Universitas Sumatera Utara 2.2.3
Program Dance Movement Therapy
Adapun program DMT ini terdiri dari 12 sesi, yaitu 6 sesi asosiasi bebas dan 6 sesi tari terstruktur. Remaja berpartisipasi 6 kali seminggu satu sesi per hari.
Empat puluh lima menit pertama setiap sesi adalah sesi tari terstruktur berupa pop dance yang dikoreograferi oleh instruktur tari yang profesional. Peneliti, yang
juga fasilitator gerakan tari dan program intervensi, dapat menerima pelatihan dari instruktur tari untuk memfasilitasi sesi tari terstruktur.
Kaban 2003 menyatakan bahwa kebutuhan anak-anak atau remaja yang akan berpartisipasi dalam tarian dan gerakan intervensi program akan terus-
menerus berubah sehingga program intervensi tiap sesi DMT harus fleksibel. Oleh karena itu, walaupun setiap sesi memiliki tema tertentu dan setiap sesi terdiri
dari aspek-aspek tertentu, penelitifasilitator harus fleksibel dan siap untuk menyesuaikan sesi untuk kebutuhan remaja. Untuk meningkatkan partisipasi
kelompok dan eksplorasi tema tertentu, beberapa aspek tertentu dari setiap sesi harus terstruktur dan sebagian lagi lebih fleksibel.
Aspek yang terstruktur dari setiap sesi ditujukan untuk menciptakan rutinitas selama periode dua minggu, yang mana memberikan rasa stabilitas,
kontrol dan konsistensi pada para peserta. Penelitifasilitator memilih untuk mengimplementasikan program intervensi dalam format grup untuk meningkatkan
hubungan interpersonal serta keterampilan sosial peserta dan memberikan kesempatan pada para peserta untuk mendukung satu sama lain. Kaban, 2003.
1. Sesi Asosiasi Bebas
Gerakan kreatif atau sesi asosiasi bebas dan sesi tari terstruktur memiliki sesi pemanasan dan pendinginan. Sesi ini memungkinkan para peserta untuk
meregangkan otot-otot mereka, dengan demikian mencegah cedera, dan memungkinkan mereka untuk rileks dan menenangkan diri sebelum dan sesudah
setiap gerakan kreatif atau tari terstruktur.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sesi pemanasan dan pendinginan ini dilakukan karena penelitian sebelumnya telah membuktikan hal tersebut sangat efektif dalam mendukung program DMT
Carter, 2004; Kaban 2003 ; Jeppe, 2006. Sesi pertama setiap hari ialah ekspresi emosional yang kreatif dan sesi
kedua, gerakan tari terstruktur. Pada sesi pertama setiap harinya, sesi pemanasan dan pendinginan masing-masing dilakukan selama 7 menit yang terdiri dari
peregangan dan latihan untuk meningkatkan relaksasi serta pernafasan peserta . Relaksasi tidak hanya menyebabkan pengurangan tingkat stres tetapi juga
mempengaruhi respon endokrin seseorang sehingga sistem saraf otonomnya lebih stabil. Choi et al., 2008.
Pada sesi kedua, sesi pemanasan dilakukan selama sepuluh menit dan pendinginan lima menit lama. Bagian ini termasuk peregangan dan latihan
pernapasan. Tabel 2.1 : Sesi Free Association Dance and Movement Merwe, 2010
Sesi Tema
Aktivitas
1 Attachment
Introduction Mirroring exercise
2 Relationships
Mirroring exercise 3
Feelings Exploration of emotion
Jumping exercise 4
Control and Helplessness Personal space activity
Body control activity Improvisation exercise
5 Grief, loss and rejection
Exploration of negative emotion 6
Fears, hopes and dreams Exploration of positive emotion
Urutan di mana tema-tema ini disajikan, dipilih berdasarkan yang tebaik untuk proses terapi Egan, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tema dalam dua sesi awal, attachment and relationships, ditujukan untuk membangun hubungan dan rasa nyaman dalam kelompok. Dua sesi ini berfokus
pada pembangunan hubungan, kepercayaan dan rapor.Gibson et al. 2002. Tema pada sesi ketiga adalah feeling. Ini adalah tema yang relatif luas di
mana emosi positif dan negatif dieksplorasi. Hal ini memungkinkan para peserta lebih banyak waktu untuk merasa nyaman ketika membahas tema ini. Gibson et
al. 2002 Sesi keempat dan kelima adalah dua tema secara emosional paling sulit,
control and helplessness, dieksplorasi. Sesi terakhir memiliki tema lebih positif yaitu, fears, hopes and dreams. Gibson et al. 2002
Latihan khusus yang terkait dengan setiap tema sekarang akan dibahas:
Sesi pertama, dengan tema attachment, adalah sesi pendahuluan dan selama sesi ini dihabiskan peserta dan penelitifasilitator untuk mengenal satu
sama lain. Selama sesi ini, penelitifasilitator menjelaskan prosedur yang akan dijalani para peserta dan memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
Latihan mirroring dilakukan pada tema awal ini. Mirroring adalah tari konstruktif dengan gerakan yang mengikuti gerakan kelompok lain Kaban,
2003. Mirroring meningkatkan pengembangan attachment dan pembangunan kepercayaan Kaban, 2003.
Sumber : Static news 2010
Gambar 2.2. Gerakan Mirroring
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pada awal pelaksanaan, penelitifasilitator melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu dan mendorong seluruh kelompok untuk mengikutinya. Lalu
kelompok dibagi menjadi pasangan dan melakukan mirroring bergiliran untuk melaksanakan gerakan. Selama latihan ini, peserta didorong untuk tidak berbicara
agar fokus pada gerakan pasangannya. Untuk memotivasi remaja untuk terus bergerak, penelitifasilitator terus mengubah musik, irama dan gerakannya
sehingga para peserta mengikutinya. Kaban, 2003. Tema sesi kedua ialah relationship, latihan mirroring ini sekali lagi
dilakukan. Peserta saling berpasangan di mana salah satu peserta diminta untuk bergerak dan peserta pasangannya mengikuti pergerakan tersebut sambil diiringi
musik. Pada saat musik berhenti secara acak, peserta harus berhenti dan bertukar posisi. Pada saat musik mulai lagi, peserta melakukan mirroring kembali. Payne,
2006. Tema sesi berikutnya adalah feeling. Pertama, seorang peserta
mengambil kertas yang berisi tulisan emosi yang berbeda dari topi secara acak dan peserta tersebut menggambarkan emosi yang tertulis ke grupnya
menggunakan gerakan dan tari. Teman sekelompoknya harus menebak emosi apa yang digambarkan. Setelah sesi ini selesai, peserta ditanya mengenai emosi apa
yang mereka sulit gambarkan pada teman sekelompoknya. Payne, 2006 Pada sesi keempat dengan tema, control and helplessness. Para peserta
harus mengulurkan tangan dan kakinya dan bergerak di sekitar kamar khayalannya, menjelajahi ruang pribadi mereka dan ruang pribadi orang lain
Kaban, 2003. Tema sesi akhir yang akan dieksplorasi adalah hopes and dreams. Peserta
diminta mengeksplorasi apa yang membuat mereka merasa takut, mendengarkan musik yang dapat menyebabkan seseorang merasa takut, dan bergerak secara
bebas sesuai musik. Mereka diberitahu bahwa mereka bisa menggambarkan suatu peristiwa dan bergerak sesuai emosi mereka.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pada akhir sesi mereka diizinkan untuk menggunakan musik, menyanyi, berbicara untuk menggambarkan harapan mereka. Kaban, 2003
2. Sesi Gerakan terstuktur