Diagnosis Banding Asma Penatalaksanaan Asma

karena atopi, rangsangan non-spesifik kronis, yaitu reaksi imun fase lambat akibat allergen pada sel mast menciptakan hiperreaktivitas jalan napas non-spesifik yang lama, yang dapat menghasilkan bronkospasme tanpa adanya faktor ekstrinsik yang dapat diketahui. Agen virus adalah pemicu infeksi asma yang paling penting. Pada umur muda awal virus sinsial respiratorik respriratory syncytial = RSV dan virus parainfluenza adalah yang palin sering terlibat. Infeksi virus influenza diduga berperan penting pada umur yang semakin tua. Agen virus dapat bekerja mencetuskan asma melalui rangsangan reseptor aferens vagus dari system kolinergik di jalan napas. Respons IgE terhadap RSV dapat terjadi pada bayi dan anak yang mengakibatkan RSV, tetapi tidak terjadi pada mereka yang penyakit RSV pernapasannya tidak terkait dengan mengi. Mengi dengan infeksi RSV dapat mengungkapkan kecenderungan terhadap asma. Mukosa saluran cerna bayi menunjukkan kemampuan serap yang tinggi terhadap molekul besar seperti protein utuh misalnya protein susu sapi. Pada bayi yang memiliki risiko tinggi alergi, maka masuknya molekul besar ini menjadi proses pengenalan pertama dari alergen molekul penyebab reaksi alergi. Paparan molekul yang sama selanjutnya akan menyebabkan timbulnya gejala penyakit alergi seperti gejala saluran cerna, eksema dan asma. Pada beberapa penelitian memperlihatkan pemberian ASI eksklusif selama 4-6 bulan berhubungan dengan rendahnya kejadian penyakit alergi. Penelitian yang dilakukan di Australia pada 2187 anak selama 6 tahun menyimpulkan bahwa risiko terjadinya asma berkurang pada bayi yang mendapat ASI eksklusif.Zakiudin Munasir dan Nia Kurniati,2013. Oleh karena itu, diduga ada hubungan antara pemberia ASI Eksklusif dengan terjadinya penyakit Asma.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang sangat seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 – 6 bulan Khairuniyah, 2004. Air Susu Ibu ASI Eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa makanan atau minuman lain, kecuali obat, vitamin, dan mineral.DEPKES RI, 2008. Menurut data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013, angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi berumur 6 bulan hanya mencapai angka 30,2 Prevalensi pemberian ASI Eksklusif di Indonesia data dari Sentra Laktasi Indonesia mencatat bahwa berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2007-2010 hanya 48 ibu yang memberikan ASI ekslkusif kepada anaknya. Prevalensi pemberian ASI Eksklusif di Indonesia tahun 2011 hanya 31 bayi yang mendapat ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Penyebab rendahnya prevalensi ini disebabkan oleh belum semua Rumah Sakit menerapkan 10 LMKM Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui, belum semua bayi mendapatkan IMD Inisiasi Menyusui Dini. Jumlah penyuluh ASI masih sedikit 2.921 penyuluh dari target 9.323 penyuluh sedangkan promosi susu formula sangat gencar dilakukanRosida Ginting, 2013. Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu aktivitas bahkan kegiatan harian. Produktivitas menurun akibat tidak hadir kerja atau sekolah, dan dapat menimbulkan disability kecacatan, sehingga menambah penurunan produktivitas serta menurunkan kualitas hidup PDPI, 2003. Prevalensi terjadinya asma di Indonesia tahun 2013 sebanyak 4,5 orang terkena asma hal ini didapati dengan cara wawancara semua umur berdasarkan gejala. Prevalensi pada anak 1-4 tahun sebesar 5,3 dari angka asma di Indonesia RISKESDAS, 2013. Penelitian di Negara berkembang mendapati bayi yang diberikan susu formula mengalami 3 kali lebih sering gangguan pernafasan daripada bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan atau lebih. Para peneliti di Australia sudah melakukan penelitian terhadap 2602 anak-anak untuk melihat peningkatan resiko asma dan gangguan pernafasan pada usia 6 tahun pertama, dan hasil nya adalah anak-anak yang tidak mendapat ASI 40 beresiko terkena asma dan gangguan pernafasan daripada anak-anak yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan atau lebih. WH Oddy, JK Peat, NH de Klerk.2002 Pada penelitian Kull dkk tahun 2002 menunjukan pemberian ASI selama 4 bulan lebih mengurangi resiko anak terkena asma dan mengi.Teuku Zulfikar, Faisal Yunus, Wiwien Heru Wiyono.2008. 1.2. Rumusan Masalah Prevalensi asma di Indonesia terus menerus meningkat. Beberapa penelitian menunjukan ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan terjadinya asma. Bayi yang mengonsumsi ASI selama 4 bulan atau lebih dapat menurukan faktor resiko diterkena asma. Namun di beberapa penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada angka kejadian asma. Dengan demikian, masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan terjadinya asma?