Universitas Sumatera Utara
lelah, kelainan jantung, depresi dan gangguan mental emosional yang lain Carruthers, 2006.
Sumber : Guyton et al. 2006
Gambar 2.3. Fisiologi Stres
2.3.6. Reaksi terhadap Stres
Menurut Sarafino 2011, reaksi seseorang terhadap stres yang dihadapinya dipengaruhi dua aspek, yaitu :
1. Aspek Biologis
Walter Canon Sarafino, 2011 memberikan deskripsi mengenai bagaimana reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam. Ia
menyebut reaksi tersebut sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk menghadapi atau menghindari
situasi yang mengancam tersebut. Fight-or-flight response menyebabkan individu dengan cepat dapat
merespon terhadap situasi yang mengancam. Namun arousal stres yang terus menerus tinggi dapat membahayakan kesehatan individu. Seyle
Sarafino, 2011 mempelajari akibat yang diperoleh jika stresor terus
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menerus muncul. Lalu ia mengemukakan istilah General Adaptation Syndrome GAS, yang terdiri dari rangkaian tahapan reaksi fisiologis
terhadap stresor, yakni : a. Alarm Reaction
Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response. Pada tahap ini arousal yang terjadi pada tubuh organisasi berada di bawah
normal yang untuk selanjutnya meningkat di atas normal. Pada akhir tahapan ini, tubuh melindungi organisme terhadap stresor. Tetapi
tubuh tidak dapat mempertahankan intensitas arousal dari alarm reaction dalam waktu yang sangat lama.
b. Stage of Resistance Arousal masih tinggi, tubuh masih terus bertahan untuk melawan
dan beradaptasi dengan stresor. Respoon fisiologis menurun, tetapi masih tetap lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal.
c. Stage of Exhaustion Respon fisiologis masih terus berlangsung. Hal ini dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menguras energi tubuh sehingga terjadi kelelahan pada tubuh. Stresor yang terus terjadi
akan mengakibatkan penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian.
2. Aspek Psikologis
Reaksi psikologis terhadap stres dapat meliputi : a. Kognisi
Stres dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif Sarafino, 2011. Stresor berupa kebisingan dapat
menyebabkan defisit kognitif pada anak-anak Sarafino,2011. b. Emosi
Emosi cenderung terkait dengan stres. Individu sering menggunaka keadaan emosionalnya untuk mengevaluasi stres. Proses penilaian
kognitif dapat mempengaruhi stres dan pengalaman emosional Sarafino, 2011. Reaksi emosional terhadap stres yaitu rasa takut,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
phobia, kecemasan, depresi, perasaan sedih dan rasa marah Lazarus, 1999.
c. Perilaku sosial Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain
Sarafino, 2011. Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif.
2.3.7. Penanggulangan Stres