada masa menopause terjadi peningkatan kadar FSH diatas 30 IUml dan penurunan kadar hormon estrogen kurang dari 40 pgml. estrogen akan berikatan dengan reseptor estrogen pada osteoblast yang secara langsung memodulasi Universitas Sumatera Utara aktivitas osteblastik dan secara tidak langsung mengatur pembentukan osteoklast yang mempunyai tujuan menghambat resorpsi tulang. Hormon estrogen berperan dalam pembentukan tulang, remodelling tulang yang mempertahankan kerja osteoblast formasi tulang dan osteoklast penyerapan tulang. Penyakit ini menyerang wanita pada usia 45-65 tahun. Yang sangat mengkhawatirkan penderita baru menyadari setelah terjadi komplikasi penyakit atau tidak sengaja pada saat pemeriksaan penyakit lain. American Society for Reproductive Medicine menyebutkan bahwa wanita diatas 50 tahun terdapat 13-18 mengalami osteoporosisi, sedangkan osteopenia sekitar 37-50. Keduanya akan mengakibatkan kemungkinan menjadi fraktur sebesar 15-20. Patah tulang pangkat paha akibat osteoporosis diperkirakan meningkat setiap tahun 6,26 juta sampai 2050. Di Amerika terdapat 24 juta wanita mengalami osteoporosis memerlukan pengebotan, 80 nya adalah wanita. 10 juta sudah jelas mengalami osteoporosis, dan 14 juta mengalami massa tulang yang rendah dan merupakan resiko tinggi untuk terjadinya osteoporosis berat. Dari yang menderita osteoporosis kurang lebih 1,5 juta mengalami patah tulang dan diperkirakan 37.000 orang meninggal tiap tahunnya yang disebabkan oleh komplikasi. Menurut WHO pada tahun 2030 jumlah wanita pada usia 50 tahun atau lebih diperkirakan mencapai 1,2 milyar. Osteoporosis meningkat seiring dengan semakin lamanya menopause. Osteoporosis dibagi menjadi 2 yaitu primer dan sekunder. Osteoporosis primer yaitu terdari dari osteoporosis akibat menopause dan osteoporosis senilis usia tua. Gambaran klinis bagi wanita yang mengalami osteoporosis dapat berupa rasa nyeri pada tulang belang akibat terjadinya Universitas Sumatera Utara mikrofraktur pada ruas tulang belakang. Tulang makin membungkuk akibat adanya fraktur kompresi multiple pada beberapa ruas tulang belakang. 2. Penyakit jantung Pada umumnya yang paling banyak ditemukan adalah apabila seorang wanita telah memasuki masa menopause dan mengalami osteoporosis memiliki kemungkinan terserang penyakit jantung, hal ini dikarenakan kadar estrogen meningkatkan tekanan darah dan berat badan yang mengakibatkan pembuluh darah yang mengalir kejantung tidak bekerja dengan baik. Penurunan hormon estrogen mengakibatkan meningkatkan kadar kolestrol LDL kolestrol jahat dan menurunnyan kadar kolestrol HDL kolestrol baik. Ketidakberadaan hormon estrogen membuat produksi NO nitric oxide menurun dan NO itu sendiri berperan dalam vasodilatasi arterial dan pencegahan adhesi dari makrofag dan trombosit kedinding arteri. 3. Resiko kanker payudara Salah satu faktor terjadinya kanker payudara adalah peningkatan lemak dalam tubuh. Lemak yang ada awalnya berkonsentrasi dipunggul dan paha akan naik kepinggang dan perut. Banyak wanita yang mengalami penambahan berat badan selama masa transisi dari masa premenopause menuju masa menopause. Mengendalikan berat badan sangatlah sangatlah penting karena dengan kenaikan berat badan pada masa transisi premenopause ke masa menopause ternyata terkait erat dengan peningkatan resiko kanker payudara. Dalam American Medical Assosiation, wanita yang mengalami penambahan berat badan 10 kg atau lebih akan meningkatkan resiko kanker payudara 18. Sementara, wanita mengalami kenaikan berat badan 27 kg sejak umur 18 tahun sampai masa pre- Universitas Sumatera Utara menopause meningkatkan resiko kanker payudara hingga 45. Menurunkan berat badan terbukti dapat membantu mengurangi resiko kanker payudara. Penurunan berat badan setidaknya 10 kg pada masa premenopause akan mengurangi resiko kanker payudara sekitar 16. Sementara penurunan lebih kurang 10 kg berat badan setelah menopause akan mengurangi resiko kanker payudara sehingga 23. Jika berat badan edial dapat dipertahankan pasca menopause, resiko akan berkurang hingga 57. 4. Kanker leher rahim serviks Setengah dari kejadian serviks terjadi pada wanita diantara 35-55 tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada tahapan usia premenopause karena terjadi penurunan hormon estrogen yang berfungsi mempertahankan fungsi tubuh. Sehingga tubuh tidak dapat menghalangi virus maupun mikroba yang dapat menyebabkan penyakit. 5. Kanker rahim Kanker rahim adalah tumor ganas pada endometrium lapisan rahim. Kanker rahim biasanya terjadi setelah masa premenopause, paling sering meyerang wanita berumur 50-60 tahun. Kanker bisa menyebar mentastase secara lokal maupun keberbagai bagian tubuh misalnya kanalis servikalis, tuba falopi, ovarium, daerah disekitar rahim, system getah bening atau kebagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah. Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko kanker rahim yaitu antara lain : a. Usia kanker rahim terutama menyerang wanita berusia 50 tahun ke atas b. Hyperplasia endometrium Universitas Sumatera Utara c. Terapi sulih hormon TSH TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala premenopause, mencegah osteoporosis dan mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke. Wanita yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker rahim. Penggunaan estrogen dosis tinggi dan jangka panjang akan meningkat resiko. Sedangkan yang mengkonsumsi estrogen dan progesteron akan melindungi rahim. d. Obesitas Tubuh akan membuat sebagian estrogen didalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk mempunyai kadar hormon estrogen yang lebih tinggi dari kadar estrogen yang normal. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita menopause dengan obesitas. e. Diabetes f. Hipertensi tekanan darah tinggi g. Tamoksifen Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobati kanker payudara mempunyai resiko yang lebih tinggi. Resiko ini berhubungan dengan efek tamoksifen yang mirip dengan estrogen terhadap rahim. Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih besar dari resiko terjadinya kanker lainnya, akan tetapi setiap wanita memberikan reaksi yang berlainan. h. Menarche menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun Universitas Sumatera Utara i. Menopause setelah usia 52 tahun j. Tidak memiliki anak k. Kemandulan l. Polip endometrium m. Penyakit ovarium polikista Berikut adalah persentase gejala atau tanda umum yang sering dialami oleh wanita yaitu : NO Keluhan klimekterik menopause pada wanita usia 45-54 tahun Persentase Kejadian 1. Mudah tersinggung, takut, gelisah, mudah marah 90 2. Gejolak panas hot flushes 70 3. Depresi 70 4. Sakit kepala 70 5. Cepat lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga 65 6. Berat badan bertambah 60 7. Nyeri tulang dan otot 50 8. Gangguan tidur 50 9. Obstipasi 40 10. Jantung berdebar-debar 40 11. Gangguan libido 30 12. Kesemutan 25 13. Mata berkunang-kunang 20 Mulayani, 2013 Universitas Sumatera Utara 2.2. Konsep Pengetahuan 2.2.1. Defenisi pengetahuan

Dokumen yang terkait

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Pramenopause Terhadap Perubahan pada Masa Menopause di Kelurahan Tegal Sari, Kec. Medan denai Tahun 2010

6 161 71

Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

1 7 67

Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

0 0 11

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Pramenopause Dalam Mengahadapi Perubahan pada Masa Menopause di Kec. Galang Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 8

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Pramenopause Dalam Mengahadapi Perubahan pada Masa Menopause di Kec. Galang Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Pramenopause Dalam Mengahadapi Perubahan pada Masa Menopause di Kec. Galang Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 6

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Pramenopause Dalam Mengahadapi Perubahan pada Masa Menopause di Kec. Galang Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 51

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Pramenopause Dalam Mengahadapi Perubahan pada Masa Menopause di Kec. Galang Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Pramenopause Dalam Mengahadapi Perubahan pada Masa Menopause di Kec. Galang Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 18