7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Mobilisasi Dini 2.1.1 Pengertian Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakukan sedini mungkin di tempat tidur dengan melatih bagian-bagian tubuh untuk peregangan atau belajar
berjalan Soelaiman, 2000. Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Menurut Carpenito 2000, mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari kedua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi
dini adalah upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan
kaki tungkai bawah sesegera mungkin biasanya dalam waktu 6 jam Gallagher, 2004.
2.1.2 Rentang Gerak dalam Mobilisasi
Menurut Carpenito,2000 mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu : a. Rentang Gerak Pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
Universitas Sumatera Utara
8
b. Rentang Gerak Aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
c. Rentang Gerak Fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan.
2.1.3 Manfaat Mobilisasi
Manfaat mobilisasi bagi ibu pasca seksio sesarea adalah : Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan
bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan
demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
Dengan bergerak akan merangsang peritaltik usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat
pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat.
Mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normallancar sehingga resiko terjadinya thrombosis dan
tromboemboli dapat dihindari. Menurut Gallagher, 2004 walaupun pada tahap awal pasca persalinan ibu tidak ingin bangkit dari tempat tidur, tetapi
Universitas Sumatera Utara
9
kembali bergerak sangat disarankan bagi para ibu pasca seksio sesarea. Operasi dan anastesi menyebabkan pneumonia sehingga sangat penting untuk
mobilisasi. Mobilisasi dapat meningkatkan fungsi paru-paru semangkin dalam nafas
yang ditarik, semangkin meningkat sirkulasi darah. Hal tersebut memperkecil resiko pembentukan gumpalan darah, meningkatkan fungsi pencernaan dan
menolong saluran pencernaan agar mulai bekerja lagi. Dalam 6-8 jam tenaga medis akan menolong ibu untuk melakukan mobilisasi seperti duduk ditempat
tidur, duduk di bagian samping tempat tidur, dan mulai berjalan jarak pendek, Semangkin cepat ibu bisa bergerak kembali proses menyusui dan merawat
anak juga semangkin mudah.
2.1.4 Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi