9
kembali bergerak sangat disarankan bagi para ibu pasca seksio sesarea. Operasi dan anastesi menyebabkan pneumonia sehingga sangat penting untuk
mobilisasi. Mobilisasi dapat meningkatkan fungsi paru-paru semangkin dalam nafas
yang ditarik, semangkin meningkat sirkulasi darah. Hal tersebut memperkecil resiko pembentukan gumpalan darah, meningkatkan fungsi pencernaan dan
menolong saluran pencernaan agar mulai bekerja lagi. Dalam 6-8 jam tenaga medis akan menolong ibu untuk melakukan mobilisasi seperti duduk ditempat
tidur, duduk di bagian samping tempat tidur, dan mulai berjalan jarak pendek, Semangkin cepat ibu bisa bergerak kembali proses menyusui dan merawat
anak juga semangkin mudah.
2.1.4 Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi
Peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan
salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh. Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan
baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh
darah yang terbuka. Involusi uterus yang tidak baik, Tidak dilakukan mobilisasi secara dini
akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus. Menurut Fundamental,2006
Seorang ibu jika tidak melakukan mobilisasi dapat mengganggu fungsi metabolik normal, yaitu: laju metabolik, metabolisme karbahidrat, lemak
Universitas Sumatera Utara
10
protein, katidak seimbangan dan elaktrolit, ketidak seimbangan kalsium,dan gangguan pencernaan.keberadaan proses infeksius pada pasien yang tidak
melakukan mobilisasi mengalami peningkatan BMR Basal Metabolik Rate diakibatkan karena demam atau penyembuhan luka. Demam dan
penyembuhan luka meningkatkatkan kebutuhan oksigen seluler. Pada ibu yang tidak melakukan mobilisasi juga terjadi penurunan sirkulasi volume
cairan, penggumpalan darah pada ekstermitas bawah, dan penurunan respon otonom. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan penurunan aliran balik vena,
diikuti oleh penurunan curah jantung yang terlihat pada tekanan darah. Seorang ibu juga beresiko terjadi pembentukan trombus, trombus adalah
akumulasi trombosit, fibrin, faktor- faktor pembekuan darah dan elemen sel- sel darah yang menempel pada bagian anterior vena atau arteri, kadang-
kadamg menutup lumen pembuluh darah.
2.1.5 Mobilisasi Dini pada Ibu post partum normal
Persalinan merupakan proses yang sangat melelahkan oleh karena itu ibu tidak dianjurkan langsung turun dari ranjang karena dapat menyebabkan
pingsan akibat sirkulasi yang belum berjalan baik. Karena sehabis melahirkan ibu merasa lelah, dan harus beristirahat. Pergerakan dilakukan dengan miring
kanan atau kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Biasanya pada 2 jam post partum ibu sudah bisa turun dari tempat tidur
dan melakukan aktifitas seperti biasa. Mobilisasi dilakukan secara bertahap mulai dari gerakan miring kekanan dan kekiri, lalu menggerakakan kaki. dan
Cobalah untuk duduk di tepi tempat tidur, setelah itu ibu bisa turun dari
Universitas Sumatera Utara
11
ranjang dan berdiri atau bisa pergi kekamar mandi, sehingga sirkulasi dalam tubuh akan berjalan dengan baik.
2.1.6 Mobilisasi Dini pada Ibu post partum seksio sesarea